Key berusaha memberontak, dan tiba-tiba saja sebuah bayangan muncul.
...----------------...
" Aku nggak nyangka kau begitu jahat Mora." ucapnya.
" Maafkan aku Kia." jawab bayangan yang satunya.
...----------------...
Seketika Key pun langsung pingsan, dan semuanya pun kebingungan melihat Key. Rey langsung membopong Key, dan yang lainnya sibuk mencari peralatan seperti obat-obatan. Kemudian panik, dan Mora pun mengoleskan minyak kayu putih di hidung Key. Tidak lama setelah itu, Key pun akhirnya sadar.
" Alhamdulillah, akhirnya kau sadar." ucap Mora dengan memeluk Key.
" Kamu siapa sebenarnya?" tanya Key yang penasaran.
" Kia, ini aku Mora." ucapnya dengan lembut.
" Nama ku Key, bukan Kia." ucapnya.
" Kamu nggak usah bohong, kita udah kenal lama Ki. Dan aku yakin ini kamu, sungguh aku nggak menyangka kau masih hidup." ucap Mora dengan meneteskan air mata.
Semua yang mendengar perkataan Mora, sontak saja mereka terkejut. Dan mereka menjadi penasaran kepada Key, dan apa yang menjadi penyebab key pingsan tadi.
" Aku bukan Kia, dan oh iya siapa itu Kia. Dan kamu nggak usah sok baik, tadi tiba-tiba saja aku melihat bayangan tentang wanita bernama Mora dan Kia. Dan tampaknya kalian seperti sedang bertengkar, sebenarnya siapa itu Kia dan apa hubungan kalian." ucap Key yang masih kebingungan.
" Aku tahu kau masih marah padaku Ki, tapi aku mohon jangan lupakan aku. Aku tahu aku salah padamu, dan aku tahu kesalahanku tidak mungkin termaafkan. Tapi tolong jangan lupakan aku, dan aku ingin memperbaiki semuanya seperti dulu lagi." ucapnya dengan meneteskan air mata.
" Maaf ya Mbak, saya tidak tahu apa maksud Mbak. Saya benar-benar tidak mengenal Mbak, dan siapa itu Kia?" tanyanya kembali yang masih kebingungan, dan kini murah juga ikut kebingungan.
" Kau beneran bukan Kia?" tanyanya kembali.
" Sudah berapa kali saya bilang Mbak, Nama saya key. Kalau Mbak pengen tahu nama lengkap saya, Saya Keyza Aldrian." jelasnya dan sontak saja Mora kaget.
" Siapa tadi namamu?" tanyanya kembali yang masih tidak percaya.
" Keyza Andrian." ucapnya yang malas, dan tiba-tiba saja Mora pun meneteskan air mata.
" Mora, ada apa dengan dirimu?" tanya Rey.
" Ternyata kamu Key, kalian sungguh sangat mirip. Tapi maaf kau tidak bisa melihatnya." ucapnya dengan menatap ke arah Key dan meneteskan air mata.
" Kalau ngomong itu yang jelas Mbak, Saya tidak mengerti apa maksud Mbak." ucap Key yang masih kebingungan.
" Kau tidak mengenal Kia?" tanya Mora dan key hanya menggelengkan kepalanya.
" Bundanya tidak menceritakan siapa itu Kia?" tanya Mora kembali.
" Kenapa jadi bawa-bawa bunda saya, memangnya siapa itu Kia?" ucapnya yang masih kebingungan.
" Namanya Kiara Adrian, aku sering memanggilnya Kia. Dia adalah sahabatku, tetapi aku pernah berbuat salah kepadanya. Dan sejak saat itu ia berubah menjadi membenciku, dan beberapa tahun lalu aku mendengar kabar kalau ia telah meninggal. Karena itu tadi aku sempat syok, karena melihat wajahmu sangat mirip dengannya. Dan jujur saja aku berharap kalau kau adalah dia." ucapnya dengan meneteskan air mata, semua yang mendengar cerita dari Mora juga ikut meneteskan air mata.
" Lalu apa hubungan Kiara Aldrian dengan aku dan bundaku, ya walaupun kami sama-sama aldrian." ucap Key.
" Itu kau sudah mengetahuinya." ucap Mora yang ambigu.
" Tolong jelaskan kembali Mbak, Saya tidak mengerti apa yang Mbak maksud." ucapnya dengan jujur.
" Sebaiknya kau tanya saja pada bundamu, aku tidak ingin akan ada timbul pertengkaran." ucap moral dan sedikit membuat Key kesal.
" Maaf Mbak, saya tidak mungkin bertanya kepada Bunda saya." ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
" Mengapa tidak mungkin?" tanya Mora yang menjadi penasaran.
" Baik saya akan jelaskan, saya di sini sebatang kara. Dan sebenarnya tujuan saya ke sini adalah mencari ayah saya, kalau Mbak tanya di mana Bunda saya. Jawabannya, Bunda saya telah pergi dari dunia ini." jelasnya dan membuat semuanya meneteskan air mata.
" Maaf, saya tidak tau." ucap Mora.
" Ok, saya akan jelaskan siapa itu Kia. Seperti yang sudah saya jelaskan di awal, Kia itu sahabat saya. Dan dia sering cerita tentang kembarannya yang bernama Keyza." jelasnya dan membuat Key dan semuanya terdiam sejenak.
" Tunggu, jadi Kia yang kakak maksud itu. Kia kembaran aku gitu, tapi bunda aku nggak pernah bilang. Dan jujur aku baru tau sekarang, kalau gitu kakak bisa antar aku ke rumah Kia nggak. Jujur aku masih penasaran, dan ingin memastikannya." ucapnya.
" Baik, aku akan mengantarmu ke rumah Kia." ucapnya.
Tiba-tiba saja bel berbunyi, dan artinya sudah waktunya masuk kelas. Satu persatu mereka pun segera pergi menuju kelasnya, tetapi tidak dengan Rey yang masih di sana. Key yang merasa heran pun akhirnya memutuskan untuk bertanya.
" Rey, kenapa nggak masuk?" tanya Key, dan Rey pun tersenyum dengan sangat lebar ke arahnya.
" Kenapa dia tersenyum." batin Key.
" Aku nggak ada kelas, jadi lebih baik aku di sini aja nemani kau." jawabnya.
" Senangnya bisa menghabiskan waktu berdua dengan Key. Tapi aku masih bingung, kenapa aku nggak bisa baca pikirannya ya." batin Rey.
" Aku curiga dengannya, tapi tampaknya ia baik. Tetapi aku tidak bisa membaca pikirannya, dan itu membuat aku bingung." batin Key.
" Key." panggil Rey dan membuat Key kaget.
" Iya." ucapnya.
" Kau sedang melamun kan apa sih?" tanya Rey yang penasaran.
" A-aku." ucapnya yang bingung.
" Biar aku tebak, pasti tentang Kia kan?" tanya dan Key pun menghelan nafas.
" Iya bener tentang Kia." ucapnya dengan tersenyum.
" Uda nggak usa dipikirkan, aku tau kau pasti kaget. Tapi mungkin ini adalah yang terbaik untukmu." ucap Rey dengan tersenyum dan menggenggam tangan Key.
" Iya, makasih ya." ucapnya dengan tersenyum menghadap Rey.
Keduanya saling tatap, dan tiba-tiba saja datang seseorang. Kedatangan orang itu membuat keduanya menjadi canggung.
" Cie, situasi begini masih aja cari kesempatan. Oh iya yang lain mana?" tanya pemuda itu.
" Mereka sedang masuk kelas." jawab Rey.
" Oh begitu, ini pasti cewek yang sempat kalian bahas di grup tadi. Ternyata sangat cantik, pantas saja bisa membuat Mia marah." ucapnya kemudian langsung mendekati Key.
" Hai, kenalin aku Ciko." ucapnya dengan menjabat tangan Key.
" Hai juga, aku Key." balasnya dengan tersenyum.
" Wah dia cantik banget, tapi sepertinya Rey menyukainya. Musnah deh harapanku." batin Ciko.
" Rey menyukaiku, nggak mungkin la. Mana mungkin anak yayasan yang disebut pangeran kampus ini suka sama aku." batin Key dengan tersenyum.
" Hadu, kenapa Ciko pakai mikir kayak gitu sih. Sih Key kira-kira bisa dengar nggak ya, kalau sampai dia juga punya kemampuan membaca pikiran, kan bisa bahasa." batin Rey.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments