Kini Ilyas semakin memasuki masa remaja, di usianya yang kini 12 tahun membuat dia semakin dewasa. Di dewasakan oleh keadaan di kuatkan oleh berbagai cobaan dan perihnya hidup. Walaupun masih tergolong anak-anak di usianya itu tapi dia semakin mandiri, sejak kecil dia sudah bisa menafkahi keluarganya. Ketika itu Ilyas pulang sekolah dan berjalan ke tempat kerjanya, dia berpapasan dengan kakak-kakak yang memakai seragam SMP. Dalam hati "sebentar lagi aku juga akan memakai seragam itu, tapi.... ?" Memikirkan dengan keadaan nya sekarang, untuk makan saja kadang pas-pasan apalagi untuk biaya masuk sekolah nanti. Ilyas terus merenung ingin sekali dia bisa melanjutkan sekolahnya. Saat dia bekerja berjualan koran nya, dia pergi ke sekolah SMP dia melihat-lihat sekolah itu. Sekolah yang diimpikannya, saat itu dia membaca mading sekolah dan terdapat brosur-brosur tentang pendaftaran siswa baru. Kemudian saat dia sedang membaca mading, dia bertemu dengan guru di sekolah itu. Ilyas menanyakan tentang sekolah itu, tentang bagaimana cara daftarnya, berapa harga masuknya dan semua yang mengenai sekolah itu.
"Ini de, kamu baca brosur nya di sana sudah terdapat persyaratan dan cara daftarnya".
"Terima kasih banyak Bu ". Ilyas membawa brosur itu dengan sopan dan senyum.
Kemudian dia menuju tempat duduk yang ada di depan sekolah, dia membaca brosur nya. Dan biaya masuknya sekitar 2 jutaan di tahun 2000an saat itu. Di sana juga ada beasiswa bagi siswa berprestasi ada potongan harga.
Ilyas masukan brosur itu ke dalam saku celananya. Dia akan semakin giat bekerja biar bisa sekolah di SMP negeri itu. Ilyas berjalan dan memikirkan, harus kerja lebih giat lagi dan mencari pekerjaan yang penghasilannya lumayan, agar uangnya cepat terkumpul. Waktu itu Ilyas juga mempunyai tabungan, dia sembunyikan di dalam kaleng di kubur di kebun dekat rumahnya. Waktu dia membuka tabungannya ada sekitar 500 ribuan, masih sangat besar lagi kurangnya. Biaya masuk 2 juta tapi bagi siswa berprestasi ada potongan harga, dari yang juara 1 sampai 3. Yang meraih juara pertama terdapat potongan sebesar Rp 700.000 dengan menunjukan hasil raport dan bukti. Masih kurang sekitar 800 ribuan lagi. Sebenernya tabungan Ilyas sudah banyak, tapi banyak keperluan yang harus dia beli, kadang dia berikan kepada Ibunya, obat untuk Ayahnya dan keperluan lain. Waktu itu Ilyas melihat toko material Ilyas menawarkan diri untuk bekerja di sana, namun tidak ada lowongan. Sambil menjual korannya Ilyas juga mencari pekerjaan lain agar dia cepat mengumpulkan uangnya. Waktu itu Ilyas duduk sambil melihat-lihat lagi brosur itu, dan tiba-tiba Ilyas di sapa oleh seorang Bapak-bapak paruh baya.
"Kamu kenapa de?" Pengen sekolah ya?" Ucap Bapak itu sambil melihat brosur yang Ilyas baca.
"Iya Pak, tapi saya tidak punya uang". Belum sampai Ilyas melanjutkan bicaranya, Bapak itu langsung memotongnya dia menawarkan pekerjaan padanya jika dia mau.
Dengan raut muka yang senang Ilyas langsung meng iya kan tawaran Bapak itu.
"Saya mau Pak, memangnya kerja apa Pak?"
"Kerjanya bantu beresin di toko, nanti kamu bisa mendapatkan uang sehari sekitar 100 ribu".
Mendengar hal itu Ilyas merasa senang dan menyetujuinya.
"Kalau kamu tertarik besok kamu temuin saya disini jam 8 pagi bisa?"
"Tapi besok saya sekolah Pak, kalau pulang sekolah bisa ? Nanti saya akan segera menemui Bapak".
"Yasudah kalau gitu, besok pulang sekolah kamu saya tunggu disini!"
"Iya Pak, terima kasih banyak sebelumnya" sambil bersalaman raut muka Ilyas sangat senang sekali dia akhirnya bisa sekolah di sekolah impiannya. Dan Bapak itu pun pamit, dan meninggalkan Ilyas di sana. Ilyas kembali berjualan dan bekerja seperti biasanya hingga malam seperti biasa. Saat yang di tunggu-tunggu pun tiba, sepulang sekolah Ilyas langsung segera menemui Bapak yang kemarin. Dengan hati senang dia berjalan dan tersenyum dan kemudian duduk di kursi yang kemarin dan menunggu nya. Setelah beberapa saat kemudian, Bapak itu muncul dan bersalaman dengan Ilyas.
"Kamu sudah siap dek, ayo ikut Bapak?"
Ilyas ikut bersama Bapak itu mengendarai motor, dan berhenti di sebuah rumah.
Ilyas pun merasa sedikit aneh, "mana tokonya ko ini rumah" dalam hatinya.
"Ayo nak ikut Bapak !"
Bapak itu menuju rumah nya dan membukakan pintunya, ternyata di dalam rumah banyak anak-anak, ada yang seusianya ada yang di bawah usianya ada juga yang lebih tua darinya.
"Silahkan duduk dek !". Mempersiapkan duduk di kursi yang juga terdapat anak-anak yang lain.
Kemudian Ilyas di tanyai beberapa pertanyaan, nama lengkap nya, alamat dan semua identitas diri nya. Dan terakhir dia di periksa seperti tes kesehatan gitu, lalu Bapak itu mencatat nya.
Ilyas berfikir "Kenapa kerja di toko aja, pake di tes kesehatan segala ?" dalam hatinya iya merasa heran.
Kemudian Ilyas di suruh berkenalan dengan teman-teman yang lainnya, sementara Bapak itu pergi ke dalam rumah nya.
Mereka saling berkenalan dan ngobrol.
"Kamu disini mau kerja di toko juga?" Tanya Ilyas pada salah seorang diantara mereka.
"Iya, saya kemarin ketemu Pak Deni (nama bapak tadi) saya ditawarkan untuk kerja di tokonya".
Salah seorang diantara yang lain juga menjawab yang sama.
"Iya saya juga, tapi Pak Deni sendiri yang yang datang ke rumah saya menawarkan pekerjaan yang katanya menjanjikan." Dia itu datang ke kampung saya dan menawarkan pekerjaan yang nantinya bisa juga sambil sekolah dan akan sangat menguntungkan katanya, bisa buat bantu orang tua".
Semua orang berkata seperti itu, ada sekitar 12 orang yang ada di sana.
Semoga aja dengan bekerja disini aku bisa mewujudkan mimpiku, selain masih tetap bisa sekolah, di tambah juga bisa kerja tanpa menggangu waktu sekolah, nanti aku juga akan dapat banyak uang untuk keluargaku".
Ilyas sudah berandai-andai dan dia merasa senang.
Beberapa saat kemudian ada lagi anak-anak yang datang, ada sekitar 3 orang. Mereka juga di mintai keterangan dan di tes kesehatan seperti Ilyas tadi.
Tapi Ilyas tetap saja merasa aneh, "Dimana tempat kerjanya? Apakah masih di sekitaran sini juga?"
Sekitar pukul 2 siang Pak Deni mengumumkan akan segera membawa mereka semua ke tempat kerjanya.
Kemudian semua orang pergi keluar rumah, di sana ada orang dewasa bapak-bapak seumuran Pak Deni dan juga laki-laki yang umurnya lebih muda. Ternyata mereka semua yang akan mengantar kita ke tempat kerjanya. Ada sekitar 3 orang dan menuju mobil, ada 2 mobil kol dan kami pun masuk dan pergi dari sani.
Perjalanan sekitar 1 jam dan kami berhenti di kawasan seperti pabrik gitu yah cukup luas, aku berfikir "ko jauh tempatnya, gimana ini? Perasaan ku jadi gak enak".
Kemudian Ilyas bertanya pada bapak supir tadi yang mengantar kita kesini.
"Pak, ini tempat kerjanya? Ko jauh Pak, aku gak bawa pakaian dan bekal, dan aku juga belum izin sama orang tuaku?".
Anak-anak yang lain juga menanyakan hal yang sama.
"Kalian tenang saja, nanti kalian antar jemput di jemput sama mobil ini. Nanti setelah selesai kalian juga akan pulang di antar ke rumahnya masing-masing. Jadi setelah pulang sekolah baru kalian pergi ke sini. Ucap bapak supir meyakinkan.
Setelah mendengar penjelasan Bapak supir, mereka pun turun dari mobil dan menuju tempat itu, tempatnya cukup luas. Mereka semua masuk ke dalam tempat itu, dan ternyata banyak sekali orang-orang di sana. Orang-orang itu ada juga yang seumuran dengan Ilyas, berkisar umur antara belasan tahun sampai 20an. Di sana mereka di tanyai lagi beberapa pertanyaan, mengisi data diri, dan mengisi beberapa lembar surat. Dan lagi-lagi di cek kesehatan semua anggota tubuh, semuanya diperiksa. Ilyas sama sekali tidak mengerti tidak tau untuk apa, mereka semua tidak mengerti. Setelah beberapa saat mereka di kelompokan kemudian di bagi dan di ajak ke ruangan masing-masing. Ruangannya kosong, Ilyas tidak melihat ada mesin atau apa yang ada hanya tempat-tempat biasa seperti kursi, meja, tempat tidur, alas duduk dan terdapat banyak berkas-berkas bertumpukan.
"Aku jadi semakin takut dan curiga, sebenernya ini kerja apa, dan kita semua akan apa?". gumam Ilyas
Setelah itu mereka masuk ke sebuah ruangan ada sekitar 20an yang masuk kesana dan pintunya di tutup.
Mereka pun duduk disana, ada beberapa alas tidur, "kenapa malah masuk kesini, mana tempat kerjanya kenapa kami sepertinya di kurung". Ya Allah lindungilah hamba, semoga tidak terjadi apa-apa ". Ucap Ilyas
Dan ternyata benar, pintu itu di kunci mereka di kurung di ruangan ini, sesaat kemudian mereka ada yang menangis, ada juga yang berteriak-teriak. Beberapa jam kemudian ada yang membuka pintu itu, dan mereka membawa makanan ada nasi kotak. Ada terdapat nasi dan beberapa lauk nya, karena mereka semua memang lapar mereka cepat memakannya. Dan pintu itu kembali di tutup dan di kunci. Mereka sama sekali tidak bisa keluar, dan Ilyas melihat sekitar tidak ada jendela hanya ada beberapa ventilasi di sana yang jaraknya cukup tinggi. Suasana menjadi ramai lagi karena beberapa anak ada yang menangis lagi dan ketakutan. Ilyas hanya duduk terdiam, tidak percaya dengan apa yang terjadi. Kemudian Ilyas berbicara dengan beberapa orang disana, mereka sama-sama tidak menyangka akan seperti ini.
"Kamu dari mana? Kamu sejak kapan tau tawaran kerja dari Pak Deni?" Salah seorang beratnya kepada Ilyas.
"Aku dari ta...k (salah satu nama tempat di jawa barat) aku kenal Pak Deni kemarin tak sengaja bertemu dia di jalan". Kalau kamu sendiri ?"
"Aku juga sama dari ta....k tapi di kotanya, aku Kenal pak Deni 2 hari yang lalu, dia adalah kenalan tetangga saya yang waktu itu aku di suruh ke rumah tetangga ku".
"Tapi sepertinya kita semua telah dibohongi, ini merupakan tak tik mereka, sengaja mencari orang-orang tapi gak tau untuk apa?"
Beberapa jam kemudian tak ada lagi yang membukakan pintu, hingga mereka semua tertidur. Dan esok harinya, pintu terbuka mereka di suruh keluar ruangan itu, ruangan yang cukup luas. Salah satu Bapak-bapak mengumumkan menyuruh mereka semua siap-siap katanya sekarang waktunya bekerja di mulai, mereka menyuruh mandi, makan dan mempersiapkan diri. Ada beberapa banyak orang yang merasa ini semua bohong, diantaranya ada yang menyuruh mengembalikan kembali mereka ke rumahnya, ada yang berusaha ingin kabur, dan ada juga yang menangis anak-anak yang masih kecil. Tapi para Bapak-bapak itu mengatakan ini semua benar, kerjanya baru akan dimulai sekarang. Mereka semua akan segera di antarkan ke tempat kerjanya masing-masing.
Lalu ada yang mengatakan "kenapa kami semua di kurung kemarin? Kenapa tidak ada mesin atau peralatan lainnya, kenapa tempat ini kosong?"
"Ini bukan tempat kerjanya, ini hanya tempat penampungannya saja karena semua karyawan yang nanti akan bekerja di seleksi dulu di sini, nanti akan di tempatkan di tempat-tempat berbeda, tenang saja semua kebutuhan fasilitas akan kami tanggung. Nanti kalian semua akan di antar jemput dan pasti akan ke rumah masing-masing". Ucapan Bapak itu tidak tau benar atau enggak, yang jelas mereka semua lama-lama diam dan mulai tenang. Setelah itu mereka semua bersiap-siap, Ilyas sendiri pergi bersama kelompok nya ke kamar mandi mereka semua bergantian mandi, semuanya telah di sediakan dan di berikan seragam. Setelah itu mereka di berikan makanan dan semuanya makan bersama. Setelah semuanya selesai mereka semua telah menunggu dan duduk di ruangan itu. Waktu itu Ilyas ingin buang air kecil dan bermaksud ke WC. Saat selesai dari WC Ilyas mendengar orang-orang yang sedang berbicara di ruangan sebelah kiri di sudut sana. Ilyas dengan hati-hati menuju ruangan itu, dari sebelah jendela Ilyas bisa melihat ada beberapa orang dewasa sedang membicarakan sesuatu.
"Mereka semua sudah pada siap Wan?,
"Sudah, mereka semua sudah berkumpul tinggal menunggu jemputan untuk di bawa ke Jakarta." Ilyas yang mendengar itu kaget "ko jauh banget ke jakarta, bukannya mereka bilang tempat kerjanya masih di kota ini".
Ilyas tetap diam dan mendengarkan pembicaraan mereka, karena sepertinya ada yang tidak beres.
"Hasil lab kemarin gimana? Mereka semua pada sehat kan?"
"Mereka semua sehat, tapi ada juga yang punya riwayat penyakit tapi tenang saja, masih ada organ dari mereka yang sehat dan berfungsi yang penting dari satu orang bisa di manfaatkan walaupun cuma satu organ, sukur-sukur semua organnya bisa di jual, hahaha" mendengar percakapan mereka Ilyas mendadak lemas, rasanya tubuhnya mendadak dingin, jantung nya makin berdetak kencang, dan kakinya berat untuk di gerakan.
"Te-ternyata mereka semua akan menjual organ-organ tubuh kita pantesan ada tes kesehatan" . Dalam hati Ilyas tak menyangka ternyata ini semua jebakan.
Ilyas berusaha tenang dan menghela nafas, dia berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar di selamatkan dan lindung dan segera bisa keluar dari tempat ini.
"Ya Allah ya Tuhanku, hamba mohon lindungilah kami semua, selamat kan kami semua, Engkaulah maha kuasa atas segala nya".
Kemudian Ilyas perlahan berjalan meninggalkan ruangan itu, dia mencari-cari tempat agar bisa keluar dari tempat ini. Kemudian ada lorong menuju ke ruangan lain, di sana ada ruangan dan Ilyas mencoba membuka pintu nya dan ternyata tidak terkunci. Ruangan itu tidak terlalu besar di sana banyak sekali buku-buku mungkin berkas-berkas, ada meja dan kursi ada alat-alat yang tidak tau alat apa. Ilyas dengan hati-hati mencari sesuatu di sana, semoga ada petunjuk atau kunci agar bisa keluar dari sini. Dan Ilyas menemukan berkas yang di dalamnya berisi harga-harga jual organ dari semua anggota tubuh. Ada surat-surat perjanjian jual beli dan lain-lain. Semuanya Ilyas bawa dan Ilyas lipat-lipat agar tidak ketahuan kertas itu, lalu Ilyas simpan di saku celananya. Dengan hati-hati Ilyas keluar dari ruang itu dengan berjalan perlahan dan menengok kiri kanan takut ada yang lihat.
Dalam hati Ilyas berbicara
"Kalau aku kembali ke tempat yang tadi, aku akan dibawa ke kota dan akan di perjual belikan, tapi kalau aku kabur sekarang, kasian orang-orang yang lain pasti akan jadi korban. Gimana ini, apa yang harus aku lakukan? Tapi kalau aku kabur, aku egois cuma mementingkan diri sendiri. Aku akan kembali aja ke tempat teman-teman yang lain."
Ilyas pun kembali ke tempat teman-teman nya tadi, namun saat menuju ke tempat semula Ilyas bertemu dengan para pria itu.
"Hei, lagi apa kamu di sana? Apa yang kamu lakukan?
Ilyas merasa kaget.
"Ng-nggak Pak tadi saya mau ke toilet lalu saya lupa lagi jalannya kemana?"
Dengan perasaan gugup dan ketakutan pria itu mendekati Ilyas.
"Cepat kamu segera kembali ke tempat semula, sebentar lagi kita berangkat".
"Iya Pak, jalannya kemana ya Pak lupa lagi tadi aku sampai kesasar ?"
"Dari sana lurus, terus nanti belok kanan !".
"Oh iya Pak, terima kasih".
"Syukurlah mereka tidak tau kalau aku tadi sempat mengintip mereka, untung tidak ketahuan" ucapan Ilyas dalam hati.
Dan Ilyas pun kembali ke tempat semula.
"Duh, gimana ini ? Gimana cara memberi tahu mereka yang sebenernya terjadi". Dalam hati Ilyas merasa bingung.
Dia terus memikirkan gimana caranya agar bisa selamat dan semuanya juga selamat.
Dia pun punya rencana, tapi tidak bisa kalau hanya dia saja harus di bantu yang lain. Ilyas pun memberitahu kepada teman-temannya apa yang terjadi. Ilyas memberi tahunya sama teman-teman yang lebih tua darinya dan yang menurut dia pantas. Sebab jika dia memberi tahu sama yang masih kecil atau lebih muda, bukannya nanti membantu justru malah menambah masalah yang ada, nanti malah semakin ketakutan dan nangis. Semula mereka ada yang percaya dan tidak, tapi Ilyas memberikan bukti dan dia juga memberi tahu tadi dia melihatnya sendiri apa yang mereka katakan waktu dia ke WC. Dan semuanya pun sepakat dan setuju apa yang akan mereka lakukan, semuanya punya tugas masing-masing. Ketika para pria itu menghampiri mereka dan akan memberi tahu bahwa sekarang akan segera pergi, tiba-tiba salah seorang anak pingsan. Semua orang disana merasa panik dan salah satu dari mereka berteriak.
"Pak, tolong ada yang pingsan cepat tolong kami !"
Salah seorang dari mereka membawanya ke dalam ruangan p3k karena dia kejang-kejang.Tak berapa lama kemudian satu persatu dari mereka juga pingsan dan para pria itu membawa mereka ke ruangan p3k. Semua jumlah pria-pria dewasa itu ada 6 orang, sementara kita walaupun anak-anak jumlahnya lebih besar sekitar 300an. Semuanya ini adalah strategi yang di rencanakan Ilyas dan teman-temannya. Sementara itu suasana menjadi ramai dan ada beberapa orang juga yang histeris menambah suasana makin riuh dan ramai. Ketika semua pria dewasa sibuk membawa anak-anak yang pingsan, beberapa orang ikut mengikuti mereka masuk ke ruangan p3k. Dan rencana pun di mulai ketika semua pria dewasa di ruangan semua, anak-anak yang ikut di dalam langsung beraksi. Satu persatu anak-anak yang pingsan tadi tiba-tiba bangun dan mereka teriak-teriak seperti layaknya orang kesurupan, dan semua anak-anak pun kesurupan masal. Sontak mereka semua kaget dan takut dengan apa yang terjadi. Semua pria 6 orang itu berkumpul dan dari belakang anak-anak yang lain termasuk Ilyas memukuli mereka semua sampai mereka semua pingsan. Saat mereka semua pingsan semua anak bersorak gembira, terus mereka semua di ikat menggunakan tali tambang dan mulut di tutupi lakban agar jika nanti mereka siuman tidak ada yang kabur. Sementara itu Ilyas menghubungi polisi, karena dari salah satu dari mereka yang jadi korban punya kerabat polisi. Dan beberapa lama kemudian polisi pun tiba dan menangkap mereka semua, Ilyas juga tak lupa memberikan bukti kepada pak polisi itu.
Dan memberi tahu juga tempat kerjanya para pria itu menjual organ-organ tubuh manusia. Polisi langsung bertindak dan membawa semua bukti dan barang-barang yang di curigai. Akhirnya semua masalah itu tuntas, itu semua berkat ide Ilyas yang brilian dan juga di bantu oleh teman-temannya. Para polisi merasa sangat kagum kepada mereka semua, anak-anak pemberani yang bisa menangkap para penjahat, mereka semua sudah lama jadi buronan dan di cari polisi. Dan lama-lama semua yang terlibat akhirnya di tangkap banyak sekali yang terlibat, ternyata banyak tersebar di tempat-tempat lain yang berpusat di kota Jakarta.
"Terimakasih anak-anak pemberani semua yang sudah membantu polisi dan menangkap penjahat-penjahat ini. Kalian semua nanti aka di antar dan di pulangkan ke rumahnya masing-masing".
"Horeeeee.... !!!"
Semua orang bersorak riang dan gembira akhirnya bisa pulang dan kembali menemui orang tua mereka masing-masing.
Salah satu dari mereka ada yang berkata.
"Semua ini berkat Ilyas Pak, dia yang mempunyai ide sehingga kita semua bisa selamat, dia juga yang pertama memberi tahu kami semua kalau mereka akan menjual kami ". Ucap salah seorang teman Ilyas kepada Pak polisi, dan beberapa orang yang lain juga membenarkan itu semua.
"Terima kasih dek, kamu sangat pemberani dan pintar, kami semua bangga dengan yang kamu lakukan" . Sambil menepuk pundak Ilyas.
Ilyas pun tersenyum, dan menjabat tangan Pak polisi.
"Sama-sama Pak, saya sangat berterima kasih juga kalau tidak ada Pak polisi tidak tahu nasib kami semua bagaimana."
Dan mereka semua pun di antarkan oleh para polisi ke rumahnya masing-masing. Samentara tempat itu di tutup dan di kelilingi garis polisi. Ilyas merasa sangat bahagia akhirnya bisa kembali pulang dengan selamat, bukan hanya dia tapi semua teman-temannya juga selamat itu yang paling membuat Ilyas merasa senang. Beberapa saat kemudian Ilyas pun kembali ke kampung nya, dia benar-benar tak menyangka akhirnya bisa kembali. Saat berjalan tangannya menyentuh saku celana, Ilyas menemukan brosur sekolah dan dia kembali teringat, inilah awal mula dia bisa terjebak tapi dia juga bersyukur kasus penjualan organ tubuh bisa tertangkap. Saat Ilyas tiba di rumahnya, bukannya bahagia karena telah bertemu kembali dengan keluarganya . Tapi dia malah di marahi Ibunya.
"Kemana aja sudah dua hari gak pulang, dasar anak nakal malah keluyuran aja kerjaannya".
"Ma-maaf Bu Ilyas sebenernya kemarin telah di sekap dan akan di jual sama orang jahat, Ilyas bermaksud akan bekerja di tempatnya tapi ternyata Ilyas di bohongi ". Jawaban Ilyas gugup saat Ibunya memarahinya.
"Kecil-kecil sudah berbohong, ada aja alasannya mau jadi apa kamu masih kecil udah berbohong?".
"Ilyas jujur Bu, Ilyas benar telah di sekap".
"Sudah-sudah jangan pada bertengkar disini, kamu cepat masuk Yas, lalu kamu mandi dan makan!" Perintah Ayahnya kemudian. Saat itu Ayahnya sedang tidak bekerja.
"Bapak ini jangan terus membela dia, nanti dia ngelunjak dan makin berani, anak nakal kaya dia harus di kasih pelajaran".
"Cukup Bu, jangan terus menyalahkan Ilyas dia anak baik dan jujur, Bapak percaya sama dia, dia tidak mungkin berbohong." Kamu terus menyalahkan Ilyas saja dulu apa yang selalu dia lakukan selalu salah di mata kamu, kenapa kamu begitu membenci Ilyas ? Sementara kamu tidak pernah memarahi Yudi walaupun dia suka bikin onar dan nakal."
Ucapan Ayah pada Ibu seolah-olah ingin mengetahui semuanya karena memang dari dulu Ibunya sangat membenci Ilyas.
"Ilyas itu memang anak sial, dan semua itu gara-gara kamu dulu semenjak aku mengandung dia, kamu malah selingkuh dengan wanita lain, kamu tidak pernah pulang Pak, saat aku melahirkan, kamu kemana ? Kamu malah sibuk dengan selingkuhan mu". Ucap Ibu sambil pergi meninggalkan Bapak.
Ayah pun hanya terdiam mendengar ucapan Ibu. Dan akhirnya semuanya terungkap kenapa Ibunya begitu benci kepada Ilyas. Tapi kanapa justru menyalahkan Ilyas yang sama sekali tak berdosa, malah dia yang jadi korban.Tapi tetap saja tak seharusnya Ibunya membenci Ilyas karena dia sama sekali tidak bersalah. Dia juga sama anak kandungnya yang seharusnya dia sayang dan di beri perhatian yang sama seperti kepada anaknya yang lain. Mungkin memang sikap Ibunya seperti itu, karena sama Agus juga yang mempunyai keterbelakangan mental dia juga membencinya, walaupun tak se benci Ibunya kepada Ilyas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments