Di sebuah Apartemen seorang gadis sedang sibuk mendandani sahabatnya. Dia adalah Vania yang sedang mendandani sahabat baiknya yaitu Alena. Vania sengaja menginap hari Sabtu ini, untuk membantu Alena yang akan berkencan. Alena memang tinggal di Apartemen yang dekat dengan perusahaannya agar lebih mudah dan cepat menuju kantor. Kedua orang tua Alena sebenarnya keberatan Alena tinggal di Apartemen karena Alena adalah anak perempuan yang mereka sayangi. Akan tetapi, karena jarak rumah mereka yang jauh dari kantor Alena dengan berbagai petimbangan akhirnya, orang tua Alena menyetujui Alena tinggal di Apartemen. Dengan catatan Alena harus pulang pada setiap akhir pekan paling tidak sebulan dua kali. Akan tetapi, terdapat pengecualian pada akhir pekan ini karena Kakek Alena juga sudah memberitahukan pada kedua orang tua bahwa dia ingin Alena melakukan kencan dengan cucu dari teman dekat Kakek Aditnya.
Kedua orang tua Alena memiliki sebuah rumah makan yang mereka kelola sendiri. Kakek Alena tinggal bersama kedua orang tuanya. Selain dengan Kakek, ada Kakak Alena yang juga membantu untuk mengelola rumah makan orang tua Alena.
"Bagaimana hasil make upny? Oke kan?" Vania bertanya sambil menata rambut Alena.
"Van, sepertinya ini kurang tebal bedaknya ya. Apa coba diganti warna lipstiknya?" Alena berkata sambil melihat tampilannya di cermin. "Ganti lipstiknya dengan warna merah saja. Aku jadi lebih terlihat menantang,"tambah Alena.
"Jadi, kamu yakin tidak mau terlihat cantik Len?" tanya Vania meyakinkan sahabatnya.
"Yakin. Aku sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun. Kalau bisa ini harus digagalkan, jadi tidak perlu ada kencan-kencan berikutnya," ujar Alena.
"Ya baiklah, terserah kamu saja," balas Vania sambil mengganti lipstik dan mengubah sedikit make up di wajah Alena.
"Sudah Len," ujar Vania.
"Hmm, tunggu." Alena menuju lemarinya dan mengeluarkan wig warna merah lalu memakainya di rambutnya.
"Serius Len? Mau pakai wig itu?" tanya Vania yang sekali lagi berusaha melihat keyakinan dari sahabatnya.
"Iya, sudah ini sangat perfect." Alena melihat sekali lagi hasil make up dari Vania di depan cermin dan merasa puas puas dengan hasilnya. Dia berganti baju dengan gaun cokelat yang dibelinya kemarin. Gaun sebatas lutut yang cantik namun memperlihatkan bagian punggung dan bahunya karena sedikit terbuka.
"Baiklah aku berangkat dulu ya, Van." Alena mengambil Tasnya dan berpamitan kepada Vania. "Kamu menginap lagi saja hari ini." tambah Alena.
"Tidak Len, aku ada acara keluarga besok. Ayo kita bareng menuju parkiran." Vania pun mengambil tasnya dan mereka keluar dari unit Apartemen Alena. Mereka melanjutkan perjalanan menggunakan mobil masing-masing. Vania pulang ke rumahnya dan Alena pergi menuju cafe tempat dia akan bertemu dengan pasangan kencannya.
***
Arga masih berkutat dengan kegiatannya yaitu memeriksa laporan. Sedari Jumat malam sebenarnya Arga telah mengerjakannya tetapi rasa kantuk mengalahkan segalanya. Yang akhirnya Arga pulang dengan masih meninggalkan banyak pekerjaan. Arga yang memang sangat gila kerja atau istilahnya workcaholic mengerjakan lanjutan pekerjaannya pada Sabtu ini. Jam telah menunjukkan pukul 18.00, Arga yang masih terlihat sibuk dikagetkan dengan bunyi bel di Apartemennya. Saat Arga membukanya ternyata Adam yang berdiri di balik pintu.
"Ada apa?" tanya Arga singkat. Arga yang sedang serius memeriksa laporan seolah terganggu dengan kedatangan Adam.
"Ya ampun, kamu belum bersiap Arga?" Adam malah bertanya balik kepada Arga.
"Bersiap untuk apa? Sepertinya aku tidak ada janji pergi denganmu. Aku sedang sangat sibuk." Arga menanggapi pertanyaan Adam sambil menutup pintu.
"Ya bersiap, bukankah kamu bilang ada kencan sehingga kamu mengosongkan jadwalmu. Jadwalmu telah aku kosongkan jangan bilang kamu malah tidak pergi kencan." cerocos Adam. Arga yang mendengar cerocosan Adam baru tersadar hal yang dia lupakan. Dia melirik jam yang berada di dinding dan terpengangah satu jam lagi menuju waktu yang dijanjikan dan dia belum bersiap untuk berangkat.
"Astaga. Aku benar-benar lupa. Baiklah aku bersiap dahulu. Semoga saja nanti tidak terjebak macet." Arga langsung berlalu dari depan Adam menuju kamar mandi.
"Tunggu Arga, aku kemari ingin memberikan dokumen kerja sama ini. Nanti, kamu harus memeriksanya terlebih dahulu." Adam ingin menyerahkan satu berkas dokumen.
"Taruh saja di mejaku, nanti akan aku periksa," pinta Arga yang terus menuju kamar mandi.
"Baiklah, aku langsung balik saja ya." Adam pamit untuk kembali ke Apartemennya. Apartemen Adam memang bersebelahan dengan Arga karena itulah Adam dengan senang hati mengantarkan dokumen kerja sama tersebut, padahal ini adalah hari libur.
Setelah tiga puluh menit, Arga pun selesai mandi dan mengenakan setelan jasnya seperti biasa. Sebenarnya Arga agak bingung ketika memilih pakaian casual atau pakaian yang biasa dia kenakan. Arga berpikir cukup lama dan memutuskan mengenakan saja pakaian yang biasa dia kenakan yaitu setelan kerja saja. Arga melihat penampilannya di cermin kemudian segera pergi menuju cafe tempat kencan yang telah dijanjikan.
***
Seorang gadis yang mengenakan dress cokelat itu duduk dengan gelisah sambil sesekali memandangi jam tangannya. Sudah menunjukkan pukul 19.30 tetapi orang yang dijanjikan oleh Kakeknya belum juga datang. Dengan jadi kesal sekali, sambil menyeruput lemon tea di depannya Alena melihat sekeliling cafe.
"Kemana orang itu. Salahku juga tidak meminta nomornya pada Kakek. Apa aku hubungi Kakek saja ya? Ah, tidak. Bukannya bagus kalau pria itu tidak datang? Aku tinggal bilang saja dia tidak datang. Beres deh." gumam Alena bermonolog sendiri sambil masih melihat sekeliling cafe.
Sementara itu, di perjalan menuju cafe ternyata Arga mengalami kemacetan lalu lintas. Hari ini adalah Sabtu Malam alias Malam Minggu tentu saja banyak pemuda dan pemudi yang pergi untuk sekedar melepas penat atau juga seperti dirinya yang ingin menghadiri kencan. Padahal ini adalah kencan pertamanya, tetapi dia malah memperlihatkan kesan yang tidak baik dengan datang terlambat.
"Ah, aku tidak menyangka semacet ini jalan ibukota saat Malam Minggu." Arga terlihat kesal, baru kali ini dia telat dan lupa akan janjinya.
"Kenapa tidak aku tanya nomor teleponnya pada Kakek ya? Ya sudahlah, kalau dia masih menungguku berarti ya memang sudah takdir," gumam Arga.
Arga masih berusaha menembus jalanan Ibukota. Hingga akhirnya pukul 19.40, dia tiba di cafe itu. Arga langsung menuju ke seorang gadis yang sedang terlihat kesal namun sangat terlihat lucu di mata Arga.
"Apakah Anda Alena Prameswari?" Tanya Arga.
Gadis yang sedang terlihat kesal itu terperangah dan terkejut melihat pemuda di depannya. Pria itu memakai jas abu-abu dan celana yang senada dengan kemeja putih. Rambut yang rapi di sisir juga tak luput dari penglihatan Alena. Postur tubuh yang tinggi dan proposional. Seketika Alena tidak bisa berbicara dan terpana melihat pria yang ada di depannya itu.
"Tampan" gumam Alena dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
An nisaa Lestari
keren thor karyanya. lanjut...🥰🥰🥰
2023-10-29
1
Miss Yune
iya kak. makasih ya feedback-nya ❤️
2023-09-20
1
Kaia Lituhayu
Jujur ini relate bgt karena pernah kayak Alena dandan jelek biar ilfeel wkkwk seru bgt kaak semangaat!
2023-09-20
1