Aku dan Kakakku pulang menggunakan mobil pribadi Keluarga kami yang sudah menunggu di depan Rumah Sakit. Supir Pribadi Keluargaku, "Arnold" dengan sigapnya membukakan pintu belakang mobil untuk kami Berdua.
"Silahkan Tuan Muda dan Nona." Sambil memberikan tanda penghormatan dengan membungkukkan sedikit badanya.
"Terimakasih Arnold."
Aku dan Kakakku masuk ke dalam Mobil. Arnold menyusul setelah aku dan Kakakku di dalam Mobil. Arnold segera mengendarai Mobil tersebut ke Kediamanku. Aku duduk di samping kaca Mobil agar bisa Melihat pemandangan kota.
Pemandangan Kota Stuttgarter lumayan indah, Banyak sekali gedung-gedung pencakar langit yang terbangun di sekitar kota, Banyak juga kawasan komersial yang Terbangun di sekitarnya untuk Menunjang kebutuhan. Melihat pejalan kaki yang berjalan di trotoar dengan segala macam style berpakaian yang istimewa membuat kota ini tampak Memiliki Keistimewaan tersendiri.
Disaat aku sedang melihat-lihat, Ada satu toko kue yang menarik perhatianku. Nama tokonya "Cakes with Smile". Aku segera memberitahu Arnold untuk berhenti sejenak di toko itu.
"Arnold bisakah kita berhenti sebentar di toko kue itu? Aku ingin membeli beberapa kue untuk dibawa pulang."
"Baik tuan Muda."
"Kakak juga mau beli deh, Mumpung mampir."
"Kakak yang Bayarin ya.hahaha." sedikit tertawa
"Hmm, Cium pipi kakak dulu kalo mau dibayarin." Sambil menunjuk ke arah Pipinya.
"Gak ah, Bayar sendiri aja aku."
"HUFT!." Memasang Ekspresi Ngambek.
Mobil ini pun berhenti di depan toko kue tersebut. Arnold pun Bergegas keluar dari mobilnya untuk Membukakan Pintu. Aku dan Kakakku keluar dari mobil tersebut untuk membeli kue di toko ini. Aku dan Kakakku masuk ke dalam Tokonya.
"Selamat Datang di Toko kami."
Sambutan yang datang dari toko tersebut. Tidak salah aku Mampir ke toko ini, Dari baunya saja sudah tercium harum. Bau yang harum ini pasti berasal dari kue-kue disini. Aku dan Kakakku memilih kue yang ingin dibeli.
Banyak sekali jenis kue di sini. Tidak hanya kue, Bahkan mereka menjual macam-macam cookies disini. Dari segi harga kue dan cookies ini tergolong murah. Untuk ukuran 1 piece chiffon cake dibandrol dengan harga 60 Roux. Sedangkan untuk cookies, Rata-rata harganya berada di sekitar 30-70 per cookiesnya.
Aku akhirnya memutuskan untuk membeli Chiffon cake utuh dengan harga 480 Roux. Dan macaron satu paket yang berisi 8 dengan harga 400 Roux. Aku segera pergi ke cashier untuk melakukan Pembayaran.
"Halo, ada yang bisa dibantu?"
"Aku ingin membeli Chiffon cake dengan ukuran utuh serta macaron satu paket ya. Untuk pembayaran bisa Melalui apa aja ya?"
"Pembayaran bisa melalui cash maupun digital kak, Untuk digital kami menyediakan platform PayAver dan AFI."
"Ohh, saya Bayar dengan PayAver ya."
"Baik Kak. Totalnya 967 Roux ya kak, sudah termasuk pajak."
Aku langsung melakukan scan barcode menggunakan Smartphoneku.
-Apakah anda yakin transfer 967 Roux ke Payment digital ini?
[Ya]. [Tidak]
Aku memencet tombol ya.
-Anda berhasil melakukan pembayaran.
Aku langsung menunjukkan Tanda bukti pembayaran kepada Kasir.
"Ini Pesanannya Kak, Terimakasih sudah membeli."
Aku segera mengambil Kantung yang berisi pesananku. Aku melihat kakakku masih sibuk memilih apa yang dia beli. Aku memutuskan untuk Langsung pergi ke mobil menunggu kakakku di mobil.
Selang beberapa Menit, Kakakku pun keluar dari toko tersebut. Arnold kembali membukakan pintu mobil, Aku dan Kakakku pun masuk ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan ke Kediamanku di kawasan Solitude. Orang-orang mengenal kediamanku dengan nama "Ignite's Mansion".
Setelah beberapa Menit, Akhirnya kita sampai di kediamanku. Inilah Ignite's Mansion yang orang-orang tahu. Ignite's Mansion memiliki bangunan yang sangat luas dan megah. Mungkin bisa dibilang ini mirip seperti Istana kerajaan. Bangunannya terlihat mewah dan memiliki ornamen yang berkilau dan terbuat dari emas murni. Penjagaan di Mansion ini sangat ketat karena keluargaku memiliki sebuah bodyguard khusus untuk melindungi mansion ini.
Di mansion ini, Aku dan semua keluargaku tinggal. Arnold masih mengendarai mobil tersebut sampai ke depan pintu Mansion ini. Memang agak Luas bagian depan mansion keluargaku ini. Ditambah bagian depannya banyak sekali tumbuhan serta bunga yang mengelilingi yang tampak membuat Mansion ini terlihat sangat Elegan dan Indah.
Akhirnya sampai di depan pintu. Arnold bergegas untuk membukakan pintu. Aku dan Kakakku pun keluar dari mobil dan langsung masuk ke Kediamanku. Pintu yang terbuat dari kaca dan ukuran yang tampak besar membuat Pintu ini hanya bisa dibuka menggunakan Sistem Tersendiri. Kakak dan aku pun melakukan scan sidik jari di tempat yang sudah disediakan.
Untuk para pelayan dan pembantu di mansion ini, Mereka memiliki pintu tersendiri untuk memasuki Mansion. Karena pintu utama hanya khusus keluarga utama dan keluarga cabang Ignite saja. Setelah selesai Melakukan scan sidik jari, Pintu tersebut terbuka dengan pelan. Tampak di dalam sudah banyak sekali Pelayan(Maid) dan Butler yang menyambut.
"Selamat Datang tuan dan Nyonya."
Aku dan Kakakku berjalan diatas karpet merah yang tersedia di dalam Ruangan tamu. Ornamen dan dekorasi tampak indah mengelilingi sekitar ruangan, Chandelier yang menghiasi Cahaya ruangan tampak terkesan elegan. Dikelilingi lukisan para leluhur Keluarga Ignite yang terpampang jelas. Mansion ini terdiri dari 3 Lantai dan 24 kamar Tidur yang di dalamnya masing-masing terdapat Kamar mandi serta sebuah Ruangan Musik.
Dan juga ada beberapa fasilitas lain seperti Sebuah Ruangan untuk menonton film layar lebar, sebuah ruang belajar khusus serta sebuah perpustakaan khusus Keluarga Ignite. Di bagian belakang mansion terdapat sebuah Lapangan Bola serta basket dan juga sebuah kolam Renang yang sangat luas untuk Menunjang kebutuhan olahraga Para bagian keluarga Ignite.
Tak lupa Juga terdapat Garden khusus yang berisi bunga-bunga indah. Ada juga sebuah tempat duduk di tengah-tengah Garden tersebut. Dan tak Jauh dari mansion ini, ada juga Tempat Latihan khusus keluarga. Biasanya para keluarga berlatih fisik dan skillnya di Tempat Latihan khusus ini. Karena disana memiliki perlengkapan dan Fasilitas yang lengkap.
Disaat Sedang berjalan masuk, Kepala pelayan kami Sebastian datang mendekat kepada kami.
"Selamat Datang tuan Raphael dan Nyonya Lilyanne, kehadiran anda berdua sudah ditunggu oleh Tuan Zircon dan Nyonya Elizabeth. Mereka berdua menunggu di Ruangan mereka."
"Baik Sebastian, Terimakasih. Kami Berdua akan segera menuju ke sana."
Kami berdua bergegas pergi ke Ruang Kantor Ayahanda di Lantai 2.
Beberapa menit, aku dan Kakakku sampai di depan Ruangan Kantor Ayahanda. Kakakku mengetuk pintu 3x. Terdengar suara dari dalam Ruangan.
"Masuklah."
Kakakku Segera membuka pintu ruangan tersebut. Terdapat ayahanda yang sedang duduk di kursi kerjanya serta Ibunda yang duduk di sofa sambil meminum secangkir teh.
"Duduklah kalian berdua." Ayahanda dengan suara yang berat.
"Raphael duduk disamping ibu ya." Ibuku sambil menepuk di sebelahnya.
"Baik Ibunda."
Aku dan Kakakku pun duduk di sofa seperti yang Ayahanda perintahkan. Tak berselang lama, Ibunda memelukku dengan sangat erat.
"Syukurlah kamu Baik-baik saja Nak, ibu dan ayahmu sangat khawatir kepadamu. Apakah kamu masih merasa sakit? Kalo sakit kamu istirahat yang cukup ya nak."
Ibunda memang memiliki sifat Penyayang dan Terlalu Khawatir pada anak-anaknya.
"Raphael apa Kamu sudah baik-baik saja?"
"Sudah Baikan kok Ayahanda, makanya aku pulang hari ini."
"Syukurlah."
Oh iya aku teringat bahwa aku harus berterimakasih pada Ayahanda dan Ibunda karena telah membayar semua biaya perawatan.
"Ah iya aku Lupa, Terimakasih ya Ayahanda dan Ibunda telah Membayar biaya perawatan ku dan Sesekali Menengokku padahal kalian berdua selalu Sibuk."
"Sama-Sama Nak."
Ibunda Tampak senang Melihat aku Kembali, dia selalu ada di dekatku dan mengelus kepalaku dengan sangat lembut. Tak terkecuali ayahanda yang juga senang melihatku kembali. Aku suka keluarga ini. Keluarga yang terasa Harmonis sekali.
"Yaudah Nak, Kamu pergi istirahat sana. Kamu perlu istirahat yang cukup setelah keluar dari perawatan."
"Baik Ibunda."
Aku berjalan Menuju pintu untuk keluar dari Ruangan. Tak lupa juga aku mengatakan sepatah kata.
"Dah Ayahanda,Ibunda,Kak Lily." Sambil memberikan lambaian tangan sedikit.
"Dah Raphael "
Aku Membuka pintu kemudian Keluar dari Ruangan. Tak lupa untuk menutup pintunya Kembali. Aku berjalan menuju ke arah Kamar ku. Berjalan sambil melihat kondisi rumah setelah aku tidak pulang kesini selama hampir seminggu. Akhirnya aku sampai di Depan Kamarku. Aku Lekas masuk ke Kamar untuk beristirahat.
Tak ada banyak peralatan di Kamarku. Hanya Lemari untuk Pakaian,Meja belajar, Sebuah kasur besar yang ditutupi semacam tirai dan Televisi besar yang terpajang. Aku Mengganti Bajuku dengan sebuah Baju Tidur yang sudah disiapkan di lemari.Aku menuju ke kasurku untuk istirahat. Merebahkan Badan di Kasur yang empuk ini, sambil mencoba menutup mata untuk Tidur.
Di hadapanku ada sebuah Bayangan yang besar dengan ekspresi menyeramkan. Bayangan itu berbicara.
"Hey Bocah aku akan Menunggumu Hahahahaha."
Hah, Aku kaget dan Terbangun dari tidurku. Aku mengambil smartphone ku diatas meja. Aku mengecek Waktu saat ini.
"Masih Jam 5 pagi."
Jam Menunjukkan Pukul 05.00 AM. Aku terbangun dari kasurku dan Mencoba membuka Jendela. Suasana Masih Gelap karena matahari belum terbit sepenuhnya. Aku mulai memikirkan mimpi yang tadi kualami. Bayangannya tidak terlihat seperti Monster yang waktu itu kuhadapi. Dia lebih besar dan tampak memiliki sinar merah di matanya.
"Sudahlah tidak usah dipikirkan, Mending aku jogging diluar. Mumpung udara masih terasa segar."
Aku segera mengganti baju tidurku dengan baju Olahraga. Aku bergegas pergi dari ruanganku untuk berlari pagi. Aku melihat para pelayan sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Aku segera pergi ke lantai bawah menuju ke arah pintu keluar.
Di lantai bawah, Tampak kakak tertuaku Kaizo Ignite yang sedang menuju ke arah luar. Aku bertanya kepada Sebastian yang kebetulan ada di Lantai bawah.
"Hey Sebastian, Pagi-Pagi begini mau kemana Kak Kaizo? Apa kau Tau?"
"Tidak Tuan Muda Raphael. Tuan Kaizo tidak bilang apapun kepadaku."
Hmm, Aneh. Jarang melihatnya keluar pagi-pagi sekali. Apakah ada urusan mendadak yang harus diselesaikan Sekarang. Entahlah aku juga tidak mau memikirkan hal itu.
"Yaudah Sebastian. Aku Pergi keluar ya. Kabari ke Ayahanda dan Ibunda nanti kalau aku sedang berjogging di area Taman Solitude."
"Baik Tuan Muda."
Aku pergi keluar dan Menuju ke Taman. Aku Berlari kecil saat Menuju ke Taman Solitude. Udara pagi hari masih Segar dan Nyaman tampak di area Depan mansion ku juga Harumnya bunga Menyelimuti pagi indah ini. Aku segera Melapor kepada penjaga gerbang di depan untuk pergi ke Taman.
"Pak Bukakan Gerbangnya ya. Aku mau pergi ke Taman."
"Baik tuan Muda."
Gerbang pun Otomatis terbuka dan aku pergi keluar. Aku melihat ke arah samping terlihat Mobil Kak Kaizo yang menuju ke Arah Perkotaan. Aku melanjutkan Berlari kecil ke Taman Solitude. Di sepanjang perjalanan pohon-pohon melintang di samping Jalan yang membuat udara terasa Bersih dan Nyaman dihirup.
Sepanjang perjalanan ada Beberapa Mansion milik Keluarga lain yang berada di sekitar kawasan ini. Kebetulan ada Mansion Kediaman Keluarga Astroze di Kawasan ini. Aku niatnya ingin mengajak Vincent juga, Cuman kayaknya dia masih Tidur. Lagipula sekarang adalah Hari Minggu. Hari ini sekolah Libur.
Jarang sekali melihat Vincent terbangun pagi di hari Minggu. Biasanya dia tidur sampai Siang. Di kawasan ini,ada 5 Total Mansion Kediaman Keluarga Terpandang seperti Keluarga Astroze,Noble,Allsworth,Neville dan Keluargaku yaitu Ignite.
Kawasan Solitude adalah Kawasan Elite yang Isinya hanya Kediaman Keluarga Terpandang di Kota Stuttgarter. Ya walaupun ada juga kediaman Milik warga biasa yang tak Jauh dari Kawasan Solitude. Biasanya ramai sekali warga biasa yang pergi ke Taman Solitude. Karena Taman Solitude memiliki Fasilitas yang Lengkap. Mulai dari tempat bermain hingga Tempat melakukan Senam/Olahraga.
Aku berlari-lari di sekitar trotoar jalan, tampak keringat membasahi tubuh dan nafas yang tak teratur karena rasa Lelah. Tapi aku tetap berlari kecil untuk meningkatkan Daya Tahan Tubuhku. Tak terasa aku berlari sekitar 10 menit, Akhirnya sampai di taman. Tampak ramai juga warga yang sedang melakukan senam pagi dan ada juga yang berlari memutari Lapangan yang ada di Taman.
Karena aku sedikit kelelahan, Aku memutuskan untuk pergi duduk di bangku taman yang tersedia. Aku duduk sambil mengelap keringat yang ada di dahi ku menggunakan tangan. Tak lama berselang, ada seorang yang duduk di sampingku. Ternyata itu Putri keluarga Noble. Roselianne Noble.
"Oh, Hai Rose."
"Hai Juga Rapha."
Roselianne, Dia adalah teman masa kecilku bersamaan dengan Vincent. Sayangnya dia bersekolah di tempat yang berbeda.
"Olahraga Juga kah Rose?"
"Iya, Mumpung lagi hari Minggu dan juga hari ini Libur Sekolah. Jadi kusempatkan waktu sedikit untuk berolahraga di Taman. By the way, Tumben ngeliat kamu berolahraga Raph, biasanya jarang terlihat Kamu berolahraga di Taman."
"Yahh, Ada beberapa hal yang membuatku ingin berolahraga sih." Sambil mengelus kepala.
"Boleh Kutahu apa Hal yang membuatmu ingin berolahraga?"
"Boleh aja sih "
Aku mulai menceritakan Kejadian yang terjadi Sabtu Minggu Lalu kepada Roselianne. Tampak ekspresi Roselianne sedikit terkejut saat mendengar cerita tersebut. Seolah-olah dia juga merasakan hal yang apa kurasakan saat itu. Aku terus menceritakan hal tersebut sampai selesai.
"Jadi Begitulah Ceritanya. Sejak saat itu, Aku mulai ingin meningkatkan Tubuhku agar bisa melindungi saat kejadian Dungeon Break itu terulang."
"Turut prihatin juga Rapha. Aku baru tau kamu masuk ke Rumah Sakit. Vincent juga tidak mengabari hal itu. Padahal kita bertiga teman dari Masa Kecil."
"Mungkin Vincent tidak ingin merepotkan mu dan membuatmu khawatir tentangku."
"Hmm, Mungkin sih. Oh iya, Mumpung Lapangan tenis Disitu kosong Mau Main bareng? Udah lama gak main tenis melawanmu Raph."
"Boleh Rose, Ayok."
Kami beranjak dari Bangku taman dan Menuju ke Lapangan Tenis di Depan. Kami langsung mengambil Raket yang disediakan oleh pihak Taman di Lemari penyimpanan alat-alat. Aku juga mengambil Bola tenis yang berada di Loker sebelah tempat Raket.
Kami langsung bermain di Lapangan dengan Roselianne yang memulai Permainannya. Roselianne melakukan sebuah Serve dengan bagus, Namun serve itu tergolong mudah untuk ku balikkan. Aku langsung memukul bola yang menghampiriku ke arah Kanan. Roselianne pun berlari ke arah Kanan mengikuti arah bola.. Pukulanku juga dapat dibalikkan dengan mudah olehnya.
Roselianne mengincar ke arah Kanan yang termasuk ke dalam Daerah yang sulit dijangkau Olehku. Namun, Ternyata pukulannya terlalu kencang. Sehingga bola tersebut dianggap out. Skor saat Ini adalah 15-0 dengan aku yang memimpin pertandingan ini. Sekarang, Giliranku melakukan Serve. Aku melakukan Serve dengan pelan agar tidak Fault.
"TSS.."
Tampak suara yang keluar saat bola terkena Raket. Pukulanku terlalu lemah sehingga bola tidak menyebrang melewati Net. Point untuk Roselianne. Roselianne tampak senang saat mendapatkan Point tersebut. Ekspresinya terlihat sangat senang dan bahagia. Sekarang giliran Roselianne yang melakukan Serve. Seperti biasa, Serve Roselianne kuakui bagus. Tapi sama seperti sebelumnya, Serve itu mudah dibalikkan.
Tampak serangan dari kedua belah pihak yang sama-sama tidak memberikan lawan Point dengan mudah. Kami berdua tampak melakukan pertarungan sengit saat bermain. Tak segan-segan Roselianne kadang melakukan smash kencang ke arahku yang tidak bisa untuk ditepis olehku. Dan kebalikannya, kadang juga aku melakukan smash ke arahnya untuk mendapatkan Point.
Kami berdua tampak menikmati permainan ini dengan senang hati. Walaupun terlihat lelah, Kami berdua sangat bahagia saat bermain bersama. Terkadang saat permainan kami tertawa dan kesal dalam waktu bersamaan. Tapi hal itu wajar karena kami berdua sudah lama kenal, Bahkan dari kami balita.
Setelah selang 1 jam Lebih kami bermain, Akhirnya permainan ini berakhir dengan kemenangan ku. Skor 2-1 dari 3 set yang kami Mainkan. Kami berdua tampak lelah setelah bermain. Namun itu tidak terasa karena kami berdua melakukannya dengan senang hati.
"Hah…Tidak terasa ya Rapha kita sudah bermain hingga 1 jam lebih. Sungguh menyenangkan bermain bersamamu lagi. Jarang-jarang bisa menikmati momen ini. Apalagi sekolah kita sudah berbeda."
"Hahaha, Iya Rose. Menyenangkan juga melakukan olahraga di Pagi Hari. Untung kamu juga olahraga. Kalau enggak, Mungkin aku cuman akan berlari mengelilingi Lapangan."
"Aku mah tiap Minggu emang olahraga disini. Kamu tuh yang gapernah Olahraga."
"Hahaha ,Sudahlah, Cuaca sudah mulai panas. Aku akan Pulang ke Kediamanku."
"Yaudah Bareng Raph, Lagipula kita satu arah."
"Yaudah ayok."
Kami berdua pun Akhirnya pulang Bareng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments