Rich People In A Parallel World
ali Nasr, seorang pemuda penuh impian, sangat ingin memulai bisnis. Namun, keterbatasan modal membuatnya bimbang. Ia baru saja kehilangan pekerjaannya di minimarket, dan tanpa penghasilan, ia tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya, ia mengambil keputusan besar—merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan dan mengumpulkan modal.
Meskipun berat meninggalkan orang tuanya, Ali merasa ini satu-satunya jalan. Malam itu, ia duduk di tepi ranjang, menatap langit-langit kamar dengan mata menerawang.
"Bagaimana ini? Aku ingin sekali memulai bisnis, tapi aku tidak punya modal. Sementara, aku juga belum mendapatkan pekerjaan sejak dipecat. Sepertinya, merantau ke Jakarta adalah satu-satunya cara agar aku bisa mengumpulkan uang," gumamnya lirih.
Setelah mempertimbangkan matang-matang keputusannya, Ali akhirnya berbaring di tempat tidur. Malam semakin larut, rasa kantuk mulai menyergap. Esok hari, ia harus meminta izin kepada ibunya sebelum benar-benar berangkat.
"Besok aku harus bicara dengan Ibu... Lusa aku pergi," ucapnya pelan sebelum akhirnya terlelap.
Namun, di tengah tidurnya, sesuatu yang aneh terjadi. Pada pukul dua belas malam, ia bermimpi berada di sebuah lorong hitam yang tak berujung. Tiba-tiba, lorong itu berputar dan menghisapnya masuk ke dalam dunia yang asing.
Ali terbangun dengan kaget. Ia mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda. Dunia di sekitarnya tampak futuristik—gedung-gedung menjulang tinggi dengan teknologi yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Namun, anehnya, tak ada satu manusia pun di sekelilingnya.
"Di mana ini? Kenapa aku tiba-tiba ada di sini? Bukankah tadi aku sedang tidur di kamar?" Ali bertanya-tanya, kebingungan.
Meskipun takut, ia memutuskan untuk menjelajah. Selama tiga jam berjalan kaki, ia tak menemukan satu manusia pun. Sampai akhirnya, ia melihat sebuah bangunan bertuliskan Bank.
"Setelah sekian lama berjalan, tak ada satu pun orang di tempat ini. Haruskah aku masuk ke bank itu? Siapa tahu ada seseorang di dalamnya," pikir Ali.
Dengan hati-hati, ia melangkah masuk. Namun, bank itu pun kosong. Ia terus menjelajah hingga menemukan sebuah ruangan dengan pintu besi besar—ruang brankas. Rasa penasaran mendorongnya untuk membukanya.
Saat pintu terbuka, matanya membelalak. Ruangan itu dipenuhi tumpukan uang dan emas dalam jumlah yang luar biasa banyaknya.
"Apa-apaan ini? Kenapa di dunia tanpa manusia ini ada begitu banyak uang?" Ali bergumam, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Ali mendekati tumpukan uang itu dan memeriksanya. Betapa terkejutnya ia saat menyadari bahwa uang itu persis sama dengan uang di dunia nyata.
Pikirannya mulai dipenuhi berbagai kemungkinan.
"Bagaimana kalau aku membawa sebagian uang ini ke dunia nyata?" gumamnya.
Tanpa berpikir panjang, Ali mencari tas dan mengisinya dengan uang serta emas sebanyak yang ia bisa bawa. Setelah tasnya penuh, ia berjalan keluar dari bank, mencari cara untuk kembali ke dunia nyata.
Namun, setelah berjam-jam mencoba, ia tetap tidak menemukan jalan keluar. Rasa panik mulai merayapi dirinya.
"Bagaimana kalau aku terjebak di sini selamanya?" pikirnya, pasrah.
Karena kelelahan, Ali akhirnya duduk di tepi jalan, masih memegang tas berisi harta itu. Rasa kantuk kembali menyerangnya, dan tanpa sadar, ia tertidur.
Saat itu juga, lorong hitam yang sama muncul dan menghisapnya kembali. Dalam sekejap, Ali terbangun di kamarnya.
"Apa?! Aku sudah kembali?" Ali terperanjat.
Ia melihat sekeliling, memastikan bahwa ini benar-benar kamarnya. Tapi yang lebih mengejutkan, tas yang ia bawa dari dunia paralel itu masih ada di sampingnya! Dengan tangan gemetar, ia membuka tas tersebut.
Uang dan emas itu benar-benar ada.
Saking terkejutnya, Ali berteriak tanpa sengaja.
"Ibu!" panggilnya, sebelum buru-buru membungkam mulutnya sendiri. Ia harus merahasiakan ini.
Tak lama, ibunya mengetuk pintu kamar. "Ali, kenapa kamu berteriak tengah malam begini?"
Ali dengan cepat menyembunyikan tas itu ke dalam lemari sebelum menjawab, "Tidak apa-apa, Bu. Aku cuma mimpi buruk."
Ibunya menatapnya curiga, tetapi akhirnya mengangguk. "Baiklah, kalau begitu, tidurlah lagi."
Begitu ibunya pergi, Ali kembali memeriksa tasnya. Semua uang itu masih ada. Ia menghela napas panjang, menyadari satu hal—ini bukan mimpi.
Dan sekarang, ia memiliki cukup modal untuk memulai bisnis impiannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
RidhoNaruto RidhoNaruto
👍
2025-05-01
1
Gabutdramon
penasaran jika nanti ali bawa gedung/rumah dari dunia mimpi
2023-12-28
1
Drew 1
part halu yg bikin hepi nih.. wkwkwkwkk
2023-10-03
0