KG04

Valerie begitu bahagia saat membayangkan akan berlibur ke negara kangguru itu. Valerie bahkan selalu memperbincangkan mengenai rencana liburannya itu dengan kedua sahabatnya, Nico dan Suci.

“Gue udah gak sabar banget mau ketemu dengan Bang Leon! Apalagi bertemunya di luar negeri pula! Kata Mama Rani, di sana sedang musim gugur!”

Nico dan Suci saling bertukar pandangan dan bersama-sama menggelengkan kepala mereka. Sudah tiga hari ini, Valerie terus mengoceh hal yang sama setiap mereka bertemu.

“Coba lu berdua bayangin deh. Nanti, di sana, gue dan Bang Leon akan berjalan beriringan di sebuah taman. Lalu, dedaunan berguguran mengiringi langkah kaki kami. Ahhh .... Romantis banget gak sih?!” pekiknya.

Wajah Valerie terlihat begitu antusias. Namun, tak begitu dengan dua sahabatnya. Terlebih Suci. Gadis itu bahkan tampak menghela napas kasar mendengar ocehan sahabatnya itu.

Waktu pertama kali Valerie mengatakan akan pergi berlibur ke Australia, Nico dan Suci juga sangat antusias mendengarkan ocehan Valerie tentang rencana liburan gadis itu ke negeri kanguru. Mereka juga turut bahagia karena akhirnya Valerie bisa bertemu kembali dengan pria pujaan hatinya. Suci bahkan terang-terangan mengatakan kalau dia iri dan ingin ikut berlibur bersama Valerie.

Tapi, tidak untuk kali ini. Mereka sudah tak tahan lagi. Nico dan Suci sudah bosan mendengar rencana liburan Valerie karena gadis itu sudah menyeritakan hal yang sama sebanyak tiga kali, hari ini.

Nico dan Suci bahkan sudah mendengar ocehan Valerie tentang liburannya sebanyak 10 kali selama tiga hari belakangan.

Valerie menoleh ke arah Nico dan Suci yang tak memberikan tanggapan. “Kenapa kalian diam saja?!” pekik Valerie.

Lagi-lagi Nico dan Suci hanya diam. Suci bahkan memasang wajah malas saat mendengarkan pertanyaan Valerie.

Valerie pun memandang sinis kepada dua sahabatnya itu. Gadis itu memicingkan kedua bola matanya dan menatap sahabatnya itu satu per satu. “Aku tau ... kalian pasti iri, kan? Ayo, mengaku saja!”

Nico dan Suci masih tak menggubris ucapan Valerie. Mereka malah meninggalkan Valerie dan berjalan mendahului gadis itu.

“Cih! Sudah gue duga, kalian berdua iri hati dan dengki! Kalian pasti iri karena hanya gue di sini yang punya pasangan! Bukan pasangan biasa, tapi gue sudah menikah dan menjadi seorang istri dari pria paling tampan sejagat raya. Gak seperti kalian, JONES! JOMBLO NGENES!” ejek Valerie.

Suci dan Nico terus berjalan meninggalkan Valerie yang semakin tertinggal.

“Mengaku saja kalian. Hei para jomblo!” pekik Valerie.

Melihat kedua sahabatnya semakin menjauh, Valerie lantas berlarian mengejar Nico dan Suci.

...----------------...

Waktu liburan sekolah semakin dekat. Valerie belajar begitu giat. Gadis itu berharap mendapatkan hasil ujian yang memuaskan agar dia bisa memamerkannya dengan Leon, nanti. Valerie juga tak mau jadwal liburannya berantakan karena harus mengikuti kelas remedial jika hasil ujiannya tak baik.

Usaha memang tak pernah mengkhianati hasil.

Valerie berhasil.

Berkat dirinya yang belajar dengan begitu giat, Valerie berhasil menjadi salah satu siswa dengan nilai tertinggi di kelasnya. Gadis itu meraih peringkat ke tiga di kelasnya.

Valerie berjingkrak riang saat namanya di panggil karena berhasil menduduki peringkat ke tiga. Wajahnya begitu sumringah. Dia sudah tak sabar untuk memamerkan nilai rapornya kepada Leon. Pria pujaannya itu pasti begitu bangga padanya. Begitulah pikir Valerie.

Valerie pun mengemasi rapor dan kertas hasil ujiannya ke dalam koper dengan wajah sumringah.

Karena rapor tahunan telah dibagikan, itu artinya Valerie dan teman-temannya akan menikmati masa liburan sekolah.

Dan sesuai rencana yang dibuat oleh Maharani— ibu kandung Leon— mereka akan berangkat menuju Australia, dua hari setelah Valerie menerima rapor kenaikan kelas.

Valerie bahkan sudah selesai mengemasi pakaiannya sejak satu Minggu yang lalu. Besok, dirinya bersama sang ibunda akan berangkat menuju Ibukota, dan menginap di kediaman Maharani sebelum terbang ke Australia.

Valerie berlari saat telepon rumahnya berbunyi. “Itu pasti Mama Rani,” gumamnya.

Dan benar saja tebakan Valerie. Itu memang Maharani. Valerie semakin sumringah. Calon mertuanya itu pasti akan mengabarkan bahwa besok mereka akan dijemput oleh sopir menuju Ibukota.

Tapi, sayangnya, kenyataannya tak seindah bayangan Valerie.

“Visa kamu masih belum turun juga dari kedutaan, Ri. Padahal Visa mama kamu sudah keluar sejak Minggu lalu,” ujar Maharani.

Valerie yang sedari tadi sumringah, mendadak layu. “Apa itu artinya Valerie tidak bisa berangkat ke Australia?”

“Bukannya tidak bisa berangkat. Tapi kita tunda keberangkatannya. Mama usahakan dua atau tiga hari lagi, visa kamu bisa keluar. Jadi, itu artinya, kita hanya berlibur di Australia selama 3 atau 4 hari saja,” jelas Maharani.

Valerie kembali bersemangat. Gadis itu tak peduli walau mereka hanya menginap satu malam saja di negeri kanguru itu. Yang terpenting bagi dirinya adalah dia bisa bertemu Leon walau hanya sebentar.

Tapi, nampaknya semesta benar-benar tak mendukung harapan Valerie. Visa gadis itu tak kunjung selesai bahkan saat dirinya sudah kembali bersekolah. Valerie pun gagal bertemu dengan sang pujaan hati.

......................

Sementara itu, di belahan bumi lain, Leon yang baru saja selesai dari kerja paruh waktunya, terkejut saat menyaksikan sebuah pesan yang muncul di layar ponselnya.

“Erie? Bagaimana caranya dia bisa tau nomor ponsel gue?!” gumam Leon seraya menautkan kedua alisnya.

“Ah, iya. Sudah pasti Mama yang memberikannya.”

Memang benar tebakan Leon. Maharani lah yang memberikan nomor ponsel Leon pada Valerie. Bukan hanya itu. Bahkan, ponsel beserta pulsanya juga diberikan oleh Maharani untuk Valerie sebagai ganti liburan mereka yang telah gagal.

Maharani berharap, ponsel itu bisa membuat kerinduan Valerie kepada Leon sedikit berkurang.

“Jadi, sekarang dia sudah boleh pakai ponsel?! Gue pikir hidup gue bisa tenang kalau pergi jauh dari gadis berisik itu.”

Leon tentu saja mengabaikan pesan yang dikirimkan oleh gadis kecil itu. Terlebih Leon mendapatkan sebuah pesan siaran. Pesan yang memuat sebuah link yang membawanya kepada foto seorang gadis cantik.

Gadis yang sejak dulu sudah merebut hatinya. Gadis yang pernah menolak cintanya. Gadis yang begitu digilainya. Cinta pertama seorang Leon Orlando.

“Alexa?” gumamnya sambil tersenyum tipis.

“Jadi, Alexa sekarang sudah menjadi model.”

Leon terus menatap foto cinta pertamanya itu. “Kamu tambah cantik saja, Alexa.”

Wajah Leon seketika berbinar saat dirinya mendapatkan sosial media milik Alexa. Leon bahkan memberanikan diri untuk menyapa gadis itu melalui pesan pribadi. Dan tak butuh waktu yang lama, Alexa pun membalasnya.

Leon semakin sumringah. Alexa yang semasa SMA selalu mengabaikannya, kini bersikap begitu ramah. Mereka bahkan bertukar nomor ponsel.

Namun, saat Leon hendak menghubungi gadis cantik itu, ponselnya lebih dulu berbunyi. Bahkan ponsel miliknya terus menerus berbunyi. Rentetan pesan singkat masuk ke ponselnya.

Hal itu tentu saja membuat Leon geram.

“Padahal sudah menjauh dari gadis berisik itu sampai sejauh ini. Dasar pengganggu!”

Leon pun memblokir nomor Valerie.

Sayang sekali, walau Valerie memberikan banyak perhatian pada Leon, hati pria itu sudah terkunci oleh Alexa sejak lama.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

yah,,,, kasihan Erie dgn cinta tulus nya,,,, selagi Erie belum capek ngejar Leon,,,ntar kalo Erie udah diem baru Leon sadar 🤔🤭

2024-02-02

0

Epsilon

Epsilon

segitunya

2024-01-19

1

Sri

Sri

duh kasian padahal udah ngarep

2024-01-10

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!