05 Dia Pergi!

"Tenang ya, aku disini kok. Kamu gak usah sedih"

"Aku kangen mama! Aku pengen ketemu mama." Jeritnya pilu

Sam semakin erat mendekapnya. Berharap pelukan itu bisa menenangkannya.

Sam tipe orang yang acuh terhadap masa lalu orang lain, tapi entah kenapa dia merasa iba dan ikut merasakan kesedihan Sienna Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa tangisnya begitu dalam seperti ini?

"Udah,.. gak usah nangis lagi ya!"

Bisik Sam Lembut.

......................

8 TAHUN SILAM,

"Dimana mama,pah?" Sienna kecil bergumam dengan nada yang hampir tak terdengar.

Pak Tirta memegang lembut tangan malaikat kecilnya, sembari sesekali mengusap air mata.

"Mama kemana?!" Tanya Sienna lagi.

"Mama lagi tidur sayang, lagi istirahat. Kamu harus sembuh biar bisa ketemu mama ya nak "Tukas Pak Tirta.

Menahan sekuat tenaga agar bisa bersikap tenang di hadapan putrinya.

Sienna memejamkan matanya, tubuh kecilnya begitu lemas walau sudah mendapat pertolongan dokter sejak 3 jam yang lalu.

Tak berapa lama dokter pun masuk kembali dengan Tatapan yang sulit di artikan.

"Gimana dok kondisi istri saya?" Tanya Pak Tirta cemas.

"Pak Tirta tenang dulu. Sebelumnya saya mohon maaf.. Seandainya kalian membawa Bu Hesty lebih awal, mungkin kondisinya tidak akan seperti ini"

Sang dokter tertunduk penuh sesal.

"Apa maksudnya dok? Apa yang terjadi dengan istri saya?!" Desak Pak Tirta

"Bu hesty mengalami luka tusuk yang sangat serius, beliau kehabisan banyak darah, dan lagi,- Benturan di kepalanya cukup keras,sehingga terjadi pendarahan di otak. Mohon maaf, kami sudah berusaha yang terbaik. Tapi Tuhan berkehendak lain. Bu hesty tak sanggup bertahan pak. beliau meninggal dunia" Jelasnya.

Pak Tirta menggeleng lemah. Air mata yang sejak tadi di tahannya Tak terbendung lagi. Apalagi jika dia menatap putri kecilnya, Hatinya semakin hancur tak bersisa.

"Hesty,.. Bagaimana aku menjelaskan semuanya pada Rico dan putri kita? Kenapa semua ini terjadi. Ya Tuhan!"

Jeritnya parau.

......................

Sam menatap Sienna yang sudah tak bersuara, namun pelukan gadis itu masih erat mencengkram pinggangnya.

"Sienna.. Halo, kamu udah gak nangis kan?!!" Bisik Sam selembut mungkin.

Saat dirinya mengguncang tubuh Sienna, gadis itu terkulai lemas karna sudah tertidur. Sam menatap wajahnya lembutnya.

"Seandainya,aku bisa tahu apa yg terjadi padamu,. Pasti aku akan mencoba menyembuhkannya" Gumam Sam yang kemudian menggendongnya ke atas tempat tidur.

Waktu menunjukan pukul 11 malam,

hujan pun sudah mulai mereda berganti dengan gerimis dan hembusan angin laut yang terdengar menggoyangkan pepohonan di sekitar rumah itu.

Sam merapikan sofa dan berniat untuk tidur, namun suara ketukan pintu mengagetkannya.

"Siapa ya, malam-malam begini?" gumam Sam kaget

Namun suara ketukan itu tak kunjung hilang. Akhirnya Sam memberanikan diri untuk membuka gorden dan mengintip dari dalam.

Tampak dua pria kekar dengan wajah menyeramkan berdiri di depan pintu.

Sam menarik nafas dalam, mencoba mengumpulkan kekuatan, jika tiba-tiba kedua orang itu menyerangnya.

"Mudah-Mudahan bukan preman. Helo, Any Problem Sir?" Tanya Sam sesaat setelah membuka pintu.

Tanpa permisi Rico kemudian mendorong kasar tubuh Sam dan bergegas Mencari sang adik di kamar utama.

***

Sinar matahari mengintip dari balik gorden kamar itu, Sienna tak serta merta membuka matanya.

Setelah semalaman menangis sudah pasti kini matanya bengkak sebesar telor ayam.

Sienna menoleh pelan ke sekelilingnya. Kenapa dirinya bisa ada di dalam kamar? Bukankah Semalam, -

"Sam.." Pekiknya kaget, sambil beranjak dari tidurnya dan segera menuju perapian.

Namun Sienna dikagetkan dengan kehadiran orang yang di kenalnya tengah duduk santai di depan perapian.

"Bang Rico,-" Desisnya heran.

Rico menoleh dan bangkit.

"Are you okay? Anyone hurt you?!"

Tanyanya panik .

Namun mata Sienna berkeliaran di ruangan itu.

"Mana Sam?!"

Tanya Sienna cemas.

Rico menatapnya penasaran, selama dia mengenal adiknya belum pernah ada seorang pria pun dekat dengannya.

"Oh pemuda itu. siapa dia?" Selidik Rico sinis

"Apa Bang Rico ngusir dia semalam?"

Geram Sienna

"Heh, kamu seenaknya aja bawa cowok ke sini? Sejak kapan kamu mulai nakal hah?" Tanyanya

"Dia cuma teman aja kok, dia yang nolongin aku kemarin siang. Kalo bukan karna dia mungkin sekarang aku udah terbaring di rumah sakit" Jelas Sam.

"Beneran? Tapi, Dia gak apa-apain kamu kan?" Tanya Rico sekali lagi,sembari memastikan bahwa sang adik tak terluka.

"Ihhh! Apaan sih! Nana udah gede, Nana juga tahu mana orang baik,dan mana orang jahat" Dengusnya sembari duduk di sofa dengan wajah ketus

"Semalam dia pamit kembali ke hotel nya. Dia tak meninggalkan pesan apapun untuk kamu" seloroh Rico.

Sienna menggigit bibirnya kesal.bahkan

Tak sepatah kata pun di ucapkannya. laki-laki semuanya memang sama saja.

"Ayo pulang, kak sarah semalaman gak tidur karna cemas,mikirin kamu"

Ajak Rico.

Sienna menatap kakaknya kesal.

"Bang Rico sama papa tuh gak ada bedanya. Kalian selalu saja membuat orang-orang di sekitar Nana pergi, seperti mama dulu" Gerutunya sembari berdiri dan berjalan menuju mobil yang terparkir di depan halaman.

Rico terdiam.

Rasa sesal karna tak bisa menemani sang adik di saat terburuknya, membuat Rico selalu merasa bersalah Pada adiknya.

"Ya udah, abang minta maaf! Jangan cemberut lagi ya?" Pinta Rico mencoba membujuknya. Namun Sienna masih cuek dan enggan menjawabnya.

Hingga Akhirnya mobil mereka Meninggalkan perkebunan anggur yang baru saja mengukir satu kenangan manis yang mungkin tak akan terulang lagi oleh Sienna.

***

Samuel bersandar di sofa. tepat didepan balkon kamar hotelnya,Sinar mentari yang sejak tadi menemaninya tak juga bisa menghibur hatinya yang tengah gelisah.

Apa sebenarnya yang membuat dirinya gusar?

Kenapa sejak kembali dari perkebunan itu, dia seakan telah kehilangan sesuatu.

Sam merogoh dalam saku jaketnya,

ada sebuah bross berbentuk hati yang di simpannya. Semalam, saat menggendong Sienna ke tempat tidur benda itu jatuh dari Jaketnya. Sam sengaja menyimpannya.

Benda ini bisa jadi alasan jika suatu saat dia bertemu kembali dengan Sienna.

"Ah,SH***ttt! kenapa otak gue isinya dia terus sih?!" Erangnya mengacak rambutnya.

Tak berapa lama bel berbunyi, Sam bergegas keluar.

"Hi Sam! we'll go around! Let's join!" Ajak antonio pada Sam

"Okay. Just one second" Sam bergegas dan menyabet sweater nya.

Kemudian bergabung bersama beberapa teman asing nya untuk berkeliling di sekitar Catalan,dan Mengunjungi Katedral La Sagrada familia.

Sepanjang perjalanannya, Sam terus saja mencari sosok Gadis itu. Berharap dia bertemu dengannya.

"Apa Sienna sudah kembali ke Catalan? atau dia masih di perkebunan"

Gumamnya setengah berfikir.

Bus pariwisata berhenti di pusat kota, Sam pun segera turun dengan tatapan asing pada sekeliling.

Sejenak Pertunjukan flaminco menarik perhatiannya. Petikan gitar serta iringan Kastanyet dan bigpape yang khas menarik rasa ingin tahunya.

Seorang gadis cantik memakai pakaian yang mencolok dengan rambut di sanggul yang di hiasi bunga mawar merah di sisi kiri sanggulnya.

Tarian solo nya lincah dan penuh energi.

Sam nampak terpukau dengan gerak tariannya yang gemulai,namun tiba-tiba wajah itu,-

"Sienna,.." Pekiknya kaget.

Tapi sedetik kemudian dia tersadar,jika itu hanya imajinasinya saja. Kepala Sam sudah dipenuhi dengan wajah Sienna. Sam sama sekali tak mengerti, bagaimana bisa dia terus saja memikirkan gadis itu. Bahkan di lupa untuk meminta nomer ponselnya. lalu bagaimana cara Sam menghubungi gadis itu? Rutukkan kecil terdengar lesu di akhir penyesalannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Aduhhhh bg Sam..
Cinta itu gk Buta loh... 🤣
Sampek lupa nanya no. HP Sienna?
Tanya aj ma Author...
Beres kan ??? 🤩😂

2023-07-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!