Di rumah sakit pusat ibukota Daren menjalani pemeriksaan dengan beberapa dokter . Setelah cukup lama dokter itu menggelengkan kepala nya . Kemudian menghela nafas panjang .sebelum kembali menatap Daren ,yang kini berdiam diri layak nya bukan dia . Yang sedang menjalani pemeriksaan saat ini .
" Katakan saja ..."Suaranya serak dan dingin . " Tuan muda untuk saat ini anda tidak bisa berjalan .Tapi anda tidak perlu khawatir dengan kemajuan teknologi saya yakin anda akan pulih . Dan itu bisa dilihat selama perawatan yang tetap ." Dokter itu menjelaskan nya dengan cepat .
" Hemm... katakan saja kepada semua orang bahwa aku ,tidak bisa berjalan lagi untuk selama nya ." Mendengar apa yang di katakan Daren dokter tidak bisa menahan perasaan nya .
" Baik tuan muda .." Jawab nya dengan patuh. Aura yang dikeluarkan Daren semakin menakutkan .Setelah berada diruangan pemeriksaan cukup lama Daren keluar .Disambut ibu nya dengan Sarah dengan tatapan cemas .
" Daren bagaimana keadaan mu .Kamu bisa berjalan kembali kan .?" tanya Nyonya Collen dengan sedih .Daren hanya menggeleng kepala nya .Melihat itu tubuh Nyonya Collen lemas tak bertenaga .
" Bagaimana bisa begini .Putra ku ya tuhan apa yang terjadi ." Raung nyonya Collen meratapi nasib putra nya .
" Aunty tenang lah .Aku yakin dokter bisa menyembuhkan Daren ." Sarah membujuk dengan lembut .Wanita itu menampilkan dirinya sebagai wanita yang lemah lembut. Daren hanya diam saja sebelum melambaikan tangan nya kepada suster . Untuk segera membawa nya kembali keruang rawat .Saat ini pikiran hanya cepat keluar dari rumah sakit . Segera mungkin menemukan Aluna istrinya .
Yang saat ini berada di desa yang begitu tenang dan damai . Setelah kelelahan perjalanan jauh membaut mau terlelap hingga mata hari tinggi . Abraham yang sedang berada di kebun sesekali melirik kamar putrinya itu .
" Paman...apa tidak sebaik nya kamu memeriksa nya .Ini sudah siang tapi Aluna belum bangun ." Albert melirik paman nya .
" Hah ,aku ingin tapi sudah lah dia mungkin kelelahan. Panggil dokter untuk memeriksa nya .Semalam Nyonya Britt mengatakan jika dia hamil ." Suara Abraham terdengar lebih lembut . Memikirkan jika dia akan menjadi kakek semakin membuat nya bersemangat .
"Akan aku lakukan .Paman,apa perlu aku mengirim orang untuk mengetahui bagaimana kehidupan selama ini .?" Albert bertanya dengan hati hati .
" Eemm ...itu harus .Aku ingin tahu siapa suami nya . Dan kenapa bisa dia pergi dengan keadaan hamil .Dan jika dia tidak memiliki suami cari pria itu . Aku akan membuat nya menderita telah berani menyentuh nya ." Abraham merasakan amarah nya mendidih. Melihat wajah lelah Aluna semalam.Juga dia melihat jika Aluna seperti sedang tertekan.
" Tenang saja paman .Aku sendiri yang akan menghajar bajingan itu ."Albert juga merasakan amarah nya mendidih .Meksi selama ini mereka tidak tahu bagaimana kehidupan Aluna . Tapi rasa sayang dari darah memang tidak bisa di bohongi .
Aluna yang sudah terbangun merasa lebih segar . Yang melihat sekeliling yang begitu damai . Dari jendela kamar nya bisa melihat area kebun yang luas .Semalam dia tidak memperhatikan sekeliling nya mata amber nya berbinar saat melihat banyak anggur. Selain anggur juga ada banyak buah yang lain .
Abraham menyadari kehadiran Aluna tersenyum melambaikan tangan nya.Aluan membalasnya dengan senyum sopan .Sebenarnya Aluna juga merasa penasaran bagaimana bisa pria itu mengenal ibu nya .
" Aluna makan lah dulu ,didapur sudah saya siap kan untuk makan ." Abraham berteriak meminta Aluna untuk makan . Pria itu mulai protektif kepada putrinya . Yang baru saja dia temui ini .
" Terimakasih tuan ...." Jawab Aluna dengan senyum canggung . Dia merasa canggung saat ini,dia adalah tamu . Tapi malah tuan rumah yang menyediakan semua nya.
Aluna melangkah kaki nya keluar kamar menuju dapur . benar disana sudah banyak makanan. Dan sebagain masih terasa hangat. Aluna merasa kehangatan dari hatinya.Dia merasa jika saat ini dia memiliki keluarga lagi. Sejak kematian ibunya ,hanya Daren yang perhatian kepada nya .
Mengingat suami nya itu Aluna diam diam menghela nafas panjang. Entah bagaimana keadaan nya saat ini dia tidak tahu .Dia hanya bisa berharap semoga dia kembali sehat.Dan bisa menemukan kebahagiaan lagi bersama pilihan ibunya .
" Sayang ,maaf kan mom kita akan baik baik saja . Kita harus kuat mulai saat ini kita harus tetap berharap Daddy mu baik baik saja ." Ucap nya sambil mengusap perutnya. Melihat makan yang lezat Aluna dengan cepat memakannya .
Ketika Abraham kembali Aluna sudah selesai makan . Pria itu menatap nya dengan mata sayu dan teduh .
" Tuan ,apa anda sudah sarapan .seperti saya menghabiskan nya ." Seru Aluna saat melihat Abraham .
" Nak bisakah kau memanggil ku ayah saja.?". Abraham menatap Aluna penuh harap .
" Ayah ....." Lirih Aluna Sejak kecil dia ingin sekali memanggil nama ini .Tapi sayang dia tidak memilikinya .
" Iya ayah .... ini ayah ." Abraham menarik nya kedalam pelukannya . Aluna merasakan pelukan hangat dari Abraham . Tiba tiba tidak bisa menangis dengan keras . Seakan mengadu kepahitan dan kesakitan dia alami selama ini . Menguap begitu saja di pelukan pria yang baru dia temui semalam .
Hiks ...hiks...hiks...
" Ayah ...hiks ." Tangisan Aluna semakin menyayat hati pria paruh baya itu. Air mata Abraham juga tidak lagi bisa dia bendung.
" Maaf kan ayah nak .Ini salah ayah ,salahkan ayah .Yang sudah meninggalkan kalian ." Bisik Abraham dengan suara serak.
Tangisan kedua nya bisa didengar Albert yang berada di luar . Pria muda itu juga merasa jantung nya diremas sesuatu .Mendengar tangisan Aluna yang menyakitkan .
"Kenapa ..kenapa Ayah , meninggalkan kami .semua orang menghina ku anak haram.mereka selalu merendahkan ku .mereka mengatakan bahwa aku hanya anak miskin yang tidak layak untuk bahagia .Mereka memaksa ku untuk meninggalkan suami mu . Yang sedang berjuang untuk hidup nya . Mereka juga ingin membunuh ku .Jika saja supir itu bukan orang baik mungkin aku sudah mati .Aku tidak akan berada ditempat ini.Apa salah ku kenapa mereka begitu jahat kepada ku ." Aluna meraung melepaskan segala kesedihan yang dia pendam.
" Maaf kan ayah Nak ini salah ayah .Mulai sekarang tidak akan ada satu pun orang yang berani menyentuh mu .Ayah janji akan membuat mereka semua merasakan obat mereka ." Suara Abraham semakin serak . Dia merasakan setiap ucapkan putrinya merupakan tekanan yang dia alami selama ini . Jantung Abraham berdetak lebih cepat saat mendengar . Jika sebelum dia tiba di tempat ini .Akan di bunuh oleh orang. Amarah Abraham kembali memuncak .Tapi untuk saat ini dia harus menahan diri .Yang terpenting saat ini hanya satu menenangkan Aluna yang sedang kalut. Cukup lama Abraham menenangkan nya hingga tubuh Aluna lemas .
" Albert panggil dokter ...." Abraham berteriak dengan keras .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments