bab 2

malam hari nya zen masih berada di bengkel, dia masih menunggu aulia mengembalikan motor nya.

"kita ke rumah saja, mungkin aulia sudah di rumah", ucap bara pada bos nya.

zen hanya mengangguk dia berjalan mengikuti bara menuju rumah bara.

benar saja motor besar zen sudah terparkir rapih di halaman rumah bara, bara masuk ke dalam rumah lalu mengambil kunci zen yang aulia simpan di atas nakas ruang keluarga sama seperti kunci motor milik bara.

"ini kunci nya, sory adik iparku memang rese", ucap bara tak enak hati.

zen hanya mengangguk lalu mengambil kunci dan menyalakan motor nya.

wajah santai zen menjadi kesal melihat bensin motor nya hampir habis.

zen melajukan kendaraan nya meninggalkan rumah bara setelah mengelakson bara yang masih berdiri di halaman depan.

"hati hati", teriak bara yang di angguki zen.

di belakang gordeng kamar nya aulia terkekeh, dia sengaja mengerjai zen karena aulia tak suka pada laki laki sombong seperti zen.

hampir satu bulan berlalu aulia selalu saja berbuat ulah pada zen, tapi laki laki itu tak pernah marah atau meladeni nya, zen selalu acuh dan masa bodo dengan aulia.

bahkan ke isengan aulia sempat membuat zen beberapa hari tak pernah datang ke rumah nya, karena aulia menyimpan cicak di gelas minuman zen.

hari ini kedua orang tua aulia datang berkunjung.

pak arya dan ibu nisa, pak arya pensiunan guru sekolah dasar sementara ibu nisa pun sama.

hari ini kedua nya datang karena ingin menjenguk andini yang sudah hamil ke lima bulan, bahkan kedua nya berencana akan tinggal lama menunggu kelahiran cucu pertama nya.

bara dan andini sama sama tidak keberatan, namun aulia lah yang keberatan karena kedua orang tua nya selalu saja menceramahi nya dalam segala hal.

 siang ini seperti biasa bara dan zen datang untuk makan siang, pak arya dan ibu nisa dengan sudah tahu tentang zendra sebab andini sudah menceritakan nya, takut kalau ibu dan bapak nya akan berfikir buruk seperti adik nya.

ke lima nya tengah makan siang sementara aulia gadis itu sedang bekerja.

"ini nasi nya dan lauk nya tambah nak zen", ucap ibu nisa sambil menyodorkan lauk ke dekat piring zen.

"terimakasih bu", jawab zen tersenyum kecil sambil mengambil lauk yang di sodorkan ibu nisa.

"nak zen sudah punya kekasih belum"?, tanya ibu nisa penasaran.

"saya masih fokus kuliah dan bekerja bu", jawab zen apa ada nya.

"kamu ga manfaatkan ketampanan kamu nak zen, dulu ayah seusia kamu sudah bergonta ganti pasangan", celetuh pak arya terkekeh.

bu nisa langsung mencubit pinggang suami nya sambil menatap sinis.

ke tiga nya terkekeh melihat tingkah suami istri paruh baya tersebut.

"saya permisi bu pak, terimakasih atas makan siang nya", ucap zen ramah.

zen pun kembali ke bengkel bersama bara.

di halaman bengkel sudah ada gadis muda yang sangat cantik dan anggun tersenyum menatap zen.

"aku pergi dulu", ucap zen pada bara.

"baik bos", jawab bara masuk ke dalam bengkel.

bara menatap kepergian zen mengendarai mobil mewah bersama gadis muda yang sudah beberapa kali datang menjemput bos nya.

bara sebenar nya penasaran dengan gadis muda itu, namun bara juga sadar dia hanya pekerja bagi zen dan tak punya hak bertanya urusan pribadi bos nya.

kini zen dan laura duduk di salah satu pojok ruangan restoran mewah dengan laura yang bergelayut manja pada zen.

laura ber usia tujuh belas tahun, dia baru masuk kuliah, dan kuliah di ibu kota dan tinggal di rumah utama orang tua nya.

kini laura datang ke kota abang nya karena weekend, dia rindu pada abang nya yang jarang pulang ke rumah utama mereka.

"bagaiamana ayah dan bunda sehat"? tanya zen mengelus kepala adik nya.

mungkin bagi orang yang tak mengenal kedua nya akan mengira kedua nya sepasang kekasih.

"abang telepon bunda lah, ngapain tanya laura", sewot laura pada abang nya.

zen hanya terkekeh dengan adik satu satu nya itu.

tanpa kedua nya sadari, ada gadis yang menatap kesal pada kedua nya.

"laki laki sama saja, so pendiam asli nya pemain", gerutu aulia menatap zen dan laura.

aulia berada di restoran yang sama bersama zen karena tengah menunggu klien nya.

setelah datang klien nya aulia membahas pekerjaan nya hingga selesai.

zen dan laura keluar restoran untuk pulang ke apartemen zen.

byurrrr.

tiba tiba tubuh zen di basahi air yang di siram kan pada nya.

zen menatap kesal gadis yang sudah menyiramkan air ke pakaian nya, laura menatap kesal pada gadis yang menyiram abang nya.

"apa maksud kamu"? bentak laura mendorong tubuh aulia.

aulia tersenyum mengejek ke arah zen, tanpa meladeni laura.

"dasar laki laki buaya, tadi bilang mau bekerja nyata nya malah asik asikan bersama wanita lain", ucap aulia tersenyum mengejek dan pergi begitu saja.

zen mebulat kan mata nya menatap kesal aulia yang sudah melenggan pergi masuk ke dalam mobil online yang sudah dia pesan.

laura baru tersadar ucapan gadis yang tadi menyiram abang nya dan tersenyum senang.

"apa dia calon kakak ipar bang"? , tanya laura tak mempedulikan pakaian abang nya yang basah.

"dia gadis gila", ketus zen kesal melenggang pergi masuk ke dalam mobil adik nya.

laura tersenyum kecil dan ikut masuk ke dalam mobil.

dalam perjalanan laura terus mengoceh menanyakan sosok aulia, zen sama sekali tak mempedulikan celotehan adik nya.

"ayo lah bang jujur, tadi pacar abang kan"? tanya laura penasaran.

"abang sudah bilang, dia hanya gadis gila", jawab zen malas.

malam hari nya laura tengah video call bersama kedua orang tua nya, zen laki laki pendiam itu asik bermain game di samping adik nya.

sedari tadi laura dan bunda nya membahas gadis rese itu, zen hanya diam dia malas menjelaskan pada keluarga nya karena bunda dan adik nya sama sama keras kepala dan tak akan percaya meskipun zen sudah berkata jujur.

di samping bunda nya juga ada ayah nya yang tengah fokus bekerja memakai laptop nya.

"ayah sama anak sama saja", ketus bunda kharisma menyindir suami dan putra nya yang malah fokus pada kegiatan masing masing.

al dan zen cuek dan fokus dengan kegiatan masing masing.

pagi ini di kampus zen melihat aulia tengah bertengkar bersama teman kampus nya tengah di lerai rani dan yang lain nya.

"gadis rese pembuat onar", batin zen sama sekali tak ingin ikut campur dan memilih pergi begitu saja.

tanpa zen ketahui kalau aulia sudah terluka, lutut nya berdarah karena terjatuh ke atas aspal jalanan.

aulia di bawa ke ruang kesehatan untuk di obati, memang pertikaian terjadi karena aulia yang memulai.

gadis itu mengejek salah satu teman kampus nya yang mengejar ngejar zen mengatakan kalau teman nya itu buta mau mengejar ngejar zen.

teman aulia kesal dan berujung pertikaian, sebenar nya rani juga cukup tersinggung namun dia tau kalau sahabat nya itu hanya bercanda.

Terpopuler

Comments

Tri Susanti

Tri Susanti

lanjut

2023-12-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!