Elena keluar dari kamar hotel dengan tergesa
Ia ingin cepat-cepat memastikan pria yang baru menikahinya ada diapartement.
Tidak lama setelah Elena keluar dari hotel, taksi yang ditunggu-tunggu akhirnya datang.
Wanita itu bergegas masuk kedalam mobil taksi dan menyebutkan tujuanya.
Lama Elena berada di dalam taksi, karena memang jarak antara hotel dan apartement Satria lumayan jauh.
Setibanya ditempat tujuan, supir taksi tersebut menghentikan mobilnya.
Elena turun dari taksi tepat didepan gedung apartement dimana Satria tinggal.
Satria sebenarnya sudah memiliki rumah, tapi ia tidak memberitahukan pada Elena rumahnya itu.
Rumah itu, Satria buat bukan untuk tinggal bersama Elena melainkan tinggal bersama Alena, saudara kembar wanita yang ia nikahi itu.
"Semoga kamu disini mas," guman Elena sembari menatap gedung tinggi dihadapannya.
Elena, masuk kedalam gedung apartement dengan tergesa, membuat orang yang melihatnya merasa heran.
Setibanya didepan pintu lift, wanita itu segera masuk kedalalamnya.
Kemudian memencet angka 21 dimana lantai apartement Satria berada.
Elena baru sekali diajak oleh Satria keapartemennya, hanya untuk melihat tempat tinggal yang akan ia huni setelah menikah.
Ting.
Pintu lift terbuka. Elena bergegas keluar dari lift tersebut lalu menuju pintu apartement Satria.
Disinilah Elena menghentikan langkah kakinya, berdiri tepat di depan pintu bernomor 1001.
Hemmm, huuffftt.
Elena mengatur nafasnya lebih dulu, sebelum menekan kata sandi pintu apartement itu.
Setelah merasa tenang, wanita itu segera menekan kata sandi 'SALENA' lalu membuka pintu apartement tersebut.
Deg. deg. deg.
Jantung Elena berdegup kencang mengiringi langkah kakinya masuk kedalam apartement itu.
"Mas," paggil Elena disela-sela langkah kakinya.
Elena mengedarkan pandangan diruangan itu, namun ia tak melihat keberadaan Satria.
"Mas Satria," panggil Elena lagi.
Dicarinyalah Satria kedapur, barangkali pria itu sedang sarapan, tapi ternyata Elena tidak melihat siapa-siapa disana.
"Mas," panggil Elena, namun masih tidak ada yang menyahut.
"Apa Mas Satria masih tidur ya?" tanya Elena pada dirinya sendiri.
Ia bahkan mengangguk sendiri untuk menjawab pertanyaannya.
Alena berniat mendatangi Satria kedalam kamarnya untuk memastikan apa suaminya itu berada diapartement itu atau tidak.
Didalam apartement itu, ada dua kamar. Satu kamar yang ditempati oleh Satria, satunya lagi kamar kosong.
Elena beralih berjalan menuju kamar yang ditempati Satria.
Tok tok tok
"Mas," panggil Elena lagi, tapi tetap tidak ada yang menyahuti.
Karena tidak mendapat jawaban, Alena segera membuka pintu kamar Satria.
Ceklek.
Pintu kamar Satria tidak dikunci, dan bisa dibuka oleh Elena. Wanita itu melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar.
DEG!!
Elena terkejut, bahkan tubuhnya seketika kaku dengan air mata yang perlahan mengalir.
Didepan matanya, Satria sedang terlelap dibalik selimut yang tersingkap.
Satria terlelap tidak mengenakan sehelai benang pun. Hanya ditutupi selimut, tapi selimutnya tersingkap dan Elena bisa melihat tubuh polos pria itu.
Elena juga melihat, banyak tanda merah ditubuh suaminya.
Ia sudah bisa menduga bila Satria baru saja menghabiskan malam panas dengan wanita lain.
Padahal tadi malam itu adalah malam pertama untuk mereka.
Tubuh Elena yang tadi kaku, seketika luruh kelantai.
Ia melihat sendiri suaminya terlelap pulas, pasti kelelahan sehabis berciinta dengan wanita lain tadi malam.
Hiks hiks.
Tangis yang sejak tadi Elena tahan akhirnya pecah juga. Ia tak kuasa lagi menahan tangisnya.
Dadanya sesak sekali mengetahui penghianatan suaminya.
Entah dengan siapa Satria menghabiskan malam panas itu. Elena tidak melihat seorang wanita pun diapartement suaminya.
Mungkin saja wanita itu sudah pergi sebelum dirinya tiba diapartement, pikirnya.
Mendengar suara seseorang menangis, membuat tidur Satria terganggu.
Pria itu perlahan membuka matanya.
Dilihat olehnya, Elena sedang terduduk dilantai.
Satria juga bisa melihat bila Elena sedang menangis.
"Jadi kamu yang nangis?," tanya Satria tapi tidak mendapat jawaban dari Elena.
Hiks hiks
Bukannya menjawab, Elena justru menangis lebih deras.
Melihat itu Satria menyeringai. Satu langkah sudah berhasil ia lalui.
Ia ingin Elena merasakan apa yang pernah ia rasakan dulu karena saudara kembarnya.
Dengan masih menyeringai Satria perlahan turun dari tempat tidur.
Pria itu berjalan dengan tubuh polosnya masuk kedalam kamar mandi.
Brakk!
Satria bahkan membanting pintu kamar mandi sesaat ia masuk kedalamnya.
Elena yang masih terduduk dilantai hanya mampu menundukan kepalanya.
Ia tak sanggup melihat tubuh polos suaminya.
Bukan tak sanggup karena malu, melain tak sanggup melihat tubuh yang sudah dipakai orang lain.
"Apa ini cobaan rumah tangga yang harus aku hadapi?" lirih Elena bertanya pada diri sendiri.
Dengan masih berderai air mata, Elena kemudian bangkit. Ia memunguti satu persatu pakaian Satria yang masih berserakan dilantai.
Elena juga bisa mencium aroma parfume wanita dipakaian suaminya itu.
Deg!
Meski sudah menduga Satria telah menghabiskan malam panas dengan wanita lain, tapi tetap saja, hati Elena sakit mendapati pakaian dalam wanita bersama pakaian suaminya.
Pakaian dalam itu, jelas saja bukan miliknya.
Nyuttt.
Serasa dirematlah hati Elena.
Ceklek.
Pintu kamar mandi dibuka oleh Satria, lalu keluarlah pria itu dari dalamnya.
Mengetahui suaminya sudah keluar dari dalam kamar mandi. Elena buru-buru menghapus air matanya.
Satria keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk dibagian pinggang kebawah.
Bekas kecupan ditubuh pria itu nampak terlihat jelas oleh Elena.
"Ambilkan bajuku," titah Satria pada Elena.
"Iya Mas," jawab Elena dengan rasa sesak didadanya.
Elena meletakan pakaian yang baru saja ia punguti kedalam keranjang.
Lalu ia buka lemari pakaian milik suaminya, mengambilkan pakaian disana.
"Pakaikan bajunya," titah Satria pada Elena yang sudah berada dihadapannya.
Elena mengangguk. Ia membantu Satria mengenakan pakaiannya. Mengancing baju kemeja ditubuh pria itu satu persatu.
Wanita itu bisa melihat jelas bekas kecupan didepan matanya. Hal itu tentu saja membuat hatinya semakin diremat sakit.
Setelah selesai berpakaian, Satria bergegas mengambil kunci mobilnya.
"Kamu mau kemana mas?," tanya Elena.
"Jalan" jawab Satria singkat.
"Jalan? kita ini baru menikah mas, kita seharusnya menghabiskan waktu bersama bukannya kamu pergi jalan-jalan sendiri. Tadi malam juga kamu pergi dari hotel, ninggalin aku sendiri disana. Sedangkan kamu, kamu justru menghabiskan malam dengan wanita lain," ucap Elena protes, tapi tidak diherani Satria.
"Mas," panggil Elena, namun tidak dijawab oleh Satria.
Satria terus berjalan keluar dari kamar untuk pergi jalan, namun baru tiba diruang tamu ia sudah dihadang oleh Elena yang mengejarnya
"Mas Satria!" panggil Elena sembari merentangkan kedua tangannya didepan Satria.
"Minggir!" titah Satria.
"Tidak mas! Aku tidak akan minggir. Kita ini perlu bicara," ucap Elena.
Satria tidak tinggal diam, ia mendorong tubuh Elena agar menyingkir dari hadapannya.
Brukk!
Elena terjatuh disofa ruang tamu. Sedangkan Satria melanjutkan langkah kakinya.
"Aku ini sekarang istrimu mas! Tolong hargai aku! Itu saja yang aku minta, hargai aku!" ucap Elena dengan meninggikan suaranya.
Satria tidak mengindahkan ucapan dari Elena. Ia terus berjalan keluar dari apartement dan menutup pintunya.
Sedangkan Elena hanya mampu menatap nanar kepergian Satria dari tempatnya terjatuh.
"Apa salahku mas?" lirih Elena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
UDH TAU NIAT SATRIA SPRTI ITU HRSNYA USH LO PERJUANGKN, TRLANJUR LO MSH PRAWAN. LO BILANG SAMA ALENA & REYHAN MASALAH SI SATRIA YG CMA INGIN BLAS DENDAM..
2023-09-19
1
Tara
awas ajapas uda bucin aku yg ninggalin kamu mas😡😤🤭
2023-07-27
3