Hari berikutnya
Pagi ini seusai sarapan, Bryan meluangkan waktu dengan mengajak istrinya jalan jalan pagi. Jia mengusap perutnya, dia lekas duduk di kursi taman komplek.
Bryan segera memberikan air putih yang dia beli pada istrinya. Jia langsung meneguknya setelah botol di buka. Wanita itu memberikan botolnya pada sang suami.
"Kamu sudah menemukan keberadaan kak Hanna? " tanya Jia memulai obrolan.
"Sepertinya kau bersemangat sekali jika membahas tentang Hanna. Apa kau memang ingin aku melakukan hal sama seperti yang kita lakukan kemarin Jia? " tanya Bryan dengan senyum miringnya.
bug Jia meninju bahu suaminya dengan kesal. Wanita itu pun mencebikkan bibirnya kesal.
"Tak perlu menggodaku kak Bryan. " ketus Jia.
"Kau lupa dengan apa yang aku pinta kemarin Jia hm? " seringai terbit di sudut bibir Bryan.
Jia sendiri merutuki kebodohannya. Dia teringat jika suaminya meminta dirinya memanggil Bryan dengan sebutan mas. wanita itu menatap malas kearah suaminya.
"Enggak perlu di ingatkan lagi mas Bryan. " ujarnya penuh penekanan.
Bryan terkekeh pelan, dia kembali mengusap perut sang istri. Jia sendiri hanya diam saja saat sang suami mengusap perutnya. dia bisa merasakan tendangan dari sang buah hati.
pria itu sengaja merapatkan tubuh mereka. Jia sempat melototinya namun Bryan tak peduli. Tak lama calon hot daddy itu bangkit, lalu membantu istrinya. Keduanya kembali ke dalam sebentar lalu ke luar.
brum
Jia sendiri tak mengerti, ke mana suaminya mengajaknya pergi. wanita hamil itu memilih diam, pandangan nya lurus ke depan.
Beberapa menit berlalu, keduanya sampai di pantai. Bryan lekas turun lalu membantu istrinya. Jia sendiri hanya pasrah dan mengikuti langkah sang suami.
Kini keduanya sama sama saling berhadapan satu sama lain. Bryan mengusap pipi mulus istrinya dengan lembut. Dia mendekatkan wajahnya berniat mencium sang istri namun Jia memalingkan wajahnya.
"Kau sangat suka mencium orang seenaknya mas. " protes Jia.
"Kau lupa jika kau adalah istriku? " cecar Bryan yang membuat Jia kembali bungkam. Pria itu memeluk pinggang sang istri lalu mencium bibir wanitanya.
Beberapa detik kemudian, Bryan mengakhiri ciumannya. Jia memukuli dada bidang sang suami. Wanita itu meluapkan segala kekesalannya pada Bryan.
"Kenapa malam itu harus terjadi, kenapa. Seharusnya kak Hanna yang menikah dengan kamu bukan aku. " ujar Jia.
Napasnya tersengal. Bryan tanya diam saja membiarkan sang istri meluapkan segalanya. Lelah Jia pun berhenti, mengusap genangan air di sudut matanya.
Wanita itu hanya bisa menangisi takdirnya yang tak sesuaai keinginan Jia. Bryan membawanya ke dalam pelukan hangatnya. Dia usap punggung bergetar sang istri.
Setelah keadaan aman, Bryan melepaskan pelukannya. Dia pun menatap lekat wajah sembab istrinya.
"Semuanya telah terjadi, terima kenyataan. Jika kau masih kecewa, aku bisa membuat perjanjian di antara kita. "
"Mengenai hubungan di atas ranjang, aku bisa menyewa wanita lain. " ujar Bryan panjang lebar.
Jia menggeleng. Wanita itu tak setuju dengan penawaran yang suaminya berikan. Diam diam Bryan. tersenyum menyeringai.
"Aku tak setuju, baby dalam perut kelak saat lahir pasti malu memiliki daddy casanova yang suka celap celup. " ceplos Jia.
Raut wajah sumringah Bryan seketika lenyap. Pria itu mengumpat dalam hati, merasa percaya diri.Dua kira istrinya akan cemburu namun ternyata tebakannya salah.
Jia sendiri kembali mengusap perutnya penuh kasih sayang. Keduanya beranjak dari sana, segera masuk ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan, tak ada obrolan apapun di antara pasangan suami istri tersebut.
Skip
Mansion
Keduanya turun dari mobil. Jia memperhatikan raut dingin suaminya dengan tatapan heran.
"Mas diam saja kenapa, sakit gigi kah? " ceplos Jia.
Bryan meliriknya tajam membuat nyali Jia menciut. Wanita hamil itu berjalan lebih dulu di susul sang suami. Jia sendiri pergi ke ruang tamu, Bryan. melewatinya begitu saja.
"Dasar pria aneh. " gumam Jia.
"Lihat kelakuan daddy kamu sayang, daddy kamu sedang sakit gigi. " ucapnya pada calon bayi dalam perutnya.
Merasa bosan, Jia kembali berdiri dan pergi ke kamarnya. Wanita itu membuka pintunya perlahan setelah itu masuk ke dalam. Sayup sayup terdengar suara gemericik dari dalam kamar mandi. Jia tersenyum usil, dia berjalan pelan mengambil handuk sang suami.
"Mas, handuk kamu aku bawa ke luar ya. " pekik Jia.
Cklek
"Berikan handukku Jia, sebelum aku ke luar dan kau bisa melihat adik kecilku sepuasnya. " ancam Bryan dari Balik pintu.
Jia menyerahkan handuknya. Bryan lekas menariknya ke dalam kamar mandi dan mengabaikan teriakan istrinya. Kini mereka berendam di dalam Jakuzzi.
Jia sendiri duduk membelakangi suami menyebalkannya itu. Bryan sendiri menciumi leher jenjang istrinya, dia terus menyentuh setiap sudut tubuh wanitanya.
Wanita cantik itu menggeliat geli, namun tak menghentikan aksi sang suami. Pada akhirnya terjadi penyatuan liar di dalam sana.
Satu jam lebih keduanya baru ke luar dan segera berpakaian. Jia mengenakan dress tipis, semenjak hamil dia mudah merasa gerah. Bryan membantunya mengeringkan rambut setelah itu mereka pergi ke balkon.
Bryan menatap istrinya dengan intens. Terlihat jelas aura kecantikan Jia semakin ke luar semenjak hamil. Pria itu seakan betah memperhatikan wajah cantik istri galaknya. Dia meraih tangan istrinya kemudian menggenggamnya dengan erat.
"You are mine, Jia. Sampai kapanpun aku tak akan melepaskan kamu meski sekalipun kamu memohon. " ujar Bryan dengan serius.
"Lagipula kau tak rela bukan, bila saat baby lahir dan dia di rawat wanita lain? " Bryan terus menatap istrinya.
"Tentu saja tidak rela. "
Membayangkan saja, hatinya tiba tiba merasakan sesak. Dia telah memiliki ikatan kuat dengan sang calon bayi. Jia tak tega meninggalkan sang anak hanya demi egonya.
"Jangan pisahkan aku darinya, biarkan aku melahirkan dan membesarkan sebagaimana tugasku mas. " Jia mencengkram lengan sang suami.
Bryan tersenyum mendengarnya. Pria itu mengangkat istrinya ke atas pangkuannya. Dia kembali menciumi perut buncit wanitanya, lalu dia menciumi bibir Jia.
"Aku tahu kau wanita yang baik dan penuh perasaan, Jia. " batin Bryan.
Bryan mengusap lembut punggung sang istri. Jia bersandar di tubuh kekar suaminya. Tangan keduanya saling bertautan satu sama lain. Berkali kali pria itu menciumi kepala sang istri dengan penuh kelembutan.
Keduanya menikmati pemandangan yang ada di balkon.Jia meremas rambut sang suami kala Bryan bermain di area buah persiknya. Pria tampan itu menjauhkan wajahnya, kemudian mencium pipi chubby Jia.
"Kita akan membesarkannya bersama sama. " ucap Bryan.
Jia menghela nafas lega. Ketakutannya langsung sirna, dia tak bisa membayangkan jika dirinya akan di pisahkan dari calon baby dalam perutnya.Dia akan berusaha mencintai suaminya.
Jia menarik tangan suaminya, lalu menaruhnya di atas perut buncitnya. Keduanya saling melempar senyum kala merasakan tendangan dari dalam perut Jia.
"Dia sering kali bergerak di dalam sana mas. " ucap Jia dengan senyuman manisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
idaokta p
lanjut....takutnya cuma dipermainkan,kan kasian jia
2023-12-24
0
Miss Apple 🍎
lanjut
2023-09-15
0