***
Sampailah mereka ke tempat tujuan yang sesungguhnya setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan. Yoshi menatap gedung yang berlantai enam itu. Terlihat rapi, bersih, dan enak sekali di pandang mata.
"Ini Rel ?" ucap Yoshi sambil keluar lalu menutup pintu mobil itu.
"Iya, saya cuma bisa sampai sini aja nganternya, nggak bisa masuk gerbang itu, wajah saya sudah pernah masuk ke komputer mereka"
Yoshi tersenyum. Ia pun melihat di tempat itu benar-benar mirip kota besar. Walaupun tidak ada brand ternama di sana, tapi toko baju, restoran dan kedai kopi di sana cukup mewah dan megah.
Bangunan yang hampir mirip kota Jakarta dengan deretan gedung perkantoran dan jalan raya yang cukup ramai sangat sangat membuat Yoshi terkesima.
"Bedanya cuma di udaranya saja Rel, lebih sejuk, karena nggak banyak asap pabrik, semuanya mirip di ibu kota, ehh bahkan Jakarta pun kayaknya masih kalah dengan kota ini"
"Iya pak, bener banget. Silahkan pak Yoshi masuk ke sana (menunjuk ke arah toko) yang ada tulisan toko calon istri ya pak ?? Biar saya refreshing dulu ke mall terdekat, mohon izin, hehe"
"Jangan jauh-jauh ya"
"Siap ! Ingat, jangan ke lantai enam ya pak ?"
Yoshi tersenyum kemudian menyelempangkan tas kecilnya lalu berjalan lurus. Sementara Farel mencari tempat parkir sambil sesekali menoleh ke arah Yoshi.
"Huuufh !! Semoga kamu bisa bawa pulang salah satu cewek di sini, biar rasa traumamu terobati Yos..." ucap Farel.
Kaki Yoshi pun mulai menginjak ke lantai toko itu. Semerbak wangi khas mulai tercium ketika ia mendorong pintu kaca toko itu.
Kedatangannya di sambut hangat oleh resepsionis dan beberapa orang yang mungkin bisa di bilang sebagai pemandu toko itu.
"Selamat datang di toko kami, ada yang bisa kami bantu ? Saya akan memandu anda selama berada di toko ini" ucapnya dengan begitu anggun dan sopan penuh senyum.
Yoshi pun memberi salam hormat kemudian memperkenalkan dirinya. Kemudian ia di pandu untuk melihat-lihat gadis di lantai satu itu.
"Bisa lanjut ke lantai dua ?" tanya Yoshi.
Dengan ramah dan penuh senyum pemandu itu pun mengiyakan sambil terus mempromosikan gadis di lantai dua. Kemudian memperkenalkan beberapa gadis di sana. Sayangnya Yoshi belum menemukan yang sesuai dengan kriterianya.
Lalu pemandu itu menyarankan untuk ke lantai tiga. Dengan fasih dan begitu hafal ia memperkenalkan salah satu gadis di lantai tiga itu.
"Dia bernama Amira Aulia, usianya 24 tahun, sama seperti gadis lainnya di lantai tiga, dia rajin bekerja, taat kepada Allah, senang kepada anak kecil, dan cantik"
Yoshi memberikan senyuman pada Amira. Amira tersipu malu. Senyumannya manis sekali. Tapi ia belum bisa menggetarkan hati Yoshi.
"Apa anda tertarik ??" tanya pemandu itu.
"Sepertinya usia masih terlalu muda untuk saya" jawab Yoshi beralasan.
"Oh, anda menginginkan yang usia hampir sama dengan anda ?? Mohon maaf kalau boleh tau berapa usia anda ?"
"Usia saya 30 tahun"
"(Melihat ke daftar buku yang ia bawa) bagaimana kalau kita ke lantai empat ?"
"Ide yang bagus"
"Anda melewatkan kesempatan untuk membawa pulang Amira ?"
Yoshi tersenyum kemudian meminta maaf kepada Amira. Dengan penuh kerendahan hati Amira pun meminta maaf juga kepada Yoshi.
"Saya beri kesempatan sekali lagi, siapa tau anda berubah pikiran, karena ketika kita sudah naik ke lantai berikutnya, tidak boleh lagi kembali ke sini kecuali untuk pulang atau untuk keluar"
"Iya, insyaallah saya tidak menyesal, kita naik ke lantai empat" jawab Yoshi.
Pemandu itu pun membawanya ke lantai empat.
"Gadis di lantai ini rajin bekerja, taat kepada Allah, senang kepada anak kecil, sangat cantik dan rajin melakukan pekerjaan rumah"
Yoshi melangkah perlahan-lahan sambil sesekali melirik ke arah para gadis.
"Bagaimana di lantai ini ? Apa anda menemukan seseorang sesuai kriteria anda ?"
"Sepertinya belum"
"Atau mau coba saya kenalkan satu gadis di sini untuk anda ?"
"Jujur saya bingung, semuanya cantik, sesuai dengan kriteria saya, tapi saya dapat saran katanya saya harus memilih gadis di lantai lima"
Pemandu itu mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Baiklah. Tapi jika anda ragu, silahkan, saya beri anda kesempatan lagi, siapa tau gadis di lantai ini salah satunya adalah jodoh anda"
Yoshi memperhatikan gadis-gadis itu satu persatu. Cantik-cantik semua, mata Yoshi tertuju ke gadis bergaun merah bermata biru.
"Dia bernama Ayra Nurul Husna"
Yoshi menoleh ke pemandu itu. Yoshi heran kenapa pemandu itu tau kalau ia sedang memperhatikan satu gadis. Yoshi pun tersenyum.
"Usianya 25 tahun, dia hobby bernyanyi, melukis, dan memasak"
Seketika itu Yoshi langsung teringat dengan ibunya. Jika ia memilih Ayra ia akan menjadi partner terbaik ibu di dapur. Terus bisa bantuin juga di toko kecil ibunya.
Ia pun membayangkan betapa senangnya nanti ketika ia pulang kantor di meja makan sudah tersedia banyak makanan favoritnya terhidang dengan rapi dan ia di sambut oleh istri yang cantik seperti Ayra.
"Bagaimana ??" tanya pemandu itu yang membuyarkan lamunan Yoshi.
Yoshi pun bingung. Ingin sekali ia mengambil kesempatan ini, tapi kata Farel kriteria calon istri yang ia inginkan ada di lantai lima, sedangkan di lantai ini saja ia sudah menemukannya.
"Cantik sih..." ucap Yoshi.
"Tapi ???" tanya pemandu itu.
"Belum menggetarkan hatiku" jawab Yoshi.
Pemandu itu sedikit menarik nafas dan menoleh ke Ayra.
"Maaf, boleh ke lantai atas ?" tanya Yoshi.
"Anda yakin ??" tanya pemandu itu mencoba meyakinkan Yoshi.
Yoshi menarik nafas dan berkata : " Ya kin !"
Pemandu itu pun melangkah menuju lift. Yoshi mengikutinya dari belakang. Lalu ia menghentikan langkahnya dan menoleh lagi ke Ayra. Ayra memberikan senyuman untuknya. Yoshi pun jadi bingung antara harus naik atau stop di lantai itu.
"Bagaimana ini ?? Gadis itu cantik sekali, bermata biru dan...."
"Mau lanjut ???" ucap pemandu itu memotong pembicaraan Yoshi dalam hati.
Yoshi menoleh ke pemandu itu dan berjalan menuju lift.
"Saya beri anda satu kesempatan lagi" tegasnya.
"Lanjut !" jawab Yoshi dengan perasaan kurang yakin.
Ayra masih menatap Yoshi di sana. Berharap Yoshi menghentikan langkahnya dan berbalik arah padanya. Namun, pintu lift itu tertutup dan mulai naik ke lantai empat.
Ayra hanya bisa mengikhlaskannya. Walaupun sebenarnya ia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yoshi. Padahal setiap hari ada banyak lelaki yang berkunjung ke sana dan melihatnya. Namun, entah kenapa ia malah jatuh cinta pada Yoshi.
TINGGGG
Suara lift itu berdenting dan pintunya pun terbuka. Pemandu itu mulai menjelaskan lagi tentang gadis-gadis di lantai lima.
"Gadis di lantai ini rajin bekerja, taat kepada Allah, senang kepada anak kecil, sangat cantik, rajin melakukan pekerjaan rumah dan......."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments