Negosiasi

Hari yang ditunggu-tunggu oleh ekskul penyiaran pun akhirnya tiba. Hari ini tepat hari keempat setelah ekskul penyiaran mendapatkan ultimatum pembubaran dari kesiswaan, itu artinya mereka harus menyerahkan dokumen administrasi yang sudah ditandatangani oleh ketua ekskul. Tentu saja mereka tak akan melakukan hal itu.

"Sienna, tuh dicariin sama OSIS." Seru salah satu teman sekelas Sienna sambil menunjuk kearah pintu kelas. Tiba-tiba saja Talia menyeletuk, "Cie."

Tanpa menghiraukan Talia, Sienna dengan cepat  menjangkau pintu.

"Eh Max, ada apa? Tumben gak chat dulu," tanya Sienna sambil menyandarkan tubuhnya ke pintu.

"Anu Sienna ... " Max terbata-bata. "Ah lama, keburu masuk kelas. Jadi gini, kami selaku perwakilan OSIS ditugaskan oleh kesiswaan untuk menyampaikan pesan ini langsung ke kamu selaku penanggung jawab sementara ekskul penyiaran. Pesannya yaitu hari ini sepulang sekolah, ekskul penyiaran wajib menyerahkan dokumen administrasi pembubaran ke ruangan kesiswaan dan harus tepat waktu. Tak ada lagi tambahan waktu untuk ekskul penyiaran." Serobot lelaki berkacamata di samping Max. Sementara Max hanya tertunduk tak berani menatap wajah Sienna.

"Itu aja?" tanya Sienna santai. Max sedikit terkejut mendengar pertanyaan dari Sienna, mengingat beberapa hari yang lalu Sienna kelimpungan menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Namun demikian, Max merasa bangga kepada Sienna karena mampu menghadapi permasalahan ini.

"Iya itu aja kok," kata Max seraya menatap wajah Sienna. Belum sempat Sienna mengucapkan apa-apa Max langsung saja memotong pembicaraan mereka, "Yaudah kita langsung pamit ya keburu masuk kelas." Sambung Max sambil menarik tangan teman disampingnya.

"Eh ... lalaunan atuh, nyeri ai maneh." Pinta teman disampingnya, karena Max menarik tangannya terlalu kencang.

Waktu istirahat hari itu Sienna habiskan dengan tenang, bukan tanpa alasan Sienna bertindak seperti ini. Ia bukan kehabisan akal untuk mengatasi permasalahan ini, apalagi untuk menyerah tak sedikitpun ia terpikirkan untuk itu.

Alasan Sienna bersikap tenang seperti ini adalah karena ia memiliki rencana yang dirasa cukup matang untuk menyelamatkan ekskul penyiaran dari jurang kehancuran. Rencana ini sudah disiapkan oleh ekskul penyiaran tepat sehari sebelum jatuh tempo.

"Tapi kalo rencana kita cuma kaya gini bisa-bisa kita di rujak lagi sama Bu Millie, mana pedes banget lagi kan mulutnya." Keluh Sienna sambil mencomot donat yang ia bawa.

"Iya ya, apa kita hipnotis aja kali ya." Ucap Rigel asal.

"Ya jangan lah ege," kata Talia kesal.

"Tapi bener juga sih, secara Bu Millie pake jurus gotik cuy, kayaknya hipnotis bukan ide yang terlalu buruk." Luan menambahkan.

Talia terlihat menyesal berada didalam obrolan ini, sedangkan Sienna justru tertawa mendengar jawaban dari teman-temannya itu.

"Emang kalian bisa hipnotis orang?" tanya Sienna sambil menahan tawa.

"Sejujurnya gak sih, tapi kita pernah liat kok video orang yang hipnotis kodok kok, ya kan Luan? Kita cobain aja caranya siapa tau mempan." Celoteh Rigel sambil menyenggol lengan Luan yang sedang mengambil donat.

Saat mendengar ucapan itu mereka tak kuasa menahan tawa, apalagi Sienna sampai mengeluarkan air matanya.

"Kira-kira kita mau bikin konsep siarannya gimana nih?" tanya Talia serius.

"Kalo misalnya kita bikin kayak podcast ngobrol bareng aja gimana? jadi kayak lagi cerita di tongkrongan gitu?" cetus Luan.

"Tapi kalo kaya gitu mana serem sih." Rigel mengeluarkan pendapatnya namun terkesan meremehkan ide Luan.

"Kalo kaya storytelling gitu gimana?" Talia mengungkapkan gagasannya.

"Ngantuk," keluh Rigel sambil mengangkat tangan ke depan mulutnya seolah-olah mengejek.

"Rigel, kamu ngomongnya jangan gitu dong." Sienna menegur Rigel. "Menurut aku ide kalian berdua sama-sama bagus kok. Gimana kalo kita gabungin aja, jadi pas sebelum kita bacain ceritanya kita buat pendengar kita sebagai teman cerita kita, nah pas udah mulai masuk ke dalam ceritanya kita jadikan pemilik cerita sebagai peran utama dalam ceritanya, menurut kalian gimana?" sambung Sienna menyatukan gagasan yang mereka miliki.

"Nah gini dong baru seru," puji Rigel.

"Jelas dong, temenku." Ucap Talia sambil memeluk lengan Sienna.

"Nanti Bu Millie bakal nanya aneh-aneh gak ya?" Luan bertanya-tanya sambil menggaruk kepalanya.

"Nah itu yang aku takutkan Luan, aku takut gak bisa jawab pertanyaan Bu Millie," kata Sienna seraya menutup botol minum miliknya.

"Ah, kamu gak usah takut Na. Nanti kalo kamu gak bisa jawab pasti bakal kita bantuin, ya kan?" Talia mencoba meyakinkan Sienna bahwa mereka berjuang bersama-sama dan tak akan membiarkan Sienna berjuang sendirian. Ucapan Talia pun mendapatkan persetujuan dari Luan dan Rigel.

"Pasti lah, tenang aja Sienna kami akan selalu ada buat kamu kok," ujar Rigel memperjelas dukungannya.

"Makasih ya temen-temen, semoga Tepi Senja bisa menyelamatkan kita dari tepi kehancuran ini."

***

Tak terasa jam pelajaran terakhir akan segera selesai. Waktu untuk bertemu dengan kesiswaan semakin dekat. Tak dapat dipungkiri bahwa Sienna merasa gugup, namun dia yakin celah yang telah ia temukan bersama teman-temanya untuk mempertahankan ekskul penyiaran akan membuahkan hasil. Seusai kelas ekskul penyiaran berkumpul di ruang siaran untuk datang memenuhi panggilan kesiswaan bersama-sama. Mereka datang ke ruangan kesiswaan dengan rasa percaya diri yang menggebu-gebu tak seperti terakhir kali mereka berkunjung kesana. Mereka sengaja datang lebih awal agar memiliki waktu lebih panjang untuk bernegosiasi.

Tak ada lagi suasana tegang yang menyambut mereka, kini suasananya terasa lebih hangat dan ringan. Tak ada lagi tatapan mengintimidasi yang mereka dapatkan dari Bu Millie sebaliknya, mereka disambut oleh senyuman  manis yang terukir di wajah Bu Millie.

“Loh, cepat sekali kalian datang kemari bukankah kalian masih punya waktu setengah jam untuk menyerahkan dokumen administrasi ini kemari,” ucap Bu Millie dengan ramah.

Mendengar jawaban dari Bu Millie mereka justru merasa heran, terlebih perlakuan hangat yang mereka dapatkan malah terasa janggal.

“Kami kemari bukan untuk menyerahkan dokumen administrasi pembubaran ekskul penyiaran.” Ujar Sienna dengan tegas dan percaya diri.

Wajah Bu Millie berubah seketika ketika mendengar perkataan Sienna, wajah yang tadinya dihiasi dengan senyuman berubah menjadi masam dalam sesaat.

“Lantas?” tanya Bu Millie sambil mengangkat alis dan mengerutkan keningnya.

"Kami datang kemari untuk bernegosiasi," Sienna menawarkan dengan yakin. "Negosiasi?" Bu Millie tertawa terbahak-bahak memperolok tawaran dari Sienna. Ekspresi wajahnya kian mengeras seakan mempertegas kedudukannya, "Saya memberikan kalian waktu selama empat hari, apakah tidak cukup untuk membuat kalian sadar diri? Tak ada lagi tempat untuk ekskul kalian disekolah ini."

"Bukankah, tugas Ibu untuk mengembangkan potensi siswa/i secara optimal dan terpadu meliputi minat, bakat dan kreativitas yang kami miliki?" ucap Talia dengan yakin.

"Lagipula sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan pasal 3 ayat 1 bahwa pembinaan kesiswaan meliputi kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan untuk membina siswa dalam bidang non akademik. Tujuannya untuk mengusahakan agar peserta didik tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan, melalui pengembangan segala potensi yang dimiliki peserta didik. Saya rasa kami memiliki hak untuk membela ekskul penyiaran, agar dapat memaksimalkan potensi yang kami miliki." Rigel menambahkan.

"Jadi bagaimana Bu, apakah ibu berkenan untuk menegosiasi kan hal ini bersama kami?" Sienna kembali menawarkan tawarannya dengan senyum percaya diri.

Mendengar pembelaan diri dari Talia dan Rigel ditambah tawaran dari Sienna membuat Bu Millie jengkel bukan main wajahnya memerah menahan amarah. Namun ia berusaha untuk tetap tenang, ia menghirup udara dalam-dalam dan berkata, "Apa mau kalian?"

"Kami tetap ingin mempertahankan ekskul penyiaran." Kata Sienna dengan mantap.

"Apa lagi yang mau kalian pertahankan, sudah berulang kali saya jelaskan bahwa kalian sudah tidak memiliki kesempatan apapun lagi," ucap Bu Millie sambil menghela napas dalam.

"Ada, halaman satu poin tiga, kegiatan Ekstrakulikuler ini rutin dilaksanakan." Ucap Sienna percaya diri sambil menunjuk lembar dokumen administrasi itu.

"Baik ... tapi apa gunanya jika kalian punya satu alasan untuk mempertahankan diri, diantara belasan alasan untuk membubarkan kalian?" tanya Bu Millie dengan nada mengintimidasi.

"Kami masih punya satu harapan lagi di halaman dua poin satu, kegiatan Ekstrakulikuler ini selalu membuat produk dalam setiap semester. Jika Ibu berkenan untuk memberi kami kesempatan, kami akan membuat siaran radio sekolah ini kembali berjaya, kami yakin kami bisa memenuhi poin lainnya untuk mempertahankan ekskul penyiaran." Sienna menjelaskan rencananya dengan percaya diri.

"Berjaya? Jangan bercanda kalian, mimpi kalian itu terlalu tinggi. Jangankan untuk berjaya, di zaman sekarang ini siapa sih yang masih dengerin radio? Apalagi radio sekolah. Lagipula kalian mau bikin siaran apa? Sudah tidak ada yang membutuhkan kehadiran kalian disekolah ini." Lagi-lagi Bu Millie mengolok-olok ucapan Sienna.

"Siaran horror," ucap Luan singkat. Seketika dahi Bu Millie mengkerut, "Ngapain kalian bikin siaran horror, gak ada gunanya."

"Pada dasarnya penyiaran sendiri memiliki karakteristik memberi informasi, mendidik dan menghibur. Maka dari itu siaran horror dapat dikategorikan sebagai siaran hiburan, lagipula siaran horror ini dapat mendekatkan hubungan narasumber, pendengar dengan kami sebagai penyiar." Luan membela pernyataannya.

"Bicara memang mudah, kalian ini keras kepala sekali. Apa susahnya untuk merelakan ekskul itu? Lagipula siaran horror? Kalian tau bukan, di sekolah ini tidak diperkenankan untuk siswa tetap berada di area sekolah di atas jam lima sore?" seru Bu Millie tetap teguh pada pendiriannya.

Tak terasa sudah satu jam mereka bernegosiasi. Negosiasi ini berlangsung dengan alot karena tidak ada satupun dari mereka yang rela mengendurkan urat lehernya.

"Maka dari itu kami membutuhkan persetujuan dari Ibu untuk melakukan siaran mulai pukul 17.00 dan selesai pukul 17.30." Sienna meminta persetujuan dari Bu Millie.

Bu Millie tak langsung merespon pernyataan dari Sienna, lagi-lagi beliau tertawa terpingkal-pingkal ketika mendengar permohonan dari Sienna, "Emangnya siapa yang mau dengerin cerita horror sore-sore? Apalagi dari radio sekolah, kalian ini sungguh terlalu percaya diri."

"Jadi apakah Ibu menyetujui permohonan dari kami?" Sienna mencoba mengembalikan obrolan mereka kembali ke topik semula.

"Karena kalian sangat bersikeras untuk mempertahankan ekskul penyiaran, baik lah saya akan berikan kalian kesempatan sekali lagi. Namun tentu kesempatan ini tidak datang dengan cuma-cuma, kalian harus memenuhi persyaratan dari saya.

Bagaimana?" ujar Bu Millie sambil menyeringai.

"Baik, apa syaratnya." ucap Rigel terbawa emosi. Sienna yang berada disampingnya menarik kecil lengan Rigel seolah memberikan pertanda untuk tak gegabah dalam membuat keputusan.

"Kita buat mudah saja, jika program siaran kalian tidak membuahkan hasil apa-apa sampai dengan akhir tengah semester ganjil ini kalian harus merelakan ekskul penyiaran ini berakhir untuk selamanya, tanpa melakukan perlawanan apapun lagi. Mudah bukan?" Bu Millie memberikan seringai miringnya seraya memajukan telapak tangannya untuk membuat kesepakatan.

"Baik kami setuju," ucap Sienna sambil menyambar telapak tangan Bu Millie untuk menjabat tangannya dan membuat kesepakatan.

Semua orang yang ada disana termasuk Bu Millie, sangat terkejut melihat keputusan Sienna yang secepat kilat langsung menyetujui tawaran dari Bu Millie tanpa mendebatkan apapun lagi. Namun demikian, para anggota ekskul penyiaran sudah merasa lega karena masalah besar yang membayangi mereka akhirnya dapat mereka atasi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!