Hari semakin siang, terik matahari mulai menyengat. Pergantian musim tampaknya telah dimulai. Air hujan berhenti turun setelah menyapa penduduk bumi untuk waktu yang sedikit lebih lama dari biasanya. Musim kemarau benar-benar telah tiba. Manusia harus siap berkawan dengan cuaca panas dan kucuran keringat yang menderas.
"Gila hari ini panas banget sih. kak Jovan kemana lagi, ditelfon nggak diangkat." Almeera terus menggerutu sembari mencoba menghubungi kekasihnya yang hilang seperti ditelan bumi.
Waktu perpulangan sudah berlangsung sejak lima belas menit yang lalu. Rencananya Almeera ingin segera pulang mendinginkan tubuhnya dengan segelas air dingin mirip iklan minuman soda di televisi. Namun rencana tersebut tampaknya harus tertunda dulu. Jovan tak bisa dihubungi, Dika dijemput kakak iparnya dan Freya ikut-ikutan sibuk dengan eskul tarinya. Terakir Almeera menghubungi Pak Ujang untuk menjemputnya, tapi lagi-lagi kekecewaan yang didapat. Pak Ujang pergi dengan Mamanya.
"Kak," Panggil seorang bocah kecil yang tiba-tiba muncul didepan Almeera etah dari mana datangnya.
"E....iya dek ada apa?" Almeera spontan mengalihkan seluruh atensinya kebocah kecil tersebut.
"Saya lapar belum makan," adunya dengan seperti ingin menangis.
Tanpa babibu Almeera segera mengambil selembar uang lima puluh ribuan dan memberikannya ke anak tersebut. Dasarnya Almeera adalah pribadi yang sangat sensitif dengan hal-hal berbau sosial, jadi tanpa pikir panjang entah dibohongi atau tidak jiwa sosialnya pasti meronta-ronta dengan sendirinya.
"Makasih kak," ucap bocah malang tersebut begitu uang yang dikasih Almeera sudah ditangannya.
"Sama-sama." balas Almeera seraya tersenyum tipis.
Si bocah kecil lantas berlari dengan kencang meninggalka Almeera tanpa pamit. Melihat kejadian itu Almeera hanya geleng-geleng kepala kemudian memfokuskan pikirannya kembali bagaimana caranya ia bisa sampai rumah.
"Gimana pulangnya cobAAAA........,"Keluh Almeera dengan sedikit berteriak.
"Berisik," tegur seseorang yang sukses menyadarkan Almeera dari kekonyolannya.
"Hehehe maaf," sesal Almeera salah tingkah.
Almeera meruntuki kebodohannya dengan berterik tidak jelas ditempat umum, tepatnya di halte dekat sekolah. Saking fokusnya ingin pulang dia melupakan fakta bahwa ditempat tersebut tidak hanya ada dirinya saja. Masih ada beberapa murid yang juga akan pulang. Sialnya lagi dia harus bersinggungan dengan Barra Rafeyfa Zayan Permadi. Ketua kelas XI IPA 1 yang sifatnya sok cool mirip gletser. Almeera sungguh malas berhadapan dengan cowok modelan begini. Ya syukur kalau nyegerin wong faktanya malah nyebelin.
"Punya ponsel?" Bara bertanya dengan nada datar.
"Aku," Almeera menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya takut ke geeran.
" Ya."
"Ada." Ujar Almeera seraya mengangkat iPhone 12 Pro Max miliknya.
"Mau pulang?" pertanyaan kedua Bara benar-benar mengejutkan Almeera.
Almeera hanya membalas dengan anggukan kepala. Dia sedikit tak percaya bisa berbincang dengan Bara membahas topik yang tidak penting seperti sekarang. Bara tipikal manusia serius yang anti akan namanya basa-basi.
"Lo bisa pesen Grab." Setelah mengatakan kaliman pendek tersebut Bara pergi meninggalkan Almeera menuju mobil jemputannya.
Almeera melongo dibuatnya. Dari gosip yang beredar memang ada beberapa murid mengatakan Bara itu baik sebenarnya walau modelannya begitu. Hari ini Almeera sedikit percaya, buktinya dia mengikuti saran Bara untuk pulang. Cuaca panas, otak panas, perut panas membuat Almeera harus dibantu memanaskan pikirannya untuk mencari bagaimana caranya pulang ke rumah dia sendiri.
...**********...
Disisi lain Jovan baru saja selesai latihan futsal dilapangan bersama temannya. Jovan kemudian berinisiatif mengambil handuk kecil untuk mengelap keringatnya yang sudah sedari tadi keluar dari pori-porinya. Dia mendadak menghentikan aktifitasnya teringat akan Almeera. Kekasihnya itu pasti ngambek karena dia lupa mengabari. Jovan lantas mengambil ponsel miliknya dan mengirim pesan untuk Almeera.
Jovan: sayang aku minta maaf. Td anak2 minta main futsal bareng. Aku lupa ngabarin kamu.
Jovan menunggu sebentar balasan dari Almeera. Tapi bunyi notifikasi tak kunjung terdengar. Jovan segera menyimpan ponselnya kembali dan bersiap untuk pulang.
"Guys gue cabut dulu." Pamit Jovan pada teman-temannya.
"Oke," serentak mereka menjawab dengan keras.
