Teratai 4
Ruangjingtian yang sedang berdiri di kamarnya tanpa peneran dengan mata terpejam. Dia kemudian keluar dari kamarnya melewati jendela kamar. Gerakannya sangat cepat sehingga penjaga di luar kamarnya pun tidak menyadari kalau dia baru saja keluar dari kamar.
Yangmi mulai memanjat tebing untuk mencari tanaman obat yang dia cari. Yangmi melihat tanaman obat yang sudah dia carinya dari tadi, tangannya hampir meraih tanaman obat tersebut senyum pada bibirnya telihat ketika melihat tanama obat yang dia lihatnya. Namun kehtia tangannya sudah menyentuh batang tanaman itu dari sisi lain Ruangjingitian merebutnya dari genggaman Yangmi. Membuat Yangmi kehilangan keseimbangan dan dia jatuh ke lumpur. Sebelum jatuh dia meraih pakaian Ruangjingtian sehingga membuat keduanya sama – sama jatuh ke lumpur.
“kembalikan aku yang melihatnya duluan.” Ucap Yangmi meminta tanaman obat dari Ruangjingtian.
“apa yang ada di tangaku itu adalah milikku.” Ucap Ruangjingtian menolak mengembalikan tanaman obat yang dia pegang.
Yangmi yang tidak terima karean Ruangjingtian merebut tanaman obat yang susah susah dia temukan, dia menyerang Ruangjintian dengan kekuatannya. Yangmi dan Ruangjingtian jatuh dalam perkelaihain untuk merebutkan tanaman obat tersebut.
Yangmi yang sudah terbiasa dengan keadaan di tempat itu, ketika dia menyadarai bawa lumpurnya mulai menghisap dia segera naik ke bebatuan membiarkan Ruangjingtian terhisap oleh lumpur tersebut.
Ruangjingtian tidak kehabisan akal dia yang masih memegang tanaman obat itu, memaerkan kepada Yangmi untuk mengambilnya dari tangannya.
Yangmi yang masuk dalam perangkapnya tanpa curiga hendak merebut tanaman itu. Dengan cepat Ruangjingtian menarik tangan Yangmi dan menganti posisinya dia atas sehingga sekrang Yangmilah yang berada di dalam lumpur hisap tersebut. Ruangjiangtian dengan senyum liciknya meninggalkan Yangmi yang sedang berusaha melepaskan diri dari lumpur yang perlahan menghisap dirinya.
“awas saja kalau aku melihatmu kembali.” Ancam Yangmi kepada Ruangjingtian.
Di ruang rahasia perguruan Ming.
Huangming dan kepala perguruan sedang berdiskusi tentang perburuan.
“perburuan kali ini semua murid dari perguruan lain akan hadir. Kamu harus membuktikan bahwa perguruan Ming adalah perguruan yang terbaik dengan menjadi pemenang di kopetisi berburu.” Ucap Kepala perguruan kepada Huangming.
“baik ayah, aku akan melakukan yang terbaik untuk memenagkan perburuan ini.”
“ingatlah bahwa kelemahan pendekar adalah ada pada romansanya. Hatinya akan lunak ketika dia jatuh cinta.” Sindir kepala perguruan kepada putranya yang selelu memperhatikan Yangmi.
“ayah tenang saja. Meski aku sangat memanjakan Yangmi namun aku tau batas bahwa dia adalah budak dan aku hanya bermain – main dengannya. Ayah tidak perlu menghawatirkan hal itu.” Ucap huangming.
“baguslah kalau kau mengerti batasan. Kita adalah pendekar dan Yangmi hanyalah budak kamu seharusnya menyukai seseorang seperti adik seperguruan mu. Selain dia bangsawan dia juga keponakan perdana mentri dan dia tidak kalah hebat denga orangtuanya.” Jelas kepala pergruan kepada Huangming.
“baik Huangming mengerti.”
Pedana mentri dan anak angkatnya Gaohanyu sedang melihat patung naga yang berada di aula Perguruan Ming.
“tuan perdana mentri Qin.” Panggil ketuan perguruan Ming dari belakang.
“tuan Ming.” Perdana mentri Qin menoleh melihat kepala perguruan datang.
“apa yang perdana mentri lakukan?”
“saya hanya melihat patung naga ini. Saya dengar patung naga ini keluar ketiak ada perburuan di perguruan ming ini.”
“benar apa yang di katakana perdana mentri kali ini, perdana mentri datang bersamaan denga acara perburuan yang dia adakan oleh perguruan Ming setiap lima tahun sekali.” Ucap kepala perguruan.
“saya dengar perburuan ini akan menunjukkan kekuatan dari setiap masing masing murid di penjuru dunia pesilatan. Kalau saya bisa menyaksikan itu sekarang adalah sbeuah keberuntungan yang sangat bagus.” Ucap perdana mentri.
“silakan. Tuan perdana mentri bisa menyaksikan perburuan yang kami adakan beberapa hari lagi. dan menikmatai pertunjukannya.” Ucap kepala perguruan Ming.
Di sisi lain tabib Laiyi yang sedang menjemur obat di pekarangan pondoknya, matanya melirik ke sisi bayangan yang baru saja datang menyelinap ke pondoknya.
“sudahlah jangan bersembunyi hanya ada kita berdua.” Ucap Laiyi kepada sesosok bayangan yang datang.
“kau bisa tau kalau itu saya.” Ucap Ruangjingtian menunjukkan dirinya ke hadapan Laiyi sambil melempar tanaman obat yang telah dia dapatkan di tebing terpencil.
“kau begitu kotor, seperti babi yang baru saja berendam. Bisakan kau masuk setelah membersikan dirimu.” Ucap Laiyi melihat Ruangjingtian yang tubuhnya penuh dengan lumpur kotor.
“sudah lah, sejak kapan kau mepermasalahkan penampilanku.”
Laiyi kemudian mengeluarkan inti dari tanaman obat dengan kekuatannya kemudian mengarahkan ke Ruangjingtian. “langsung makan.”
Ruangjingtian langsung menelan inti dari tanaman obat yang sudah di suling oleh Laiyi.
“kenapa kau begiu lamban, hanya memetik tanaman ini butuh waktu cukup lama.” Keluah Laiyi.
“bukannya aku sudah mendapatkannya?”
“ya, untung saja kau segera, kalau tidak bukankah tanaman ini akan sia sia.”
“saya bertemu seseorang di tebing terpencil.” Ruangjingtian mengingat Yangmi sambil tersenyum.
“lalu? Kau sudah membereskannya?” tanya Laiyi.
“untuk apa? Menurutku gadis ini cukup menarik.” Jawab Ruangjingtian.
“bukannya bahaya jika gadis itu adalah salah satu murid dari perguruan ming dan dia mengenalimu naanti?” tanya Laiyi melihat temannya yang tersenyum ketika menceritakan gadis yang dia temuinya.
“sudah lah jangan bahas lagi. dia hanya gadis kolot yang tidak tau apa – apa. Akan membuang tenaga jika harus membunuhnya.” Ucap ruangjingtian.
“ini bukan seperti dirimu yang melindungi sesorang yang mengeahui identitasmu.” Laiyi menatap dengan tatapan curiga.
“sudah – sudah, kapan aku bisa menggunakannya?” tanya Ruangjingtian.
“cobalah” Laiyi memerintah temannya untuk mencoba tenaga dalamnya.
Ruangjingtian mencoba memanipulasi air. Kali ini berhasil dengan sempurna tanpa ada kesalahan.
“syukur kalau sudah bisa di gunakan. Beberapa hari lalu mentri Qin mengujiku, untung saja bisa aku kelabuai dengan teknik air.” Ucap Ruangjingtian sambil tersenyum mengeluarkan ekspresi kemenangannya.
“namun kamu harus hati – hati, karena tenaga dalammu sepertinya belum sepenuhnya pulih.” Ucap Laiyi menasehati temannya.
Di tingakat terendah perguruan Ming.
Yangmi yang baru saja pulang mengendap endap supaya tidak ketahuan oleh paman Yuhen.
“Yangmi, dari mana kau.” Suara paman yuhen mengetkan Yangmi yang berjalan mendap – mendap.
“he he. Um.” Yangmi hanya tertawa menjawa pertanyaan paman Yuhen.
Longjiang yang melihat langsung mengalihkan perhatian paman Yuhen supaya tidak menghukum Yangmi.
Di ruang perguruan Ming para orang penting sedang duduk untuk makan. Mulai dari kepala perguruan dan bawahannya. Perdana mentri Qin dan anak angkatnya. Huangming dan tak lupa calon pewaris Ruangjingtian yang duduk dengan tidak sopan.
“saya berusulang kepada perdana mentri dan calon pewaris.” Ucap kepala perguran mengangkat gelas.
“silakan.” Perdana mentri pun mengangkat gelasnya.
“calon pewaris?” panggil perdana mentri melihat calon pewaris yang memejamkan matanya pura pura tertidur di meja makan.
“oh oh um.” Ruangjingtian membuka matanya dan tersenyum bodoh kepada semuanya. Dia kemudian juga mengangkat gelas untuk bersulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments