Jarak beberapa meter dari meja yang ditempati oleh Romeo dan yang lainnya, ditemukanlah Kasih dan Ria juga tengah mengisi perut mereka, Kasih sieh sejak tadi fokus tuh nyantap makanannya, tapi tidak dengan Ria yang matanya terus tertuju sama Romeo.
"Ahh gila, baru juga masuk hari ini Romeo udah jadi idola sekolah saja, kalau kayak gini kecil banget kemungkinan gue bisa dapetin dia." komennya saat melihat Romeo yang sejak tadi tidak pernah sepi peminat, cowok pindahan itu terus saja didatangi oleh cewek-cewek yang tergoda dengan ketampanan sik Romeo, sik idola baru di SMA PERTIWI.
"Ri, lo makan gieh, ntar keburu bell masuk lagi, heran deh gue, sejak tadi kerjaan lo natap sik Romeo mulu dan membicarakan dia terus deh, ntar kalau dia kselek gimana." timpal Kasih yang piringnya sudah bersih.
"Habisnya sebel tahu gak gue Kas sama cewek-cewek ganjen yang terus berdatangan ngedekatin Romeo itu, mereka udah persis kayak lalat, benar-benar mengganggu saja."
"Dihh, kenapa lo yang kesel, orang Romeo bukan siapa-siapa elokan."
"Hmm, benar sieh, tapi gue mulai sukai sama tuh cowok, manis dan cakep."
Kasih mendengus mendengar kata-kata Ria, "Kebiasan banget lo, gak bisa lihat yang bening dikit langsung deh tuh bibir bilang suka, punya prinsip dikit kek jadi perempuan."
"Habisnya gimana donk ya Kas, guekan pecinta cowok-cowok cakep."
"Dasar Ria." desis Kasih sambil geleng-geleng dengan tingkah sahabatnya itu, sahabat Kasih itu memang mata keranjang orangnya, gak bisa lihat cowok cakep dikit langsung muji dan bilang suka.
*****
Ada dua hal yang membuat mahluk bernama murid bahagia, dua hal tersebut adalah yang pertama, bell istirahat, dan yang kedua adalah bell pulang, yang tadinya pada ngantuk, lemes, lapar, intinya kalau diibaratkan seperti bateri ponsel nieh, bateri mereka tinggal 3% saat memasuki jam terakhir, tapi akan terisi full kembali begitu mendengar suara yang paling dinanti, apalagi kalau bukan lolongan bell pulang, suara magis yang paling ditunggu-tunggu oleh murid sejagad raya, dan itulah yang terjadi dengan anak-anak XI IPS 2, mata dan fikiran mereka langsung pada on dah tuh.
"Rom, lo mau ikutan gabung gak sama kita-kita." Dika mengajak Romeo untuk nongkrong, meskipun mereka baru kenal, Dika tidak ragu untuk mengajak Romeo bergabung dengannya dan teman-temannya, menurut Dika, Romeo itu orangnya asyik dan tidak neko-neko.
"Gue ingin banget men, tapi gue ada janji sama seseorang." tolak Romeo halus.
"Cewek." Dika menebak.
"Hmmm." gumam Romeo sembari membereskan alat-alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas punggungnya.
"Bener-bener hebat lo ya Rom, baru juga hari pertama lo udah dapat gebetan saja." komen Dika salah paham karna dia fikir Romeo akan kencan.
Romeo terkekeh mendengar ucapan Dika, "Dihh lo fikir gue bakalan kencan gitu, gue harus bertanggung jawab sama seorang gadis karna gue udah menyerempetnya sehingga membuat tuh gadis mengalami lecet dan kerugian material."
"Heh, beneran lo nyerempet seseorang dihari pertama lo masuk sekolah."
"Hmmm, begitulah, nasib apes memang tidak bisa dihindarikan, untungnya tuh orang gak bawa perkara ini ke kantor polisi."
Dika terlihat mengangguk-anggukan kepalanya.
"Oke Dika, sampai ketemu besok, gue duluan." pamit Romeo bangkit dari duduknya.
Dan Dika agak heran saat melihat teman sebangkunya itu malah terlihat mendekati Kasih, "Lha, kenapa tuh anak malah mendekati Kasih, jangan bilang yang dia serempet adalah Kasih."
"Hei, kita ke toko sepeda sekarang ya." tegur Romeo begitu didekat Kasih.
Kasih yang saat ini sudah memasukkan semua peralatan tulis menulisnya mendongak dan menemukan Romeo berdiri didepannya, Ria juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Kasih.
"Iya." jawab Kasih seadanya.
Ria tersenyum manis saat Romeo menoleh ke arahnya, pokoknya dia harus tebar pesona supaya Romeo tertarik kepadanya, dengan suara yang diimut-imutkan Ria menyapa, " Hai Romeo, gue Ria temannya Kasih."
Romeo tersenyum tipis dan membalas sapaan Ria, "Hai Ria."
"Lo mau nyariin sepeda ya untuk ngeganti sepedanya Kasih."
"Iya."
"Gue boleh ikut gak."
"Jangan ngadi-ngadi dah lo ya Ria, lo mau duduk dimana emangnya, diban motornya Romeo." sahut Kasih.
Remeo menahan senyumnya mendengar kata-kata Ria barusan.
"Mending lo sana langsung pulang, bobok cantik."
"Tapi, gue ingin ikut lo dan Romeo Kasih." lha nieh anak, kelakuannya malah kayak bocah TK saja, maksa-maksa ingin ikut segala.
"Apaan sieh lo Ria." Kasih berdiri dan bersiap untuk pergi, "Yuk Rom."
Romeo mengangguk.
"Kas gue ikut." Ria menyusul Kasih dan Romeo.
Kasih sudah siap untuk protes saat kemudian Ria berkata, "Sampai parkiran maksudnya Kasih, elahh, wajah elo itu ya, persis banget dah kayak emak tiri difilm ratapan anak tiri."
Romeo hanya terkekeh mendengar clotehan Ria.
Mereka bertiga kemudian berjalan keluar kelas menuju parkiran.
"Sepertinya memang benar gadis yang disrempet itu adalah Kasih." lisan Dika yang juga menyusul keluar kelas.
*****
Romeo menghentikan motornya disebuah toko sepeda dan mengajak Kasih untuk masuk untuk memilih sepeda yang cocok.
Dalam hati Kasih berkata, "Apa gak apa-apa gak ya kalau gue pilih sepeda yang paling mahal, apa hal itu gak dianggap sebagai sebuah pemerasan oleh Romeo."
Salah satu pekerja yang berjenis kelamin wanita yang bekerja ditoko sepeda itu mendekati kedua remaja tersebut.
"Selamat datang adek-adek, ada yang bisa dibantu." sik pekerja bertanya dengan ramah.
"Iya mbak, kami mau cari sepeda perempuan, tapi kami mau lihat-lihat dulu." jelas Romeo.
"Ohh iya silahkan dek, toko kami memang menyediakan sepeda berkualitas, adek tidak salah datang ke toko kami." sik pegawai mempromosikan tokonya.
"Iya mbak, terimakasih, kalau begitu kami lihat-lihat dulu."
Sik mbak mengangguk.
"Hehh." Romeo menyenggol lengan Kasih, "Sana pilih, kenapa malah bengong."
"Ehh iya."
Setelah beberapa saat memilih, Kasih menjatuhkan pilihannya pada sepeda perempuan berwarna putih tapi ada campuran hitamnya juga, harga sepeda itu lumayan mahal, Kasih bahkan berfikir kalau Romeo akan menolak pilihannya, namun ternyata Kasih salah.
"Oke." jawab Romeo tanpa beban langung mengabulkan keinginan Kasih.
"Ehhh busett, nieh anak beneran kaya dah sumpah." batin Kasih, "Kalau tadi gue pilihnya yang lebih mahal, dia pasti akan langsung membayarnya, jadi nyesalkan gue gak pilih yang lebih mahal."
Setelah melakukan transaksi, pihak toko akan mengantarkan sepedanya langsung ke alamat rumahnya Kasih, dan oleh karna itu, meskipun sudah bertanggung jawab, Romeo masih punya tanggung jawab untuk mengantarkan Kasih balik sampai rumahnya.
"Terimakasih ya Rom karna elo udah beliin gue sepeda baru." lisan Kasih saat dia sudah sampai didepan rumahnya yang sederhana.
"Santai saja gak perlu berterimakasih segala, lagiankan gue yang menyebabkan sepeda elo rusak begitu."
Kasih mengangguk membenarkan kata-kata Romeo.
Kasih tidak berniat hanya untuk sekedar mengajak Romeo untuk mampir dirumahnya, karna meskipun Romeo telah menabraknya dan mau bertanggung jawab dan juga mereka juga adalah teman sekelas sekarang, tetap saja Kasih tidak menganggap Romeo sebagai teman karna mereka baru kenal sehingga hal itulah yang menyebabkan Kasih tidak mau mengajak Romeo mampir, namun ternyata ibunya yang baru keluar, melihat intraksi putrinya dengan Romeo yang membuat wanita yang sudah memasuki usia kepala lima tersebut menghampiri Kasih.
"Kasih." tegur ibu Mira.
Baik Kasih dan juga Romeo tidak menyadari kedatangan ibu Mira sehingga mereka kompak menoleh ke arah sumber suara.
"Mami."
Ibu Mira melotot karna sama seperti suaminya, ibu Mira tidak suka kalau anak perempuannya itu memanggilnya dengan panggilan mami, tapi untuk saat ini, tentunya ibu Mira tidak mau memperdebatkan hal sepele begitu.
"Lho, kamu diantarin temanmu toh, sepedanya mana Kasih."
"Ehh itu...mmmm, panjang ceritanya mami."
Untuk sementara, ibu Mira tidak memperpanjang masalah sepeda, dia lebih memilih memperhatikan anak laki-laki yang saat ini tengah bersama putrinya.
Romeo yang diperhatikan mengangguk dan tersenyum sopan, "Bukk."
"Kamu temannya Kasih."
"Iya." jawab Romeo.
"Bukan." jawab Kasih.
Jawaban yang berbeda dari putrinya dan anak laki-laki itu tentunya membuat ibu Mira tampak kebingungan.
"Ini apa maksudnya seih."
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments