Bab 4. Di Rumah Sakit

Berliana menghapus air matanya. Perasaan ibu mana yang tidak akan sedih melihat putrinya terbaring sakit tidak berdaya. Nicole baru saja menjalani kemoterapi. Tubuhnya tampak lesu dan lemah.

Dokter menyarankan Nicole untuk melakukan pencangkokan tulang sum-sum untuk penyembuhan penyakitnya.

Berliana duduk di tepi ranjang rumah sakit, di sisinya terbaring anaknya yang pucat dan lemah. Dokter yang sedang memeriksa anaknya memberi tahu bahwa dia divonis menderita kanker darah yang cukup parah. Wanita itu menangis dengan sedih, tidak bisa membayangkan kehilangan anaknya.

"Aku tidak bisa kehilangan dia. Dia adalah segalanya bagi ku," gumam Berliana pada dirinya sendiri.

Anaknya, seorang gadis kecil, hanya diam saja dan menatap bangku rumah sakit yang kosong. Berliana menyentuh wajah Nicole dan mencoba tersenyum lembut, namun tangisannya tak bisa disembunyikan.

"Kenapa Ibu menangis? Aku tidak apa-apa. Aku akan segera sembuh," ucap Nicole.

Tangisan Berliana makin terdengar jelas. Bagaimana anak sekecil ini bisa menderita penyakit parah. Sebagai ibu, Berliana merasa gagal.

"Jika saja aku bisa meminta pada Tuhan, untuk memindahkan semua penyakit yang ada pada anakku, aku akan menerima semua dengan ikhlas. Bagaimana aku bisa membiayai pengobatannya yang begitu besar?" tanya Berliana pada diri sendiri.

Tangan mungil Nicole menghapus air mata di pipi ibunya. Mereka yang hidup hanya berdua membuat hubungan begitu dekat.

"Apa Ibu menangis karena memikirkan sakitku?" tanya Nicole lagi.

Usia Nicole baru lima tahun, tapi dia telah berpikir lebih dewasa dari anak seusia dirinya. Melihat Ibunya yang harus bekerja keras, dia tidak pernah meminta mainan atau apa pun seperti temannya miliki.

Terkadang Berliana membelinya tanpa Nicole minta. Dia kasihan melihat putrinya yang hanya memiliki mainan bekas yang diberikan tetangganya.

"Bukan, Nak. Ibu tidak menangis. Mata ibu tadi kelilipan," jawab Berliana berbohong.

"Ibu, kita pulang saja. Aku telah sembuh. Tidak perlu di rawat. Katakan saja pada dokter, jika aku ini anak yang kuat. Tidak perlu obat untuk menyembuhkan sakitku. Aku bisa mengobati diri sendiri," ucap Nicole.

Berliana memeluk putrinya. Dokter mengatakan jika kanker darah yang di derita putrinya bisa sembuh jika melakukan pengobatan yang teratur. Cuma yang dipikirkan Berliana dari mana datangnya uang buat pengobatan itu.

Kini kanker darah dapat diobati dengan prosedur Bone Marrow Transplant (transplantasi sumsum tulang)! Tingkat keberhasilannya cukup tinggi.

Tujuan dari transplantasi sumsum tulang belakang adalah untuk mentransfusikan sel-sel sumsum tulang yang sehat kepada seseorang yang sumsum tulangnya sendiri mengalami suatu penyakit, sehingga harus dihilangkan.

Sumsum tulang adalah jaringan yang berada di dalam beberapa tulang dalam tubuh, termasuk tulang pinggul dan paha. Sumsum tulang mengandung sel yang belum matang, yang disebut sel punca.

"Kamu memang anak yang hebat. Ibu bangga memiliki kamu. Tapi hari ini kita masih harus di rumah sakit dulu. Jika kamu telah merasa segar kembali, kita pulang."

Nicole menatap ibunya. Dia memegang tangan wanita itu yang sedikit kasar, karena harus bekerja di kebun dan kerja serabutan lainnya.

"Coba saja aku punya ayah, tentu ibu tidak pusing memikirkan biaya rumah sakit ini," ucap Nicole.

Mendengar ucapan putrinya, Berliana teringat ucapan dokter yang mengatakan jika Nicole bisa disembuhkan dengan donor sumsum tulang belakang dari ayah biologisnya.

"Apakah aku harus mendatangi Gabriel untuk mengatakan tentang Nicole? Apakah dia akan percaya? Atau apakah dia masih ingat denganku?" Banyak pertanyaan yang menari di dalam pikiran Berliana.

Berliana menyuapi nasi pemberian rumah sakit. Dia masih berpikir jalan terbaik untuk pengobatan putrinya. Wanita itu harus bekerja lebih keras agar mendapatkan uang yang banyak.

Setelah makan, Berliana meminta putrinya tidur. Dia akan mencari uang untuk biaya rumah sakit. Beruntung uang gajinya di kebun belum diambil. Jadi bisa untuk menutupi biaya saat ini. Namun, untuk kedepannya dia tidak tahu harus mencari kemana.

"Nicole, ibu mau keluar sebentar. Nicole jangan kemana-mana. Jika butuh sesuatu, tinggal panggil perawat dengan menekan tombol ini," ucap Berliana.

"Biak, Ibu. Hati-hati di jalan," pesan gadis cilik itu.

"Kamu mau dibelikan apa nantinya?" tanya Berliana lagi.

"Aku tidak ingin apa-apa selain Ibu. Aku hanya ingin Ibu kembali ke sini dengan selamat," jawab Nicole.

Dada Berliana terasa sesak mendengar ucapan putrinya. Di usia yang masih belia, dia sangat mengerti keadaan Berliana. Wanita itu tidak pernah menyesali kehadiran putrinya. Walau karena kehamilannya, Berliana mendapat banyak masalah. Baginya Nicole tetap bidadari kecilnya.

Berliana mengecup dahi putrinya itu. Dia tersenyum semringah menanggapi ucapan Nicole. Setelah itu, dia melangkah cepat meninggalkan rumah sakit menuju rumah pemilik perkebunan.

Dalam perjalanan menuju kebun, Berliana yang menggunakan becak, menangis tersedu. Dia sangat takut kehilangan putrinya. Hanya Nicole hartanya yang paling berharga dan satu-satunya.

"Aku tidak tahu kenapa Tuhan memilihku sebagai salah satu manusia yang hidup ditakdir yang keras ini. Entah dari sisi mana Tuhan melihat ketangguhan dan kemampuanku untuk melewati semua ini. Setiap malam harus menangis karena kasihan pada diri sendiri. Setiap hari harus berpura-pura terlihat baik-baik saja."

"Dihadapan semua orang terutama putriku, aku harus menahan rasa mengeluh, rasa hancur, rasa ingin marah, semua ku tahan sendirian. Bagaimana Tuhan bisa berikan ujian seberat ini padaku yang lemah? Bagaimana Tuhan bisa percaya aku mampu, sedangkan diriku sendiri ragu? Aku benar-benar sampai di titik pasrah, pintaku pun pada Tuhan tidak banyak, sekiranya memang ini sudah jalanku, kuatkan aku pada apa yang telah menjadi takdirku ini."

Sampai diperkebunan, Berliana langsung menemui mandornya. Pria itu tersenyum melihat kedatangannya. Siapapun tahu jika Budi, sang mandor sangat menyukai Berliana.

"Maaf, Pak. Saya masih belum bisa bekerja. Nicole masih di rawat," ucap Berliana begitu sampai dihadapan pria itu.

"Tidak apa. Kamu fokus saja untuk pengobatan dan perawatan Nicole," jawab Budi.

"Pak, saya mau minta semua uang bayaran saya untuk membayar pengobatan Nicole," ucap Berliana lagi.

Budi menatap Berliana. Dia kasihan melihat nasib wanita itu yang harus menghidupi putrinya seorang diri. Suatu hari Budi pernah melamarnya, tapi Berliana menolak dengan alasan masih betah hidup berdua dengan Nicole saja.

"Aku hitung dulu berapa uang kamu. Tunggu di sini," ucap Budi. Dia masuk ke dalam ruang kerjanya. Ingin mengambil catatan keuangan. Berliana berharap uang yang akan dia terima akan cukup untuk biaya rumah sakit.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MNTAN POLWAN KNP GK LAMAR JADI SECWAN (SECURITY WANITA).. MLH JDI TUKANG KEBUN

2023-09-26

1

Abie Mas

Abie Mas

berliana jua mahal napa ga mau sama budi

2023-09-15

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

semangaaat

2023-08-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Pertemuan
2 Bab 2. Menikah
3 Bab 3. Positif
4 Bab 4. Di Rumah Sakit
5 Bab 5. Diusir Dari Kampung
6 Bab 6. Pindah Ke Kota
7 Bab 7. Ingin Membeli Ayah
8 Bab 8. Ke Rumah Tahanan
9 Bab 9. Melamar Pekerjaan
10 Bab 10. Nicole Savita Aqilla
11 Bab 11. Bertemu
12 Bab 12. Nicole Sakit
13 Bab 13. Ke Rumah Sakit
14 Bab 14. Kamar Rawat Inap
15 Bab 15. Aku Anak Kuat
16 Bab 16. Pindah Ke Apartemen
17 Bab 17. Nicole dan Gabriel
18 Bab 18. Aku Bukan Pengasuh
19 Bab 19. Tessa dan Gabriel
20 Bab 20. Jangan Mencurigai Aku!
21 Bab 21. Di Apartemen
22 Bab 22. Ulang Tahun Gabriel
23 Bab 23. Apartemen Tessa
24 Bab 24. Jam Tangan
25 Bab 25. Ke Rumah Sakit
26 Bab 26. Menikahlah Denganku!
27 Bab 27. Persiapan Pernikahan Gabriel dan Berliana
28 Bab 28. Pernikahan
29 Bab 29. Ternyata Suhu Juga
30 Bab 30. Rencana Bulan Madu
31 Bab 31. Bulan Madu
32 Bab 32. Kemarahan Tessa
33 Bab 33. Apartemen Gabriel
34 Bab 34. Maafkan Aku
35 Bab 35. Jangan Sentuh Istriku!
36 Bab 36. Ke rumah Orang Tua Tessa
37 Bab 37. Rumah Orang Tua Tessa
38 Bab 38. Liburan
39 Bab 39. Positif
40 Bab 40. Bertengkar Dengan Tessa
41 Bab 41. Gabriel dan Tessa
42 Bab 42. Bertemu Tessa
43 Bab 43. Hukuman
44 Bab 44. Di Hotel
45 Bab 45. Tessa di Sekolah Nicole
46 Bab 46. Masakan Gabriel
47 Bab 47. Menemani Mandi
48 Bab 48. Kontrol Kandungan
49 Bab 49. Jenis Kelamin Bayi
50 Bab 50. Pembunuh Meri
51 Bab 51. Ulang Tahun Nicole
52 Bab 52. Kolam Renang
53 Bab 53. Berliana Sakit
54 Bab 54. Menjelang Persalinan
55 Bab 55. Persalinan
56 Bab 56. Baby Boy
57 Bab 57. Perawatan Nicole
58 Bab 58. Beryl Hamizan Rabbani.
59 Bab 59 S2. Pulang Ke Rumah
60 Bab 60 S2. Ruang Operasi
61 Bab 61. Pemakaman Tessa
62 Bab 62. Aqiqah
63 Bab 63. Liburan Berakhir
64 Novel HIJRAH ITU CINTA
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1. Awal Pertemuan
2
Bab 2. Menikah
3
Bab 3. Positif
4
Bab 4. Di Rumah Sakit
5
Bab 5. Diusir Dari Kampung
6
Bab 6. Pindah Ke Kota
7
Bab 7. Ingin Membeli Ayah
8
Bab 8. Ke Rumah Tahanan
9
Bab 9. Melamar Pekerjaan
10
Bab 10. Nicole Savita Aqilla
11
Bab 11. Bertemu
12
Bab 12. Nicole Sakit
13
Bab 13. Ke Rumah Sakit
14
Bab 14. Kamar Rawat Inap
15
Bab 15. Aku Anak Kuat
16
Bab 16. Pindah Ke Apartemen
17
Bab 17. Nicole dan Gabriel
18
Bab 18. Aku Bukan Pengasuh
19
Bab 19. Tessa dan Gabriel
20
Bab 20. Jangan Mencurigai Aku!
21
Bab 21. Di Apartemen
22
Bab 22. Ulang Tahun Gabriel
23
Bab 23. Apartemen Tessa
24
Bab 24. Jam Tangan
25
Bab 25. Ke Rumah Sakit
26
Bab 26. Menikahlah Denganku!
27
Bab 27. Persiapan Pernikahan Gabriel dan Berliana
28
Bab 28. Pernikahan
29
Bab 29. Ternyata Suhu Juga
30
Bab 30. Rencana Bulan Madu
31
Bab 31. Bulan Madu
32
Bab 32. Kemarahan Tessa
33
Bab 33. Apartemen Gabriel
34
Bab 34. Maafkan Aku
35
Bab 35. Jangan Sentuh Istriku!
36
Bab 36. Ke rumah Orang Tua Tessa
37
Bab 37. Rumah Orang Tua Tessa
38
Bab 38. Liburan
39
Bab 39. Positif
40
Bab 40. Bertengkar Dengan Tessa
41
Bab 41. Gabriel dan Tessa
42
Bab 42. Bertemu Tessa
43
Bab 43. Hukuman
44
Bab 44. Di Hotel
45
Bab 45. Tessa di Sekolah Nicole
46
Bab 46. Masakan Gabriel
47
Bab 47. Menemani Mandi
48
Bab 48. Kontrol Kandungan
49
Bab 49. Jenis Kelamin Bayi
50
Bab 50. Pembunuh Meri
51
Bab 51. Ulang Tahun Nicole
52
Bab 52. Kolam Renang
53
Bab 53. Berliana Sakit
54
Bab 54. Menjelang Persalinan
55
Bab 55. Persalinan
56
Bab 56. Baby Boy
57
Bab 57. Perawatan Nicole
58
Bab 58. Beryl Hamizan Rabbani.
59
Bab 59 S2. Pulang Ke Rumah
60
Bab 60 S2. Ruang Operasi
61
Bab 61. Pemakaman Tessa
62
Bab 62. Aqiqah
63
Bab 63. Liburan Berakhir
64
Novel HIJRAH ITU CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!