5. Membenci Gara

"Gimana caranya supaya gue berhasil ajakin Steven ciuman?"

Renata menyemburkan minuman yang sedang diminum karena pertanyaan Reya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Reya akan bertanya seperti ini. Dalam situasi mereka berdua sedang berada di kantin kampus sekarang.

Renata memegang dahi Reya dan tidak merasakan panas di sana. "Re, kondisi tubuh lo aman. Tapi kenapa lo tiba-tiba ngomong ngaco kayak gini? Lo lagi ada masalah cerita sama gue, jangan malah jadi gila."

Reya menatap Renata serius, bahkan tangannya ikut terlipat rapi di atas meja. "Gue gak bercanda, Renata. Jujur gue kepo gimana rasanya ciuman sama orang yang gue suka, makanya lo harus kasih gue tips gimana caranya supaya berhasil."

Renata mendorong wajah Reya yang terlalu dekat dengan dirinya. "Kayaknya pulang dari kampus, gue harus bawa lo ke dokter. Ada sesuatu yang salah sama isi pikiran lo. Mana ada orang yang minta tutorial cara ciuman sama pacarnya segala. Semua itu terjadi karena refleks dan saling sayang."

Reya menghela nafas berat dan mengaduk-aduk minumannya tanpa minat. "Berarti kesimpulannya Steven enggak sayang sama gue ya, makanya dia enggak pernah cium gue?" tanya Reya.

"Enggak gitu juga konsepnya, Rey. Setiap orang punya pemikiran berbeda-beda, bisa jadi Steven gitu karena dia menghargai perasaan lo dan dia tau kalau lo cewek baik-baik. Dia enggak mau merusak lo."

"Tapi katanya ciuman itu terjadi karena saling sayang, kok jadi merusak gue?” Reya tidak paham maksud dari penjelasan Renata.

Renata memutar otak untuk memikirkan jawaban, mengapa Reya menjadi sangat rumit seperti sekarang.

"Gini deh, gue tanya sama lo. Siapa yang udah bikin lo kepikiran soal ini?"

Reya terdiam, jelas dia tidak akan mengatakan bahwa akar dari semula permasalahan ini adalah Gara yang sangat menyebalkan. Yang ada dirinya akan semakin tampak menyedihkan di depan Renata.

"Enggak ada sih, gue cuma tiba-tiba keingat aja. Karena udah hampir dua tahun sama Steven, tapi belum pernah ciuman. Makanya gue merasa ini semua gak wajar dan seolah gue gak punya pacar."

"Udah, gak usah dipikirin. Apa yang terjadi sama lo sangat wajar kok, percaya sama gue kalau Steven lagi menjaga lo. Makanya dia enggak melewati batas."

"Tapi dia kira-kira pernah ciuman sama Jesika enggak ya?" tanya Reya kembali lesu.

Renata menggulung kertas yang ada di atas meja, kemudian memukul kepala Reya menggunakan kertas tersebut. "Udah enggak usah dipikirin, mana mau dia cium cewek yang gak dia suka. Ada-ada aja lo, Re."

****

Saat Reya pulang ke rumah, suasana di sana terasa sangat sepi dan dia tidak menemukan siapa-siapa. Apalagi suara keributan yang biasanya berasal dari Gara, tapi sekarang cowok itu sama sekali enggak terlihat.

"Re, ke sini dulu sebentar." Mamanya tiba-tiba keluar dari kamar, Reya sedikit kaget karena mendapatkan panggilan yang tiba-tiba.

Reya berjalan masuk ke dalam kamar mamanya dan duduk di atas tempat tidur. Semenjak mamanya memutuskan untuk menikah lagi, Reya baru sekarang kembali menginjakkan kakinya di sini. "Tumben Mama cepat pulang dari kantor, biasanya jam segini rumah masih sepi dan gak ada siapa-siapa."

"Jangan bahas hal enggak penting dulu, Mama panggil kamu ke sini karena ada sesuatu yang mau Mama bahas. Tentang Gara dan gitarnya, Mama udah tau semuanya dari dia."

Reya menunduk dengan memainkan jemarinya, jika berita itu sudah sampai ke telinga mamanya. Maka semuanya akan menjadi buruk dan rumit.

"Gara ngadu sama Mama?" tanya Reya. "Kayak anak kecil segala sampe hal gitu kasih tau Mama. Padahal kita masih bisa menyelesaikan masalah itu berdua."

"Gara enggak mengadu, Mama tanya karena dia kelihatan lesu. Jangan anggap sepele semua permasalahan orang lain. Gitar yang kamu rusak adalah hadiah terakhir di ulang tahunnya sebelum mama dan papanya bercerai. Jadi gitar tersebut jelas sesuatu yang sangat berharga buat Gara. Kenapa malah kamu rusak cuma untuk jahil sama dia?"

"Aku merusak gitar itu bukan untuk jahil, tapi Gara duluan yang main-main sama benda privasi aku." Reya berusaha tenang walaupun sebenarnya sudah ingin mengamuk karena sadar mamanya membela Gara.

"Emang apa yang Gara lakukan sampe kamu marah?"

"Dia baca buku diary Reya, Ma. Semua itu isinya rahasia Reya, dia enggak sopan dengan masuk kamar aku dan membaca apa yang aku tulis di sana."

"Cuma karena buku diary kamu yang dibaca, kamu langsung marah dan membalas dengan cara enggak wajar?"

Cuma buku diary katanya, Reya ingin tertawa sebab mamanya terlalu menganggap sepele semua hal yang terjadi di dalam hidupnya.

"Buku diary itu berarti buat Reya, Ma. Bahkan saat aku enggak punya siapa-siapa buat cerita, diary itu bisa menjadi tempat untuk aku menuangkan segala isi kepala. Saat Mama enggak peduli sama aku, diary itu jauh lebih berguna dibandingkan apapun. Jadi dengan Gara mengusik dan membaca semua yang aku tulis, maka rahasia yang berusaha aku sembunyikan dari semua orang jadi terbaca sama dia. Apa itu bisa dianggap sepele?" Reya berteriak emosi.

"Mungkin bagi Mama emang sepele, karena Mama enggak pernah tau apa yang aku rasakan. Mama cuma tau kalau punya putri keras kepala dan susah dikasih tau. Padahal kepala aku hampir meledak karena menanggung beban sendiri dan gak tau mau cerita sama siapa. Mama barusan bilang kalau enggak boleh anggap masalah orang lain sepele, tapi Mama dengan mudah menyepelekan aku.”

Mamanya terdiam, menatap Reya yang kesusahan mengontrol emosinya sekarang. Bahkan nafasnya naik turun karena terlalu kesal.

"Kamu harus tetap minta maaf sama Gara, gitarnya udah Mama perbaiki."

"Terus gimana sama Gara, apa dia enggak harus minta maaf sama aku?"

"Kesalahan kamu jauh lebih fatal, Re. Dengan kamu minta maaf, maka semuanya terselesaikan."

Reya tertawa, dia memegang bagian dadanya yang mendadak terasa sakit. "Ternyata kehidupan aku beneran menjadi sangat gak adil setelah Papa pergi. Kenapa Papa yang duluan pergi, padahal dia yang lebih sayang sama aku. Kalau aku bisa milih, aku lebih memilih Papa yang ada di sini sama aku bukan Mama."

Plak.

Tangan mamanya bergetar setelah memberikan tamparan di pipi Reya. "Kamu kelewatan Reya, kamu sama sekali enggak menghargai Mama dengan kalimat yang baru saja kamu katakan."

"Mama juga enggak menghargai aku dan lebih sayang sama cowok yang gak ada ikatan darah sama Mama."

"Minta maaf sama Gara atau Mama enggak pernah memaafkan apa yang baru saja kamu katakan. Mama mau rumah ini damai dan berhenti menciptakan kegaduhan."

Reya mengusap air mata yang tiba-tiba jatuh ke pipinya, padahal dia sudah berusaha keras menahannya sejak tadi.

"Reya gak akan minta maaf."

Dia keluar dari kamar mamanya dan membanting pintu dengan kencang. Reya melangkah keluar dari rumah dengan menahan rasa sesak di dadanya.

Baru saja ingin keluar dari pagar, Gara tiba-tiba pulang dan memberhentikan motornya. "Mau kemana?"

Reya terlihat sangat menyedihkan dengan pipi yang agak basah dan hidungnya memerah. Tangannya terkepal di sisi tubuhnya dan menatap Gara tajam. "Bukan urusan lo, mulai hari ini jangan coba-coba ngomong sama gue lagi. Atau gue enggak bakalan segan-segan buat bunuh lo."

Gara sama sekali tidak mendengar, dia turun dari motor dan memegang tangan Reya. "Mau kemana gue tanya? Biar gue anterin."

Reya memberontak. "Lepas! Berapa kali gue harus bilang supaya lo tau batasan dan berhenti ganggu gue." Dia berteriak sekuat tenaga tapi sayangnya Gara tetap tidak mau mengerti dan masih memegang tangannya.

"Lo mau pergi dengan emosi yang gak terkontrol seperti sekarang, lo mau kenapa-kenapa di jalan?"

Reya mendorong Gara. "Bukan urusan lo, jangan coba-coba ikutin kemana gue pergi. Lo harus selalu ingat kalau gue benci sama lo dan gue enggak suka lihat lo muncul di dalam kehidupan gue."

Reya menabrak tubuh Gara dan melangkah pergi, dia tidak akan pulang sebelum merasa baik-baik saja.

Tiba-tiba dia teringat akan ucapan Renata yang berkata kalau Gara kemungkinan menyukai dirinya. Reya tertawa sumbang, mana mungkin itu semua terjadi.

Gara jelas membenci Reya dan berniat menghancurkan kebahagiaan Reya. Gara tidak akan berhenti sebelum Reya sengsara.

Reya sangat yakin akan hal itu.

Terpopuler

Comments

Mưa buồn

Mưa buồn

Pokoknya thor harus segera update, para pembaca sudah gak tahan nih!

2023-07-14

1

Niputu Prizathena

Niputu Prizathena

Gak nyangka bisa ada karya seheboh ini, authornya keren!

2023-07-14

1

tao shin

tao shin

Gak sabar nunggu lanjutannya!

2023-07-14

1

lihat semua
Episodes
1 1. Saudara Tiri
2 2. Tentang Steven
3 3. Gara Suka Kepadaku?
4 4. Perkelahian Mereka
5 5. Membenci Gara
6 6. Reya Rapuh
7 7. Mulai Hilang Ketertarikan
8 8. Perbaiki Mood
9 9. Jesika Marah
10 10. Seorang dari masa lalu
11 11. Reya Sakit
12 12. Gara Terlalu Baik
13 13. Bagaimana Menjelaskan?
14 14. Bersama Arkan
15 15. Putus?
16 16. Reya menghindar?
17 17. Gara mabuk?
18 18. Pertanyaan Papa
19 19. Gara menjauh?
20 20. Arkan ke rumah
21 21. Gara tidak pernah jatuh cinta?
22 22. Acara Keluarga (1)
23 23. Acara Keluarga (2)
24 24. Mama Gara?
25 25. Alasan
26 26. Gara menghilang
27 27. Dia pulang
28 28. Tentang Renata dan Gara
29 29. Perdebatan tak kunjung usai
30 30. Gara Usil
31 31. Fakta lain
32 32. Undangan Pernikahan
33 33. Meminta Penjelasan
34 34. Pertengkaran di sana
35 35. Rencana
36 36. Liburan
37 37. Day 2
38 38. Resya menjauh
39 39. Siapa yang jatuh?
40 40. Mereka gila
41 41. Santai
42 42. Gara tetap berulah
43 43. Mencari Cara
44 44. Kak Arkan?
45 45. Begal?
46 46. Hanya Akting?
47 47. Reya kesal
48 48. Makan
49 49. Meluapkan amarah
50 50. Mulai berusaha
51 51. Magang
52 52. Si Profesional
53 53. Pulang bareng
54 54. Tentang Gara
55 55. Misi penting
56 56. Dosa
57 57. Renata jatuh cinta
58 58. Nongkrong
59 60. Punya pacar
60 59. Halaman belakang
61 61. Tak terusik
62 62. Memancing
63 63. Tentang Jesika
64 64. Sifat Jessi
65 65. Putus
66 66. Gara Marah
67 67. Menyelesaikan
68 68. Ketahuan
69 69. Tak gentar
70 70. Tidak menyerah
71 71. Mendapatkan restu
72 72. Persiapan
73 73. Pernikahan (end)
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Saudara Tiri
2
2. Tentang Steven
3
3. Gara Suka Kepadaku?
4
4. Perkelahian Mereka
5
5. Membenci Gara
6
6. Reya Rapuh
7
7. Mulai Hilang Ketertarikan
8
8. Perbaiki Mood
9
9. Jesika Marah
10
10. Seorang dari masa lalu
11
11. Reya Sakit
12
12. Gara Terlalu Baik
13
13. Bagaimana Menjelaskan?
14
14. Bersama Arkan
15
15. Putus?
16
16. Reya menghindar?
17
17. Gara mabuk?
18
18. Pertanyaan Papa
19
19. Gara menjauh?
20
20. Arkan ke rumah
21
21. Gara tidak pernah jatuh cinta?
22
22. Acara Keluarga (1)
23
23. Acara Keluarga (2)
24
24. Mama Gara?
25
25. Alasan
26
26. Gara menghilang
27
27. Dia pulang
28
28. Tentang Renata dan Gara
29
29. Perdebatan tak kunjung usai
30
30. Gara Usil
31
31. Fakta lain
32
32. Undangan Pernikahan
33
33. Meminta Penjelasan
34
34. Pertengkaran di sana
35
35. Rencana
36
36. Liburan
37
37. Day 2
38
38. Resya menjauh
39
39. Siapa yang jatuh?
40
40. Mereka gila
41
41. Santai
42
42. Gara tetap berulah
43
43. Mencari Cara
44
44. Kak Arkan?
45
45. Begal?
46
46. Hanya Akting?
47
47. Reya kesal
48
48. Makan
49
49. Meluapkan amarah
50
50. Mulai berusaha
51
51. Magang
52
52. Si Profesional
53
53. Pulang bareng
54
54. Tentang Gara
55
55. Misi penting
56
56. Dosa
57
57. Renata jatuh cinta
58
58. Nongkrong
59
60. Punya pacar
60
59. Halaman belakang
61
61. Tak terusik
62
62. Memancing
63
63. Tentang Jesika
64
64. Sifat Jessi
65
65. Putus
66
66. Gara Marah
67
67. Menyelesaikan
68
68. Ketahuan
69
69. Tak gentar
70
70. Tidak menyerah
71
71. Mendapatkan restu
72
72. Persiapan
73
73. Pernikahan (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!