chapter 2

"Siapa kamu? Apa yang kamu inginkan?" tanyanya dengan suara tegas.

Rahel menjawab dengan lembut, "Saya hanya sedang mencari beberapa persediaan makanan untuk kelompok kami."

Rahel pun berinisiatif untuk mendekati wanita tersebut, "Apakah saya boleh ke situ" Tanya rahel dengan lembut.

Wanita itu tampak curiga tetapi akhirnya mengizinkannya duduk di dekat meja dengannya. Rahel memperkenalkan dirinya dan wanita itu memberitahunya bahwa namanya adalah Anna.

Mereka mulai berbicara dan Anna terkejut mendengar bahwa Rahel telah bertahan hidup selama seminggu di dunia yang hancur ini. Anna mengatakan bahwa dia telah bersembunyi di bangunan ini dengan persediaan makanan yang cukup selama beberapa minggu terakhir, tetapi dia tidak tahu apakah masih ada orang lain di luar sana.

Rahel menjelaskan bahwa dia telah bertemu dengan kelompok manusia lain, dan dia berharap bisa menemukan kelompok atau komunitas lain yang selamat.

Anna berpikir sejenak dan kemudian mengatakan bahwa dia sebenarnya memiliki rencana untuk meninggalkan bangunan ini dan mencari orang lain juga. Dia menyadari bahwa dia tidak bisa bertahan hidup sendirian selamanya.

Rahel merasa lega mendengarnya dan mereka memutuskan untuk bekerja sama untuk mencari manusia lain yang selamat. Mereka menetapkan rencana untuk kembali ke tempat berlindung kelompok sarah.

Setelah berbicara dengan Anna, Rahel merasa lebih baik dan lebih bersemangat daripada sebelumnya. Dia merasa bahwa dia tidak lagi sendirian dalam upayanya untuk bertahan hidup di dunia yang hancur ini.

4 (Menghadapi kenyataan)

Setelah beberapa jam lamanya berjalan anna bercerita tentang kota yang sedang mereka lewati, Anna menyebutkan bahwa tempat ini adalah kota kelahirannya. Mereka berhenti sejenak untuk beristirahat dan makan. Anna terlihat agak terpukul, jadi Rahel bertanya kepadanya apa yang terjadi.

"Ada apa, Anna? Kau terlihat khawatir," tanya Rahel.

Anna terdiam sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk berbagi kisah masa lalunya dengan Rahel. "Aku lahir di kota ini," katanya. "Aku memiliki keluarga yang bahagia, orang tua yang menyayangi aku dan kakakku, dan teman-teman yang baik. Tapi semua itu berubah ketika virus itu menyebar. Kakakku terinfeksi dan perlahan-lahan berubah menjadi monster yang tidak bisa aku kenali. Orang tua kami juga akhirnya terinfeksi dan aku harus menyaksikan mereka menjadi kanibal. Aku harus melarikan diri dan hidup di jalanan selama berhari-hari hingga akhirnya menemukan gedung tempat anna diam bersembunyi."

Rahel terdiam, merasa terharu mendengar kisah Anna. "Aku tidak tahu harus berkata apa," ujarnya.

"Tidak apa-apa," jawab Anna. "Aku hanya ingin kamu tahu siapa aku sebenarnya."

mereka mulai mencari sumber makanan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk perbekalan mereka menuju kelompok sarah. setelah memastikan semua persediaan yang mereka butuhkan cukup rahel dan anna pun berencana untuk melanjutkan kembali perjalanan mereka.

Namun, mereka terkejut ketika sampai di tempat yang seharusnya dihuni oleh Sarah dan kelompoknya. Tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka, tidak ada tenda, api unggun, atau bekas-bekas aktivitas lain.

Rahel memeriksa di sekitar dan tidak menemukan apapun. "Mungkin mereka di serang oleh orang yang terinfeksi hingga harus meninggalkan tempat ini" kata rahel dengan nada khawatir.

Namun anna hanya fokus dan memperhatikan area sekitar, anna dan rahel pun mencoba menyisir setiap sudut kota dan tidak menemukan tanda apapun. anna pun hanya duduk terdiam lemas melihat rahel yang terus terusan berteriak mencari keberadaan sarah dan kelompok.

Rahel terus berbicara kepada anna "aku bertemu dan berbicara dengan mereka kemarin anna" dan anna pun hanya terdiam pasrah dengan perasaan yang campur aduk, anna dan rahel pun merasa terguncang dengan apa yang mereka hadapi sekarang.

rasa takut dan kelaparan yang terus menghantui mereka membuat mereka semakin depresi, lambat laun Anna menyadari bahwa Rahel mengalami delusi di karenakan telah mengalami trauma yang cukup besar setelah kejadian yang menimpa dunia ini, dan dia merasa sedih melihat temannya yang begitu kesepian dan takut.

"Kamu tidak sendirian, Rahel. Aku ada di sini untukmu. Kita akan melawan semua bahaya bersama-sama." Tegas anna dengan nada lembut "Apa maksud dari yang kamu bicarakan anna?" tanya rahel dengan penuh rasa kebingungan. Anna bingung dan hanya bisa terdiam khawatir tentang apa yang sedang di alami rahel, "Ya sudah anna apabila kamu tidak mau berbicara aku akan mencari persediaan makanan untuk malam ini" tegas rahel sambil mulai berjalan mencari persediaan makanan, Rahel pun berjalan melangkah meninggalkan anna.

"Rahel tunggu" panggil anna dengan raut wajah yang ragu, "Ada apalagi anna?" jawab rahel,

anna : "Sebenernya Sarah dan kelompoknya itu"

rahel : "Ada apa dengan mereka anna?"

"Sebenernya mereka itu tidak ada rahel" ucap anna dengan nada yang prihatin. "Aku tau kamu hanya bercanda anna" jawab rahel dengan nada tidak percaya, "Aku serius tidak bohong rahel" jawab anna sembari meneteskan air mata.

"Hah!!!" rahel diam dan merenung dengan apa yang terjadi saat ini.

Anna mengangguk. "Ya, mereka tidak pernah ada. Kamu hanya membuatnya agar tidak merasa sendirian."

Rahel terdiam sejenak, mencoba menyerap kata-kata Anna. Perlahan, ia mulai menyadari bahwa Anna benar. Namun, rasa kesepian dan keputusasaan tetap menghantuinya.

"Aku tidak percaya, pikiranku terasa kacau dan terasa berputar-putar," ujar rahel perlahan sambil menjambak rambutnya sendiri.

Anna mendekati dan memeluk rahel sembari meneteskan air mata. "Kamu tidak sendirian. Kamu punya aku dan kita akan terus bersama-sama."

Anna berinisiatif bermalam dan tinggal sementara melihat kondisi rahel yang sangat terguncang, "Lebih baik kita tinggal di sini sini dulu rahel, karna aku khawatir dengan keadaan-mu yang sedang tidak stabil" tegas anna. rahel pun hanya mengangguk dengan tatapan mata yang kosong.

Siang pun berlalu tidak terasa langit pun sudah gelap, mereka berdua memutuskan beristirahat dan melanjutkan perjalanan mencari kelompok yang selamat di esok hari.

Keesokan Harinya anna pun terbangun karna mendengar sesuatu yang mendekat "Rahel bangun" teriak anna, "Kepalaku terasa sakit anna" jawab rahel sembari membuka matanya. anna pun menjawab dengan tergesa-gesa "aku melihat gerombolan orang yang terinfeksi cukup banyak sudah memasuki kawasan kita" dengan nada yang cukup panik.

rahel dan anna pun bergegas membereskan semua barang dan perbekalan mereka. Mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka dengan harapan menemukan kelompok yang selamat, Sambil berjalan, Rahel masih merasa sedikit terganggu oleh kejadian yang ia anggap sebagai pengalaman yang nyata.

Rahel : "Kepalaku terasa sakit anna, aku tidak percaya dengan apa yang terjadi, Aku masih merasa sarah dan kelompok itu nyata"

Anna : .....*mengangguk* sambil berjalan

Rahel pun terus berbicara seakan semuanya nyata.

"mungkin mereka sedang mencari persediaan anna, mungkin mereka hanya terjebak dan terlambat untuk kembali, Mungkin mereka sedang berada di sana sekarang dan sedang mencari ku anna" rahel mengatakan dengan mata yang kosong.

anna pun merasa tertekan dengan semua ucapan yang rahel berikan, hingga membuat rahel tidak bisa menahan semua ucapan yang rahel katakan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!