BAB 2. Tawaran Bekerja di Kantor

Yeni tak mau sedih berlarut-larut. Setelah membersihkan lantai dengan dipel, dia memasak lagi makanan yang lebih enak. Yeni tidak mau kendor dalam berbakti kepada suami. Apa pun perlakuan Eros terhadap dirinya akan dihadapinya dengan sabar.

Setelah tugas rutin itu selesai, dia ganti kerja membuat kue kering yang dijual dengan dititipkan ke warung dan toko kue terdekat.

Peminat kue buatan Yeni sebenarnya makin banyak. Karena rasanya enak dan renyah. Penghasilannya kian hari makin naik. Uang hasil dari jerih payahnya itu lumayan bisa digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan sisanya di tabung.

Sendirian Yeni berkutat mengerjakan pembuatan kue roti kering tanpa pembantu. Dimulai dari membuat adonan, mencetak adonan menjadi bulatan-bulatan atau balok-balok kecil. Kemudian dimasukan ke dalam open. Setelah matang dimasukan ke dalam toples kecil.

Hingga sore hari dia berhasil membuat roti kering itu sampai 10 toples. Keringat bercucuran di seluruh badannya. Namun tidak ia rasakan hal itu. Ia mengerjakan semuanya sendirian dengan senang hati.

Rasanya capek sekali setelah seluruh pekerjaan itu selesai. Maklum ia bekerja sejak dari selesai solat Subuh. Istirahat bila tiba waktunya solat Duhur dan Asar. Saking sibuknya kadang sampai lupa makan siang. Badannya yang dulu berisi dan seksi, kini menyusut sekian kilogram.

Tepat pukul 17.00 Yeni pergi mandi. Badan menjadi segar kembali. Usai mandi dan mengenakan gaun santai, ia rebahan di kasur. Kedua matanya menatap langit-langit, menerawang suaminya di kantor sedang sibuk bekerja. Yeni tidak pernah curiga kepada suaminya. Walaupun suaminya terang-terangan sering memuji Dista tetangga depan rumah.

"Dista itu gadis yang rajin seperti kamu. Mencuci baju sendiri, memasak sendiri, tapi tak pernah kendor semangatnya. Padahal dia termasuk wanita yang sibuk bekerja di kantor," kata Eros suatu hari.

Lalu pada hari yang lain Eros memuji lagi dengan menambahkan kalimat yang kurang enak didengar oleh Yeni; "Kenapa kamu tidak bisa seperti dia??"

Ya. Yeni memang sama dengan Dista, yaitu sama-sama wanita yang mengenyam pendidikan tinggi hingga lulus sarjana. Yang tidak sama adalah nasibnya. Dista beruntung memiliki pekerjaan kantoran. Sedangkan Yeni cuma ibu rumah tangga biasa.

"Kalau aku disuruh bekerja di kantor seperti Dista ya sulit, Mas. Karena kesempatanku sudah terbuang hampir dua tahun hanya untuk mengurus rumah tangga."

"Itu karena kesalahanmu sendiri. Kenapa ketika lulus sarjana dulu tidak langsung mendaftar sebagai pegawai?" Eros tidak memberikan solusi malah menghujat Yeni.

"Bagaimana saya bisa mendaftar. Karena setelah lulus langsung Mas nikahi. Kemudian Mas memintaku untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik, hemat dan rajin mengurus rumah," tidak ingin sebenarnya Yeni mengungkapkan kekesalan hatinya itu.

"Tapi saya tidak melarangmu menjadi pegawai. Harusnya kamu seperti Dista itu. Walaupun rajin mengurus rumah tapi dia bisa sebagai pekerja kantoran. Hidupnya terpandang. Dan disegani oleh para wanita di kamplek perumahan ini.

"Karena dia masih sendirian, Mas. Masih banyak waktunya untuk kegiatan ini itu. Sedangkan aku...," Yeni tak berani melanjutkan kalimatnya takut menyinggung perasaan suaminya lagi. Seperti waktu salah ucap dengan mertuanya.

Dan benar perkiraannya itu. Suaminya merasa tersinggung dengan kalimatnya yang polos itu.

"Sedangkan kamu kenapa? Lanjutkan kalimatnya kalau berani. Kamu ingin mengatakan bahwa kamu tidak sempat melamar pekerjaan karena sibuk mengurus aku dan adikku, kan? Itu yang ingin kau katakan bukan?!"

Plak!!!

Yeni ditampar oleh tangan suaminya yang bulat dan kekar itu. Pipi Yeni yang putih mulus itu pun langsung berubah merah.

Selain itu Yeni dikatain sebagai istri yang tidak ikhlas mengurus suami. Semua yang dikerjakan di rumah dari subuh hingga sore itu hari karena terpaksa. Pamrih supaya dianggap sebagai istri yang solekhah.

Yeni merasa serba salah. Apa pun yang dia kerjakan dan ucapkan tidak ada yang benar di mata Eros. Itu dirasakan oleh Yeni setelah ibu mertua tersinggung akibat persoalan yang sepele. Karena dia mengucapkan kalimat yang seolah tidak mau lagi dibantu oleh orangtua eros. Karena sudah mampu menghasilkan uang sendiri dengan berjualan kue.

Kedua mata Yeni basah mengingat semua kejadian itu. Lalu buru-buru dilap dengan kain daster yang ia kenakan. Jangan sampai Eros tahu dia sedang menangis. Nanti bisa muncul praduga yang memicu pertengkaran lagi.

Bubaran kantor biasanya pada pukul 17.00. Setelah itu Eos sampai di rumah 30 menit kemudian. Karena letak kantor tidak begitu jauh.

Maka Yeni bergegas menyiapkan makan malamnya di meja dengan rapih.

Tetapi sampai pukul 19.00 Eros belum juga pulang. Yeni akhirnya pergi dulu ke kamar mandi untuk mengambil air wudlu. Lalu ia cepat-cepat kembali ke kamar untuk menjalankan solat Isya.

Tepat ketika Yeni sedang solat terdengar suara mesin motor eros datang. Yeni mendengarnya. Tetapi saat itu dia sedang menjalankan solat baru tiga rokaat. Kurang satu rokaat. Tanggung untuk segera lari ke depan membukakan pintu.

Setelah selesai empat rokaat dan salam, Yeni langsung lari ke depan dengan masih mengenakan mukena. Saat itu Eros sudah menggedor-gedor pintu dan berteriak memanggil namanya dengan kasar.

"Lama sekali budek!" bentak Eros sambil mendorong daun pintu keras-keras hingga membuat Yeni terjengkang jatuh ke belakang.

"Astagfirullah..., sabar dong, Mas," cuma itu yang diucapkan Yeni sambil merangkak bangun dari lantai.

"Sediakan aku air panas untuk mandi," ucap Eros setelah Yeni menyalami dan mencium tangannya.

Yeni cepat melangkah ke dapur. Menghidupkan kembali kompornya yang sudah dipadamkan setekah merebus air. Karena Eros belum juga pulang. Akhirnya air yang sudah mendidih menjadi dingin lagi.

"Sudah kau tuangkan air panasnya?" tanya Eros ketika keluar dari kamar untuk bersiap mandi.

"Belum, Mas. Baru saja saya panasi lagi," jawab Yeni ketakutan.

"Sini kamu duduk!" Bentak Eros.

"Ya, Mas." Yeni mendekat tapi was-was.

Tapi akhirnya Yeni mau duduk juga dengan perasaan tidak karu-karuan.

"Saya mau tanya sebenarnya kamu itu mau tidak bekerja di kantor?" tanya Eros dengan pandangan menyelidik.

"Kenapa sih saya harus bekerja di kantor, Mas. Bukankah nanti malah repot. Waktu saya akan tersita di kantor, rumah tidak terurus, saya tidak bisa melayani Mas Eros lagi dengan baik," jawab Yeni panjang.

"Kamu itu kalau bicara selalu saja banyak kata. Ini yang menyebabkan Mama jadi marah kepadamu. Tinggal dijawab saja kamu mau tidak bekerja di kantor!" Eros membentaknya.

"Iya mau, Mas. Tapi perlu Mas ketahui dulu konsekuensinya kalau saya bekerja di kantor. Waktu saya akan lebih banyak berada di kantor. Berarti ada sekitar delapan jam saya meninggalkan pekerjaan rumah. Saya takut nanti malah Mas tidak terurus dan Mama jadi tambah benci kepadaku."

"Cerewet amat sih kamu. Ini demi kebaikan kamu juga. Kamu nantinya tidak akan dipandang sebelah mata lagi oleh tetangga. Dengan bekerja di kantor harga dirimu akan baik. Kamu akan sejajar dengan Dista. Sebagai wanita yang dihormati."

"Saya tidak berpikir kesitu, Mas. Apalah artinya diri saya ini dihormati, tetapi di dalam rumah tangga saya mengabaikan tugasnya sebagai istri."

"Sudah jangan berpikir yang ribet dulu. Kamu masih punya waktu mengurus rumah pada pagi sebelum berangkat kerja dan sore sepulang kerja," saran Eros tanpa berpikir bahwa Yeni adalah wanita biasa, yang tenaganya sangat terbatas.

"Apakah ada kantor yang membuka lowongan, Mas?" Akhirnya Yeni membuka diri untuk menerima tawaran Eros. Daripada suaminya itu nanti memukulnya.

"Kalau kamu mau besok pagi ikut aku ke kantor. Kebetulan ada lowongan sekretaris. Masih sesuai dengan ijazahmu. Dan lagi pimpinan sudah memberikan lampu hijau kepadaku untuk diajukan saja lamarannya."

Tiiiiiiiith

Ceret di kompor memberi tanda air sudah masak. Bergegas Yeni lari ke belakang dan menyiapkan air panas di kamar mandi untuk suaminya.

Bersambung

Episodes
1 BAB 1. Rutinitas Setiap Hari
2 BAB 2. Tawaran Bekerja di Kantor
3 BAB 3. Perusahaan Nakamura
4 BAB 4. Dasar Istri Katrok!
5 BAB 5. Rencana Gila
6 BAB 6. Kebahagiaan Jadi Ksedihan
7 BAB 7. Positif Thinking
8 BAB 8. Tugas Baru
9 BAB 9. Merasa Membutuhkan
10 BAB 10. Cemburu
11 BAB 11. Istri Bayangan
12 BAB 12. Kegelisahan Nakamura
13 BAB 13. Malam Nahas
14 BAB 14. Terusir Karna Mertua
15 BAB 15. Mencari Keberadaan Yeni
16 BAB 16. Ragu
17 BAB 17. Bertemu Yeni
18 BAB 18. Rencana Baik Dan Jahat
19 BAB 19. Didesak Menyatakan Cinta
20 BAB 20. Marahnya Sang CEO
21 BAB 21. Keputusan Yang Sulit
22 BAB 22. Terjebak Di Kamar Nakamura
23 BAB 23. Mimpi Buruk
24 BAB 24. Kembali ke Kandang Macan
25 BAB 25. Tersekap di Rumah Marlena
26 BAB 26. Dihukum Membayar 1 Miliar
27 BAB 27. Malam Seperti Mimpi
28 BAB 28. Berita Buruk
29 BAB 29. Masih Tentang Kecelakaan
30 BAB 30. Tamu di Rumah Sakit
31 BAB 31. Dua Kisah Yang Sama
32 BAB 32. Kesedihan Yang Mendera
33 BAB 33. Kabar Duka
34 BAB 34. Pikiran Bercabang
35 BAB 35. Pemakaman Tuan Naka
36 BAB 36. Kegelisahan
37 BAB 37. Keberuntungan
38 BAB 38. Pembalasan
39 BAB 39. Lari Dari Mama
40 BAB 40. Bercinta Sesaat
41 BAB 41. Derita Belum Berakhir
42 BAB 42. Persoalan Lama
43 BAB 43. Sebuah Markas
44 BAB 44. Dihantui Marlena
45 BAB 45. Harapan Baru
46 BAB 46. Penggerebekan
47 BAB 47. Dilamar Papi
48 BAB 48. Refleksi Kehidupan
49 Novel Nyanyian Hati Terluka Tamat
Episodes

Updated 49 Episodes

1
BAB 1. Rutinitas Setiap Hari
2
BAB 2. Tawaran Bekerja di Kantor
3
BAB 3. Perusahaan Nakamura
4
BAB 4. Dasar Istri Katrok!
5
BAB 5. Rencana Gila
6
BAB 6. Kebahagiaan Jadi Ksedihan
7
BAB 7. Positif Thinking
8
BAB 8. Tugas Baru
9
BAB 9. Merasa Membutuhkan
10
BAB 10. Cemburu
11
BAB 11. Istri Bayangan
12
BAB 12. Kegelisahan Nakamura
13
BAB 13. Malam Nahas
14
BAB 14. Terusir Karna Mertua
15
BAB 15. Mencari Keberadaan Yeni
16
BAB 16. Ragu
17
BAB 17. Bertemu Yeni
18
BAB 18. Rencana Baik Dan Jahat
19
BAB 19. Didesak Menyatakan Cinta
20
BAB 20. Marahnya Sang CEO
21
BAB 21. Keputusan Yang Sulit
22
BAB 22. Terjebak Di Kamar Nakamura
23
BAB 23. Mimpi Buruk
24
BAB 24. Kembali ke Kandang Macan
25
BAB 25. Tersekap di Rumah Marlena
26
BAB 26. Dihukum Membayar 1 Miliar
27
BAB 27. Malam Seperti Mimpi
28
BAB 28. Berita Buruk
29
BAB 29. Masih Tentang Kecelakaan
30
BAB 30. Tamu di Rumah Sakit
31
BAB 31. Dua Kisah Yang Sama
32
BAB 32. Kesedihan Yang Mendera
33
BAB 33. Kabar Duka
34
BAB 34. Pikiran Bercabang
35
BAB 35. Pemakaman Tuan Naka
36
BAB 36. Kegelisahan
37
BAB 37. Keberuntungan
38
BAB 38. Pembalasan
39
BAB 39. Lari Dari Mama
40
BAB 40. Bercinta Sesaat
41
BAB 41. Derita Belum Berakhir
42
BAB 42. Persoalan Lama
43
BAB 43. Sebuah Markas
44
BAB 44. Dihantui Marlena
45
BAB 45. Harapan Baru
46
BAB 46. Penggerebekan
47
BAB 47. Dilamar Papi
48
BAB 48. Refleksi Kehidupan
49
Novel Nyanyian Hati Terluka Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!