Jovan dengan tergesa berjalan kearah parkir untuk mengambil motornya. Ketika dia mengendarai motornya dekat gerbang, Jovan melihat ada Freya sendirian disitu.
"Fre," panggil Jovan spontan.
"Eh kak Jovan,"
"Kok belum balik?" Jovan berpikir pasalnya jam segini seharusnya Freya sudah pulang dari tadi.
"Tadi latihan nari dulu kak." Jawabnya jujur.
"Oh, terus rencana pulang naik apa?"tanyanya ingin tahu.
"Mau naik bus saja." Hanya itu yang terpikir di otak Freya setelah kakaknya ada kelas tambahan di kampus dan tidak bisa menjemput dia.
"Bareng kakak saja Frey, kebetulan gue juga bawa helm dua." Tawar Jovan kemudian.
Freya tak langsung menjawab dia nampak berpikir sebentar. "Tapi bukankah kakak yang repot nanti kalau harus antar Freya dulu."
"Santai kali Frey kayak sama siapa saja."
"Trus Almeera tadi pulangnya gimana kak?" Freya teringat sahabatnya itu, bagaimana dia pulang sedangkan tadi dia berangkat sekolah bareng Jovan.
"Nah itu gue juga belum tahu," jawab Jovan seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Mudah-mudahan dia sudah pulang sampai rumah sekarang," harap Freya tulus.
"Iya, nanti gue telfon dia." Jovan menjeda ucapannya sebentar. "Ayo kita pulang!" ajaknya.
Freya menurut ajakan Jovan. Dia segera mengambil helm yang disodorkan Jovan kemudian memakainya. Begitu helm terpasang Freya langsung naik ke Kawasaki Ninja 250R milik Jovan. Mereka lantas menyusuri jalanan kota berdua dengan mode pesawat hening.
...**********...
Setiba dari sekolah Almeera memilih untul tidur. Sekitar pukul setengah empat lebih dia baru terbangun. Almeera kemudian mengecek ponsel, berharap ada kabar dari Jovan. Benar saja ada satu pesan dari kekasihnya tersebut. Jovan minta maaf tidak bisa dihubungi tadi siang karena ada latihan futsal. Almeera masih merasa sebal dengan Jovan. Bagaimana dia bisa lupa dengan kekasihnya sendiri.
"Drrttttt..... drrtttt...."
Ponsel Almeera berbunyi. Dilayar ada nama Jovan yang muncul. Almeera menghebuskan nafas sebentar kemudian mengangkat telfon dari kekasihnya.
"Halo,"
"Sayang, maaf. Tadi aku bener-bener lupa." Sesal Jovan diseberang sana.
"Oh." Balasnya datar.
"Marah?"
"Menurut kamu?"
"Kakak nggak berniat seperti itu. Anak-anak tiba ngajak latihan mendadak."
"Tapi kan sebelum latihan kakak bisa ngabarin aku dulu,"
"Rencananya mau ngabarin kok, cuma keburu diseret ke lapangan sama Nino."
"Alasan aja terus, memang sebenarnya kakak lebih mentingin futsal dari pada aku."
"Nggak gitu konsepnya sayang,"
"Kan hari ini terbukti."
"Kebuti apanya, futsal hanya hobi sedangkan kamu kekasih kakak.
"Tapi konsep kakak hari ini mengabaikan kekasih dan memilih main futsal." Tidak tahu kenapa jika cewek berdebat dengan cowoknya spontan menjadi debater sejati.
"Iya-iya kakak yang salah hari ini, kakak minta maaf."
"Memang kakak yang salah, harusnya kalau sayang kakak nggak mungkin lupain aku."
"Namanya manusia sayang,"
"Alasan klasik."
Jovan menghela nafas sebentar sebelum berbicara. "Jadi kamu maunya gimana?"
"Es krim dua box yang ukuran large." Hanya itu yang ada dipikiran Almeera dan emang dasarnya sejak kemarin dia mau beli es krim dan belum terlaksana.
"Hehehe, oke ada lagi?
" Nggak."
"Sudah nggak marah kan?"
"Masih sedikit."
"Sudah mandi?" Jovan mengalihkan pembicaraan, mungkin sudah bosan berdebat dengan Almeera.
"Belum."
"Mandi dulu sayang, biar setannya menghilang. Kamunya seger dan nggak marah-marah lagi."
"Kayak situ sudah mandi aja," sewot Almeera.
"Memang belum yang." Jovan menjeda ucapanya sebentar. "Jangan-jangan kamu mau ngajakin aku mandi bareng."
Almeera tak menjawab, dia memilih memutus telfon mereka secara sepihak. Jovan sedang dimode absurd dan dia malas meladeni. Kalaupun tetap berlanjut perang bisa saja terjadi lagi. Tak lama kemudian ponsel Almeera beegetar ada notifikasi pesan masuk dari Jovan.
Jovan: sayang aku sudah pesen Gofood buat anterin es krim ke rumah kamu.
Almeera senyum-senyum sendiri begitu membaca pesan singkat dari kekasihnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Cindy Cendol
yuk saling feedback
2023-08-17
0
tarian_delusi
semangat terus author
2023-08-10
0
Diana
Kejutan yang tak terduga.
2023-08-09
0