Sepulang sekolah Vanya rebahan di kasurnya yang kecil. "Segitunya jadi orang miskin, kenyang hinaan." Gumam Vanya. Beberapa menit kemudian, terdengar suara ketukan di pintu rumah Vanya. Ia bergegas membuka pintu. "Shishi ! Ayo masuk, ada apa sore - sore ke rumah gue?" Tanyanya sembari membuka pintu lebar.
"Ke Mall yuk ! Ada yang dicari."
"Oke ayo ! Tunggu sebentar gue ambil tas dulu." Vanya gegas bersiap.
...----------------...
Shishi dan Vanya menaiki mobil ke Mall. Sampai di sana Shishi membeli beberapa barang.
"Lo ambil, gih ! Nanti gue yang bayar." Tawar Shishi
"Gak, Shi. Terimakasih, belum ada yang di pengen." Tolak Vanya
"Kalau gitu, kita kemana lagi ?" Tanya Shishi menoleh pada Vanya.
"Lagi gak kepengen ke mana-mana sih, anterin gue pulang aja ya."
"Iya ayo kita pulang !" Balas Shishi
Usai dari Mall, Vanya membersihkan diri dan memasak makan malamnya. Seperti biasa kulkas kecilnya selalu penuh dengan sayuran, daging dan ikan. Dari mana itu semua ? Hanya Vanya yang tahu. Sambil membuka laptopnya untuk membaca informasi dan e-mail masuk. Vanya menikmati makan malamnya. Beberapa saat kemudian, hujan turun sangat lebat disertai kilat dan petir. Vanya meringkuk dalam selimut tebalnya. Terdengar gedoran pintu yang amat keras diluar
"Siapa bertamu saat seperti ini sih?!" Gerutu Vanya sambil keluar dari kamar. Dia mengintip dari kaca ada mobil Azam di sana. "Azam !! Ngapain Lo hujan jalan-jalan ?" Tanya Vanya langsung mempersilahkan Azam masuk
"Gue mau jemput Lo ! Malam ini nginap di rumahnya Shishi ya. Biar gue antar. Sekarang hujan lebat banget. Kalau atap gubuk Lo ambruk gimana?" Ujar Azam terlihat cemas.
"Ya ampun, Zam. Gue kira apaan ? Gak bakalan ambruk ini masih kuat kok ! Gue juga udah biasa sendiri."
"Tapi, Van ! Ini ada petir nya." Bujuk Azam
"Gak apa-apa, Zam. Gue tidur disini aja, maaf... buat Lo sampai ke sini karena khawatir sama gue." Ujar Vanya lembut
"Ya udah kalau gitu mau Lo, gue temenin sampai hujannya reda." Azam menyerah.
"Terserah Lo aja, gue bikin teh dulu ya" Vanya beranjak ke dapur
"Ya ampun, Van. Gue gak tega lihat Lo kaya gini. Tapi Lo biasa aja jalanin ini semua." Gumam Azam sambil menyusuri tiap sudut rumah Vanya
"Nih, minum dulu biar anget."
Azam dan Vanya mengobrol cukup lama sampai hujan benar - benar berhenti baru Azam kembali pulang.
...----------------...
Di Sekolah Vanya datang terlebih dulu. Seperti biasa sepeda ontelnya selalu mengantarnya ke sekolah. Meski butut tapi masih layak digunakan. Vanya mengecek isi tasnya terlebih dulu sebelum memulai pelajaran.
"Hai, Van." Sapa Rian yang datang lebih awal juga. Cowok tampan ini tersenyum senang melihat Vanya duduk di kursinya.
"Hai cogan nomor dua. Tumben Lo pagi hari ini." Balas Vanya sambil merapikan bukunya
"Gue ada piket." Jawab Rian. Ia meletakkan tasnya lalu mengambil sapu dan memulai tugasnya.
"Oke selamat bersih-bersih." Ujar Vanya. Ia menutup tasnya kembali.
"Van, boleh minta nomor hp Lo gak ?" Tanya Rian
"Maaf ya Cogan nomor dua, gue gak punya hp." Vanya tersenyum meninggalkan Rian
Rian terkejut dan tersenyum kaku. "Hari gini gak punya Hp? apa segitu gak punyanya dia sampai gak bisa beli Hp." Gumamnya pelan
"Ngomong apaan Lo?" Abimanyu menepuk pundak Rian yang sedang melamun.
"Gue mau minta nomor hp nya Vanya, tapi dia bilang gak punya hp."
"Udah tahu dia miskin ! Mana mungkin mampu beli ponsel." Balas Abimanyu sembari menghina.
Bel masuk kelas telah berbunyi. Seluruh siswa masuk kedalam kelas. Hari ini kelas 11 IPA 1 pelajaran olahraga. Siswa laki - laki bermain basket di lapangan, hampir seluruh siswi meneriaki nama Abimanyu selain tampan dia juga pintar bermain basket.
"Hai jelmaan Dewa Yunani. Lo oplas dimana tampan begitu ?" Goda Vanya hingga mengundang gelak tawa murid lainnya.
"Cewek aneh ! Jauh-jauh dari gue. Jijik liat muka Lo !" Balas Abimanyu sambil mengambil handuk di tasnya
"Tinggal jawab aja, gak usah ngegas." Vanya senyum. Entahlah seakan jadi hobi barunya menjahili anak baru itu.
...----------------...
"Ya ampun miskin ! Hari gini masih pakai sepeda ontel." Manda tersenyum sinis.
Siswa - siswi pulang sekolah menjadi berkerumun di depan gerbang mendengar Manda menghina Vanya.
"Karena gue miskin, mau gak Lo belikan motor ? Atau... Mobil gitu. Hitung - hitung sedekah ke gue. Gimana?" Ujar Vanya selalu dengan senyum manisnya
"Kenapa gak sekalian ngemis aja Lo di jalanan ? Lumayan buat biaya hidup Lo." Balas Manda tak mau kalah.
"Lah, ini gue mengemis sama Lo !" Vanya santai menatap pada Manda.
"Minggir sepeda butut Lo ! Mobil gue mau lewat. Kalau sampai lecet kena sepeda Lo, gue jadiin babu Lo di rumah gue !" Ujar Abimanyu menggebu.
Senyum Manda mengembang mendengar kata-kata Abimanyu.
"Jangankan di jadiin babu, jadi ibu dari anak-anak Lo juga gue mau." Goda Vanya yang mengundang tawa semua orang. Wajah Abimanyu merah padam tanpa sadar dia membanting sepeda ontel Vanya.
"WOI BRO ! Jangan kasar dong ! Hargai milik orang lain. Jangan mentang Lo punya seenaknya hina orang !" Teriak Azam marah
"Lo gak apa - apa? " Tanya Shishi cemas
"Gue gak apa - apa." Vanya tersenyum tipis melihat perlakuan Abimanyu.
"Lo juga ngapain masih usil sama orang yang gak bisa hargain Lo." Azam meraih tangan Vanya untuk minggir.
"Udah stop ! Gak usah di perpanjang." Ujar Vanya santai
Abimanyu dan Manda meninggalkan tempat itu. Rian datang menghampiri Vanya, Azam dan Shishi
"Maafkan kedua sahabat gue, mereka memang keterlaluan." Ujar Rian tak enak hati
"Cogan nomor dua, sudahlah ! Biasa aja kali. Ayo bubar kita pulang !" Vanya mengayuh sepedanya. Azam dan Shishi juga menaiki mobil mereka masing masing
Terbuat dari apa hati Lo, Van.
Rian menatap Vanya.
...----------------...
Maafkan jika penulisannya ada typo ya...
Yuk ! Yang mau berteman dengan author follow
IG. iyien_02
FB. Iyien Rira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Ilan Irliana
krn Vanya tajir..jd dy mh slow motion..hihi
2022-08-03
0
Fa Rel
vanya aq padamu q suka karakt3rmu
2022-04-20
1
Neng Geulis
aku suka sama vanya berani hehe
2021-05-11
1