Seakan tak peduli dengan panggilan ayahnya yang memintanya untuk menemui calon ibu tirinya di restoran, Orlando nampak terlena dengan teman-temannya yang asyik mengadakan lomba balap liar yang berlangsung tiap akhir pekan.
Satu orang gadis dengan penampilan setengah telanjang menjadi wasit dengan mengibaskan bendera sebagai acuan untuk mengadu dua orang lawan yang sedang bertaruh di arena balapan motor itu.
Suara gas motor terdengar menggema memekik telinga dengan sorak-sorai para pendukung masing-masing kubu yang akan memenangkan pertandingan balap motor malam ini.
"Uhhhh....ayo...terus gas....! Orlando...kamu bisa....!" pekik teman-temannya Orlando baik wanita maupun pria saling berpelukan menyampaikan ekspresi mereka dengan teriakan serta tawa.
Setelah memenangkan beberapa kali balap motor dengan lawan gengnya, Orlando nampak bangga dan puas karena belum ada yang bisa menyainginya.
Bayaran dollar secara kontan diterimanya dari lawannya sambil mengecup bibir wanitanya yang akan menjadi teman minum dan teman tidurnya malam ini.
"Sayang. Apakah kita tidak pergi ke klub malam ini?" Tanya Sandra kekasih baru Orlando.
Baru saja Orlando mau menjawab pertanyaan kekasihnya, tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya.
"Sebentar...!" Orlando melepaskan pelukan tangan Sandra yang bergelayut manja di lengan kekarnya.
Orlando membaca pesan masuk dari sang ayah, dengan deretan pesan penuh nada ancaman padanya.
"Kau mau daddy ambil alih kembali semua perusahaanmu atau kau harus datang ke restoran yang daddy minta?!" ancam tuan Franco.
Wajah tampan Orlando terlihat kelam dengan gigi gemeretuk menahan geram." Dasar sampah..! Siapa lagi wanita ja**g kali ini yang mencoba menaklukkan hatimu? Dia akan menerima akibatnya jika berani menjadi ibu tiriku," maki Orlando kembali lagi ke motornya dan langsung kabur tanpa pamit kepada sang kekasih apa lagi geng motornya.
"Orlando...!" kejar Sandra yang tidak ingin ditinggal begitu saja oleh Orlando.
"Sial...! pasti si tua bangka itu lagi yang memintanya pulang," umpat Sandra menghentakkan kakinya dengan hati kesal dan wajah merengut.
Pukul tujuh malam Carine dan nyonya Adeline mendatangi restoran Altius yang berada di tengah kota. Tuan Franco menyambut kedua wanita itu dengan penuh antusias.
"Selamat malam....!" sapa Franco pada Adeline seraya mengecup mesra pada wanita yang akan menjadi calon istrinya.
"Malam baby..! Kenalkan ini putriku Carine..! Carine. Kenalkan ini Franco Gilardino.
Mata Carine langsung melebar dengan jantung berdegup tak karuan.
"Carine..!"
"Franco!"
Keduanya saling berjabat tangan sambil menyebutkan nama mereka masing-masing. Tatapan Franco terlihat datar melihat wajah Carine sangat jauh berbeda dengan Adeline yang terlihat sangat cantik malam ini.
"Silahkan duduk sayang..!" Franco menarik kursi untuk Adeline.
"Terimakasih baby!" ucap Adeline.
Keduanya duduk dan nyonya Adeline terlihat ceria saat membuka obrolan hangat antara mereka berdua.
"Astaga mommy...! Kenapa seluruh pria yang mommy kencani, kenapa Mafia ini yang mommy pilih menjadi calon ayahku," gerutu Carine karena putra dari Franco adalah pria menyebalkan yang selalu bully dirinya.
Orlando yang baru datang ke restoran itu disambut oleh dua orang pelayan wanita yang terlihat cantik dengan senyum ramah mereka pada Orlando yang selalu berwajah datar.
Langkah kaki tegap itu melangkah dengan gagah menuju meja di mana ayahnya berada bersama nyonya Adeline dan putrinya Carine.
"Oh iya. Itu putraku Orlando...!" tuan Franco berdiri sebentar untuk memperkenalkan putranya yang baru datang untuk bergabung makan malam dengan mereka.
Carine menahan nafasnya sambil memejamkan mata karena bertemu lagi dengan pria menyebalkan yang sulit ia lupakan. Orlando memang sudah bertemu dengan nyonya Adeline tapi tidak dengan Carine.
"Orlando. Kenalkan itu putrinya Adeline yang akan menjadi saudara tiri kamu...!"
Orlando menatap wajah cupu gadis yang menjadi korban bullying dari dirinya dua tahun lalu.
"Kau....!" sentak Orlando begitu syok bertemu lagi dengan wajah wanita membosankan yang kadang singgah dalam tidur lelapnya.
Untuk memberikan kesan yang baik pada calon ayah tirinya, Carine mencoba bersikap tenang seraya menyodorkan tangannya hendak bersalaman dengan Orlando.
"Hai Orlando...! apa kabar...!" tawa Carine kembali pada sikap khasnya yang suka cengar-cengir tak karuan sambil membenahi kacamata tebalnya.
"Apakah kalian sudah saling mengenal satu sama lain?" tanya tuan Franco begitu senang melihat putranya sudah mengenal calon anak tirinya itu.
"Hanya teman kampus tak penting," santai Orlando membuat Carine hanya menarik nafas berat.
Tanpa permisi, Orlando sudah membasahi kerongkongannya dengan sampanye yang ada di hadapannya.
"Syukurlah kalau kalian sudah mengenal satu sama lain. Berarti kalian tidak perlu banyak beradaptasi untuk menjadi saudara tiri," ucap tuan Franco membuat Orlando tersedak.
Uhukkk....uhuk...uhuk...
Orlando mengusap dadanya yang terasa sesak mendengar ucapan ayahnya yang terdengar humoris dan itu sangat membuatnya muak. Sementara Carine dengan santainya menyuapi mulutnya dengan potongan daging stik untuk menghilangkan groginya.
"Minggu depan Daddy akan menikahi wanita kesayangan daddy yang cantik ini, nyonya Adeline. Daddy harap kalian berdua mulai sekarang harus lebih akrab satu sama lain!" pinta tuan Franco penuh harap.
"Apakah tidak ada lagi wanita lain selain ibu dari wanita jelek kampungan ini yang pantas menjadi istrinya daddy? Tinggal serumah dengan wanita menjijikkan ini membuat darah tinggi ku kumat setiap saat," canda Orlando penuh ejekan pada nyonya Adeline dan Carine yang tetap sabar setegar tembok raksasa China.
"Sudahlah Orlando...! Jaga sikapmu...! Mulai detik ini kita berempat adalah satu keluarga," jelas tuan Franco mengakhiri makan malam mereka dengan makanan penutup sambil bersulang minuman sampanye.
"Permisi mommy...! Aku mau ke toilet sebentar," pamit Carine berjalan cepat seperti orang yang pura-pura kebelet pipis membuat Orlando hanya menarik sudut bibirnya.
"Entah dari planet mana wanita itu dilahirkan. Mengapa ibunya sangat cantik tapi dia sama sekali tidak terlihat kecantikan yang diwariskan ibunya. Bahkan terkesan seperti anak adopsi." Senyum smirk itu terlihat meremehkan seorang agen rahasia FBI ini.
Di dalam toilet, Carine menatap wajahnya yang benar-benar terlihat culun. Ia merasa menyesal karena berpenampilan menjijikan seperti malam ini.
"Jika tahu aku akan bertemu lagi dengan penjahat kelamin itu, harusnya aku akan tampil semaksimal mungkin untuk mematahkan sikap angkuhnya yang selama ini merendahkan harga diriku," gerutu Carine segera beranjak keluar menemui lagi kelurga barunya.
Baru saja Carine melangkah keluar dari toilet, tubuhnya kembali didorong oleh Orlando hingga terbentur ke sudut ruangan dalam toilet mewah itu.
"Dengar gadis cupu...! bilang pada ibumu untuk menggagalkan rencana pernikahannya dengan daddyku karena kamu sama sekali tidak pantas menjadi adik tiriku!" ancam Orlando sambil mencekik leher jenjang Carine yang mengeluarkan aroma bunga segar menguar lembut menghipnotis pikiran Orlando yang semula tegang berubah lunak.
"Dengar bajingan...! Sedikitpun aku tidak pernah bermimpi untuk bertemu denganmu lagi, apa lagi untuk menjadi adik tirimu. Ah ya...! Aku malah setuju mommyku menikah dengan om Franco agar kita bisa menjadi sebuah kelurga, mengesankan, bukan? huff...! meniupkan udara ke wajah Orlando. Bagaimana kakak tiriku..?!" senyum angkuh Carine segera mendorong tubuh Orlando secara kasar menjauhi tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Natalia Luis Naik0fi
Mamanya Carine gtal dah tua mau nikah lgi
2023-11-26
0
Uthie
seru 👍
2023-09-27
1
Lovita BM
good Carine ,
candai calon kakak iparmu sok itu
2023-09-09
1