Sepasang Kekasih

Seminggu sudah Sisi dan Dewa menjadi sepasang suami istri. Namun mereka berdua tidaklah satu kamar. Dewangga berada di kamar utama lantai dua, sementara Sisi ada di kamar tamu lantai bawah. Dan selepas makan malam beberapa waktu lalu, Dewa tidak menegur Sisi sama sekali.

"Sisi, berikan coklat panas ini pada Dewa." Pinta bibi Rumi, asisten rumah tangga mereka yang dulunya adalah pengasuh Dewa sejak Dewa dilahirkan.

"Mas Dewa tidak akan mau menerima pemberian saya Bibi."

"Kalau terus diam, kapan kalian akan menjadi suami istri sungguhan. Cobalah memperbaiki keadaan, terima nampan ini dan berikan pada Dewa. Dia ada di kamarnya."

'Mungkin ini kesempatan bagiku untuk berbuat baik kepadanya.' Akhirnya Sisi menerima nampan itu dan membawanya ke lantai dua.

Langkah kaki Sisi terhenti di depan pintu kamar Dewa yang terbuka. Ia bisa melihat saat ini Dewa tengah sibuk di depan layar laptopnya yang menyala. Mungkin karena besok dia sudah mulai masuk kerja sehingga dia memeriksa beberapa pekerjaan untuk ia gunakan sebagai persiapan masuk kerja.

"Saya bawakan coklat hangat untuk Anda."

"Lain kali kau tidak perlu membawakannya untukku. Aku muak melihatmu." Jawab Dewa tanpa melihat ke arah Sisi sedikitpun.

Sisi menghela napasnya. Ia letakkan segelas susu coklat itu di atas meja, dekat dengan laptop Dewa.

"Mas Dewa, besok saya izin pulang sebentar ya. Ada beberapa barang yang tertinggal di rumah."

Dewa tak menjawab, hingga Sisi hampir keluar ia kembali bersuara.

"Tidak perlu izin, tidak perlu mengatakan apapun padaku. Lakukan saja apa yang kau mau, dan aku akan melakukan apapun yang aku mau."

Sisi hanya mengangguk, kemudian kembali ke dapur.

"Apa Dewa mau menerimanya." Tanya bi Rumi yang menyambut Sisi dari lantai bawah.

Sisi tersenyum dan mengiyakan, tanpa ia bicara akan sikap Dewa terhadap dirinya.

"Syukurlah. Semoga kalian semakin akrab setelah ini."

'Mudah-mudahan.'

**

Keesokan paginya, dengan naik taksi Sisi pulang ke rumah. Kebetulan ayahnya, Rudi Nugraha sedang bekerja, satu kantor dengan Dewa.

Dulu Rudi adalah tangan kanan kakeknya Dewa, dan sekarang ia berganti posisi menjadi manajer keuangan setelah kakek Dewa meninggal. Juga merupakan penasehat bagi Mahendra yang saat ini menduduki kursi pemilik utama perusahaan Maha Endra.

Sisi tersenyum melihat keadaan rumahnya yang lumayan berantakan. Maklumlah, hanya ayahnya yang tinggal. Ibunya sudah meninggal beberapa tahun lalu karena sakit kanker rahim. Dan ayahnya tidak menikah lagi.

Segera Sisi mengambil sapu dan menyapu lantai, juga membersihkan dapur.

Dilihatnya dalam kulkas tidak ada bahan makanan apapun, kecuali telur dan mie instan. Ayahnya memang tidak terlalu pandai memasak. Selama ini dialah yang memegang seisi dapur untuk mengisi perut.

"Ayah, maafkan aku." Katanya.

Selesai ia meringkas pakaian dan memasukkannya ke dalam tas, Sisi berbelanja di supermarket terdekat.

Beberapa bahan makanan ia ambil, lalu kemudian keperluan kamar mandi dan apa saja yang dibutuhkan di rumah.

Saat ia mengantri di kasir, ada seorang gadis yang kebingungan mencari sesuatu di dalam tasnya.

"Sebenarnya aku menaruhnya dimana? Perasaan tadi aku bawa!" ucapnya sembari terus mengaduk seisi tas.

"Apa ada yang bisa saya bantu?" Sisi menawarkan bantuan pada wanita itu.

"Ah, aku mencari dompetku yang berisi kartu kredit dan lainnya. Tapi sepertinya tidak ada. Aku juga harus segera membayar belanjaanku. Aku buru-buru."

"Akan saya bayar agar Anda tidak terlambat."

"Aku tidak mau merepotkan. Tidak apa, aku tidak jadi belanja." Wanita itu meletakkan belanjaannya dan hendak pergi.

"Tidak merepotkan. Mbak, tolong belanjaan ini jadikan satu saja dengan belanjaan saya."

"Kau sepertinya masih sangat muda. Tapi baik sekali. Terima kasih kau sudah menolongku."

"Sama-sama."

"Aku buru-buru, ada urusan yang harus aku kerjakan, aku pergi dulu ya, aku harap kita bisa bertemu suatu saat nanti agar aku bisa membalas budi baikmu." Wanita itu bergegas melambai pada Sisi dan meninggalkan supermarket.

Sebentar lagi Rudi akan pulang kerja, begitupun Dewa. Jadi Sisi menelpon ayahnya dan mengatakan kalau dia sudah menyiapkan makan malam.

Lalu ia buru-buru pulang menyiapkan makanan untuk suaminya.

"Kau sudah kembali?"

"Sudah Bibi, saya hanya mengambil beberapa baju saja. Apa mas Dewa sudah kembali?"

"Belum. Mungkin sebentar lagi."

"Baiklah, saya akan menyiapkan makan malam untuk mas Dewa."

"Istirahat saja dulu, biar bibi yang menyiapkan."

"Tidak, biar saya saja."

Sisi memakai apron di tubuhnya, lalu mengambil daging ayam yang tadi ia beli.

Ia memotongnya menjadi beberapa bagian, lalu membuatkan bumbu marinasi dan melumurkannya pada potongan ayam tersebut. Ia simpan di dalam lemari es, jika Dewa kembali ia akan menggoreng nya nanti.

Sekarang, ia akan memasak sayur berkuah tanpa penyedap dan MSG tentunya.

"Kau rajin sekali," puji bibi Rumi yang membantu Sisi menyiapkan makanan.

"Tidak, hanya kewajiban saja yang memang harus saya lakukan."

"Aku tidak percaya kau baru lulus SMA."

Sisi tertawa. "Memangnya kenapa Bibi, apa saya terlihat sangat tua?"

"Bukan itu, tapi sikapmu yang sangat bertanggungjawab pada tugas itulah yang membuatmu dewasa, Nak."

"Jangan banyak memuji Bibi, saya masih harus banyak belajar."

Makan malam telah selesai. Sudah ada beberapa menu yang terhidang di atas meja. Harusnya Dewa sudah kembali, tapi sampai sekarang dia belum juga datang.

Sisi berpikir mungkin Dewa ada pekerjaan lain yang belum selesai. Maka Sisi memilih membersihkan diri lebih dulu di kamar mandi. Badannya sudah sangat lengket.

Selesai mandi, sembari bersenandung, ia merias sedikit wajahnya dengan bedak dan juga lipstik untuk memerahkan bibir. Meski sebenarnya ia tak nyaman dengan keadaannya di rumah ini. Tapi untuk apa diratapi. Ia hanya perlu menghadapinya saja.

Jam dinding sudah menunjuk angka 9 malam, tapi Dewa belum juga pulang. Sisi duduk menunggu di ruang makan, menanti suaminya kembali.

"Anda dimana?"

**

Di sebuah taman, yang indah dengan bunga-bunga bermekaran mengelilingi taman, seorang pria dan wanita berdiri berhadapan, saling memandang penuh intens.

Yang laki-laki sangat tampan dengan tubuhnya yang menjulang tinggi, dan wanitanya juga tinggi, berambut panjang dan berpakaian modis. Sangat cocok jika dilihat-lihat.

Mereka tak lain adalah Dewa, dan kekasihnya, Zaskia.

Terpopuler

Comments

🌼⃝⭕Tunik

🌼⃝⭕Tunik

salam kenal Zaskia

2023-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!