Bab. 2 Apa Salahku Mas?

Elena keluar dari kamar hotel dengan tergesa

Ia ingin cepat-cepat memastikan pria yang baru menikahinya ada diapartement.

Tidak lama setelah Elena keluar dari hotel, taksi yang ditunggu-tunggu akhirnya datang.

Wanita itu bergegas masuk kedalam mobil taksi dan menyebutkan tujuanya.

Lama Elena berada di dalam taksi, karena memang jarak antara hotel dan apartement Satria lumayan jauh.

Setibanya ditempat tujuan, supir taksi tersebut menghentikan mobilnya.

Elena turun dari taksi tepat didepan gedung apartement dimana Satria tinggal.

Satria sebenarnya sudah memiliki rumah, tapi ia tidak memberitahukan pada Elena rumahnya itu.

Rumah itu, Satria buat bukan untuk tinggal bersama Elena melainkan tinggal bersama Alena, saudara kembar wanita yang ia nikahi itu.

"Semoga kamu disini mas," guman Elena sembari menatap gedung tinggi dihadapannya.

Elena, masuk kedalam gedung apartement dengan tergesa, membuat orang yang melihatnya merasa heran.

Setibanya didepan pintu lift, wanita itu segera masuk kedalalamnya.

Kemudian memencet angka 21 dimana lantai apartement Satria berada.

Elena baru sekali diajak oleh Satria keapartemennya, hanya untuk melihat tempat tinggal yang akan ia huni setelah menikah.

Ting.

Pintu lift terbuka. Elena bergegas keluar dari lift tersebut lalu menuju pintu apartement Satria.

Disinilah Elena menghentikan langkah kakinya, berdiri tepat di depan pintu bernomor 1001.

Hemmm, huuffftt.

Elena mengatur nafasnya lebih dulu, sebelum menekan kata sandi pintu apartement itu.

Setelah merasa tenang, wanita itu segera menekan kata sandi 'SALENA' lalu membuka pintu apartement tersebut.

Deg. deg. deg.

Jantung Elena berdegup kencang mengiringi langkah kakinya masuk kedalam apartement itu.

"Mas," paggil Elena disela-sela langkah kakinya.

Elena mengedarkan pandangan diruangan itu, namun ia tak melihat keberadaan Satria.

"Mas Satria," panggil Elena lagi.

Dicarinyalah Satria kedapur, barangkali pria itu sedang sarapan, tapi ternyata Elena tidak melihat siapa-siapa disana.

"Mas," panggil Elena, namun masih tidak ada yang menyahut.

"Apa Mas Satria masih tidur ya?" tanya Elena pada dirinya sendiri.

Ia bahkan mengangguk sendiri untuk menjawab pertanyaannya.

Alena berniat mendatangi Satria kedalam kamarnya untuk memastikan apa suaminya itu berada diapartement itu atau tidak.

Didalam apartement itu, ada dua kamar. Satu kamar yang ditempati oleh Satria, satunya lagi kamar kosong.

Elena beralih berjalan menuju kamar yang ditempati Satria.

Tok tok tok

"Mas," panggil Elena lagi, tapi tetap tidak ada yang menyahuti.

Karena tidak mendapat jawaban, Alena segera membuka pintu kamar Satria.

Ceklek.

Pintu kamar Satria tidak dikunci, dan bisa dibuka oleh Elena. Wanita itu melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar.

DEG!!

Elena terkejut, bahkan tubuhnya seketika kaku dengan air mata yang perlahan mengalir.

Didepan matanya, Satria sedang terlelap dibalik selimut yang tersingkap.

Satria terlelap tidak mengenakan sehelai benang pun. Hanya ditutupi selimut, tapi selimutnya tersingkap dan Elena bisa melihat tubuh polos pria itu.

Elena juga melihat, banyak tanda merah ditubuh suaminya.

Ia sudah bisa menduga bila Satria baru saja menghabiskan malam panas dengan wanita lain.

Padahal tadi malam itu adalah malam pertama untuk mereka.

Tubuh Elena yang tadi kaku, seketika luruh kelantai.

Ia melihat sendiri suaminya terlelap pulas, pasti kelelahan sehabis berciinta dengan wanita lain tadi malam.

Hiks hiks.

Tangis yang sejak tadi Elena tahan akhirnya pecah juga. Ia tak kuasa lagi menahan tangisnya.

Dadanya sesak sekali mengetahui penghianatan suaminya.

Entah dengan siapa Satria menghabiskan malam panas itu. Elena tidak melihat seorang wanita pun diapartement suaminya.

Mungkin saja wanita itu sudah pergi sebelum dirinya tiba diapartement, pikirnya.

Mendengar suara seseorang menangis, membuat tidur Satria terganggu.

Pria itu perlahan membuka matanya.

Dilihat olehnya, Elena sedang terduduk dilantai.

Satria juga bisa melihat bila Elena sedang menangis.

"Jadi kamu yang nangis?," tanya Satria tapi tidak mendapat jawaban dari Elena.

Hiks hiks

Bukannya menjawab, Elena justru menangis lebih deras.

Melihat itu Satria menyeringai. Satu langkah sudah berhasil ia lalui.

Ia ingin Elena merasakan apa yang pernah ia rasakan dulu karena saudara kembarnya.

Dengan masih menyeringai Satria perlahan turun dari tempat tidur.

Pria itu berjalan dengan tubuh polosnya masuk kedalam kamar mandi.

Brakk!

Satria bahkan membanting pintu kamar mandi sesaat ia masuk kedalamnya.

Elena yang masih terduduk dilantai hanya mampu menundukan kepalanya.

Ia tak sanggup melihat tubuh polos suaminya.

Bukan tak sanggup karena malu, melain tak sanggup melihat tubuh yang sudah dipakai orang lain.

"Apa ini cobaan rumah tangga yang harus aku hadapi?" lirih Elena bertanya pada diri sendiri.

Dengan masih berderai air mata, Elena kemudian bangkit. Ia memunguti satu persatu pakaian Satria yang masih berserakan dilantai.

Elena juga bisa mencium aroma parfume wanita dipakaian suaminya itu.

Deg!

Meski sudah menduga Satria telah menghabiskan malam panas dengan wanita lain, tapi tetap saja, hati Elena sakit mendapati pakaian dalam wanita bersama pakaian suaminya.

Pakaian dalam itu, jelas saja bukan miliknya.

Nyuttt.

Serasa dirematlah hati Elena.

Ceklek.

Pintu kamar mandi dibuka oleh Satria, lalu keluarlah pria itu dari dalamnya.

Mengetahui suaminya sudah keluar dari dalam kamar mandi. Elena buru-buru menghapus air matanya.

Satria keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk dibagian pinggang kebawah.

Bekas kecupan ditubuh pria itu nampak terlihat jelas oleh Elena.

"Ambilkan bajuku," titah Satria pada Elena.

"Iya Mas," jawab Elena dengan rasa sesak didadanya.

Elena meletakan pakaian yang baru saja ia punguti kedalam keranjang.

Lalu ia buka lemari pakaian milik suaminya, mengambilkan pakaian disana.

"Pakaikan bajunya," titah Satria pada Elena yang sudah berada dihadapannya.

Elena mengangguk. Ia membantu Satria mengenakan pakaiannya. Mengancing baju kemeja ditubuh pria itu satu persatu.

Wanita itu bisa melihat jelas bekas kecupan didepan matanya. Hal itu tentu saja membuat hatinya semakin diremat sakit.

Setelah selesai berpakaian, Satria bergegas mengambil kunci mobilnya.

"Kamu mau kemana mas?," tanya Elena.

"Jalan" jawab Satria singkat.

"Jalan? kita ini baru menikah mas, kita seharusnya menghabiskan waktu bersama bukannya kamu pergi jalan-jalan sendiri. Tadi malam juga kamu pergi dari hotel, ninggalin aku sendiri disana. Sedangkan kamu, kamu justru menghabiskan malam dengan wanita lain," ucap Elena protes, tapi tidak diherani Satria.

"Mas," panggil Elena, namun tidak dijawab oleh Satria.

Satria terus berjalan keluar dari kamar untuk pergi jalan, namun baru tiba diruang tamu ia sudah dihadang oleh Elena yang mengejarnya

"Mas Satria!" panggil Elena sembari merentangkan kedua tangannya didepan Satria.

"Minggir!" titah Satria.

"Tidak mas! Aku tidak akan minggir. Kita ini perlu bicara," ucap Elena.

Satria tidak tinggal diam, ia mendorong tubuh Elena agar menyingkir dari hadapannya.

Brukk!

Elena terjatuh disofa ruang tamu. Sedangkan Satria melanjutkan langkah kakinya.

"Aku ini sekarang istrimu mas! Tolong hargai aku! Itu saja yang aku minta, hargai aku!" ucap Elena dengan meninggikan suaranya.

Satria tidak mengindahkan ucapan dari Elena. Ia terus berjalan keluar dari apartement dan menutup pintunya.

Sedangkan Elena hanya mampu menatap nanar kepergian Satria dari tempatnya terjatuh.

"Apa salahku mas?" lirih Elena.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

UDH TAU NIAT SATRIA SPRTI ITU HRSNYA USH LO PERJUANGKN, TRLANJUR LO MSH PRAWAN. LO BILANG SAMA ALENA & REYHAN MASALAH SI SATRIA YG CMA INGIN BLAS DENDAM..

2023-09-19

1

Tara

Tara

awas ajapas uda bucin aku yg ninggalin kamu mas😡😤🤭

2023-07-27

3

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Aku Harus Kuat
2 Bab. 2 Apa Salahku Mas?
3 BAB. 3 Ya, dia istriku
4 BAB. 4 Enggan Mengakui
5 BAB. 5 Berusaha Fokus
6 BAB. 6 Tetap Saja Kecewa
7 BAB. 7 Ingin Pamit
8 BAB. 8 Menyaksikan Langsung
9 BAB. 9 Kalimat yang Sama
10 BAB. 10 Aku Tidak Setuju
11 BAB. 11 Dinodai Suami Sendiri (18+)
12 BAB. 12 Penghianatan dibalas dengan Penghianatan
13 BAB. 13 Mengundurkan Diri
14 BAB. 14 Bukan Pernikahan yang Diinginkan
15 BAB. 15 Tidak Mendapat Jawaban
16 BAB. 16 Lelah selalu disakiti
17 BAB. 17 Pergi Ke Surabaya
18 BAB. 18 Penyebab Pikiran Kacau
19 BAB. 19 Tidak Bisa Dihubungi
20 BAB. 20 Mengetahui Semuanya
21 BAB. 21 Tiba ditempat baru
22 BAB. 22 Lumpuh
23 BAB. 23 Mencari Pekerjaan
24 BAB. 24 Penyesalan
25 BAB. 25 Apa anda keluarga pasien?
26 BAB. 26 Mual
27 BAB. 27 Kabar Suami
28 BAB. 28 Kehadiranku Tidak di Harapkan
29 BAB. 29 Diusir
30 BAB. 30 Kecewa
31 BAB. 31 Aku Mencintainya
32 BAB. 32 Bertekad Lebih Keras Lagi
33 BAB. 33 Aku Belum Siap
34 BAB. 34 Elena ke Surabaya
35 BAB. 35 Sudah ditemukan
36 BAB. 36 Mendatangi Elena
37 BAB. 37 Permintaan Elena
38 BAB. 38 Aku Lagi Hamil
39 BAB. 39 Keputusan Elena
40 BAB. 40 Datang ke Kantor
41 BAB. 41 Aku Tahu Kamu Masih Mencintaiku, Elena
42 BAB. 42 Aku Sudah Memaafkannya
43 BAB. 43 Akhirnya aku bisa memandangi wajahmu
44 BAB. 44 Dimanfaatkan
45 BAB. 45 Tidak Bisa Memilih
46 BAB. 46 Keputusanku Sudah Bulat
47 Bab. 47 Mengaktifkan Ponsel
48 BAB. 48 Apa aku tidak berhak bahagia?
49 Bab. 49 Mulai Ragu
50 BAB. 50 Kondisi Elena
51 BAB. 51 Harapan yang pupus
52 BAB. 52 Informasi yang didapat
53 BAB. 53 Rencana Selanjutnya
54 BAB. 54 Aku Akan Membalasmu
55 BAB. 55 Aku merasa semakin jauh dengannya
56 BAB. 56 Membalas
57 BAB. 57 Bertemu Dirga
58 BAB. 58 Ketulusan
59 BAB. 59 Tunggu Aku Bercerai
60 BAB. 60 Akan Mudah Mencintaimu
61 BAB. 61 Tahu Semua
62 BAB. 62 Menghindari
63 BAB. 63 Rindu
64 BAB. 64 Mangga
65 BAB. 65 Ternyata kamu hamil, El
66 BAB. 66 Tidak Bahagia Bersamanya
67 BAB. 67 Mendapat Restu Kembali
68 BAB. 68 Rencana Anton
69 BAB. 69 Menceraikan Cecil
70 BAB. 70 Kecelakaan
71 BAB. 71 Mencari Satria
72 BAB. 72 Membatalkan Perceraian
73 BAB. 73 Cepat Jemput
74 BAB. 74 Dijemput
75 BAB. 75 Izinkan aku merawatmu
76 BAB. 76 Menerima Kembali
77 BAB. 77 Itulah yang terbaik
78 BAB. 78 Tidur Bersama
79 BAB. 79 Nikah Lagi
80 BAB. 80 Malu dan Takut
81 BAB. 81 Meminta Izin
82 BAB. 82 Merasa Kecewa
83 BAB. 83 Rencana Cecil
84 BAB. 84 Membuat luka menganga lagi
85 BAB. 85 Periksa Kandungan
86 BAB. 86 Kondisi Janin Elena
87 BAB. 87 Perkara Mangga Muda
88 BAB. 88 Tuduhan
89 BAB. 89 Salah paham
90 BAB. 90 Pelarian berujung tragis
91 BAB. 91 Ajarkan aku mencintaimu
92 BAB. 92 Saling memaafkan
93 BAB. 93 Balasan untuk orang jahat
94 BAB. 94 TAMAT
95 Bukan Sekedar Sugar Daddy
96 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab. 1 Aku Harus Kuat
2
Bab. 2 Apa Salahku Mas?
3
BAB. 3 Ya, dia istriku
4
BAB. 4 Enggan Mengakui
5
BAB. 5 Berusaha Fokus
6
BAB. 6 Tetap Saja Kecewa
7
BAB. 7 Ingin Pamit
8
BAB. 8 Menyaksikan Langsung
9
BAB. 9 Kalimat yang Sama
10
BAB. 10 Aku Tidak Setuju
11
BAB. 11 Dinodai Suami Sendiri (18+)
12
BAB. 12 Penghianatan dibalas dengan Penghianatan
13
BAB. 13 Mengundurkan Diri
14
BAB. 14 Bukan Pernikahan yang Diinginkan
15
BAB. 15 Tidak Mendapat Jawaban
16
BAB. 16 Lelah selalu disakiti
17
BAB. 17 Pergi Ke Surabaya
18
BAB. 18 Penyebab Pikiran Kacau
19
BAB. 19 Tidak Bisa Dihubungi
20
BAB. 20 Mengetahui Semuanya
21
BAB. 21 Tiba ditempat baru
22
BAB. 22 Lumpuh
23
BAB. 23 Mencari Pekerjaan
24
BAB. 24 Penyesalan
25
BAB. 25 Apa anda keluarga pasien?
26
BAB. 26 Mual
27
BAB. 27 Kabar Suami
28
BAB. 28 Kehadiranku Tidak di Harapkan
29
BAB. 29 Diusir
30
BAB. 30 Kecewa
31
BAB. 31 Aku Mencintainya
32
BAB. 32 Bertekad Lebih Keras Lagi
33
BAB. 33 Aku Belum Siap
34
BAB. 34 Elena ke Surabaya
35
BAB. 35 Sudah ditemukan
36
BAB. 36 Mendatangi Elena
37
BAB. 37 Permintaan Elena
38
BAB. 38 Aku Lagi Hamil
39
BAB. 39 Keputusan Elena
40
BAB. 40 Datang ke Kantor
41
BAB. 41 Aku Tahu Kamu Masih Mencintaiku, Elena
42
BAB. 42 Aku Sudah Memaafkannya
43
BAB. 43 Akhirnya aku bisa memandangi wajahmu
44
BAB. 44 Dimanfaatkan
45
BAB. 45 Tidak Bisa Memilih
46
BAB. 46 Keputusanku Sudah Bulat
47
Bab. 47 Mengaktifkan Ponsel
48
BAB. 48 Apa aku tidak berhak bahagia?
49
Bab. 49 Mulai Ragu
50
BAB. 50 Kondisi Elena
51
BAB. 51 Harapan yang pupus
52
BAB. 52 Informasi yang didapat
53
BAB. 53 Rencana Selanjutnya
54
BAB. 54 Aku Akan Membalasmu
55
BAB. 55 Aku merasa semakin jauh dengannya
56
BAB. 56 Membalas
57
BAB. 57 Bertemu Dirga
58
BAB. 58 Ketulusan
59
BAB. 59 Tunggu Aku Bercerai
60
BAB. 60 Akan Mudah Mencintaimu
61
BAB. 61 Tahu Semua
62
BAB. 62 Menghindari
63
BAB. 63 Rindu
64
BAB. 64 Mangga
65
BAB. 65 Ternyata kamu hamil, El
66
BAB. 66 Tidak Bahagia Bersamanya
67
BAB. 67 Mendapat Restu Kembali
68
BAB. 68 Rencana Anton
69
BAB. 69 Menceraikan Cecil
70
BAB. 70 Kecelakaan
71
BAB. 71 Mencari Satria
72
BAB. 72 Membatalkan Perceraian
73
BAB. 73 Cepat Jemput
74
BAB. 74 Dijemput
75
BAB. 75 Izinkan aku merawatmu
76
BAB. 76 Menerima Kembali
77
BAB. 77 Itulah yang terbaik
78
BAB. 78 Tidur Bersama
79
BAB. 79 Nikah Lagi
80
BAB. 80 Malu dan Takut
81
BAB. 81 Meminta Izin
82
BAB. 82 Merasa Kecewa
83
BAB. 83 Rencana Cecil
84
BAB. 84 Membuat luka menganga lagi
85
BAB. 85 Periksa Kandungan
86
BAB. 86 Kondisi Janin Elena
87
BAB. 87 Perkara Mangga Muda
88
BAB. 88 Tuduhan
89
BAB. 89 Salah paham
90
BAB. 90 Pelarian berujung tragis
91
BAB. 91 Ajarkan aku mencintaimu
92
BAB. 92 Saling memaafkan
93
BAB. 93 Balasan untuk orang jahat
94
BAB. 94 TAMAT
95
Bukan Sekedar Sugar Daddy
96
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!