Duo Kembar

Kehidupan pernikahan Andre dan Nadia begitu bahagia walaupun beberapa kerikil kecil ada saja selalu menghampiri. Namun mereka selalu kuat dalam berpendirian dan saling bergandengan tangan untuk menyelesaikannya bersama. Seorang Nadia yang dulunya tomboy kini lebih dewasa lagi kecuali jika berhadapan dengan Alan.

Apalagi kini sifat Andre perlahan mulai berubah. Ia tak lagi menampakkan sifat temperamentalnya dihadapan anak-anaknya. Ia bahkan kini sering sekali mendapatkan terapi psikis dari seorang psikiater terkenal untuk menghilangkan sifatnya itu.

"Terimakasih bunda, selalu mendampingi papa hingga sampai detik ini. Papa bukan seorang suami yang sempurna, tapi aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk keluarga kita." ucap Andre sambil mencium kening istrinya.

"Papa, jangan cuma cium-cium bunda aja dong. Anaknya nih juga dicium keningnya," ucap Abel sedikit protes.

Abella Listya Farda atau yang biasa dipanggil Abel. Seorang gadis cilik yang tumbuh dengan trauma akibat kekerasan fisik dan pskis yang didapat dari ibu kandungnya dulu. Pada akhirnya bertemu dan berkumpul kembali dengan keluarga papanya.

Tak menyangka kini usianya yang sudah menginjak 11 tahun itu, dirinya tumbuh menjadi gadis yang lemah lembut dan baik hati. Bahkan trauma yang dimilikinya sudah hampir hilang dengan bantuan ibu tiri dan keluarga papanya. Hidupnya kini hanya dipenuhi kebahagiaan dan keposesifan keluarganya.

"Bunda dan papa cuma ingin kamu keluar dari rasa trauma yang ada. Kejadian itu memang tak bisa kamu lupakan seumur hidupmu tapi kita bisa mengalihkannya dengan pikiran yang lain." ucap Nadia saat melihat anaknya kadang masih teringat dengan kehidupannya yang dulu.

Kini Abel sedang ditemani oleh sang bunda Nadia dan papanya, Andre. Walaupun Andre sangat sibuk akhir-akhir ini, namun sebisa mungkin ketika ia pulang langsung saja menemani anak-anaknya. Didalam kamar orangtuanya ini, Abel dipeluk dengan erat oleh keduanya.

"Gimana sekolahnya? Nggak nyangka lho bunda, kakak Abel sekarang sudah kelas 5. Kayanya kemarin baru olimpiade itu kok sekarang udah kelas 5 aja. Bentar lagi kelas 6 terus lulus deh," ucap Nadia sambil mengelus lembut rambut anaknya.

"Sekolahnya baik, bunda. Nggak pindah kok bangunannya," ucap Abel sambil bercanda.

"Udah mirip Alan ya sekarang. Kalau jawab, suka asal-asalan." ucap Nadia sambil tertawa.

Abel ikut tertawa mendengar ucapan dari bundanya itu. Efek selalu berkumpul dengan Alan menjadikannya ikut-ikutan selalu menjawab pertanyaan orangtuanya menggunakan candaan. Walaupun candaannya itu garing.

Namun Nadia dan Andre begitu bahagia karena anaknya yang satu ini sudah mulai membuka diri kepada mereka. Walaupun harus pelan-pelan dipancing agar mau bercerita.

"Kak Abel..." panggil seorang gadis yang wajahnya mirip dengan Abel itu masuk dalam kamar.

Ketika mereka bertiga sedang berbincang seru, ternyata ada seorang gadis yang langsung menyelonong masuk dalam kamar. Dia adalah Anara Listya Farda yang merupakan kembaran dari Abel. Wajahnya lumayan mirip hanya berbeda rambutnya saja. Abel berambut ikal sedangkan Anara sendiri lurus seperti sang ibu kandung.

"Kok belum tidur?" tanya Abel yang langsung terduduk diatas ranjangnya.

"Nggak bisa tidur. Lho kok bunda dan papa disini? Ish... Harusnya ke kamar Anara juga dong," ucap Anara protes dengan mengerucutkan bibirnya kesal.

Tadinya ia tak menyadari akan adanya sang bunda dan papanya karena ia berbicara sambil mengucek-ucek matanya. Namun saat dirinya sudah menatap kearah ranjang kembarannya, ternyata disana ada sang bunda dan papanya. Ia sedikit protes karena saat ia belum tertidur ternyata kedua orangtuanya malah menemani kembarannya.

Anara Listya Farda, seorang gadis cilik berumur sama dengan Abel karena mereka berdua kembar. Beranjak besar, sifat Anara lebih condong seperti Aneta, sang ibu kandung. Sifatnya terkadang egois, ingin menang sendiri, bahkan tak mau mengalah dengan saudaranya terutama kasih sayang keluarganya. Hal ini juga yang membuat Nadia tertantang agar sedikit mengubah sifat anak gadis kecilnya itu.

"Pasti Kak Abel yang minta buat bunda dan papa kesini ya? Harusnya temani Anara sampai tidur dulu," lanjutnya.

"Tadi Anara kan sudah tidur. Bunda dan papa tadi sudah sempatin cek semuanya dan hanya Kak Abel saja yang belum tidur makanya kita disini." ucap Nadia memberi pengertian dengan lembut.

Nadia dan Andre merasa kasihan melihat Abel yang kini menundukkan kepalanya sedih karena dituduh oleh saudaranya sendiri. Padahal tadi memang dirinya tak bisa tidur karena besok merupakan hari pertamanya masuk sekolah lagi. Bahkan ia sudah tak lagi satu kelas dengan kembarannya karena memang setiap tahunnya akan dilakukan rolling.

"Sini dekat sama Kak Abel dan papa." ucap Andre yang langsung memberi kode dengan melambaikan tangannya kepada Anara.

Anara pun berjalan kearah ranjang milik kembarannya. Ia langsung diangkat oleh Andre kemudian diletakkannya disamping Abel. Anara dan Abel yang berada ditengah-tengah kedua orangtuanya agar nantinya Nadia dan Andre bisa memberi pengertian kepada anak-anaknya itu. Andre terlihat menghela nafasnya berulangkali untuk menahan emosi yang bergejolak dalam dadanya.

Sudah berulangkali Anara melakukan ini kepada Abel membuatnya sedikit geram. Beruntungnya ada Nadia yang langsung menenangkannya sehingga emosinya masih bisa tertahan. Ia hanya tak bisa melihat anaknya yang tak salah apa-apa namun dituduh oleh saudaranya sendiri.

"Anara, kalau belum tahu kejadiannya itu tak boleh asal menuduh. Tadi kami sudah memeriksa kamar kamu lho, tapi Nara udah tidur. Makanya saat memeriksa Kak Abel belum tidur, kita menemaninya," ucap Andre.

"Kasih sayang bunda dan papa ini seimbang lho. Kita menyamaratakan semuanya secara adil. Ayo minta maaf sama kakaknya." perintah Nadia dengan sedikit tegas.

Nadia tak mau kalau anaknya itu malah semakin tak sopan dengan Abel. Abel selalu mengalah agar saudara kembarnya itu tak merasa iri dengan apa yang ia lakukan. Bahkan ketika ada Anara, Abel memilih untuk sedikit menjauh dari kedua orangtuanya agar saudaranya itu bisa dekat dengan mereka. Namun apa yang dilakukannya itu selalu salah di mata Anara sehingga membuatnya sedih.

"Maafin Nara, Kak Abel." ucap Anara dengan sedikit tak ikhlas.

Nadia dan Andre yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafasnya gusar. Mereka sudah berusaha adil memberikan kasih sayang pada semuanya namun ada saja yang masih iri. Yang mereka berdua khawatirkan itu nanti hubungan persaudaraannya merenggang dan malah terjadi keributan.

"Maafin Kak Abel juga. Kak Abel sayang Nara, jangan salah paham lagi dan jauhin kakak ya." ucap Abel yang langsung memeluk Anara.

Anara tak membalas pelukan itu membuat Nadia dan Andre langsung memeluk keduanya. Mau tak mau Anara juga langsung memeluk semuanya karena desakan dari kedua orangtuanya. Padahal wajahnya saja sudah kelihatan kalau dirinya tak nyaman.

Terpopuler

Comments

Endang Werdiningsih

Endang Werdiningsih

nara makin besar kok makin egois ya,, beda pas msh kecil..
tantangan buat nadia merubah sifat anara,,, jgn sampe ada perselisihan yg meruncing dgn abel, karena ulah anara...

2023-07-20

1

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

wah kalau ada salah satu saudara yg mempunyai sifat iri hati itu bahaya kalau TDK dpt di hilangkan suatu saat bisa jd bumerang

2023-07-15

0

readers

readers

wah bahaya ini si nara ngikut sifat mamanya, semoga nadia bisa ngerubah sifat anara ya bund

2023-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Duo Kembar
3 Pagi
4 Pagi, Masalah!
5 Sekolah
6 Sekolah 2
7 Hening
8 Kepekaan Arnold
9 Siapa Pelakunya?
10 Tak Ada Orangtua
11 Kejadian Tak Terduga
12 Kejadian Tak Terduga 2
13 Kesal
14 Janji
15 Termenung
16 Dalang?
17 Tegang
18 Ikuti Aku!
19 Papasan
20 Diskusi
21 Diskusi 2
22 Ide Aneh
23 Semangat
24 Semangat 2
25 Jangan Sakiti, Cucuku!
26 Magang
27 Janji Alan
28 Aksi Alan
29 Aksi Alan 2
30 Aksi Alan 3
31 Rapat
32 Keadaan
33 Arnold
34 Arnold 2
35 Canggung
36 Kisah Tersembunyi
37 Adik Atu!
38 Nomong Dong!
39 Si Mulut Pedas
40 Posesif
41 Kabar Abel
42 Usiran Halus
43 Kesal
44 Lomba
45 Lomba 2
46 Kebaikan Hati
47 Sisi Lain
48 Suka Bohong
49 Ide
50 Wawat Telbang
51 Kekesalan Arnold
52 Abel Pulang
53 Ku Kila Malin
54 Bahagia
55 Luar Negeri
56 Luar Negeri 2
57 Antusias
58 Pelukan
59 Nenek
60 Sadar
61 Dua Minggu
62 Berkumpul
63 Berkumpul 2
64 Berkumpul 3
65 Keluarga
66 8 Tahun
67 Surat Cinta
68 Mall
69 Mati Kutu
70 Celaka?
71 Habis
72 Tamparan
73 Pamit?
74 Hilang
75 Bunda
76 Kacau
77 Bimbang
78 Bimbang 2
79 Sisi Lain
80 Kabar
81 Pelaku
82 Kondisi Arnold
83 Penguntit
84 Kenapa?
85 Sahabat
86 Hari Pertama
87 Pencarian
88 Pencarian 2
89 Pertemuan
90 Pertemuan 2
91 Adu
92 Jadi?
93 Kembali
94 Kembali 2
95 Kemarahan Alan
96 Sisi Lain Alan
97 Ketahuan
98 Senang
99 Perkara Sandal
100 Sekolah (Lagi)
101 Usil
102 Heboh
103 Ketus
104 Aneh
105 Terlambat
106 Jalan-Jalan
107 Jalan-Jalan 2
108 Intip
109 Intip 2
110 Sidak
111 Sidak 2
112 Gema
113 Garda Terdepan
114 Balik Arah
115 Kekuatan
116 Kebahagiaan
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Awal
2
Duo Kembar
3
Pagi
4
Pagi, Masalah!
5
Sekolah
6
Sekolah 2
7
Hening
8
Kepekaan Arnold
9
Siapa Pelakunya?
10
Tak Ada Orangtua
11
Kejadian Tak Terduga
12
Kejadian Tak Terduga 2
13
Kesal
14
Janji
15
Termenung
16
Dalang?
17
Tegang
18
Ikuti Aku!
19
Papasan
20
Diskusi
21
Diskusi 2
22
Ide Aneh
23
Semangat
24
Semangat 2
25
Jangan Sakiti, Cucuku!
26
Magang
27
Janji Alan
28
Aksi Alan
29
Aksi Alan 2
30
Aksi Alan 3
31
Rapat
32
Keadaan
33
Arnold
34
Arnold 2
35
Canggung
36
Kisah Tersembunyi
37
Adik Atu!
38
Nomong Dong!
39
Si Mulut Pedas
40
Posesif
41
Kabar Abel
42
Usiran Halus
43
Kesal
44
Lomba
45
Lomba 2
46
Kebaikan Hati
47
Sisi Lain
48
Suka Bohong
49
Ide
50
Wawat Telbang
51
Kekesalan Arnold
52
Abel Pulang
53
Ku Kila Malin
54
Bahagia
55
Luar Negeri
56
Luar Negeri 2
57
Antusias
58
Pelukan
59
Nenek
60
Sadar
61
Dua Minggu
62
Berkumpul
63
Berkumpul 2
64
Berkumpul 3
65
Keluarga
66
8 Tahun
67
Surat Cinta
68
Mall
69
Mati Kutu
70
Celaka?
71
Habis
72
Tamparan
73
Pamit?
74
Hilang
75
Bunda
76
Kacau
77
Bimbang
78
Bimbang 2
79
Sisi Lain
80
Kabar
81
Pelaku
82
Kondisi Arnold
83
Penguntit
84
Kenapa?
85
Sahabat
86
Hari Pertama
87
Pencarian
88
Pencarian 2
89
Pertemuan
90
Pertemuan 2
91
Adu
92
Jadi?
93
Kembali
94
Kembali 2
95
Kemarahan Alan
96
Sisi Lain Alan
97
Ketahuan
98
Senang
99
Perkara Sandal
100
Sekolah (Lagi)
101
Usil
102
Heboh
103
Ketus
104
Aneh
105
Terlambat
106
Jalan-Jalan
107
Jalan-Jalan 2
108
Intip
109
Intip 2
110
Sidak
111
Sidak 2
112
Gema
113
Garda Terdepan
114
Balik Arah
115
Kekuatan
116
Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!