All-Out Battle (1)

Fasilitas latihan dalam ruang di markas Kala Infernalists.

9th Strike Team dan Brahm yang berada di pinggir arena sedang bersiap dan mengatur strategi untuk mengalahkan Yora dalam all-out training kali ini. Mereka berkumpul dalam bentuk lingkaran. Sementara Yora sedang stretching dan mengatur napasnya di tengah arena.

“Inget posisi kalian masing-masing, jangan sampe misfire ya buat yang ranged sama caster, di depan cuma bertiga soalnya, gua, Kai, sama Brahm. Komunikasi ya tiap kali butuh cover atau butuh casting time.” Kata Alden sambil menunjuk beberapa anggota 9th Strike Team.

“Kenapa engga dilingkari aja si Yora?” tanya Brahm.

“Karena nanti personil jarak jauh kita bisa salah target atau di deflect ke belakang sama pak Yora, ini buat meminimalisir impact di kita, jadi menurut gua formasi yang paling cocok ya setengah lingkaran ini, plus kita bisa pojokin pak Yora pelan-pelan ke tembok, kalo formasi lingkaran reposisinya bakalan susah buat anggota lain yang kurang bisa gerak cepet."

“Hmmm. Berarti fokus kita selain ngalahin Yora, ngindarin serangannya, ngasih cover buat temen-temen, kita juga mesti nge-push juga? Banyak ya demandnya” keluh Brahm.

“Well, engga harus kita juga yang ngecover temen-temen backliner atau midliner. Jadi mohon bantuannya ya, temen-temen semua.”

“Oke kita ulang dari awal lagi, frontliner kita bertiga, midliner di isi sama Ellie buat covering fire pake panah, Ross juga covering fire sekaligus ngecover temen-temen belakang. Reed, lo cari celah ya di belakang. Adra sama Zinn kalian fokus casting spell buat nyerang, Klio casting spell buat debuff sama utility ya, Vanell sama Barin kalian berdua buat healing atau support. Oke?”

Seluruh 9th Strike Team dan Brahm mengangguk bersamaan.

“Kompak, ya. Kala Infernalists!”

“Kala!”

‘Mesti minum lagi nih biar powernya nambah’ pikir Brahm sambil meminggirkan dirinya ke dekat tembok agar jauh dari 9th Strike Team.

‘Liat lu Yo, gua bakalan bisa ngalahin lu’

‘Yaaa, ga sekarang sih, tapi suatu saat gua bakal bisa’

Brahm mengepalkan tangannya dan melihat Yora dari kejauhan, ia kemudian teringat ucapan Jirila di mobil tadi.

‘Engga pernah sih, pak. Mereka emang jarang cerita soal personal kalo di depan anggota kala Infernalists yang lainnya.’

Kepalan tangan Brahm menjadi lebih keras hingga tangannya memerah, ia kemudian memukul tembok. Brahm tidak bereaksi kesakitan.

Sementara itu, Kai memperhatikan Brahm dari jauh.

Mereka berjalan ke tengah arena dan memasuki posisi masing-masing. Mereka membentuk formasi setengah lingkaran dengan Alden, Kai, dan Brahm di tengah. Mereka mempersiapkan senjata dan peralatan mereka, bahkan Klio sebagai debuffer dan utility caster sedang merapalkan mantra di bawah napasnya secara diam-diam.

Yora berhenti melakukan pemanasan dan peregangan otot, dan bertolak pinggang.

“Udah siap?” tanya Yora.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Yora, mereka sedang memfokuskan diri mereka jaga-jaga jika Yora tiba-tiba menyerang.

Yora mengangguk setuju. “Very well, gua ga bakal pake full power gua, tapi gua bakalan tetep pake basic martial arts aja. Gua cuma pake 3 teknik, Open Hand, Boundless Mobility, dan Thousand Steps Breathing Technique, sisanya serangan fisik biasa. Gimana? Itu yang basic aja, kalo lu pernah liat captain 1st Strike Team, Jordison, dia juga pernah pake teknik yang sama. Deal?”

Alden melemaskan pegangan pada pedangnya kemudian menggenggamnya lagi. Keringat gugup menetes dari dahi beberapa anggota, beberapa yang lainnya menelan ludah sendiri hampir bisa terdengar karena sunyinya arena tersebut.

