Gamaliel memiliki satu rahasia lain yang dia sembunyikan dari semua orang yaitu tentang wajahnya yang sebenarnya.
Di balik topeng hitam menyeramkan itu, wajah Gama adalah wajah pria tampan yang sempurna. Hanya ketiga sahabatnya yang tahu masalah wajah Gama yang telah pulih sejak lama.
Pria itu seolah hidup dengan dua identitas, wajah tampannya dia gunakan untuk hidup sebagai orang biasa, dan menikmati kehidupan rakyat biasa, sedang wajah bertopengnya adalah wajah pemimpin Grup Falcon yang luar biasa terkenal.
Gama terus melanjutkan makanannya sambil menatap Ruby yang duduk di hadapannya. Yap, dia adalah Ruby, calon istrinya yang sangat cantik di dalam foto yang diberikan padanya tapi kenyataannya berbeda dengan yang dia lihat hari ini.
Gadis itu makan dengan lahap, tak peduli diperhatikan oleh orang-orang, dia menyantap semuanya dengan cepat karena selain perutnya lapar, ini juga pertama kalinya dia memakan makanan seenak itu.
" Enak sekali!!" Gumam Ruby sambil tersenyum dan menangis haru yang membuat Gama tak bisa berkata-kata.
Padahal hanya ayam goreng, tapi Ruby memakannya seolah itu adalah makanan pertamanya, tapi memang benar itu makanan pertamanya yang benar benar 'normal'.
Biasanya dia hanya memakan sisa remah sarapan pagi, atau makanan yang hampir basi dan juga beberapa cookies yang hampir kadaluarsa, yang rasanya sudah jadi aneh bahkan berjamur.
Tapi hari ini dia bisa makan makanan yang menurutnya sangat enak itu.
Ruby melahapnya dengan rakus, hingga tersadar sejak tadi pria yang dia panggil paman itu menatapnya dengan tatapan heran.
Ruby dengan cepat menenggak minumannya, lalu merapikan dirinya," ma.. maaf paman, Ruby lapar sekali," ucapnya pelan.
Gama tersadar dari keheranannya, dia hanya memberi anggukan kecil tanpa mengatakan apapun pada Ruby.
Sedang gadis itu kembali menyelesaikan makanannya hingga dia benar benar kenyang.
"Huffhttt.. akhirnya perut Ruby kenyang!" Seru gadis itu sambil menepuk-nepuk perutnya yang menggunung karena kenyang makan ayam.
Ruby berdiri, dia mengembalikan semua barang pada posisinya, lalu membersihkan meja tempat dia makan barusan, sangat bersih!
Tampaknya meski dia tak tahu menahu soal dunia modern, dia lebih perfeksionis dari orang di dunia modern itu sendiri.
"Mbak, terimakasih makanannya, terimakasih tempatnya, saya pergi dulu!" Seru Ruby pada di pemilik yang dibalas dengan lambaian tangan.
Ruby menatap pada Gama," paman, terimakasih, selamat malam," ucapnya sambil meninggalkan tempat itu untuk kembali pulang meski tak tahu arah jalan pulang.
Gama menatap Ruby, sampai punggung gadis itu ditelan oleh kegelapan malam. Dia sangat terkejut bertemu Ruby di tempat itu untuk kali pertama selama hidupnya.
Ruby yang dia lihat di dalam foto, jauh berbeda dengan yang dia temui di dunia nyata.
"Gadis itu...." dia bergumam heran.
Sementara itu, Ruby terus berjalan menyusuri rel kereta api, dia tak tahu harus ke mana, selain sulit membaca dia juga buta arah, maklum, gadis hutan ini hidup bagai Tarzan seumur dia hidup.
Seumur-umur, ini kali pertamanya melihat kereta api yang dia sebut ular besi kecepatan tinggi dengan suara yang sangat berisik.
Ruby melangkah perlahan-lahan tanpa tahu betapa jahatnya dunia yang dia jalani hari ini.
"Ular besinya besar sekali, suaranya juga sangat ribu,t beda sama yang di hutan!" Gumam Ruby.
"Rumah di sini juga aneh-aneh, kayak kotak kotak obat yang disusun berjejer !" Celetuk Ruby.
Baginya, banyak hal aneh yang dia temui di sini. Rasanya sangat asing!
Ruby melangkah dengan polosnya, berpikir kalau kota besar sangat aman seperti hutan tempatnya bermain. Tak tahunya, para pria hidung belang tengah berjalan mengawasinya dari berbagai sisi.
Maklumlah, sekali lihat yang agak bening sedikit, matanya langsung melek bagai lihat uang seratus ribu tercecer di lantai.
Mereka saling memberi kode dengan senyuman jahat, seolah Ruby adalah mangsa yang sangat lezat.
Salah satu dari mereka mendekati Ruby,"neng... Eneng, to.. tolongin bapak neng!" Ucapnya dengan suara memelas seperti orang sakit-sakitan.
Wajar saja sebagai warga bumi yang hatinya polos dan penuh kasih, Ruby berpikir kalau pria itu benar benar kesulitan.
"Ehh... bapak kenapa pak? Kok kayak kesakitan begitu?" Tanya Ruby dengan polosnya.
Senyuman tipis terbersit di wajah para pria hidung belang itu," kena kau!" Pikir mereka.
"Ini neng, bapak kelaparan, sudah tidak makan dan minum selama sebulan, mohon kiranya Eneng bantu bapak," ucapnya dengan wajah memelas.
"Anak bapak juga tiba-tiba hilang, bapak lagi cari dia," ucapnya dengan segala drama munafiknya.
Ruby tercengang, bagaimana bisa pria itu bertahan hidup kalau tidak makan selama sebulan!? Yang benar saja.
Segaptek-gapteknya Ruby, dia tak akan bisa dibodohi dengan kebohongan seperti itu. Ingat ya, Ruby bukan perempuan bodoh, hanya terlambat mengenal dunia sampai dia terlihat seperti orang bodoh.
Jika diajar dengan baik, dia pasti lebih pintar dari kedua kakaknya yang songong itu.
"Yang benar saja, Bapak menipu yaaaa!!" teriak Ruby yang langsung melangkah mundur dengan wajah curiga.
Gadis itu memeluk dirinya, menatap waspada pada pria itu sambil memeluk bungkusan makanannya.
" heh... sialan! Aku ketahuan!" Pria itu sedikit tergelak seolah ada yang lucu.
"Jangan tertawa, dasar penipu!!" Teriak Ruby.
Dengan berani gadis itu mencoba melarikan diri dari pria hidung belang itu tapi sialnya, pria hidung belang lainnya sudah mengepungnya.
Ruby menatap nanar ke arah mereka semua, dia berputar sambil gemetar ketakutan.
"Ma.. Mau apa kalian!!" Pekik Ruby. Suaranya terdengar di keheningan malam itu.
Jalanan yang sepi dan angin malam yang dingin menusuk membuat suasana semakin mencekam. Jantung Ruby berdegup kencang saking gugupnya.
"Pe.. pergi!! Jangan ganggu aku!!" Dia masih berteriak, seolah dengan berteriak dia bisa menghalau orang-orang itu. Setidaknya dia bisa memberitahukan pada alam, kalau kini dirinya tidak dalam keadaan aman.
Pria pria itu tertawa menatap anak kucing yang sok kuat itu, " tenang saja gadis cantik, malam ini kita akan bersenang-senang!" Ucap pria itu.
"Seret dia!" Titah pria berkumis tebal itu pada anak buahnya.
Mereka menarik tangan Ruby, tapi gadis itu dengan sekuat tenaga memberontak dalam genggaman mereka.
"Lepaskan aku!!!!" Pekik Ruby melengking bahkan sampai membangunkan sang rembulan dari tidurnya.
Teriakan Ruby mengguncang alam, benar saja, alam mengirimkan anak kesayangannya untuk menolong sang Ruby.
"Lepaskan dia keparat!!" Gama, si anak Adam tampan rupawan berlari menerjang kelima preman itu dan memukuli mereka sekuat tenaga.
Sedang Ruby diseret dengan kasar oleh pimpinan preman itu saat melihat Gama datang dan menghajar anak buahnya.
"Keparat sialan, perempuan ini akan mati jika kau melanjutkannya!!" Teriak si kumis tebal itu sambil mencekik leher Ruby dengan kedua tangannya.
"Akhhrrrhh.... Sa...sakit.... lepas... kannn...." Ruby menggeliat kesakitan sambil terus memukuli lengan kekar si kumis tebal itu.
Gama mau tak mau harus berhenti, Karena gadis kurus itu bisa remuk kalau dia lanjut kan.
"Sialan!!" Umpat Gama sambil melempar anak buah si kumis tebal yang sudah tumbang.
Gama kini berhadapan dengan kumis tebal yang mencekik Ruby. Deru nafasnya terdengar berat dan tatapannya begitu tajam bagai belati.
"Lepaskan dia!!" Ucap Gama.
"Cihh... sialan, kau pikir kau siapa berani memerintahkan keparat!! Akan ku bunuh gadis ini!!!" Teriak si kumis tebal sambil mencekik leher Ruby sekitar tenaga, bahkan Ruby sudah sesak bernafas dan wajahnya berubah menjadi ungu.
Tetapi hal yang tidak disangka-sangka terjadi. Seseorang berteriak kesakitan di ujung sana!!!!
"Arrrkhhhhhhh!!!!!"
Apa yang terjadi!?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
kompiang sari
Bagi tau thor
2023-12-10
0
Yuli Budi
ya Ndak tak tau aq Thor 🤦
2023-10-12
0