Aku tidak suka ibu

Dellapun segera menyudahi makannya, dan dia segera pergi keluar untuk mencuci piring bekas ia makan. "Della kamu kemana saja sampai seharian ngarit rumput?!" Bentak Hesti

"Maaf bu, tadi aku naik keatas hutan, terus aku berhenti neduh digubuk mang Ujang karena hujan gede" jawab balik Della "bu aku nginep kerumah Ambu ya" pinta Della kepada Hesti ibunya

"iyasudah sana, tapi ingat jangan bilang-bilang sama Ambu kalau ibu potong ayam ngerti kamu!" Dellapun mengangguk dan ia segera pergi keluar dari dalam rumah panggungnya, Della berlari menuju rumah neneknya tanpa menggunakan alas kaki.

"Ambu!.. Ambu buka pintunya ini aku Della" teriak Della memanggil neneknya, tidak lama kemudian Ambu Enehpun membukakan pintu rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu, "lah kenapa naha kunaon kamu kesini Della? Memangnya kamu tidak pergi ngaji ya.." tanya Ambu Eneh kepada Della

"Tidak Ambu, tadi aku pulang Maghrib dari kebun terus kehujanan ekh jadi kemalaman mau berangkat ngaji" Jawab Della sambil berjalan masuk

Ambu Eneh mengerutkan dahinya mendengar penuturan Della, sambil memperhatikan wajah cantik Della yang terlihat lesu "Della kamu sudah makan belum? Kalau mau makan itu nasi sama ikan jaer diatas meja masih hangat, sana makan" Tanya Ambu Eneh kepada Della dan menyuruh cucunya untuk makan.

"Tidak Ambu aku sudah makan tadi, Ambu Della tidur dulu ya takut besok kesiangan jualan." Jawab balik Della sambil menutupi tubuhnya dengan kain.

Tidak perlu membutuhkan waktu lama Della pun tertidur dengan begitu lelapnya, Ambu Eneh yang tidur akan disamping Della, ia menatap wajah polos Della "malangnya nasib kamu Della cucuku, andai saja Ambu tidak punya banyak anak, mungkin kamu sudah tinggal sama Ambu Della. Tapi Ambu tidak bisa berbuat banyak, Ambu hanya bisa mendoakanmu semoga kelak kamu dewasa kamu menemukan kebahagiaan dengan suamimu geulis" gumam Ambu Eneh dengan lirih.

Keesokan harinya, seperti biasa Della akan kembali berkeliling kampung berjualan masakan Hesti, meskipun tubuh mungilnya sedang merasa kurang sehat tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain pergi berjualan dari pagi menjelang siang, jualan Della belum laku semua karena kondisinya yang kurang sehat sehingga dia tidak banyak berteriak seperti biasanya.

Tubuh Della sudah sangat lelah, sehingga ia duduk dibangku rumah orang yang tak berpenghuni. Della melihat dagangannya yang terlihat masih sangat banyak, "aduh bagaimana ini, jualannya masih sisah banyak bagaimana kalau ibu marah, aku harus kemana lagi kelilingnya" gumam Della kebingungan, harus kemana lagi ia menjual dagangannya padahal kedua kakinya sudah sangat lelah.

"Della heyy!! Kamu kenapa melamun disini?" Tanya bi Totoh kepada Della yang sedang kebingungan karena dagangannya belum habis. Dellapun menoleh kearah Totoh yang memangginya "tidak apa-apa bi, aku hanya bingung jualan aku belum habis bi" ucap Della dengan lirih dan raut wajahnya yang terlihat sedih. "Aduh geulis kasihan sekali kamu teh, kalau begitu ayok kita ketempat yang hajatan yuk disana rame, soalnya ada hiburan jaipongan kang dan nanti malam ada wayang golek katanya ayok ibi juga mau jualan kesana." Ajak Totoh kepada Della

Dellapun mengangguk penuh semangat, dengan harapan jualannya akan laku dan habis disana, akhirnya Dellapun kembali berjalan mengikuti Totoh menuju rumah orang hajatan. Maklum namanya dikampung kalau ada yang hajatan pasti akan ada hiburannya, tapi tak jauh dari jaipongan dan wayang golek, itu pun jika pemilik hajatan orang terpandang tapi jika orang-orang bisa maka mereka tidak sanggup untuk mengadakan hiburan.

Della dan Totoh, sesampainya ditempat hajatan mereka langsung duduk dibawah pohon kelapa, dan dagangan mereka didepannya. Tidak lama kemudian para ibu-ibu pun mulai melihat dagangan milik Della dan tidak disangka-sangka hanya dengan hitungan menit dagangan Dellapun ludes terjual.

Della sangat senang karena semua dagangannya telah habis, akhirnya Dellapun membereskan semua baskom dan tas tempat dagangannya "ibi Totoh, Della pulang duluan ya takut dimarahin ibu kalau Della lama-lama disini" Ucap Della berpamitan kepada Totoh yang masih duduk menunggu pembeli, "iya Della kamu pulang saja hati-hati dijalan ya banyak motor." Jawab balik Totoh

Dellapun mengangguk, dan ia segera pergi dari tempat keramaian itu. Della memilih jalan pintas yang jauh dari jalan yang bisa dilalui oleh motor, karena dia sangat takut jika mendengar suara motor, jangankan untuk menaikinya baru melihat dan mendengar suara motor saja dia akan lari terbirit-birit.

Karena selama ini Hesti tidak pernah membawa Della jalan-jalan, apa lagi untuk jalan-jalan pergi kepasar saja sudah tidak pernah diajaknya.

Akhirnya Dellapun tiba dirumahnya dengan membawa uang hasil jualannya, namun sesampainya dirumah dia melihat Hesti sedang bertengkar dengan saudara dari ayahnya Della. "Kang, sudah saya katakan kepada akang berulang kali kalau Della itu tidak akan pernah saya kasih sama akang! Karena saya dan sumi saya juga masih mampu memberi dia makan dan hidup yang layak.!" Teriak Hesti

"Haa, apa kamu bilang Hesti hidup layak, lihat ini yang kamu bilang hidup layak! Anak sekecil ini kamu biarkan dia berkeliling jualan, sedangkan kalian berdua enak-enakan tidur sambil tertawa-tawa dimana hati nurani kamu ini sebagai ibu Hesti, Della ini anak kecil dia yatim tapi kamu perlakukan dia seperti anak tirimu sungguh kamu keterlaluan Hesti!" bentak uwa Della sangat emosi terhadap Hesti, yang keras kepala

"Itu bukan urusanmu kang, Della anakku mau aku apakan dia itu bukan hakmu jadi aku katakan kepadamu kang, sekarang akang pergi dari rumah saya dan jangan pernah datang lagi kerumah saya apa lagi untuk mengambil Della hu enak saja!" Teriak Heti

Akhirnya kakak ipar dari suami pertama Hesti pun pulang, karena dia tidak berhasil meminta Della, untuk diurusnya padahal kakak ipar Hesti juga sama memiliki niatan tidak baik terhadap Della, dan tak beda jauh dengan Hesti yang hanya akan membuat Della seperti sapi perah.

"Ekh Della kenapa kamu diam saja disitu cepat bawa kesini mana uang hasil jualannya?!" Teriak Hesti memanggil Della yang berdiri disamping rumahnya, karena tadi ada uwanya jadi dia tidak bisa lewat untuk masuk. Dellapun segera memberikan uang hasil jualannya kepada Hesti "ini uangnya bu" tutur Della dan berlalu pergi kedapur untuk makan.

"Itu lauk yang ada di lemari jangan dimakan, kamu cukup makan sama ikan asin saja sama tumis daun paya, habis makan kamu langsung ngarit ayah kamu sedang tidak ada jadi kamu jangan lama-lama ngaritnya bantuin ibu ambil air bersih diatas" ucap Hesti tidak ada titik komanya kalau nyuruh, Della hanya menganggukkan kepalanya mendengar perintah dari Hesti yang tidak ada berhentinya kalau sudah marah-marah.

Dedi dia yang memiliki istri dua, karena selama ini Hesti sudah dibohongi oleh Dedi yang mengaku jika Dedi seorang duda tidak memiliki anak, namu lama kelamaan ternyata Dedi sudah beristri. Dan istri pertamanya sedang pergi ke Singapura menjadi TKW, dan hari ini Hesti sangat kesal karena Dedi sedang pulang kekampungnya karena istri pertamanya baru saja pulang dari Singapore.

"Lah itu kenapa tidak dimakan daun pepayanya? Itukan enak" bentak Hesti kepada Della, yang tidak mau memakan daun tumis pepaya. "Maaf ibu, aku tidak suka dengan daun pepaya pahit bu" jawab Della dengan lirih

"Ya dicoba saja dulu, nanti juga enak kalau kamu sudah terbiasa makan" Ujar Hesti memaksa Della untuk memakan daun pepaya, Dellapun terpaksa memakan daun pepaya tersebut meskipun lidahnya terasa sangat pahit, tapi dia takut oleh Hesti jika menolaknya.

Setelah selesai makan, Dellapun kembali mengambil Arit dan karung untuk mencari rumput. Della berjalan menuju pinggiran sawah, meskipun tubuhnya terasa lelah karena kurangnya beristirahat tapi dia tidak memiliki

pilihan lain selain menurut kepada ibunya Hesti.

"Della! Kamu mau kemana?" Tanya Deni adik sepupunya Della, "aku mau ngarit rumput Deni kenapa?" Tanya Della kepada Deni

"Tidak apa-apa, aku cuma mau ajak kamu main karet gelang sama main tepuk gambar, lumayan loh dapat duit kalau gambarnya dijual." Ucap Deni sambil tersenyum

"Nggak Deni akh, aku harus ngarit rumput nanti dimarahin ibu kalau aku nggak dapat rumput, iyasudah ya aku pergi dulu kamu main saja sama si Sumi itu." Ujar Della dan berlalu pergi meninggalkan Deni yang mengajaknya bermain karet gelang.

Terpopuler

Comments

Laode Ante

Laode Ante

semangat thor ceritanya bgs dan seruh

2023-10-09

0

Puro Rananggono

Puro Rananggono

👍

2023-09-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!