5 - Keluar Dari Istana

Pagi-paginya, Su Yeo terbangun begitu sinar matahari masuk ke dalam ruangan dan menusuk matanya. Ia membukanya perlahan. Aroma bunga masih tercium dari tempat tidurnya. Ia duduk, dan memperhatikan dirinya yang saat ini berada di atas kasur.

”KENAPA AKU ADA DI SINI?!”

Su Yeo panik dan langsung menyilangkan kedua tangannya menutupi dada. Ia melihat-lihat sekitar. Ruangan yang sama seperti yang dilihatnya kemarin serta pakaiannya yang masih melekat pada tubuhnya. Tak jauh dari tempat tidurnya, ia melihat Zhou Yuan yang tertidur, meringkuk di atas mejanya dengan tangan kanan yang memegang kuas dan tangan kiri yang masih memegang kertas. Su Yeo sampai heran mengapa orang seperti itu bisa bertahan dengan kertas-kertas yang menumpuk di sana? Dia saja saat masih sekolah di kehidupannya yang lalu, ia tidak pernah kuat menatap kertas selama lima menit saja dan malah mengalihkannya pada kegiatan lain.

”Bisa bisa dia masuk angin kalau sampai tertidur di sana.” gumam Su Yeo. Ia berjalan menghampirinya dengan membawa sebuah selimut. Langkahnya sangat hati-hati dan berusaha tidak menimbulkan suara. Bahkan saat ia akan meletakkan selimutnya di atas punggung Zhou Yuan, ia begitu memperhitungkannya dengan hati-hati tanpa membangunkannya sedikitpun.

Jantungnya berdetak kencang. Ia seperti sedang beradu pada waktu dan keadaan. Setelah berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengeluarkan suara sedikitpun, ia akhirnya bisa menyelimuti punggung Zhou Yuan tanpa membangunkannya.

Menduga kalau di depan pintu ini para penjaga pasti sudah pergi, Su Yeo mencoba untuk melarikan diri dari rumah ini. Tentu dengan langkah bayi yang tidak menimbulkan suara. Sesampainya di pintu, ia menarik nafas dalam-dalam sebelum membukanya. Saat ini, ia benar-benar seperti tahanan anggota kerajaan yang tidak diizinkan pergi kemanapun.

Perlahan tapi pasti, ia mulai membukanya secara perlahan. Lebih menyebalkannya lagi, ternyata saat di buka, pintu itu mengeluarkan suara Krieett,... Decitan antara pintu dengan lantainya. Tentu saja suara itu membuat Zhou Yuan seketika terbangun dan membuka matanya kemudian menatap ke arah Su Yeo yang berdiri di sana.

”Oh, Su Yeo. Sedang apa kamu di sana? Cepat masuk dan bantu aku mengganti pakaian!” ucapnya tegas.

”Tidak mau! Lakukan saja sendiri!” dengan secepat kilat, Su Yeo langsung berlari meninggalkannya. Lebih parahnya lagi, Zhou Yuan yang baru saja bangun, langsung berlari mengejarnya.

”Apa apaan dia itu?! Padahal nyawanya belum terkumpul tetapi dia sudah sanggup berlari mengejar ku?!” batin Su Yeo, menoleh ke arahnya tanpa memperhatikan ke depan.

Namun, karena ulahnya sendiri, tanpa sengaja Su Yeo menabrak seseorang yang sedang berdiri di depannya sejak tadi. Lantas ia pun langsung berhenti berlari dan menatap ke arah seseorang yang ditabraknya. ”... Maafkan aku! Maafkan aku! Tolong jangan suruh aku menjadi pelayan di istana ini!” ucap Su Yeo secara refleks.

”Kamu,... Sepertinya aku pernah melihatmu.” ucap laki-laki yang baru saja ditabraknya.

Su Yeo menatap wajah laki-laki itu dan ternyata, ia adalah adik dari Kaisar bernama Mu Xinyang!

”Ah?! Mu Xinyang?! Kenapa dia ada di wilayahku?” batin Zhou Yuan yang langsung berhenti mengejar dan berdiri memperhatikan mereka berdua.

”Ya, aku pernah melihatmu di suatu tempat. Kamu mirip sekali dengan gadis yang aku kenal bertahun-tahun lalu.” ucap Mu Xinyang sembari memperhatikannya.

Su Yeo berkata dalam benaknya, ”Tunggu?! Apa ini?! Mengapa aku merasa kalau orang ini adalah orang yang seharusnya aku hindari dan menjadi alasan mengapa aku harus berpura-pura menjadi laki-laki?! Ah, apakah dia adalah adik Kaisar yang dibicarakan oleh Shi Yu?!”

”Bisa kita bicara sebentar? Aku perlu menanyakan sesuatu.” Mu Xinyang berusaha menyentuh wajahnya akan tetapi, tangannya langsung ditepis oleh Su Yeo.

”Maaf. Aku ada urusan mendadak. Aku harus segera pergi.” ucapnya kemudian Su Yeo berlari pergi meninggalkan istana. Ia tidak menyangka, ternyata kehidupan di istana tidak menyenangkan seperti yang ia bayangkan. Bekerja menjadi pelayan di istana ternyata lebih sulit dari yang ia duga.

Setelah bertahan hidup di istana selama 24 jam, Su Yeo akhirnya bisa keluar dari tempat mengerikan ini. Nafasnya terengah-engah, jantungnya berdebar kencang. Ia merasakan perasaan aneh saat melihat adik Kaisar tadi. Ia merasa tidak pantas menemuinya dengan penampilan seperti ini. Ia harusnya menemuinya dalam penampilan perempuan yang memang menjadi miliknya. ”... Perasaan ini, adalah perasaan Su Jin. Aku mampu merasakannya.”

...~o0o~...

”Pangeran ketiga, adakah yang Anda butuhkan saat ini?” ucap seorang Kasim, menghampirinya di rumahnya ketika Zhou Yuan sedang berpakaian rapi dan hendak pergi menuju suatu tempat.

”Ya. Siapkan kereta kuda untukku.” jawabnya.

”Baik, Yang mulia.” ucap Kasim kemudian pergi untuk melakukan yang diperintahkan Pangeran ketiga padanya.

”Zhou Yuan!” Mu Xinyang tiba-tiba memasuki rumahnya begitu dia bertemu dengan Su Yeo. Tampaknya ia merasa penasaran dengan seorang wanita yang berpenampilan pria demi membatalkan pertunangannya dengan adik Kaisar.

”Ada apa Yang mulia Putra mahkota? Ada sesuatu yang perlu dibicarakan denganku?” tanya Zhou Yuan.

Mu Xinyang memperhatikan kertas-kertas yang menumpuk di atas meja. Dia sangat peka dalam membaca situasi kemudian ia langsung menjawab, ”Sebelumnya, terima kasih karena kamu sudah mengurus beberapa dokumen penting negara.”

”Tidak perlu berterima kasih. Itu memang sudah tugasku.” singkat Zhou Yuan.

”Lalu, apakah kau kenal dengan laki-laki yang baru saja keluar dari rumahmu? Dia terlihat kurus dan lebih pendek darimu. Rambutnya dikuncir kuda dan bola matanya berwarna emas.” Mu Xinyang berusaha menjelaskannya secara mendetail sesuai dengan apa yang diingatnya.

”Tidak. Aku tidak mengenalnya. Dia mungkin hanya pelayan baru di istana ini.”

”Sayang sekali kau tidak tahu. Aku ingin membicarakan sesuatu dengannya. Entah mengapa, wajahnya mirip dengan seseorang yang aku kenal.”

Zhou Yuan menghela nafas. Wajahnya tampak kesal saat sedang menatap ke arah Mu Xinyang. ”... Yang mulia! Apakah Anda tidak penasaran seperti apa perasaan seseorang ketika ada orang asing datang dan langsung menanyakan banyak hal tentangnya? Dia pasti akan bingung untuk menjawabnya.” Zhou Yuan tahu orang yang dimaksud Mu Xinyang adalah Su Yeo.

”Mungkin benar. Tapi, aku hanya akan memulai pembicaraan ringan dengannya. Jika kau bertemu dengannya, tolong katakan padanya aku ingin menemuinya.”

Zhou Yuan tampak mengabaikannya dan bahkan baru menjawabnya saat ia berdiri di ambang pintu. ”... Sepertinya aku tidak bisa. Maaf Yang mulia.” setelahnya ia langsung berjalan pergi menghilang dari pandangan Mu Xinyang.

Mu Xinyang terdiam bingung. ”... Apa yang membuatnya tidak bisa mengatakannya?” batinnya penuh penasaran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!