Pasien Yang Unik

Nania di temani asisten rumah tangganya makan di meja dapur, dan hal itu sudah biasa karena Nania jarang makan bersama dengan kedua orangtuanya di meja makan.

Selesai sarapan dan langsung berangkat ke rumah sakit dengan mengendarai sepeda motor miliknya.

Hanya menempuh waktu dua puluh menit, Nania sudah tiba di parkiran rumah sakit tempatnya bekerja.

Langsung bergegas menuju loker untuk mengganti pakaiannya.

“Syukurlah kalau sahabat ini yang cantik ini sudah tiba.” Ucap seorang perawat yang mungkin seumuran dengannya.

“Ada apa Susi! Pagi-pagi sudah buat orang kaget aja deh.” ucap Nania yang kesal.

“Ada pasien nenek-nenek dan sangat bawel, seorang Nania adalah pawang Nenek yang super bawel.

Tolong handle ya, rontok rasanya rambut ku ini menghadapi si nenek peyot itu.” Susi mengeluh saat menghadapi pasien yang bawel.

“Husssssss...! Ngak boleh gitu, semua pasien itu sama, kamu saja ngak sabar menanganinya.” sanggah Nania yang memberikan pengertian kepada sahabatnya.

Perawat yang bernama Susi itu hanya bisa nyengir dan langsung menggandeng tangan Nania ke arah counter perawat.

Setelah absensi sidik jari, dan Nania langsung menemui pasien yang bawel seperti yang dikatakan Susi.

“Siapa kau? Dokter atau profesor?” tanya pasien itu.

Pertanyaan yang bertubi-tubi dari sang pasien yang sudah lansia, Akan tetapi Nania hanya menanggapi pertanyaan itu dengan senyuman.

“Pagi-pagi gini nenek dah ngomel saja, apa sih yang membuat nenek marah-marah seperti ini?

Kita perkenalan dulu ya nek, nama saya Nania. Kepala perawat yang paling cantik disini dan akan langsung merawat Nenek.” Nania mulai membujuk pasien.

“Saya ngak butuh kepala perawat, butuh nya dokter yang profesional.” sanggah pasien yang menepis tangan Nania.

“Ihhhhh si nenek...! Bilang aja mau pendekatan sama dokternya, Nenek mau menjodohkan cucu nenek ke salah satu dokter yang ada disini ya?

Nania kasih tahu, Ya. Hanya satu dokter yang masih lajang disini, dan itupun masih dokter umum.

Sisanya dokter spesialis dan sudah pada berkeluarga.” sanggah Nania dengan santainya.

Pasien menarik lengan Nania dan membisikkan sesuatu ke telinga Nania, seketika itu juga Nania langsung tersenyum ke arah si pasien

“Dokter ganteng itu akan segera jadi milikku ya, Nek, atau nenek mau saingan sama ku?” Ujar Nania yang menantang sang nenek.

“Jangan saingan deh, kamu itu cocok nya sama cucuku aja. Cucuku juga ganteng seperti dokter yang disebelah itu.” sanggah si nenek yang sudah mulai akrab.

“Idihhhh...! Si nenek sok kecantikan.” Nania mengejeknya

“Emang cantik kok.” sanggah nenek yang tidak mau kalah.

“Nenek akan jauh lebih cantik, jika mau menerima pengobatan dari Nania.” Masuk sudah bujukan Nania.

“Okey...! Akan ku buat si dokter tampan itu jatuh hati sama ku.” Sanggah nenek yang akhirnya menerima pengobatan.

Nania dan pasien itu bicara pelan-pelan karena dokter tampan yang mereka maksud sedang memeriksa pasien disebelah mereka.

Lalu Nania menarik perlahan kaki pasien dan membuka perban pergelaran kakinya.

“Liat nih...! Basah sudah, bentar ya biar Nania bersihkan terlebih dahulu.” Ujar Nania seraya memegang kaki nenek yang terluka.

Pasien itu hanya memperhatikan Nania saat membersihkan luka di kakinya dan luka itu seperti luka karena tertusuk benda tajam dan terus menerus berair.

“Luka itu sudah ada tiga tahun yang lalu, dan biasanya di bersihkan oleh cucu nenek. Apa kamu ngak jijik membersihkan luka itu?” tanya si nenek karena Nania membersihkan luka itu dengan penuh perasaan.

“Ngak sama sekali, karena sudah menjadi bagian pekerjaan Nania.

Sama seperti peternak yang tiap hari membersihkan kotoran ternak nya dan peternak itu tidak jijik tuh melihat kotoran hewan ternak nya.” Jawab Nania dengan santai sambil membersihkan area luka.

“Tapi beberapa rekan mu tidak melakukannya dengan ikhlas dan terlihat jijik melihat luka itu” Sanggah nenek yang terlihat mengagumi Nania.

“Usia Nania hampir 27 tahun, dan sudah menjadi kepala perawat di rumah pemerintah yang besar ini.

Rumah sakit provinsi yang menjadi acuan rumah sakit milik pemerintah lainnya atau rujukan terakhir dari pemegang kartu BPJS.

Seorang peternak yang sudah mencintai pekerjaannya, dan tentunya tidak akan jijik melihat segala kotoran ternak nya dan bahkan memanfaatkan kotoran itu menjadi yang lebih berguna lagi.

Sama seperti Nania, yang sangat mencintai pekerjaan ini.

Apapun yang Nania lakukan, akan menjadi keuntungan tersendiri bagiku, karena semua pekerjaan ini akan menjadi pengalaman berharga bagi diriku sendiri.” Nania menjawabnya seraya bekerja.

“Semoga saja kau menjadi istri cucuku, dan bukan perempuan laknat itu.” Ucap nenek yang akhirnya malah curhat

“Ners Nania....” Seorang perawat memanggil Nania, dan hal itu membuat percakapan mereka berhenti dan Nania sudah selesai membersihkan luka pasien.

Nania hanya melirik rekannya itu dan kemudian fokus pada pasien.

“Nenek sudah makan?” tanya Nania lagi.

“Sudah.” jawab nenek dengan cepat.

“Bagus kalau begitu, berhubungan nenek belum mendapatkan obat, maka Nania akan memberikan obat ya nek.”

Pasien sudah tenang dan Nania menyuntikkan sesuatu dari area bokong pasien dan kemudian memberikan dua pil obat.

“Dua jam lagi Nania akan menemui nenek ya, berhubung karena ada pekerjaan lain, Nania pamit ya nek.”

Pasien yang sudah lansia itu hanya mengganguk dan Nania pergi bersama rekannya.

“Mbak kepala perawat, kenapa masih memegang pasien?” tanya rekan sesama perawat kepada Nania.

“Karena rekan ku mengalami kesulitan, tentunya aku harus turun tangan.” jawab Nania dengan santai.

“Ih...! Itu sebabnya Ners Nania sudah menjadi kepala perawat di usia yang muda seperti ini.”

Nania hanya tersenyum menanggapinya lalu mereka berdua langsung menuju suatu ruangan.*

Pasien yang baru dirawat oleh Nania, kini sudah di jenguk oleh sepasang suami-istri.

Entah apa yang telah terjadi, pasien seperti tidak mengingat kehadiran mereka berdua.

“Tumben ibu ngak ngamuk?” seorang wanita yang sudah berumur bertanya pada nenek itu.

“Tadi dirawat sama perawat cantik yang akan menjadi calon istri cucuku.” jawab si nenek seperti orang yang mengigau.

Seketika suami-istri itu hanya tersenyum menanggapi ucapan dari pasien itu.

“Maaf bapak-ibu sudah mengganggu kemesraannya, karena pasien akan kami pindahkan ke ruang rawat VIP.” ucap perawat yang datang menghampiri nenek dengan tiga orang rekannya.

“loh...! Kenapa baru sekarang?”

Kedua perawat itu hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dari ibu paru baya yang terlihat berpenampilan glamor tersebut.

“Berkat bantuan kepala perawat kami yang telah berhasil membujuk pasien dan akhirnya mendapatkan perawatan ibu.

Berulangkali nenek menolak pengobatan, sehingga sulit untuk memindahkan pasien." ucap perawat itu.

“Ohhhhh......”

Terlihat perempuan yang berpenampilan glamor itu berucap dan pandangannya yang sinis ke arah pasien.

“Apa...! Ngak senang kau?” Nenek itu malah ngomel lagi

“Bukan begitu ibu, hanya salut aja sama kepala perawat itu. Apakah dia punya ilmu pelet yang bisa menundukkan seorang nenek-nenek yang bawel seperti ibu?.”

“Haaaaaaa.......” teriak si nenek karena di ledekin.

Pasien itu membalasnya dengan sindiran, dan langsung meminta perawat untuk memindahkan ke ruang rawat yang layak untuk nya.

“Ngapain ngikuti ku?” tanya sang nenek yang terlihat kesal.

“Biar bagaimanapun, ibu itu mertuaku. Wajar dong saya mengikuti ibu.” jawabnya.

“Ngak usah banyak bacot, panggil dulu kelapa perawat itu.” perintah nenek yang benar-benar di luar nalar.

“Maaf ya nek, tadi Ners Nania kan sudah menyampaikan kalau dua jam lagi baru nenek di kunjungi nya.

Saat ini Ners Nania, yaitu kepala perawat kami sedang mengikuti rapat. Nanti aku memanggil dokter ganteng itu untuk memeriksa nenek lagi ya.”

Seketika pasien langsung tersenyum ketika mendengar dokter ganteng akan segera memeriksanya.

Dokter tampan yang di bicarakan dengan ners Nania.

“Idihhhh...! Nenek peyot ini sok-sokan jatuh hati sama dokter.” sanggah sang menantu yang mengejek mertuanya

“Iri bilang dong, songon deh.” ucap nenek itu dengan sikapnya yang lucu.

Kedua perawat yang mendorong kursi roda pasien hanya bisa tersenyum menanggapi obralan mereka.

Pada akhirnya pasien sudah berada di ruang rawat inap VIP dan masih ditemani sepasang suami-istri tersebut.

“Pokoknya perawat cantik itu harus menjadi istri cucuku.” pinta sang nenek yang bersifat memaksa.

“Makanya ibu cepat sembuh agar bisa bicara dengan cucu ibu itu.”

Pasien hanya bisa mengangguk setuju dan saat itu juga bertekad akan menerima perawatan medis agar cepat sembuh.

Episodes
1 Ucapan Kasar.
2 Pasien Yang Unik
3 Sudah Ketetapan.
4 Rencana Perjodohan.
5 Isyarat Yang Tidak bisa Di pahami.
6 Perlakuan Nania.
7 Merasa Seperti Perawat.
8 Nenek Dewa.
9 Sang Mantan
10 Tidak Dianggap Sebagai Istri.
11 Ranum Di Hajar Nenek.
12 Terapi.
13 Dia Lagi.
14 Seperti Barang Dagangan.
15 Ada Yang Aneh Dengan Nania.
16 Ranum Mengadu kepada Dewa.
17 Semua Mata Tertuju Pada Nania.
18 Jumpa Imbang.
19 Cemburu
20 Beruntung.
21 Perencanaan Pelarian.
22 Pengakuan Dewa Yang Menyakitkan.
23 Bertemu Lagi Dengan Ranum.
24 Nania Keguguran.
25 Nenek Meninggal Dunia.
26 Mama nya Dewa dan Istrinya.
27 Dewa Bertemu Dengan Geisya.
28 Cerita Aneh Dari Profesor Dadang.
29 Profesor Dadang.
30 Nasib Dewa.
31 Kebaikan Nania.
32 Rencana.
33 Nania Salah
34 Dewa di usir Profesor Dadang.
35 Jangan Biarkan Di Merasa Hampa.
36 Rencana Geisya.
37 Percobaan Pertama yang Gagal.
38 Persetujuan.
39 Rencana Yang Lain.
40 Rencana Lain yang Lebih Dahsyat.
41 Brata Ankarbaya Meninggal.
42 Pembacaan Wasiat.
43 Nania sudah Pulih.
44 Indra Melamar Susi
45 Memulai Pengobatan.
46 Bertemu Dengan Geisya.
47 Kejadian yang Tak Terduga.
48 Bertemu Lagi Dengan Geisya.
49 Perempuan Yang Dibeli.
50 Diam Dari Seorang Istri.
51 Geisya Lagi.
52 Terdiam.
53 Ada Apa Dengan Nania?
54 Mengeluh.
55 Membujuk Nania.
56 Indra Melamar Susi.
57 Mengganggu Lamaran.
58 Dada yang Sesak.
59 Mintak Untuk Mengerti.
60 Melabrak Geisya.
61 Pembatalan Proyek Profesor Dadang.
62 Ancaman Geisya.
63 Dewa Cemburu.
64 Awal Bertemu Dengan Keluarga Ankarbaya.
65 Kegilaan Geisya.
66 Sebuah Kisah dari masa lalu.
67 Rayuan Maut Geisya.
68 Awal Bertemu Dengan Profesor Dadang.
69 Ancaman Fikri.
70 Fikri Bisa Diatasi.
71 Berpetualang.
72 Menjadi Pegawai Negeri Sipil.
73 Ners Terbaik.
74 Akhir Dari Kisah Masa Lalu.
75 Keputusan Terakhir.
76 Nania Masih Bingung Akan Sifat Dewa.
77 Indra dan Susi Menikah.
78 Nania Kabur.
79 Nania Tidak Ditemukan.
80 Pesan Dari Nania.
81 Bayangkan Nania.
82 Mencari Jejak Nania.
83 Nasihat Perkawinan.
84 Memberi Pengertian.
85 Mencari Jejak Nania.
86 Geisya Bertemu Dengan Gerol.
87 Kena Batunya.
88 Geisya Selesai.
89 Keberadaan Nania.
90 Cerita Masa Lalu Nania.
91 Bertemu Gerol.
92 Teka-teki Dari Nania.
93 Bertemu Dengan Anak.
94 Bertemu Dengan Nania.
95 Pengakuan Terhadap Brian.
96 Hanya Berharap.
97 Pernyataan Dewa.
98 Persyaratan.
99 Seperti Ada Harapan.
100 Sudah Mulai ada Tempat.
101 Dewa Berhasil.
102 Berlibur.
103 Kejelasan Akan Cinta.
104 Happy Ending.
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Ucapan Kasar.
2
Pasien Yang Unik
3
Sudah Ketetapan.
4
Rencana Perjodohan.
5
Isyarat Yang Tidak bisa Di pahami.
6
Perlakuan Nania.
7
Merasa Seperti Perawat.
8
Nenek Dewa.
9
Sang Mantan
10
Tidak Dianggap Sebagai Istri.
11
Ranum Di Hajar Nenek.
12
Terapi.
13
Dia Lagi.
14
Seperti Barang Dagangan.
15
Ada Yang Aneh Dengan Nania.
16
Ranum Mengadu kepada Dewa.
17
Semua Mata Tertuju Pada Nania.
18
Jumpa Imbang.
19
Cemburu
20
Beruntung.
21
Perencanaan Pelarian.
22
Pengakuan Dewa Yang Menyakitkan.
23
Bertemu Lagi Dengan Ranum.
24
Nania Keguguran.
25
Nenek Meninggal Dunia.
26
Mama nya Dewa dan Istrinya.
27
Dewa Bertemu Dengan Geisya.
28
Cerita Aneh Dari Profesor Dadang.
29
Profesor Dadang.
30
Nasib Dewa.
31
Kebaikan Nania.
32
Rencana.
33
Nania Salah
34
Dewa di usir Profesor Dadang.
35
Jangan Biarkan Di Merasa Hampa.
36
Rencana Geisya.
37
Percobaan Pertama yang Gagal.
38
Persetujuan.
39
Rencana Yang Lain.
40
Rencana Lain yang Lebih Dahsyat.
41
Brata Ankarbaya Meninggal.
42
Pembacaan Wasiat.
43
Nania sudah Pulih.
44
Indra Melamar Susi
45
Memulai Pengobatan.
46
Bertemu Dengan Geisya.
47
Kejadian yang Tak Terduga.
48
Bertemu Lagi Dengan Geisya.
49
Perempuan Yang Dibeli.
50
Diam Dari Seorang Istri.
51
Geisya Lagi.
52
Terdiam.
53
Ada Apa Dengan Nania?
54
Mengeluh.
55
Membujuk Nania.
56
Indra Melamar Susi.
57
Mengganggu Lamaran.
58
Dada yang Sesak.
59
Mintak Untuk Mengerti.
60
Melabrak Geisya.
61
Pembatalan Proyek Profesor Dadang.
62
Ancaman Geisya.
63
Dewa Cemburu.
64
Awal Bertemu Dengan Keluarga Ankarbaya.
65
Kegilaan Geisya.
66
Sebuah Kisah dari masa lalu.
67
Rayuan Maut Geisya.
68
Awal Bertemu Dengan Profesor Dadang.
69
Ancaman Fikri.
70
Fikri Bisa Diatasi.
71
Berpetualang.
72
Menjadi Pegawai Negeri Sipil.
73
Ners Terbaik.
74
Akhir Dari Kisah Masa Lalu.
75
Keputusan Terakhir.
76
Nania Masih Bingung Akan Sifat Dewa.
77
Indra dan Susi Menikah.
78
Nania Kabur.
79
Nania Tidak Ditemukan.
80
Pesan Dari Nania.
81
Bayangkan Nania.
82
Mencari Jejak Nania.
83
Nasihat Perkawinan.
84
Memberi Pengertian.
85
Mencari Jejak Nania.
86
Geisya Bertemu Dengan Gerol.
87
Kena Batunya.
88
Geisya Selesai.
89
Keberadaan Nania.
90
Cerita Masa Lalu Nania.
91
Bertemu Gerol.
92
Teka-teki Dari Nania.
93
Bertemu Dengan Anak.
94
Bertemu Dengan Nania.
95
Pengakuan Terhadap Brian.
96
Hanya Berharap.
97
Pernyataan Dewa.
98
Persyaratan.
99
Seperti Ada Harapan.
100
Sudah Mulai ada Tempat.
101
Dewa Berhasil.
102
Berlibur.
103
Kejelasan Akan Cinta.
104
Happy Ending.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!