Yora menarik isapan panjang dari rokok elektriknya kemudian menghembuskannya ke atas sambil melihat Brahm. Yora tersenyum kecil dan mengaktifkan teknik pernapasannya.

Sebuah kilatan cahaya muncul disusul oleh suara retakan lantai. Yora tiba-tiba menghilang dari posisinya dan muncul di hadapan Alden. Sendal jepit murah sedang menempel di depan sebuah tameng, tendangan Yora yang bertabrakan dengan tameng milik Alden menimbulkan suara besi yang saling memukul.

Klio langsung melepaskan sihir yang dirapal tadi, beberapa tangan muncul dari lantai dan berusaha menggenggam kaki kanan Yora. Tangan-tangan itu memegangi satu kaki Yora yang masih berada di lantai dan keseimbangan serta pergerakan Yora menjadi tidak stabil.

Yora mendorong Alden dengan satu kakinya dan tidak menurunkannya, ia mengangkat kakinya lebih tinggi lagi dan menjatuhkannya ke lantai. Lantai itu retak hingga ke belakang dan mengincar spellcaster yang berada di belakang. Ellie menarik Zinn yang berada di area dampak, sehingga Zinn bisa kabur, namun karena rapalannya terganggu, Zinn harus mengulang rapalannya lagi.

“Makasih, ya, Li, cover gua bentar, gua mau casting spell”

Ellie berdiri di depan Zinn untuk menjaganya dan menarik panahnya dan melepas anak panahnya. Anak panah tersebut melesat dengan kecepatan dan presisi tinggi ke arah Yora.

Yora menghindari serangan Ellie dengan memundurkan kepalanya dan menggigit anak panah itu kemudian dipatahkan dengan giginya.

“Almost got me there, lass” respon Yora.

Brahm masuk dari sisi kanan Yora dan menyerang kaki kanannya agar Yora terjatuh.

“AAAHHHHH” teriak Brahm sambil mengayunkan pedangnya tetapi Yora menampar pedang itu ke bawah dengan tangan kanannya sehingga pedang itu terjatuh ke lantai. Yora melirik Brahm melalui ujung pandangannya dengan tatapan mengejek.

Di saat yang bersamaan, Kai masuk dari sisi kiri Yora dan mengayunkan pedangnya.

[NOTICE]

[SKILL: SWORDFIGHT: MIRAGE SLASH DIAKTIFKAN]

Meskipun Kai mengayunkan pedangnya sekali, namun dampak yang terlihat seperti beberapa tebasan pedang yang membelah udara di saat yang bersamaan, cahaya keluar dari tebasan pedang tersebut.

Suara yang mirip dengan pecahan kaca terdengar, Yora membatalkan teknik pedang yang diluncurkan oleh Kai dengan satu tebasan dari tangan kirinya. Kai kaget dan hampir tidak bisa bereaksi.

Yora kemudian mengambil ancang-ancang untuk melompat, otot-otot di kakinya mengeras dan urat-urat di kakinya hampir terlihat seperti ingin pecah.

[NOTICE]

[SKILL: BOUNDLESS MOBILITY: LEAPING STEPS DIAKTIFKAN]

Yora melompat hingga 5 meter di udara, Ross menembakkan kedua pistol di tangannya dan mengosongkan magasinnya, Yora bisa menghindari kurang lebih dua belas peluru yang diarahkan padanya.

Yora mendarat tepat di depan Ellie yang sedang melindungi Klio, Ellie mengeluarkan dagger yang ada di belakangnya dan berusaha menusuk Yora. Alih-alih menghindar, Yora menggenggam tangan Ellie dan menariknya sehingga posisi mereka berubah, Adra yang sudah merapalkan dan melepaskan mantra untuk diarahkan ke Yora kini berubah menjadi Ellie sebagai targetnya.

Sebuah bola api berukuran sama dengan bola basket mengarah ke Ellie. Tanpa melihat ke arah bola api tersebut, Yora menarik Ellie dan menukar posisinya kemudian menahan Ellie di depan Yora. Yora menggunakan Ellie sebagai tamengnya, Ellie terkulai lemas dan tidak sadarkan diri karena serangan tersebut sementara Yora baik-baik saja dan memadamkan sisa api yang berada di ujung rambutnya.

“ELLIE!” teriak Adra dan Reed.

Anggota yang lainnya tercengang dan kaget melihat Ellie yang terluka sehingga mereka tidak bisa bereaksi sama sekali.

“BOSS! KOK LO GITU SIH?!” Teriak Reed yang ada di kejauhan sambil berlutut dengan sniper di genggamannya.

“Wanna cry?” Yora tersenyum menyeringai dan melempar bahkan bisa dibilang membanting Ellie ke arah Vanell dan Barin tanpa memutus kontak mata dengan Reed. Vanell dan Barin langsung merapalkan mantra penyembuhan bersama-sama.

Reed menggertakkan giginya dan menembak Yora dengan dengan snipernya.

“AAAAHHHHHHHNJIINNNGGG LOOOOO” teriak Reed.

[NOTICE]

[SKILL: CATASTHROPHE: BULLET HELL DIAKTIFKAN]

Suara dentuman keras yang bergema terdengar tiga kali. Tiga peluru ditembakkan dari sniper tersebut. Peluru tersebut mengenai bagian kepala, jantung, serta lambung Yora, tetapi peluru itu berhenti tepat satu milimeter dari tubuh Yora. Peluru yang masih memiliki sisa kecepatan menjadi hancur karena tekanan yang kuat.

Yora muncul di belakang Reed secara tiba-tiba, Yora memukul kepala bagian belakang Reed dan Reed terlempar dari posisinya hingga ke tengah arena. Alden langsung lari menghampiri Reed dan mendapati bahwa Reed sudah tidak sadarkan diri dan membawanya ke pinggir arena.

Yora menarik napas panjang dan mengeluarkan aura yang menyesakkan bagi beberapa anggota yang lain, termasuk Brahm dan Kai.

[NOTICE]

[SKILL: THOUSAND STEPS BREATHING TECHNIQUE DIAKTIFKAN]

Ledakan aura yang keluar dari tubuh Yora berwarna merah, kini aura tersebut tidak lagi terlihat seperti membungkus Yora, tetapi seperti mengelilinginya seperti api. Yora berjalan perlahan ke tengah arena dan tidak ada yang melepaskan sihir atau menyerang Yora, semuanya terdiam ketakutan melihat Yora, entah karena aura dan skill yang dilepaskan Yora, atau karena melihat apa yang dilakukan Yora kepada Ellie dan Reed.

Ada banyak alasan kenapa 4 Hunter ranking S di Indaloria dijuluki sebagai 4 iblis, salah satunya Yora Leonido. Yora dikenal sebagai Captain Commander dari Kala Infernalists atau bisa dibilang Yora memiliki posisi kedudukan ketiga di guild. Sebagai Captain Commander, salah satu tugas Yora adalah membimbing dan melatih Hunter dari guild Kala Infernalists, hanya saja metode yang sering digunakan oleh Yora untuk melatih anggota guildnya bisa dibilang... kejam dan tidak konvensional. Salah satunya adalah metode yang dia sebut sebagai all-out battle.

All-out battle membuat kondisi di mana semua anggota yang berpartisipasi boleh menggunakan skill, teknik, alat, bahkan cara curang apa pun. Kondisi menangnya hanya satu, yaitu berhasil mengalahkan Yora.

Selama 10 tahun Yora menjadi Hunter, Yora tidak pernah kalah dalam all-out battle ini. Selain itu, Yora juga licik dan keji, menggunakan anak buah sendiri sebagai tameng karena ada sihir bola api yang meluncur ke arah Yora? Itu hanya sebagian kecil saja.

Sering kali gaya bertarung Yora kasar dan tidak menunjukkan semangat bela diri. Tidak ada teknik yang heboh, tidak ada elegansi, hanya kekuatan murni dan dominasi total. Karena ketenarannya, dia mendapatkan beberapa julukan seperti Instruktur Iblis, Infernal Mad Dog, dan Provokator Iblis.

Yora memasukkan tangan kirinya ke kantung celananya dan menarik isapan panjang lagi dari rokok elektriknya. “Engga ada yang mau lanjut lagi?” tanya Yora sambil melihat ke atas.

Yora tersenyum dan tertawa.

[NOTICE]

[SKILL: BOUNDLESS MOBILITY: PHANTOM STEPS DIAKTIFKAN]

Kemudian Yora muncul di belakang Vanell dan Barin. Kemudian Yora memegang kepala keduanya dan membanting kepala mereka ke lantai. Lantainya hancur dan meninggalkan puing, Vanell dan Barin tidak sadarkan diri dan mantra penyembuhan untuk Ellie dibatalkan.

“Whoops” kata Yora sambil tersenyum lebar. Perangainya seperti orang gila yang sedang menikmati setiap momennya.

‘What the ****, Yo. Holy shit’ pikir Brahm.

Brahm memegang pedangnya dengan ragu-ragu dan mempertanyakan ‘apakah ini semua hanya ilusi?’ ‘kenapa gua bisa sampe ada di titik ini?’

“Guys, fokus! Jangan panik!” teriak Alden berusaha menguasai komando.

“Caster, full offense! Klio, siapin debuff lu yang paling kuat!. Ross, kasih celah buat kita sekaligus cover! Brahm, Kai! Letsgo!” teriak Alden sambil berlari mengambil posisi depan.

Anggota yang lain menjadi fokus dan berusaha semaksimal mungkin mengikuti komando dari Alden.

Brahm, Alden, dan Kai menyerang Yora dengan sekuat tenaga. Setiap tebasan dan tusukan dari pedang tiga frontliner tersebut tidak memiliki sinergi tetapi mereka bisa saling menutupi celah masing-masing sehingga Yora tidak bisa memberikan serangan balasan.

“Awas depan, spell masuk!” teriak Zinn sembari menembakkan sihir bersama dengan Adra. Sekumpulan tengkorak yang dilapisi es mengarah ke Yora. Yora berusaha menghindar dengan bergerak dan menempatkan dirinya di antara Brahm dan Kai, Yora menggunakan Kai sebagai tameng namun dihalangi oleh Brahm dengan pedangnya. Kini Brahm dan Yora berhadap-hadapan dengan Kai yang dilindungi oleh Brahm.

Sihir tengkorak es itu tidak bisa dihindari sehingga Yora menangkap dan menghancurkannya, tangan Yora terselimuti es dan membekukan tangannya. Di dalam es tersebut, terdapat sebuah luka nekromantik berwarna hijau gelap dan perlahan merambat ke lengan Yora.

Brahm mendengar sebuah suara di kepalanya ‘Pake skill lu, lu pikir itu cuma pajangan?! Jangan panik! Fokus!’ suara Yora merambat di kepala Brahm.

Brahm tersenyum seakan tersadarkan.

“INI BUAT YANG KEMAREEENNNN” teriak Brahm sambil mengayunkan pedangnya dari atas.

[NOTICE]

[SKILL: DRUNKEN SWORDFIGHT DIAKTIFKAN]

Brahm mengayunkan pedangnya, dan sebuah aura menyelimuti pedangnya. Brahm mengayunkan pedangnya sekali, namun tiga tebasan keluar dari pedang tersebut. Aura yang tadinya menyelimuti pedang tersebut keluar dan membentuk sabit.

Mata Yora terbelalak dan kaget. Ketika Yora ingin menghindar, sekumpulan tentakel keluar dari belakang Yora dan menahan seluruh tubuh Yora sehingga Yora tidak bisa menghindar. Tiga tebasan pedang Brahm melukai Yora tetapi tidak cukup untuk mengalahkannya.

Kai melihat Brahm melakukan skill yang mirip dengannya membuat Kai kaget dan ia menggenggam pedangnya dengan keras dan mengarahkan pedangnya kepada Yora.

“Mundur! Spell masuk lagi!” teriak Adra “Sic!” lanjutnya.

[NOTICE]

[SKILL: OMINOUS CANINE COMPANION DIAKTIFKAN]

Seekor anjing besar dengan daging yang terkoyak sehingga menunjukkan tulang rusuknya berlari ke arah Yora dengan cepat dan berusaha menggigit Yora di lehernya.

Yora menarik paksa tentakel yang mengelilingi badannya sehingga ia bisa lolos dari cengkeraman sihir tersebut. Saat Yora terlepas dari cengkeraman itu, ia menampar anjing tersebut dan mengangkatnya ke atas kemudian membelahnya jadi dua.

Cairan hitam menetes dari badan anjing tersebut setelah dibelah menetes di kepala Yora. Cairan sejenis asam yang mengenai kepalanya mengeluarkan uap tapi tidak membuat Yora bergetar. Yora mengarahkan pandangannya menuju Klio dan berlari ke arahnya.

“Ross! Cover Klio!” teriak Alden sambil mengejar Yora.

Ketika Yora berlari ke arah Klio, Yora dihalangi oleh Ross yang sudah bersiap dan menembaki Yora dengan kedua pistolnya. Tidak ada dampak yang diterima oleh Yora, tapi hal itu justru membuatnya kesal.

“Grrrr” gerang Yora sambil menggertakkan giginya, dan memfokuskan auranya ke tangan kirinya.

[NOTICE]

[SKILL: OPEN HAND TECHNIQUE: PHANTOM PALM]

Sebuah aura muncul dari tangan kiri Yora dan Yora mendorong Ross hingga Ross terpental dan menabrak tembok arena. Sebuah bekas telapak tangan berukuran tiga meter muncul di tembok dan membuat Ross tidak sadarkan diri karena dampak dari skill tersebut.

Yora melanjutkan larinya ke arah Klio dan mengangkat Klio dengan satu tangan dan melemparnya ke langit-langit arena. Debu berjatuhan dari langit-langit. Yora melompat dan mengejar Klio yang dilempar ke atas, ketika Klio terjatuh, Yora menambahkan dampaknya dengan menendang Klio dari atas dan ikut turun bersama Klio.

Suara dentuman keras hasil dari tendangan Yora membuat sebuah kawah kecil yang membuat Klio tidak sadarkan diri. Debu terangkat dari kawah tersebut dan memberikan pandangan yang terbatas untuk Yora.

[NOTICE]

[SKILL: BATTLE MASTER: LUNGE ATTACK DIAKTIFKAN]

Alden menerjang Yora dari balik debu, dengan harapan akan mengejutkan Yora. Tetapi Yora menahan serangan Alden dengan ujung jarinya. Alden melanjutkan serangannya dengan menghantamkan tamengnya ke Yora, Yora menerima serangan Alden dan kemudian membalasnya dengan beberapa pukulan tangan terbuka.

Sebuah dagger terbang ke arah Yora dan Yora menghindar dengan melompat ke belakang. Tepat di belakang Yora, Kai muncul dengan tebasan pedangnya yang membuat Yora harus menunduk ala The Matrix. Tebasan pedang itu jaraknya tipis sekali antara wajah Yora dan pedang milik Kai. Yora bisa melihat refleksi dirinya sendiri dari pedang tersebut.

Yora mundur dan membenarkan posisinya, ia kemudian melihat ke arah Adra dan Zinn, dua spellcaster yang masih tersisa kemudian lari dengan kecepatan penuh ke arah mereka sambil menjatuhkan Alden dengan menerjang dan menjatuhkan Alden dengan pundaknya.

Alden yang terjatuh menyelengkat Yora dengan kakinya, Yora yang kehilangan keseimbangan terjatuh namun bisa menahan dirinya dengan tangannya, Yora lalu melanjutkan berlari dengan kaki dan tangannya seperti binatang.

“Brahm! Cover!” teriak Alden sambil berusaha berdiri lagi.

Yora yang berlari dengan kaki dan tangannya terlihat seperti singa yang sedang menerkam mangsanya, ia menerjang Brahm dengan melompat ke arahnya.

[NOTICE]

[SKILL: OPEN HAND TECHNIQUE: CLAW STRIKE]

Brahm menahan serangan Yora dengan pedangnya kemudian mendorong Yora. Yora berdiri dan memusatkan aura di tangan kanannya sehingga membentuk sebuah pedang.

[NOTICE]

[SKILL: OPEN HAND TECHNIQUE: SWORD AURA]

Brahm menatap Yora dengan tajam.

“Let’s dance” kata Brahm sambil menerjang dan mengayunkan pedang ke arah Yora.

Brahm menahan serangan-serangan dari Yora sambil sesekali memberikan serangan balasan. Di antara serangan tersebut, Yora sengaja memosisikan dirinya dan mengarahkan serangannya kepada Adra dan Zinn sehingga mengganggu fokus mereka untuk merapalkan mantra untuk mengaktifkan sihir mereka.

Alden dan Kai bergabung dan menyerang Yora bersamaan, Yora menghindar dari serangan mereka dan mendorong Alden dengan tangan kirinya yang diselimuti aura sehingga Alden menabrak Kai hingga mereka terlempar.

“Kai!” Brahm mengalihkan fokusnya sebentar, Yora menebaskan pedang auranya ke arah dada Brahm dan membuatnya mundur untuk menjaga jarak.

Yora menggelengkan kepalanya “Ck ck ck, fokus” kemudian Yora menendang Brahm tepat di area luka di dadanya, Brahm berusaha menahan serangan tersebut tapi ia terlalu lambat. Brahm terlempar ke arah Adra dan Zinn yang membuat mereka melepas sihir mereka ke langit-langit arena.

Yora meninggalkan Brahm dan mengejar Alden dan Kai. Yora melepaskan aura pedangnya sehingga auranya hanya menyelimuti tangannya dan tidak berbentuk pedang lagi. Yora memukul Alden yang terkapar bertubi-tubi. Yora kemudian memukul Alden di perut, Alden yang tidak mampu menahan serangannya kini tidak sadarkan diri juga.

Brahm melihat Yora melepaskan serangannya kepada Alden kini melihat Yora yang mengangkat Kai di leher dengan tangan kirinya. Kai berusaha untuk melepaskan dirinya dari cengkeraman Yora.

Brahm berdiri dan mengambil pedangnya.

‘Engga, engga, engga, Kai!’

‘Please, jangan Kai!’

[NOTICE]

[SELAMAT! ANDA BERHASIL MENDAPATKAN SKILL: AURA

MANIFESTATION]

[SKILL: DRUNKEN SWORDFIGHT: AURA MANIFESTATION DIAKTIFKAN]

“AAAAAAAAHHHHHHHHHHH!!!!!!!!” Brahm mengayunkan pedangnya dari samping dan membentuk sebuah sabit yang besar secara horizontal. Yora sekali lagi menjadikan anak buahnya sebagai tameng, Yora menghalangi tebasan aura dari Brahm. Tangan Kai yang berusaha melepaskan cengkeraman Yora kini terkulai lemas.

“KAAAAIIII!!” teriak Brahm sambil berlari ke arah Kai.

Yora menghantam Kai ke dinding arena dan membuat Kai tidak sadarkan diri.

Yora melepaskan cengkeramannya dan membiarkan Kai tergeletak, Brahm tidak menyerang Yora tetapi menghampiri Kai dan memeriksanya, sementara Yora tidak memedulikan Brahm dan berjalan menuju ke dua spellcaster yang masih sadarkan diri dan memukul mereka hingga mereka tidak sadarkan diri.

“Kai! Kai!” Brahm berusaha membangunkan Kai

“Sorry, Kai, gua tadi kelepasan, yang gua pikirin tadi gimana caranya gua bisa nyelamatin lu”

Brahm memeriksa nadi Kai tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan.

“Kai.... Please....”

Brahm mengepalkan tangannya dan berteriak.

"UUUUUUUUUAAAAAGGGGGHHHHHHHHHHH"

Brahm mengeluarkan dua alkohol dari subspace inventory miliknya, ia mengeluarkan Insam-Ju berusia 500 tahun dan anggur merah berusia 200 tahun. Napasnya menjadi berat dan cukup panjang campuran dari kelelahan dan emosi, Brahm lalu membuka botol tersebut dan menghabiskan keduanya dalam satu tegukan.

Brahm mengatur napasnya dan berdiri.

“Yo!” teriaknya.

Yora berbalik dan melihat Brahm yang diselimuti aura yang besar, hampir seperti ledakan aura milik Yora.

Brahm melempar pedangnya dan memberikan gestur jari tengah kepada Yora. Kemudian Brahm mengepalkan kedua tangannya dan mengangkatnya seperti pose tinju. Brahm menatap tajam Yora dengan ekspresi kekesalan, wajahnya merah seperti sedang mabuk. Kuda-kudanya payah bahkan bisa dibilang itu adalah pose petarung amatir tetapi tidak ada satupun keragu-raguan dari kuda-kuda tersebut.

Yora tersenyum menyeringai yang lebar ketika melihat Brahm dengan aura dan posenya.

“This! Kenapa ga daritadi! Gua lebih suka kalo kita pukul-pukulan! Bukan pake senjata!” kata Yora yangmelemaskan lengannya dan mengepalkan tangannya juga.

Keduanya berlari dan saling menerjang, tinju mereka bertemu dan menciptakan dampak yang sangat besar. Debu, tekanan udara dari kedua pukulan yang saling bertemu. Yora tersenyum lebar sementara Brahm memiliki ekspresi kesal dan marah.

\=LANJUT KE CHAPTER BERIKUTNYA YA=

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!