Episode 2

Revan baru saja pulang dari kantornya, ia tak melihat Hanna istrinya. Biasanya Hanna selalu menunggu di ruang tamu.

Revan melangkahkan kakinya menuju lantai atas.

"Sayang, aku sudah pulang," kata Revan sambil mencari istrinya. Namun ternyata Hanna sudah tidur.

"Sayang, rupanya kau tidur. Maafkan Mas, pulang malam lagi," ucapnya, kemudian ia mengecup kening istrinya. Hanna merasa terusik dengan kecupan Revan, lalu ia terbangun dengan membuka matanya perlahan.

"Mas, kau sudah pulang?"

"Iya sayang, Mas pulang malam lagi. Pekerjaan Mas sangat banyak." Hanna tersenyum lalu ia mengecup bibir suaminya.

"Mas pasti capek, ya? Biar ku buatkan susu dulu," ujarnya, kemudian Hanna bangkit dari tidurnya namun Revan segera menahan tangan sang istri.

"Tidurlah, kau pasti capek mengurus rumah sendirian. Kau tak perlu melayaniku, istirahatlah."

"Tapi... Mas kan capek baru pulang kerja."

"Tidak apa-apa sayang, capekku hilang setelah melihat wajah cantikmu," gombalnya, seketika pipi Hanna memerah seperti udang rebus.

"Ya sudah, kalau Mas nyuruh aku tidur lagi. Aku gak akan turun ke bawah," ucapnya.

"Iya sayang, biar Mas saja. Mas tahu kamu pasti kecapekan." Revan kembali mengecup kening istrinya lalu ia pergi menuju lantai bawah untuk membuat susu.

Revan melihat Sarah yang sedang menikmati cemilan dengan berpakaian sexy, ia baru melihat Sarah berpakaian seperti itu, bahkan sangat menggoda bagi kaum pria.

"Kak Revan, sudah pulang?" tanyanya.

"Iya, baru saja."

"Kakak mau apa ke sini? Memangnya kak Hanna kemana?" tanyanya penasaran.

"Kakakmu sedang tidur, aku tidak tega mengganggu tidurnya." Sarah pun mengangguk mengerti dengan ucapan Revan.

"Apa kakak mau ku buatkan susu?"

"Boleh," Sarah berdiri dari duduknya, ia sengaja memperlihatkan bentuk tubuh mulusnya pada Revan. Pria mana yang tak tergoda dengan tubuh sexy dan mulus. Revan menelan ludahnya dengan susah payah.

"Sarah, lain kali kamu jangan berpakaian seperti ini."

"Memangnya kenapa kak?"

"Nanti pria akan tergoda oleh tubuhmu, kakak tak mau kalau kamu dilecehkan." Sarah tersenyum pada Revan, ia tahu apa yang di maksud oleh kakak iparnya.

'Sepertinya, kak Revan mulai tergoda," pikirnya dalam hati.

"Aku berpakaian seperti ini hanya di dalam rumah saja kok, kak. Lagian siapa yang akan tergoda? Di rumah ini hanya ada kakak saja."

"Hem, iya. Aku hanya mengingatkanmu saja."

"Ini susunya kak," ucap Sarah dengan menyodorkan cangkir di tangannya, ia juga memperlihatkan belahan dadanya pada Revan.

Sarah gadis yang berusia 18 tahun itu memiliki tubuh yang montok dan mulus. Bahkan pria mana pun sering menggodanya. Namun entah kenapa ia tak pernah tergoda dengan ketampanan pria di luar sana. Ia lebih terpesona melihat ketampanan suami dari kakak kandungnya.

Dengan cepat Revan segera mengambil cangkir dari tangan Sarah, kemudian ia berdiri untuk segera kembali ke kamarnya. Revan tak ingin tergoda oleh tubuh adik iparnya. Namun tiba-tiba tangan Revan ditahan oleh Sarah.

"Kak Revan mau kemana?"

"Aku mau kembali ke kamar, memangnya ada apa?"

"Kenapa tidak duduk di sini temani Sarah saja, kak."

"Gak bisa begitu, Sar. Kau juga kembalilah ke kamarmu, ini sudah malam." titahnya, Revan melepaskan tangan Sarah, kemudian ia berbalik untuk kembali ke lantai atas. Namun lagi-lagi Sarah menahannya.

"Kak," rengeknya.

"Ada apa lagi, Sar?"

Cup... Tiba-tiba saja Sarah mengecup bibir kakak iparnya dengan berani.

"Apa yang kau lakukan, Sarah." bentaknya, Revan terkejut dengan keberanian Sarah yang mengecup bibirnya.

"Maaf, kak. Aku khilaf," kata Sarah gugup, kemudian ia berlari ke arah kamar meninggalkan Revan yang masih mematung menatap kepergiannya.

"Ada apa dengan anak itu," ucapnya dengan bertanya-tanya pada hatinya, lalu Revan pun segera berjalan ke lantai atas untuk kembali ke kamarnya.

"Mas, kok lama bikin susunya," tanya Hanna yang penasaran, ia sedari tadi menunggu suaminya. Namun Revan tak kunjung datang.

"Maaf sayang, tadi Mas ngobrol dulu sama Sarah,"

"Ngobrol apa Mas, memangnya jam segini Sarah belum tidur? Ini sudah jam 12 malam loh, Mas."

"Katanya dia haus, sayang. Jadi dia bangun."

"Oh gitu," ujar Hanna dengan menganggukkan kepalanya. "Memangnya Mas ngobrolin apa sama Sarah?"

"Biasa, tentang pelajaran kuliahnya."

"Bagus, kalau dia mau belajar denganmu, Mas. Oh iya Mas, tadi Ibu ke sini."

"Ada apa Ibu ke sini, sayang?"

"Katanya besok mau ada acara besar, besok kita harus ke sana, Mas. Sudah lama aku tak bertemu dengan keluarga besar,"

"Iya sayang, besok kita ke sana. Sekarang kita tidur ya, ini sudah malam."

"Iya Mas," Hanna menghadap pada suaminya, lalu ia memeluk erat tubuh suaminya. Sedangkan Revan tak bisa tidur memikirkan kejadian tadi. Ia masih tak percaya dengan Sarah yang tiba-tiba mengecup bibirnya dengan berani. Begitu juga dengan Sarah yang tak bisa memejamkan matanya sedari tadi, ia memikirkan perlakuannya pada Revan. Sarah takut kakak iparnya itu akan marah dan memberitahu Hanna.

'Apa yang aku lakukan tadi? Kenapa aku melakukan itu pada kak Revan,aku benar-benar malu pada diriku sendiri yang tak bisa menahan gejolak.' kesalnya dengan mengacak-acak rambut.

'Semoga kak Revan tak memberitahu soal ini pada kak Hanna.' ucapnya lagi.

Pagi hari ini, seperti biasa Hanna selalu menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan adiknya. Hari ini adalah hari libur, ia akan berkunjung ke rumah Ibu mertuanya. Ia juga akan mengajak Sarah ke sana.

"Pagi, kak." sapanya.

"Pagi juga, tumben kau sudah bangun, Sarah."

"Iya kak, aku hanya ingin membantu kakak saja." Hanna tersenyum senang melihat perubahan dalam diri Sarah.

"Nanti kakak mau mengajakmu ke rumah Ibu, kamu ikut ya, Sar."

"Iya kak, aku pasti akan ikut," jawabnya, Revan turun dari tangga dengan pakaian santai. Dari jauh ia menatap Sarah, namun Sarah menunduk malu mengingat perbuatannya semalam.

"Pagi, sayang."

"Pagi juga, Mas. Yuk kita sarapan dulu sebelum berangkat ke rumah Ibu."

Revan duduk di samping istrinya berhadapan dengan Sarah, Sarah merasa sangat malu berhadapan dengan Revan. Padahal sebelumnya biasa saja, ia menyesal telah melakukan sesuatu pada Revan sehingga ia gugup jika sedang berhadapan dengan kakak iparnya itu.

Setelah selesai sarapan, Sarah pamit untuk ke kamar.

"Kak, aku ke kamar dulu, ya. Aku mau ganti pakaianku dulu," ucapnya pada Hanna.

"Iya, Sar. Jangan lama ya," Revan menatap kepergian adik iparnya itu, ia masih ingin mendengar penjelasan dari Sarah, kenapa ia berani mengecup bibirnya. Namun sayangnya terhalang oleh Hanna, Revan takut jika Hanna tahu apa yang telah dilakukan adiknya. Jadi Revan menyembunyikan kejadian semalam dengan rapat.

Sarah keluar dari kamar dengan menggunakan dress senada, ia terlihat sangat cantik. Lalu ia menghampiri Hanna dan Revan.

"Wah, adikku cantik sekali," puji Hanna.

"Terima kasih, kak."

"Lihat Mas, adikku cantik sekali bukan?" ucap Hanna pada suaminya, Hanna kagum dengan kecantikan Sarah bak bidadari. Padahal dirinya tak kalah cantik dari Sarah, hanya saja Hanna tidak suka memoles wajahnya. Ia lebih suka natural.

"Iya cantik, tapi lebih cantik istriku," kata Revan memuji istrinya, membuat dada Sarah panas. Hanna hanya tersenyum menanggapi gombalan suaminya.

"Ya sudah, ayo berangkat sekarang. Ibu pasti sudah menunggu kita."

"Ayo sayang," mereka bertiga berjalan menuju mobil yang terparkir di halaman. Revan membukakan pintu mobil depan untuk istrinya. Sedangkan Sarah duduk di kursi belakang.

Di sepanjang jalan, Sarah menyaksikan kemesraan kakaknya. Ia sangat iri melihat Revan yang perhatian pada Hanna, bahkan ia juga merasa cemburu dengan perlakuan Revan pada Hanna.

Sesekali Revan menatap Sarah dari kaca spion, mata mereka tak sengaja saling bertemu.

"Sarah! Kenapa kamu diam saja? Biasanya kamu suka bawel kalau berangkat kuliah," tanya Revan.

"Em, aku lagi gak mood untuk bicara."

Revan bingung melihat tingkah Sarah yang tak seperti biasanya, ia semakin penasaran dengan Sarah yang tiba-tiba moodnya sering berubah.

...----------------...

Terpopuler

Comments

ipit

ipit

mampir ya

2023-07-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!