Chapter 4 Diadili

Berkat kelihaian Carles dalam menipu Rick membuatnya lolos dari loop tanpa ujung ini. Akhirnya ia berhasil memutar balikkan keadaan dengan strategi terbilang licik, tipu muslihat.

"Kenapa...?" tanya Rick terdengar lirih.

"Sudah kukatakan padamu, jangan bermain-main dengan keluarga kerajaan. Maka terimalah nasib buruk ini dan matilah bersama keluargamu itu hahaha," gumam Carles tertawa dengan puasnya.

Hingga ia tak menyadari bahwa sekitarannya telah berubah.

"Benar kah begitu, bukannya dirimu lah yang mengalami nasib buruk," sahut Rick yang rupanya sedang duduk di singgasana. Mengartikan bahwa waktu berputar ulang kembali.

Tentu kali ini Carles menjadi murka wajahnya sudah seperti kepiting rebus yang mengeluarkan asap.

Urat-urat di leher pun keliatan jelas. Mengindentifikasi bahwa kemarahannya telah mencapai puncak.

"Baiklah, kali ini aku akan berbaik hati. Memberimu waktu panjang untuk menikmati dunia ini," kata Rick tersenyum dengan sinisnya.

"Yaa meskipun pada akhirnya kau yang memilih untuk mati sih. Kalau begitu aku ijin pergi Yang Mulia. Sehat-sehat yaa!!"

Usai mengatakan kalimat perpisahan Rick menghilang begitu saja.

Bruk.

Carles tertunduk dengan seribu perasaan bergejolak dalam dirinya, ia ingin marah tapi malah sebaliknya. Ada perasaan takut terselubung.

"Tunggu, apa yang sedang terjadi disini!?" Kondisi membingungkan kini dialami oleh Carles setelah berusaha menenangkan diri untuk beberapa saat.

Ketika ia hendak bangkit ia menyadari bahwa sekitarannya telah berubah lagi, kali ini lebih ke arah pemandangan berdarah-darah.

Dimana ruangan tengah kastil ini yang begitu luas pada lantai-lantainya terkontaminasi oleh darah segar.

Banyak sekali orang-orang yang telah mati, terutama prajurit, paladin, pelayan kerajaan, dan bahkan profesi lainnya dari para penjabat di kerajaan.

Yang menjadi pertanyaan adalah siapakah pelaku kejadian brutal dan keji ini?

Carles melihat dengan seksama melihat pada dirinya sendiri yang tengah berlumuran darah. Sama halnya dengan pedang sihir miliknya.

"Tidak, ini tidak mungkin, jika aku ... yang telah membuat kekacauan ini," racau Carles dengan ekspresi terburuknya dan tatapan mata kosong. Dilihat langsung oleh Rick yang menyaksikannya menggunakan proyeksi sihir.

Rick melebarkan senyuman, ia tengah bertengger pada puncak bangunan tertinggi kastil.

•••

Seminggu berlalu, Carles di tahan oleh pihak terkait lantaran didakwa melakukan pembantaian massal terhadap orang-orang penting dilingkungan kerajaan.

Sementara sang Raja langsung pulang dari berperang setelah mengetahui kabar anaknya yang telah masuk kurungan.

Dikarenakan melakukan percobaan pembunuhan. Tak bisa dipercaya, mengingat Raiden selalu memperhatikan perilaku putranya dari hal-hal tercela.

Dan Itu hanya yang bermanfaat bagi putranya saja.

Kedatangan sang Raja membuat heboh pengadilan negeri.

Tap.. tap.. tap..

Raiden berjalan dengan gagahnya sembari memancarkan energi sihir kuat, membuat siapa saja akan tunduk kepada-nya.

Terutama jaksa yang terlihat seperti sapi akan disembelih, meskipun begitu tekadnya tak pernah luntur demi menegakkan keadilan.

Tak peduli jika pelaku berasal dari keluarga kerajaan sekalipun.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Raiden usai duduk pada sebuah kursi berhadapan langsung dengan sang hakim.

Kursi tersebut harusnya menjadi tempat putranya, Carles. Namun dikarenakan sang terdakwa tak dapat mengikuti maka kursi itu dibiarkan kosong.

Hanya ada kubu pembela dari si terdakwa saja yang hadir.

Hakim menjelaskan kepada Yang Mulia begitu mendetail sampai tuntas. Dibantu oleh beberapa saksi yang melihat sendiri perbuatan tuan muda kedua saat melancarkan aksinya.

"Tidak. Saya mendengar sendiri kesaksian putra saya dalam keadaan tak sadar saat melakukan perbuatan tersebut, maka hukuman masih belum bisa ditetapkan!" Nada menekan sang Raja sukses membuat sang Hakim bertekuk lutut.

Pada akhirnya Carles dibebaskan dari hukuman untuk sementara waktu, sampai bukti-bukti cukup untuk mengeluarkannya.

Tempat Karantina Norland, di dekat perbatasan bagian utara kerajaan Nanggon.

Di sebuah ruangan Carles tengah merenung sembari memeluk lutut. Beberapa hari ini ia tak makan, makanan apapun yang disediakan oleh pihak disana terus ia tolak.

Kini kondisi Carles seperti orang mati tak segan. Wajahnya pucat Pasih, bagian bawah mata menghitam karena kurang tidur, tubuh terlihat kurus kering.

Hari ini seseorang yang begitu spesial bagi Carles datang berkunjung, Sofia anak sang Duke terkenal. Memasuki dengan anggun jejeran ruangan karantina sembari menyibak gaun berwarna biru itu.

Dalam hatinya ia sebenarnya enggan datang kemari, meskipun anak sang Raja adalah calon kekasihnya kelak. Yang kini sedang di karantina.

Yang pasti status calon kekasihnya itu akan sulit diterima oleh masyarakat, jika kebenaran membuktikan kejahatan Carles.

Sofia berniat untuk mencari aman. Bisa dipastikan kedatangannya kemari untuk...

"Maafkan aku Carles, aku kemari untuk memutuskan hubungan denganmu!" tegas Sofia namun terdengar lembut. Sofia begitu terang-terangan mengatakan langsung maksud dan tujuannya kemari.

Padahal Carles berharap Sofia akan peduli padanya, menangisinya, merindukannya, serta mengasihinya.

Tapi kenyataan malah sebaliknya. Benar-benar membuat Carles terguncang.

"Hehe apa aku salah dengar, oh, atau ... aku sedang bermimpi sekarang? Jika iya maka bangunkan aku ... ku mohon...."

Sofia yang melihatnya menjadi jijik seketika. Tampang Carles yang dahulu gagah serta menarik baginya kini jauh berbeda.

Sama ubahnya dengan gelandangan di kotanya yang diberantas setiap hari.

"Tidak, kamu tidak sedang bermimpi Carles. Inilah kenyataan yang harus kau terima," jelas Sofia menyadarkan Carles. Suaranya yang lembut membuat siapa saja terhipnotis bahkan tersadar dari lamunan.

Bahkan panggilan sayang yang dahulu tidak lagi terdengar.

"Tapi mengapa...? Bukannya kita saling mencintai?" tanya Carles sendu, ia merasa tak terima jika hubungan percintaannya harus kandas.

"Heem, apa kamu tidak memperhatikan dirimu saat ini. Lihatlah penampilan mu!" jawab Sofia sembari menggunakan sihir, sebuah cermin berukuran lumayan besar memperlihatkan tampang Carles.

Carles termenung untuk sesaat, tapi kenyataannya ia sedang menahan diri untuk tidak emosi.

"Baiklah, aku pergi sekarang. Banyak hal yang harus aku selesaikan!" pinta Sofia seraya berbalik badan hendak keluar dari ruangan karantina tempat Carles. Yang menurutnya sangat menjijikkan.

"Tunggu Sofia! Pasti ayahku tidak setuju jika dirimu memutuskan hubungan kita secara sepihak. Kau taukan, ayah kita berdua telah berteman sudah sangat lama sejak ayahmu belum menjadi seorang Duke terkenal?!" ucap Carles sembari menahan Sofia, dan baru kali ini Carles beranjak dari posisinya.

Sebenarnya Carles tak sadar jika keadaan biologisnya ia lakukan tanpa sadar. Itu artinya sebab mengapa tempat ini tercium bau tak sedap karena...

Plak.

Sofia dengan berani menghempaskan Carles hingga tubuhnya menabrak dinding.

"Dasar sampah menjijikan!" umpat Sofia dengan sorot mata kebencian. Ia berani mengatakannya lantaran Carles langsung kehilangan kesadaran.

Keluar dari tempat tersebut membuat Sofia dapat bernafas dengan lega.

"Taruh ini dimakanan tuan muda!" titah Sofia sebelumnya kepada pelayan khusus Carles disana.

"Ta-tapi...."

"Apa kamu mau keluargamu hanya tinggal nama saja ... kamu memiliki dua adik tersayang yang harus kau nafkahi, kan?!" tegas Sofia berucap didekat telinga pelayan itu. Membuat sekujur tubuh pelayan tersebut meremang serta gemetaran.

"Ba-baik, akan saya lakukan," jawab pelayan itu cepat. Dan langsung melenggang pergi untuk menyiapkan makanan bagi tuan muda kedua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!