Hari itu juga Sekar diboyong ke rumah keluarga Suseno. Ia sangat kaget, ia pikir barang 2 atau 3 hari lagi baru akan pergi meninggalkan rumah. Tidak tahunya hari itu juga selepas acara pesta selesai Sekar harus segera meninggalkan rumahnya. Terlebih dia melihat sebuah koper besar sudah disiapkan oleh Ida--sang mama.
" Ya Allah, apa ini adalah wujud dari sebuah pengusiran secara terang-terangan?" gumam Sekar pelan yang masih terdengar oleh kedua orang tuanya.
Daru dan Ida seketika menepuk pelan kedua lengan Sekar. Gadis itu memang kadang suka sembarangan dalam berucap dan yang pasti tidak pandang bulu. Lihatlah, di sana ada suami juga kedua mertuanya dan Sekar dengan santainya mengucapkan hal tersebut.
( sampai di sini paham ye, koplaknya Andra nurun dari siapa dan dinginnya Radi & Dika nurun dari siapa. Astaga Othor kenapa bisa ngakak kalau inget.)
" Maaf ya Mas Seno, Mbak As, Sekar memang suka kelewatan dan sesukanya sendiri. Semoga setelah menikah bisa pelan-pelan berubah," ucap Ida kepada kedua besannya sedikit tidak enak dengan kelakuan putrinya itu.
" Tidak masalah Mbak Ida, sepertinya rumah akan ramai kalau ada nak Sekar. Soalnya putraku ini sungguh seperti nasi kering alias kaku," jawab Asriati santai.
Tibalah mereka mengantarkan Sekar ke mobil milik Aryo. Aryo dan Sekar akan naik mobil dengan cara terpisah. Barang milik Sekar pun sudah dimasukkan di bagasi dan juga di bagian kursi belakang. Setelah dilihat, ternyata bukan sebuah koper saja, masih ada beberapa tas miliknya yang terlihat penuh.
" Aku sungguh diusir oleh orang tuaku. Sungguh tega mereka terhadapku," ucap Sekar dramatis menirukan dialog sebuah fillm.
Aryo yang mendengar hanya memutar bola matanya malas. Wanita yang ia nikahi hari ini sungguh berbeda dengan wanita yang ia nikahi sebelumnya. Sekar dan Rima adalah dua sosok wanita yang berbeda. Rima adalah wanita yang anggun dan Sekar sangat kelihatan sekali merupakan sosok wanita yang sembarangan.
" Hidupku akan berat berdampingan dengan wanita ini," keluh Aryo lirih.
Ia lalu menyalakan mobil Chevrolet Chevelle SS-454 keluaran Amerika tersebut dan bersiap untuk melaju. Tapi sebuah gedoran kaca mobil membuatnya urung untuk tancap gas.
" Mbak ... jangan pergi mbak. Aku ikut ... Mbak Sekar!"
Rupanya itu adalah Bisma. Adik laki-laki Sekar yang masih berusia 5 tahun itu menangis dan merengek tidak memperbolehkan Sekar pergi.
Meskipun usia keduanya terpaut jauh, Sekar memang sangat dekat dengan Bisma. Otak Sekar jelas langsung bekerja, ia memiliki ide bagus kali ini agar tidak jadi ke rumah sang suami.
" Pa, ma, kasihan Bisma. Tidak bisakah besok saja yang pergi?"
" Halah, tidak usah memperdulikan adikmu. Bisma kan memang begitu. Sudah Nak Aryo, segera berangkat. Nanti takutnya bapak dan ibu mu mencari kalau tidak segera sampai."
Wajah Sekar langsung muram, rupanya menjadikan Bisma sebagai alasan tidak lah mempan. Aryo pun langsung menginjak pedal gasnya dan pergi dari rumah sang mertua. Sedangkan Bisma yang masih meraung langsung diangkat oleh Daru dan dibawa masuk ke dalam rumah.
" Sudah Bisma, nanti kapan-kapan kita main ke rumah Mbak Sekar dan Mas Aryo," bujuk Dewandaru.
Bisma seketika terdiam saat Daru mengatakan hal tersebut. Dia sungguh merasa kehilangan tapi bocah itu belum bisa mengungkapkannya.
Dalam perjalanan, baik Sekar maupun Aryo hanya diam saja. Tidak ada satu kata pun dari keduanya yang keluar. Dan, hal tersebut berlangsung hingga mereka sampai di kediaman Suseno. Sekar keluar terlebih dulu dari mobil. Ia hendak mengeluarkan barangnya tapi sudah didahului Aryo dengan diam seribu bahasa.
" Sepertinya nih orang sedang sariawan. Ah bodo amat."
Sekar sengaja mengatakan hal tersebut dengan keras agar Aryo mendengarnya. Ia lalu memilih untuk melenggang masuk ke dalam tanpa menunggu Aryo.
" Assalamualaikum," Sekar masuk ke rumah dengan mengucapkan salam yang dijawab bersamaan oleh Asriati dan Suseno.
" Sudah sampai, sini dulu nduk, ada satu hal yang harus kami sampaikan."
Sekar setelah mencium tangan kedua mertuanya itu pun langsung duduk di sebuah kursi. Sepertinya akan ada hal penting yang akan disampaikan oleh Asriati dan juga Suseno.
Meskipun Sekar tidak tahu itu apa, tapi dia merasa ini bukanlah hal yang biasa. Ini pasti adalah sesuatu yang sangat penting.
" Sebelumnya kami minta maaf, entah ini sudah disampaikan oleh mama dan papa mu atau belum, tapi kami berkewajiban menyampaikan hal ini. Nak Sekar, Aryo sebenarnya adalah seorang duda."
Asriati sengaja menggantungkan kalimatnya untuk melihat reaksi sang menantu. Dan benar saja, Sekar sangat terkejut. Asriati bisa melihat itu dari raut wajah sang menantu. Berarti baik Ida maupun Daru belum memberitahukan hal ini.
" Ibu tahu kamu pasti terkejut, tapi dengarkan dulu penjelasan ibu ya nak. Aryo memang sudah pernah menikah, tapi saat saat acara selesai si wanita pergi meninggalkan Aryo dan baru dua bulan kembali. Saat kembali wanita tersebut meminta cerai dari Aryo. Jadi, ibu jamin Aryo adalah duda yang masih perjaka."
" Bapak juga yakin dan percaya bahwa Aryo bukanlah pria brengsek yang suka main perempuan. Dalam 25 tahun hidupnya hanya ada dua wanita, mantan istrinya itu dan sekarang kamu istrinya."
Sekar hanya diam, jujur dia tidak bisa menanggapi hal tersebut. Pertama dia sudah dibuat kaget oleh pernikahannya yang sangat dadakan. Bayangkan, hanya dalam kurun waktu seminggu dari lamaran menuju pernikahan. Dan yang kedua, setelah menikah dia baru mengetahui fakta bahwa pria yang menjadi suaminya adalah seorang duda yang ditinggal kabur sang mantan istri.
" Haaah, sepertinya hidup sedang bercanda dengan ku," batin Sekar.
Satu hal yang ia herankan, mengapa papa dan mamanya tidak mengatakan hal tersebut sebelumnya. Kini Sekar hanya bisa pasrah. Sepetinya kedepannya akan tidak mudah mengahadapi Aryo.
Jika yang dikatakan bapak mertuanya itu benar, maka Aryo adalah tipe pria yang setia. Kalian pasti akan bisa membayangkan, bahwa bayangan wanita itu pasti masih sellau menempel di kepala dan matanya.
Hidup bersama seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya adalah hal yang tidak mudah. Dan kehidupan berat itu Sekar akan mulai dari sekarang.
" Semoga kuat saja ini. Aah sudahlah, selama aku masih bisa kerja maka aku akan mengacuhkan si duda itu.''
Sekar yang merasa begitu lelah langsung saja merebahkan tubuhnya di kasur milik Aryo. Ia tadi setelah berbicara dengan mertuanya langsung diantar Ida ke kamar Aryo yang akan jadi kamar mereka berdua. Sekar juga acuh saat ia melihat sebuah foto yang ada Aryo dan seorang wanita di sana.
" Bodo amat, bukankah kita menikah tidak ada rasa apapun? Maka terserahlah kamu mau seperti apa juga," gerutu Sekar.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Mardiana
Sekar cuek bebek ya
2025-02-26
0
Maria Magdalena Indarti
sekar cuek aja
2025-02-23
0
Alanna Th
sama, aq jg gk pedean shg dtindas sana sini. tp skrg para penindas sdh pergi utk selamanya, aq legaaa
2024-03-18
1