SM4. Tempat billiard

[Tinggal sendiri, Pak. Bapak mau nemenin?]

Kok begitu balasannya, kan aku jadi nyengir. 

[😁]

[Bisa aja bercandanya.]

Aku yang salting, tanganku yang geli sendiri. Gigiku mana sudah kering karena nyengir saja lagi. Huffttt, Bunga melati ini bikin ser-seran saja. 

[Barangkali Bapak tau kontrakan yang lebih dekat ke kerjaan, bisa informasikan ke Saya, Pak. Kebetulan, di sini Saya sewa perbulan. Jujur aja, Saya capek naik turun tangganya.]

Friendly sekali orangnya. 

[Belum tau juga, Bunga. Tapi kalau ada, Saya kasih tau.]

Sebelumnya aku memang jahat pada Harum, aku sering jajan perempuan di belakangnya. Tapi aku tidak pernah meladeni chat perempuan lain, selain temanku yang aku kenal sejak lama. Aku pun tidak pernah berselingkuh akan cintanya, tapi aku takut hal ini terjadi karena kehadiran Bunga. 

Bunga seperti memiliki magnet yang kuat, untuk menarik semua perhatianku dan rasa penasaranku. 

[Siap, Bapak. Terima kasih ☺]

Lebih baik aku menyudahi acara sesi chatting ini, karena aku harus makan siang dan lanjut bekerja. Meski cukup sepi, aku tidak boleh diam di ruangan dan menikmati hanyutan chatting dengan Bunga. 

Aku belum tahu seluk-beluknya, asal usul dan semua tentangnya. Jika terlampau dekat, padahal belum lama kenal. Yang ada aku malah tertipu olehnya, jika aku terlalu sembrono dengan perasaanku. 

Intinya, jangan sampai terlanjur. 

"Han, pesanan Gue datang belom?" Pintu ruangan terbuka dengan menampilkan seseorang yang aku kenal. 

"Udah, dibawa mobilnya?" Aku mengurungkan diri untuk melihat isi makanan yang Harum bawa. 

Dia adalah Andrew, tetangga, sekaligus teman nongkrong. Kebetulan kami tinggal di perumahan menengah ke atas, tapi bukan golongan sultan. Di mana sekeliling rumahnya pasti dipagar tinggi semua, kami tidak akan saling mengenal jika Andrew bukan teman sekolahku dulu. 

"Bawa." Ia lenyap lagi bersama pintu ruangan yang kembali tertutup. 

Aku meninggalkan bekal dari Harum, kemudian mulai menikmati kesibukanku dalam pekerjaanku. Aku tidak merasa tertekan atau keberatan dengan usaha ini, karena aku menyukai bidang ini. 

Sedikit hiburan, malam Minggu ini aku mengajak Harum ke sebuah tempat billiard yang di sana sudah ada teman-temanku menunggu. Kebetulan sekali, di sini dijual bebas minuman beralkohol. Pesta kecil dimulai, dengan keseruan kami memainkan bola sodok ini. 

Namun, tak lama kemudian ada seseorang yang mengalihkan perhatianku. Seorang laki-laki yang tak aku kenal, ada di samping Bunga dan mengajak Bunga bermain permainan yang tengah aku mainkan juga. 

Bunga tidak melihatku. Ia terlihat seperti terpaksa ada di tempat ini, ia pun seperti tidak suka dengan laki-laki yang membawanya itu. Padahal, laki-laki tersebut tidak begitu buruk. Sayangnya, memang cenderung kurus. 

Aku berpikir, Bunga tidak nyaman berada di tempat seperti ini. Ia sebelumnya istri orang, bukan? Aku yakin ia perempuan baik-baik yang suka dengan kehangatan rumah, bukan suka dengan tempat tongkrongan malam begini. 

Entah ada alasan apa. Saat aku duduk di samping Harum yang sudah memijat pelipisnya, Bunga dan laki-laki tersebut pindah meja, ke meja yang diarahkan oleh pegawai tempat billiard ini. Tepatnya di samping meja keseruan kami. 

Mereka hanya berdua dan tidak ada teman lain yang mendatangi mereka. 

"Udahlah, Hem!" Bunga berseru dan bersedekap tangan. 

"Hmm, udah terus. Aku jauh-jauh datang tuh untuk nemenin kau, Dek." Laki-laki tersebut memutari meja billiard. 

"Capek aku sama kau!" Bunga mengambil sesuatu di saku tasnya, kemudian menyelipkan di antara bibirnya. 

Baru saja aku berpikir bahwa ia perempuan baik-baik. Ehh, tapi perokok kan bukan berarti kriminal. 

"Kenapa Lo?" Andrew menepuk pundakku yang tengah asyik melongo memperhatikan Bunga. 

"Kaya gak biasa aja lihat perempuan nyebat," tambahnya dengan terkekeh kecil. 

Mungkin esok atau lusa ia akan tahu, jika perempuan yang tengah merokok itu bekerja di tempatku. 

Tak sampai di sini kebingunganku tentang sosok Bunga. Aku bertambah heran, ketika ia minum minuman beralkohol langsung dari botolnya. Laki-laki yang membawanya pun melakukan hal serupa. 

Jika cara minumnya seperti itu. Mereka bukan lagi anak tongkrongan, tapi bisa jadi pemilik tongkrongannya. Aku yakin ambang toleransi mereka terhadap alkohol cukup bagus, yang artinya mereka terbiasa dengan alkohol. Sampai-sampai, mereka langsung minum dari botolnya tanpa aturan sepertiku. 

"Ayo aku anterin ke ayah, Dek. Daripada capek begini, daripada terus drama begini," seru laki-laki tersebut, dengan mencolek dagu Bunga yang memasang wajah datar. 

Mungkin karena aku dalam posisi duduk, sehingga Bunga tidak menyadari keberadaanku. 

Bunga seperti tidak suka dengan sentuhan laki-laki tersebut. Ia mengusap dagunya bekas usapan laki-laki tersebut, ia seperti tidak sudi sekali. 

Bunga tidak banyak bicara, apalagi berseru layaknya orang mabuk. Ia fokus dengan bola-bola yang berada di atas meja, kemudian ia sedikit merunduk untuk memainkan bola yang sudah ia incar tersebut. 

Bajunya yang memiliki potongan dada rendah, memperlihatkan isi dadanya yang seolah bergelantungan kala ia merunduk itu. Ciri-cirinya seperti seorang perempuan yang sudah memiliki anak, tapi aku tidak yakin juga. Karena bisa jadi karena gen, atau keturunannya. 

"Kenapa lihatin dia aja?" tanya Harum, dengan melirik ke arah Bunga. 

Pasti ia samar dengan Bunga, karena ia sudah terlalu banyak minum. 

"Gak juga." Aku memalingkan pandanganku ke arah lain. 

"Aku gak suka, Han. Aku cemburu lihat sorot mata kamu, ayo kita pulang aja." Harum turun dari kursi panjang yang terlihat aesthetic ini. 

"Aduh…." Ia memegangi kepalanya, dengan berpegangan pada lututku. 

"Hmmm…." Aku turun dan mau tidak mau merangkulnya di depan teman-temanku. 

"Duluan ya? Harum udah pening." Aku pamit dengan menenteng jaketku. 

"Ya ati-ati, Han," sahut Andrew paling jelas. 

Ia keturunan orang Chinese, nilai plusnya tubuhnya sangat tinggi karena ia amat suka dengan basket sejak kecil. Mungkin tingginya di atasku yang sudah cukup tinggi ini. 

Aku langsung memunggungi mejaku dan meja Bunga, aku tidak melewati meja bermain Bunga. Mungkin hanya boleh cukup tahu tentang Bunga, tidak dengan menunjukan kehadiranku bahwa aku sedikit mengetahui tentangnya. 

Aku tidak akan menebak baik dirinya lagi mulai hari ini. Mungkin di pekerjaan pun, aku harus lebih hati-hati dan jeli pada pekerjaan Bunga. Karena mana tahu, jika ia kriminal juga. 

Aku tidak tahu, tapi siapa tahu ia begitu. 

Harum sudah tidak berdaya, tapi aku tetap memakannya di tengah ketidakberdayaannya. Ia sempat meringis, sedikit menanggapi meski akhirnya memejamkan matanya kembali. 

Jika begini, ya bagaimana juga rasanya kan? Tapi ia tunanganku, setidaknya aku harus membutuhkannya tentang kegiatan ranjang ini. 

Meski seperti bermain sendiri, tapi aku tetap menyelesaikan dan menumpahkan di dalam. Harum ikut KB sudah lama, mungkin sekitar lima tahun yang lalu.

Aku yang meminta melakukan suntik KB itu. 

Aku jahat sekali ya, demi kebutuhanku sendiri sampai aku membiarkannya dalam bahaya nanti. Bahayanya, karena nanti ia bisa kesulitan memiliki anak jika terlalu lama dalam pengaruh KB begini. 

Aku tidak memiliki cara lain, aku butuh kebebasannya mengeksplor dirinya. 

Drrttt….

[Keren pergaulan suami istri 😄]

Pergaulan? 

Aku melirik ke arah Harum yang berselimut hangat tersebut. Jadi, Bunga menganggap aku dan Harum sudah terikat pernikahan? 

Eh, tapi tunggu sebentar. Ia mengirimkan pesan seperti ini, apa ia tadi melihatku? Jariku gatal sekali untuk tidak membalas chatnya, aku selalu ingin meresponnya cepat sebelum ia lupa tengah chatting denganku.

...****************...

Ayo favoritkan karya ini, minta komen banyak-banyak ya kak 😉

Terpopuler

Comments

Tathya Aqila

Tathya Aqila

benar tor, merokok bukan kriminal .
tapi identik dgn cewe GK bener .tapi tergantung orangnya jg kn ya😁

2023-07-16

1

Batriani Betty

Batriani Betty

hubungan yg sangat membingungkan akan apa jdnya kelak.. sebaga penghiburan aja ya kak nisssah

2023-06-26

1

mbak sri

mbak sri

ada apa dgn bunga

2023-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 SM1. Janda muda
2 SM2. Diterima bekerja
3 SM3. Bertukar pesan
4 SM4. Tempat billiard
5 SM5. Sopan terlihat haram
6 SM6. Traktir makan
7 SM7. Mesin cuci baru
8 SM8. Bestie x bestot
9 SM9. Pilihan hati
10 SM10. Serangan mendadak
11 SM11. Simbiosis mutualisme
12 SM12. Menerima tantangan
13 SM13. Tanda merah
14 SM14. Jalan-jalan malam
15 SM15. Ketegangan di teras rumah
16 SM16. Terpojokan
17 SM17. UGD
18 SM18. Mengantar Harum
19 SM19. Karma atau bukan?
20 SM20. Emosi yang berbaur
21 SM21. Kebodohan
22 SM22. Membicarakan tentang anak
23 SM23. Buang dalam
24 SM24. Pembalut
25 SM25. Mie ayam
26 SM26. Perubahan ayah
27 SM27. Bermain kartu
28 SM28. Makan siang bersama
29 SM29. Klinik laboratorium
30 SM30. Accident bengkel
31 SM31. Sisi Hema
32 SM32. Menyelesaikan pekerjaan
33 SM33. Melihat keadaan Bunga
34 SM34. Curhat dengan ayah
35 SM35. Berniat makan malam
36 SM36. Makan malam bertiga
37 SM37. Pengakuan yang membingungkan
38 SM38. Dugaan dan kegugupan
39 SM39. Serangkaian tes
40 SM40. Sate padang
41 SM41. Naik ojol
42 SM42. Mencoba menyuap
43 SM43. Pulang makan
44 SM44. Cuci otak
45 SM45. Mengambil hasil tes
46 SM46. Keputusan Bunga
47 SM47. Mencari Hema
48 SM48. Menyadari kebodohan
49 SM49. Mempertahankan hubungan
50 SM50. Berubah
51 SM51. Cabang baru
52 SM52. Customer pertama
53 SM53. Caera Nazua
54 SM54. Pameran
55 SM55. Company Putra Tunggal Berintan
56 SM56. Sawan pengantin
57 SM57. Kondisi Handaru
58 SM58. Jalur Intis
59 SM59. Teman lama
60 SM60. Mengungkapkan kebenarannya
61 SM61. Video call
62 SM62. Anak di luar pernikahan
63 SM63. Masukan dan keputusan Harum
64 SM64. Teman perantauan ayah
65 SM65. Teman-teman ayah di Bali
66 SM66. Menelpon om Ghifar
67 SM67. Kakaknya om Ghifar
68 SM68. Berbicara empat mata
69 SM69. Kesimpulan ayah
70 SM70. SIMKAH
71 SM71. Hari spesial yang kurang spesial
72 SM72. Tiga tamu
73 SM73. Menceritakan kisah singkat
74 SM74. Obrolan dengan bukti
75 SM75. Permintaan tolong
76 SM76. Saran terbaik
77 SM77. Istirahat di rumah Han
78 SM78. Sampai di Aceh
79 SM79. Kembar lima
80 SM80. Diperiksa om Ken
81 SM81. Klinik om Ken
82 SM82. Ruang pemeriksaan
83 SM83. Berhadapan langsung
84 SM84. Kuasa hukum Ra
85 SM85. Meyakinkan Harum
86 SM86. Mengajak berkumpul
87 SM87. Mengupas bawang
88 SM88. Kembali ke Jakarta (TAMAT)
89 KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
90 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
91 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 91 Episodes

1
SM1. Janda muda
2
SM2. Diterima bekerja
3
SM3. Bertukar pesan
4
SM4. Tempat billiard
5
SM5. Sopan terlihat haram
6
SM6. Traktir makan
7
SM7. Mesin cuci baru
8
SM8. Bestie x bestot
9
SM9. Pilihan hati
10
SM10. Serangan mendadak
11
SM11. Simbiosis mutualisme
12
SM12. Menerima tantangan
13
SM13. Tanda merah
14
SM14. Jalan-jalan malam
15
SM15. Ketegangan di teras rumah
16
SM16. Terpojokan
17
SM17. UGD
18
SM18. Mengantar Harum
19
SM19. Karma atau bukan?
20
SM20. Emosi yang berbaur
21
SM21. Kebodohan
22
SM22. Membicarakan tentang anak
23
SM23. Buang dalam
24
SM24. Pembalut
25
SM25. Mie ayam
26
SM26. Perubahan ayah
27
SM27. Bermain kartu
28
SM28. Makan siang bersama
29
SM29. Klinik laboratorium
30
SM30. Accident bengkel
31
SM31. Sisi Hema
32
SM32. Menyelesaikan pekerjaan
33
SM33. Melihat keadaan Bunga
34
SM34. Curhat dengan ayah
35
SM35. Berniat makan malam
36
SM36. Makan malam bertiga
37
SM37. Pengakuan yang membingungkan
38
SM38. Dugaan dan kegugupan
39
SM39. Serangkaian tes
40
SM40. Sate padang
41
SM41. Naik ojol
42
SM42. Mencoba menyuap
43
SM43. Pulang makan
44
SM44. Cuci otak
45
SM45. Mengambil hasil tes
46
SM46. Keputusan Bunga
47
SM47. Mencari Hema
48
SM48. Menyadari kebodohan
49
SM49. Mempertahankan hubungan
50
SM50. Berubah
51
SM51. Cabang baru
52
SM52. Customer pertama
53
SM53. Caera Nazua
54
SM54. Pameran
55
SM55. Company Putra Tunggal Berintan
56
SM56. Sawan pengantin
57
SM57. Kondisi Handaru
58
SM58. Jalur Intis
59
SM59. Teman lama
60
SM60. Mengungkapkan kebenarannya
61
SM61. Video call
62
SM62. Anak di luar pernikahan
63
SM63. Masukan dan keputusan Harum
64
SM64. Teman perantauan ayah
65
SM65. Teman-teman ayah di Bali
66
SM66. Menelpon om Ghifar
67
SM67. Kakaknya om Ghifar
68
SM68. Berbicara empat mata
69
SM69. Kesimpulan ayah
70
SM70. SIMKAH
71
SM71. Hari spesial yang kurang spesial
72
SM72. Tiga tamu
73
SM73. Menceritakan kisah singkat
74
SM74. Obrolan dengan bukti
75
SM75. Permintaan tolong
76
SM76. Saran terbaik
77
SM77. Istirahat di rumah Han
78
SM78. Sampai di Aceh
79
SM79. Kembar lima
80
SM80. Diperiksa om Ken
81
SM81. Klinik om Ken
82
SM82. Ruang pemeriksaan
83
SM83. Berhadapan langsung
84
SM84. Kuasa hukum Ra
85
SM85. Meyakinkan Harum
86
SM86. Mengajak berkumpul
87
SM87. Mengupas bawang
88
SM88. Kembali ke Jakarta (TAMAT)
89
KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
90
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
91
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!