Aira kini pulang dengan gelisah, karena ia teringat dengan ucapan Erina yang mengira dirinya hamil, dan Aira memang baru teringat bahwa ia sudah telat datang tamu bulanan.
"Apa aku beli Test Pack ya, buat mastiin ucapan nya Bu Erina, aku juga emang ngerasa ada yang aneh akhir-akhir ini sama diri aku. Yaudah deh, aku coba pastiin dulu buat menghilangkan kegelisahan aku. Mudah-mudahan aja itu tidak benar," ucap Aira yang kini sedang menunggu ojek online yang di pesan nya, di depan Hotel.
Tak berselang lama, kini ojek online yang di pesan Aira telah datang, lalu gadis itu pun langsung menumpangi nya.
"Pak, kita ke Apotik dulu ya," pinta Aira, lalu tukang ojek itu pun mengendarai sepeda motor nya menuju ke Apotik terdekat.
Kini Aira langsung turun dari sepeda motor, ketika ia telah tiba di Apotik yang di tuju nya. Aira terlihat langsung membeli dua Test Pack untuk nanti di pakai nya.
Setelah membeli Test Pack, kini Aira kembali menumpangi motor dan tukang ojek itu pun kembali melajukan motor nya, untuk mengantar Aira menuju ke Kosan.
Tak membutuhkan waktu lama, kini Aira telah tiba di kosan nya.
"Makasih ya Pak," ucap Aira ketika ia telah turun dan telah memberikan ongkos nya.
Aira memasuki Kosan, dan ia tiba-tiba menjadi panas-dingin, ketika akan mencoba menggunakan Test Pack yang telah di beli nya itu.
"Bismillah, semoga tidak terjadi apa-apa," ucap Aira yang kini berjalan menuju kamar mandi, untuk segera memastikan hal yang telah menjadi kegelisahan nya.
Setelah menggunakan alat test kehamilan itu sebagai mana mestinya. Kini mata Aira menyorot tajam ke benda pipih kecil yang sedang di pegang nya itu, lalu ia mencoba mengerjap-ngerjap kan mata, seakan tak percaya dengan apa yg di lihat nya. Ya benar, hasil nya garis dua, atau di nyatakan Postitif hamil.
Tubuh Aira luruh ke lantai, lalu ia menangis di sana.
Hikss... Hikss...
"Gak mungkin,gak mungkin aku hamil," lirih Aira dengan air mata yang sudah membasahi pipi nya.
"Aku benci, aku benci."
Aira semakin terisak, hingga akhirnya ia pingsan di sana.
Kini waktu sudah sore dan Sarah telah berada di Kosan nya.
Saat akan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya yang sudah berkeringat, Sarah terkejut melihat Aira tak sadarkan diri, dengan bersender di tembok kamar mandi.
"Ra, Ra, bangun," ucap panik Sarah mencoba membangunkan Aira.
"Ini Test Pack, siapa yang hamil," ucap Sarah dengan bertanya-tanya, ketika ia melihat ada Test Pack yang bergaris dua di dekat tubuh Aira.
Sarah keluar dari kamar mandi, lalu ia kembali dengan membawa minyak angin.
Sarah mendekatkan minyak angin itu di dekat hidung Aira, dan tak berselang lama kini Aira siuman.
Setelah sadar, Aira langsung menghamburkan pelukan ke tubuh Sarah, dan ia juga menangis sembari memeluk tubuh sahabat nya itu.
"Ra, kamu kenapa?" tanya Sarah dengan khawatir.
"Rah, aku hamil," lirih Aira sembari terisak.
"Kamu hamil sama siapa, Ra?" tanya Sarah yang kini melerai pelukan nya, dan menatap penuh tanya kepada sahabat nya.
"Aku hamil sama Pak Daren, Ra," terang Aira yang membuat Sarah terkejut, hingga mata nya terlihat membulat, dan mulut nya sedikit terbuka saking terkejut nya.
"Ayo bangun, kamu ceritain di sana," ajak Sarah yang membawa Aira keluar dari kamar mandi.
Aira dan Sarah kini telah berada di ranjang, dan Aira sudah mulai reda dari tangis nya.
"Kamu ceritain, Ra. Bgaimana bisa, kamu hamil anak Pak Daren?" tanya Sarah.
"Jadi gini Rah(...)" Aira menjelaskan semua nya dari awal, ketika awal mula ia bisa melakukan seperti itu bersama Daren.
Sarah ikut merasakan hancur, ketika mendengar cerita dari sahabat nya, dan ia pun langsung memeluk Aira untuk menguatkan nya.
"Ra, maafin aku," ucap Sarah yang kini telah meneteskan air mata nya, sembari memeluk Aira.
"Kenapa kamu harus minta maaf, Rah?" tanya Aira.
"Maaf, karena aku gak bisa jaga kamu. Padahal ibu kamu udah percayain kamu di sini sama aku," ujar Sarah.
"Tapi ini sama sekali bukan salah kamu, ini kelalaian aku, dan ini juga udah takdir aku, Rah," ucap Aira.
"Kenapa selama ini kamu gak cerita sama aku, Ra?" tanya Sarah yang kini melerai pelukan nya.
"Karena aku gak berani buat cerita itu, walaupun ke kamu. Aku malu Rah, aku juga udah janji sama Pak Daren, kalau aku akan menjaga rahasia ini," jelas Aira.
"Tapi sekarang kamu hamil, Ra. Kamu harus meminta pertanggung jawaban nya."
"Enggak, Ra. Aku gak akan nuntut apa-apa dari dia. Dan satu lagi, kamu jangan kasih tau Ibu ya. Aku takut Ibu marah. Ibu pasti malu punya anak kayak aku," ucap Aira dengan wajah sendu nya.
"Iya, aku gak bakalan ngasih tau Ibu kamu kok," terang Sarah.
"Pantesan aja tadi pagi kamu mual-mual, ternyata kamu mau punya bayi," sambung lagi Sarah dengan tersenyum getir, karena ia merasa kasihan dengan nasib sahabat nya. Dan ia juga salut kepada sahabat nya itu, yang menerima bayi nya dan berniat mempertahankan kehamilan nya. Karena banyak orang di luar sana yang berpikiran untuk membuang janin nya, ketika mereka hamil di luar nikah.
Tok... Tok... Tok...
Di luar terdengar ada seseorang yang mengetuk pintu Kosan mereka, lalu Sarah pun bergegas untuk segera membuka nya.
"Pak Miko," ucap Sarah ketika ia telah membuka pintu Kosan.
"Jangan panggil saya Pak, kita kan masih seumuran. Jadi berasa tua saya, kalau di panggil seperti itu," ujar Miko.
"Iya, Maaf," balas Sarah sembari tersenyum kikuk.
"Aira nya ada?" tanya Miko kemudian.
"Ada Pak, tapi bentar saya panggil dulu," ucap Sarah yang langsung meninggalkan Miko untuk memberitahukan Aira.
"Ra, di depan ada Miko," ucap Sarah ketika ia telah menghampiri Aira.
Ketika mendengar itu, Aira langsung mengusap sisa-sisa air mata yang membasahi pipi nya, lalu ia turun dari ranjang.
"Aku ke depan dulu ya," ucap Aira kepada Sarah.
"Miko," panggil Aira kepada lelaki yang 1 bulan terakhir ini sudah sangat dekat dengan nya.
"Hai," ucap Miko kepada gadis yang menjadi pujaan hati nya.
"Kamu kenapa, kok kayak habis nangis?" lanjut Miko.
"Iya, aku tadi abis telepon sama Ibu, terus aku kangen, jadinya nangis deh," jelas Aira dengan berbohong.
"Hm, jangan nangis dong. Aku gak suka liat mata indah kamu netesin mata," ucap Miko sembari menangkup pipi Aira. Dan Aira hanya tersenyum kepada lelaki itu.
"Ikut aku, yuk" lanjut Miko.
"Kemana?" tanya Aira.
"Udah, yuk ikut aja, bentar kok," ucap Niko yang langsung menggenggam tangan Aira, lalu Aira pun berjalan mengikuti langkah Miko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments