BAB. 5 Gara-gara Ken

"Tetap disana!"

Perintah Reyhan itu tidak bisa dibantah. Brian yang sudah bangkit kembali duduk di sebelah Shavana.

"Ini silahkan dipakai cincin pernikahannya."

Penghulu menyodorkan kotak perhiasan berukuran kecil dengan isi sepasang cincin kawin yang baru saja Larissa belikan. Semuanya serba mendadak, beruntungnya Larissa memiliki butik sendiri sehingga untuk gaun pengantin Shavana ia ambil dari butiknya. Tubuh Shavana yang ideal membuat Larissa tidak kesulitan memilihkan baju untuk menantunya.

Dengan terpaksa Brian mengambil cincin itu kemudian memasangkan ke jari manis Shavana begitupun dengan Shavana yang memasangkan cincin pernikahan ke jari manis Brian. Larissa benar-benar pandai mencarikan cincin pernikahan untuk mereka, selain modelnya yang indah cincin itu pas di jari manis Brian dan Shavana.

"Mempelai wanita silakan cium tangan suaminya dan mempelai pria silahkan mencium kening istrinya." Penghulu di sana kembali mengarahkan.

Dengan ragu-ragu Shavana meraih tangan Brian lalu mencium dengan takzim. Sementara Brian meraih wajah Shavana lalu mengecup keningnya.

Untuk pertama kalinya Brian menatap lekat wajah Shavana. Gadis itu terlihat cantik dengan make up tipis meski terkesan seadanya. Ia jadi terpikirkan apa memang sebetulnya Shavana itu cantik.

"Jangan ditatap kayak gitu nanti cinta loh," celetuk Shavana membuat Brian tersadar lalu mendorongnya.

"Ck! Nggak usah kepedean. Lu itu bukan selera gue," ucap Brian ketus.

Shavana mencebikkan bibirnya. Brian ini benar-benar menyebalkan. Dalam hati Shavana berdoa semoga suatu saat nanti pria itu akan menjilat ludahnya sendiri.

"Mempelai pria silahkan ini dibaca."

Penghulu menyodorkan selembar kertas berisi tulisan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang suami.

Dengan tangan kiri memegang mikrofon dan tangan kanan memegang selembar kertas tersebut, Brian membacakan tugas dan tanggung jawab seorang suami pada istrinya.

Poin demi poin ia baca membuatnya cukup mengerti apa yang harus ia lakukan sebagai seorang suami pada istrinya. Namun ada beberapa poin yang bagi Brian berat untuk ia lakukan karena pernikahannya dengan Shavana terjadi karena terpaksa.

*

*

"Gue nggak nyangka kalau lu malah nikah sama keponakan bokap lu," ucap Ken.

Saat ini Ken sedang duduk di salah satu meja tamu bersama Alex setelah menyaksikan Brian menikah. Sementara Brian yang sudah selesai dengan pernikahannya segera menghampiri kedua sahabatnya itu.

"Ini gara-gara lu tadi malam datang bawa minuman," ucap Brian kesal. Ia menyandarkan tubuhnya dikursi namun matanya menatap Ken penuh permusuhan.

"Loh kok salah gue? Gue sama Alex kan datang cuma mau ngerayain lu yang mau married."

"Ya ini gara-gara minuman lu itu gue jadi mabok dan salah masuk kamar."

"Gue semalam udah ngingetin, kalo lu minumnya dikit aja kan nggak bakal mabok, tapi lu sendiri yang terus minta gue nuangin minuman ke gelas lu," ucap Alex ikut menimpali.

"Ya, tapi kalau si Ken nggak bawa minuman gue nggak bakal ikutan minum dan berujung gue mabok terus salah masuk kamar."

"Oke sorry gue salah. Gue nggak tahu kalau bakal jadi kayak gini. Tadi malam juga gue udah nawarin diri buat nganter lu sampe kamar tapi lu yang nggak mau," kata Ken dan terdengar helaan nafas keluar dari mulut Brian.

"BTW, lu salah masuk kamar sampe dinikahin gitu berarti lu udah ngapa-ngapain dia?" tanya Alex penasaran.

"Nggak tahu gue nggak inget." Brian memalingkan wajahnya.

"Ya elah, pakai nanya segala lu Lex. Jelas lah si Brian udah ngapa-ngapain kalo dia nggak ngapa-ngapain pasti nggak bakalan dinikahin kayak gini," sahut Ken.

"Aduuhh!"

Brian yang sudah kesal pada Ken menendang kaki pria itu yang ada dibawah meja.

"Sekali lagi lu ngomong Ken, gue nggak segan-segan ngerobek mulut lu!" ancamnya.

"Widiihh, sadis amat. Kasian tuh kaki si Ken lu tendang Ian," ucap Alex pada Brian namun tidak diheraninya.

Brian masih kesal pada teman laknatnya itu gara-gara Ken ia jadi gagal nikah dengan Vera padahal pernikahan itu sudah ia rencanakan sejak 1 tahun terakhir.

"Lu nikah sama keponakan bokap lu, terus si Vera gimana?" tanya Alex setelah cukup lama mereka terdiam.

"Dia marah sama gue, bahkan nggak mau natap gue lagi. Dia juga nggak mau ngasih gue kesempatan. Argghh! Gue bener-bener pusing."

Brian memukul-mukul kan kepalanya di meja. Beruntungnya hari sudah sore dan tamu undangan sudah banyak yang pulang sehingga tidak banyak yang melihat Brian sefrustasi itu.

"Gue turut prihatin sama lu Ian." Alex menepuk punggung Brian. Persahabatan yang sudah terjalin puluhan tahun membuat mereka bisa merasakan apa yang dirasakan sahabatnya.

"Tapi istri lu nggak kalah cantik sama si_" ucapan Ken terpotong karena Brian lebih dulu bicara.

"Diem lu! Gue robek beneran mulut lu!"

Seketika Ken kembali mengatupkan bibirnya tak lagi berani bicara. Sahabatnya itu kalau sedang mode marah sangat mengerikan.

*

*

"Shava panggil Brian suruh ke sini kita foto bersama dulu," titah Larissa pada Shavana yang sejak tadi duduk diam memperhatikan Brian yang sedang mengobrol dengan kedua temannya.

"Tapi Bukde aku_"

"Nggak apa-apa panggil aja," ucap Larissa memotong ucapan Shavana seolah ia tahu apa yang ada di pikiran gadis itu.

"Iya Bukde," ucap Shavana patuh kemudian menghampiri Brian.

Kedua sahabat Brian lebih dulu melihat Shavana yang sedang berjalan ke arah mereka. Keduanya menatap penuh kekaguman pada istri sahabatnya itu.

Meski Shavana berasal dari kampung namun ia memiliki wajah cantik, kulit putih dan tinggi semampai.

"Hai." Ken melambaikan tangannya pada Shavana yang sudah berada di dekatnya membuat gadis itu tersenyum canggung.

"Kenalin gue Ken." Pria itu mengulurkan tangannya ke hadapan Shavana.

Awalnya Shavana tidak ingin membalas uluran tangan Ken tapi ia merasa tidak enak hati bila tidak membalasnya.

"Shava." Pada akhirnya ia pun membalasnya.

"Kenalin gue Alex." Alex tak mau kalah dengan Ken ia juga mengulurkan tangannya pada Shavana namun belum sempat Shavana membalasnya, Brian lebih dulu bersuara.

"Ganjen!"

Sontak saja Shavana mendelikan mata menatap Brian yang sedang memalingkan wajah. Ia mengurungkan niatnya menjabat tangan Alex.

"Siapa yang Mas Brian katain ganjen?" tanya Shavana.

"Lu lah emang siapa lagi."

"Bisa nggak, Mas Brian kalau ngomong itu mulutnya dijaga sedikit?" tanya Shavana.

"Nggak bisa! Gue kalau sama lu bawaannya pengen maki-maki mulu," sahutnya.

Shavana menarik nafasnya kemudian ia hembuskan. Kalau saja tidak ingat bila Brian anak pakdenya, ia pasti sudah meremas mulut pria dihadapannya itu.

"Mas Brian tadi dipanggil bukde katanya disuruh foto," ucap Shavana setelah rasa kesalnya sedikit mereda.

"Manggilnya tadi kan? Berarti sekarang nggak," sahutnya.

"Sekarang maksudnya, Mas. Ayok." Shavana sudah hendak menggandeng tangan Brian namun pria itu menangkisnya.

"Nggak usah gandeng-gandeng gue nggak mau dipegang cewek kampung kayak lu." Brian bangkit dari duduknya, berjalan lebih dulu meninggalkan Shavana yang misuh-misuh sendiri.

"Buruan siput!"

"Iya iya!"

Bersambung...

Terpopuler

Comments

🌺awan's wife🌺

🌺awan's wife🌺

tak sumpahin kamu cinta mati bucin akut sama sava ya Brian,,,trus sava nya biasa aja ma kamu,,,,

2023-11-04

0

As Lamiah

As Lamiah

melasmen to sava

2023-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Tinggal di Rumah Pakde
2 BAB. 2 Mencari Brian
3 BAB. 3 Frustasi
4 BAB. 4 Keputusan
5 BAB. 5 Gara-gara Ken
6 BAB. 6 Apa Harus Menerima?
7 BAB. 7 Jangan Jadi Pria Badjingan
8 BAB. 8 Permohonan
9 BAB. 9 Kacau
10 BAB. 10 Tak Ingin Kehilangan
11 BAB. 11 Sendiri
12 BAB. 12 Kemungkinan
13 BAB. 13 Harus Menerima
14 BAB. 14 Ketahuan
15 BAB. 15 Seklebet Bayangan
16 BAB. 16 Rumor
17 BAB. 17 Belum Bisa Menerima
18 BAB. 18 Benarkah Kamu Berbeda?
19 BAB. 19 Kedatangan Derrick
20 BAB. 20 Banyak Masalah
21 BAB. 21 Tak Menyangka
22 BAB. 22 Nggak Usah Sok Perduli
23 BAB. 23 Permintaan Bukde
24 BAB. 24 Dipantau
25 BAB. 25 Aku Merindukanmu
26 BAB. 26 Tak Mampu Menjawab
27 BAB. 27 Butuh Tenaga
28 BAB. 28 Dijodohkan
29 BAB. 29 Dilema
30 BAB. 30 Keputusan Vera
31 BAB. 31 Mabuk
32 BAB. 32 Itu yang Terjadi
33 BAB. 33 Tidak Ingin Memberi Tahukan
34 BAB. 34 Ngidam
35 BAB. 35 Gara-gara Martabak
36 BAB. 36 Jadi Sebal Sendiri
37 BAB. 37 Nggak Sengaja!
38 BAB. 38 Sudah Berbaikan
39 BAB. 39 Butuh Dukungan
40 BAB. 40 Hanya Masa Lalu
41 BAB. 41 Shavana Turun!
42 BAB. 42 Manjat Pohon
43 BAB. 43 Aku Yakin Kamu Mengerti Itu
44 BAB. 44 Bertemu Mantan Kekasih Suami
45 BAB. 45 Tidak Menutup Kemungkinan
46 BAB. 46 Iya Sayang, Iya
47 BAB. 47 Bertemu Ken
48 BAB. 48 Apa ini Jatuh Cinta?
49 BAB. 49 Menggoda Shavana
50 BAB. 50 Maaf
51 BAB. 51 Berbicara dengan Derrick
52 BAB. 52 Perawatan
53 BAB. 53 Dua Orang yang Tersakiti
54 BAB. 54 Andai ini Sungguhan
55 BAB. 55 Tetaplah di Sisiku
56 BAB. 56 Penjelasan Brian
57 BAB. 57 Ingin Memperbaiki
58 BAB. 58 Sudah Mengikhlaskan
59 BAB. 59 Dua Saudara yang Saling Menyayangi
60 BAB. 60 Berjuanglah
61 BAB. 61 Tak Bisa Menolak
62 BAB. 62 Antusias
63 BAB. 63 Belum Memberi Tahu
64 BAB.64 Bermain
65 BAB. 65 Rekaman CCTV
66 BAB. 66 Menerima Penjelasan
67 BAB. 67 Menghadapi Kenyataan
68 BAB. 68 Saran Daddy Reyhan
69 BAB. 69 Serba Salah
70 BAB. 70 Mengakui
71 BAB. 71 Hanya karena Satu Wanita
72 BAB. 72 Berangkat ke Jepang
73 BAB. 73 Ingin Meminta Hak
74 BAB. 74 Sama-sama Menikmati
75 BAB. 75 Akan Menjalani Lebih Dulu
76 BAB. 76 Berdamai
77 BAB. 77 TAMAT
78 Bukan Sekedar Sugar Daddy
79 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 79 Episodes

1
BAB. 1 Tinggal di Rumah Pakde
2
BAB. 2 Mencari Brian
3
BAB. 3 Frustasi
4
BAB. 4 Keputusan
5
BAB. 5 Gara-gara Ken
6
BAB. 6 Apa Harus Menerima?
7
BAB. 7 Jangan Jadi Pria Badjingan
8
BAB. 8 Permohonan
9
BAB. 9 Kacau
10
BAB. 10 Tak Ingin Kehilangan
11
BAB. 11 Sendiri
12
BAB. 12 Kemungkinan
13
BAB. 13 Harus Menerima
14
BAB. 14 Ketahuan
15
BAB. 15 Seklebet Bayangan
16
BAB. 16 Rumor
17
BAB. 17 Belum Bisa Menerima
18
BAB. 18 Benarkah Kamu Berbeda?
19
BAB. 19 Kedatangan Derrick
20
BAB. 20 Banyak Masalah
21
BAB. 21 Tak Menyangka
22
BAB. 22 Nggak Usah Sok Perduli
23
BAB. 23 Permintaan Bukde
24
BAB. 24 Dipantau
25
BAB. 25 Aku Merindukanmu
26
BAB. 26 Tak Mampu Menjawab
27
BAB. 27 Butuh Tenaga
28
BAB. 28 Dijodohkan
29
BAB. 29 Dilema
30
BAB. 30 Keputusan Vera
31
BAB. 31 Mabuk
32
BAB. 32 Itu yang Terjadi
33
BAB. 33 Tidak Ingin Memberi Tahukan
34
BAB. 34 Ngidam
35
BAB. 35 Gara-gara Martabak
36
BAB. 36 Jadi Sebal Sendiri
37
BAB. 37 Nggak Sengaja!
38
BAB. 38 Sudah Berbaikan
39
BAB. 39 Butuh Dukungan
40
BAB. 40 Hanya Masa Lalu
41
BAB. 41 Shavana Turun!
42
BAB. 42 Manjat Pohon
43
BAB. 43 Aku Yakin Kamu Mengerti Itu
44
BAB. 44 Bertemu Mantan Kekasih Suami
45
BAB. 45 Tidak Menutup Kemungkinan
46
BAB. 46 Iya Sayang, Iya
47
BAB. 47 Bertemu Ken
48
BAB. 48 Apa ini Jatuh Cinta?
49
BAB. 49 Menggoda Shavana
50
BAB. 50 Maaf
51
BAB. 51 Berbicara dengan Derrick
52
BAB. 52 Perawatan
53
BAB. 53 Dua Orang yang Tersakiti
54
BAB. 54 Andai ini Sungguhan
55
BAB. 55 Tetaplah di Sisiku
56
BAB. 56 Penjelasan Brian
57
BAB. 57 Ingin Memperbaiki
58
BAB. 58 Sudah Mengikhlaskan
59
BAB. 59 Dua Saudara yang Saling Menyayangi
60
BAB. 60 Berjuanglah
61
BAB. 61 Tak Bisa Menolak
62
BAB. 62 Antusias
63
BAB. 63 Belum Memberi Tahu
64
BAB.64 Bermain
65
BAB. 65 Rekaman CCTV
66
BAB. 66 Menerima Penjelasan
67
BAB. 67 Menghadapi Kenyataan
68
BAB. 68 Saran Daddy Reyhan
69
BAB. 69 Serba Salah
70
BAB. 70 Mengakui
71
BAB. 71 Hanya karena Satu Wanita
72
BAB. 72 Berangkat ke Jepang
73
BAB. 73 Ingin Meminta Hak
74
BAB. 74 Sama-sama Menikmati
75
BAB. 75 Akan Menjalani Lebih Dulu
76
BAB. 76 Berdamai
77
BAB. 77 TAMAT
78
Bukan Sekedar Sugar Daddy
79
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!