"Udara di sana nggak cocok buat kamu. Kakak sudah pernah pergi ke sana. Di sana udaranya sangat dingin. Tubuh kamu nggak kuat sama yang dingin dingin." Antonius memberi pendapatnya.
"Nanti Dora bawa baju tebal Kak, bawa jaket dan selimut juga."jawab Dora meyakinkan kakaknya Antonius. Dia tidak ingin izin yang sudah dia kantongi akan hilang karena mendengar ucapan kakaknya barusan. Karena tidak mudah baginya mendapat izin dari kedua orang tuanya.
"Pa, Ma, Dora mau ke kamar dulu, ya."Dora bergegas ke kamarnya. Dia takut kalau terlalu lama di sana, kakaknya akan terus mencoba menggagalkan rencana kegiatan persami.
Saat sudah berada di dalam kamarnya, Dora langsung naik ke atas ranjang dan mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Dia Lalu membuka obrolan grup sahabat mereka yang beranggotakan hanya beberapa orang saja sahabat dekat Dora.
"Hai semua... Aku punya kabar. Aku sudah dapat izin ikut persami nanti."Dora mengirimkan pesan Whatsapp di obrolan grup mereka.
"Horee... akhirnya kamu bebas juga iya Dora." balas amor.
"Syukurlah. Eh gimana kalau besok kita belanja dulu untuk bekal buat ke sana?"balas mau reset
"Boleh juga ide kamu, sudah dulu ya, Sekarang sudah jam sebelas, aku mau tidur bye good night." Dora menutup obrolannya di dalam sambungan pesan whatsapp-nya.
Keesokan harinya, ketiga wanita itu hangout bareng di sebuah mall, yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah utama keluarga Dora.
Setelah puas keliling, mereka bertiga berjalan memasuki supermarket. Berbelanja bahan makanan buat bekal mereka di jalan nanti, dan untuk di lokasi kemping.
"Banyak banget kamu beli mie instan ya."tanya Dora.
"Ini untuk kebutuhan kita di sana Dora, kalau tengah malam kita lapar bisa rebus air. kamu tahu, biasanya di area perkebunan itu tidak ada warung."
Mendengar penjelasan Amor, Dora hanya manggut-manggut saja. Dia lebih banyak membeli roti untuk bekal. Sedangkan Moresette, dia lebih banyak beli snack dan minum instan.
Setelah selesai berbelanja, mereka akhirnya pulang. Dora mengantarkan kedua sahabatnya itu pulang ke rumah masing-masing.
"Hati-hati, Dora. Terimakasih sudah mengantar kami pulang. Sampai jumpa besok pagi, ya." mereka melambaikan tangannya Setelah mereka turun dari dalam mobil sahabatnya itu.
Kemudian Dora mengemudikan mobilnya kembali ke rumahnya. Saat sampai di rumah, Papa Bernando dan Mamanya Nadia sudah ada di ruang keluarga. Dora langsung mendekati keduanya dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Beli apa saja kamu, Dora? tanya Mama Nadia yang matanya terlihat ke arah kantong kresek yang ada di tangan anak gadisnya itu.
"Oh ini Ma, Dora beli roti untuk bekal besok. Dora mau ke kamar dulu ya, Ma."pamit wanita itu, lalu menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Saat Dora sudah tiba di kamarnya, ia langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuknya. Netranya menerawang menatap langit-langit kamarnya.
Terlihat senyum bahagia terpancar dari kedua sudut bibirnya yang dia tarik ke atas. Dora membayangkan hari-hari menyenangkan yang akan dilaluinya di tempat persami itu, bersama dengan kedua sahabatnya.
Menghabiskan waktu bersama, ikut kegiatan seperti pesta api unggun, game, menjelajahi tempat di sana, berfoto selfie, dan melakukan yang sama sekali tidak pernah dilakukan oleh Dora berjalan jauh mengelilingi perkebunan.
****
Pagi harinya, terlihat dua bus besar sudah terparkir di halaman kampus. Pagi ini Dora diantar oleh kedua orang tuanya.
Wanita itu, lalu turun dari dalam mobil Papanya. Mama Nadia ikut turun juga, sedangkan Papa Bernando langsung memutar balik mobilnya.
"Dora, jangan lupa syal dipakai, jaketnya juga." pesan Mama Nadia.
"Hai Tante," sapa Amor dan juga Moresette keduanya lalu mencium punggung tangan Mama Nadia.
"Tante titip Dora sama kalian, ya."
"Iya Tante, kami pasti akan menjaga Dora dengan baik di sana."sahut Amor dan Moresette bersamaan.
"Ayo Dora, kita segera naik bus. Nanti tempat kita diambil sama yang lain."ajak amor.
"Ma, Dora naik bus dulu, ya." Dora pamit sambil memeluk dan mencium pipi Mama Nadia. lalu ketiga wanita itu masuk ke dalam bus dan Mama Nadia kembali ke mobil suaminya.
Dari kejauhan terlihat mobil Fortuner berwarna hitam memasuki gerbang kampus. Saat mobil itu berhenti, seorang pria tampan bertubuh tinggi dan berkulit putih berusia 30 tahun, keluar dari dalam mobil.
Irene, salah satu mahasiswa semester tujuh, berjalan menghampiri pria itu.
"Pak Richard nggak ikut naik bus, ya?
"Enggak, Memangnya kenapa? Saya naik mobil sendiri saja. Jadi enak Nanti di sana misalnya ada urgent atau mau beli sesuatu bisa pakai mobil saya." sahut Pak Richard dengan Ketus.
"Kalau begitu, saya bisa dong ikut mobil Pak Richard saja."
"Jangan!"kamu harus ikut bus, Jika kamu naik mobil, saya tidak enak dengan yang lain." tolak Pak Richard secara halus.
"Tapi kan pak, bus sudah terlihat penuh jadi nggak apa apa dong, saya ikut mobil bapak."Irene berusaha membujuk Pak Richard agar dirinya diizinkan ikut naik mobilnya.
Tetapi Pak Richard selalu berusaha menolak, agar Irene tidak ikut naik ke mobilnya.
Irene pun terpaksa ikut bus.
Padahal dia sangat ingin sekali berangkat bersama dengan pria yang sudah jadi incarannya dari dulu.
Namun, Pak Richard tidak pernah memperdulikan perhatian dari Irene. Irene selalu berusaha mendekat Pak Richard di setiap ada kesempatan. Namun, pria itu masih saja memperlakukannya sama seperti mahasiswa mahasiswi lainnya. Tidak ada yang spesial sikap yang diberikan oleh Pak Richard kepadanya.
Tak terasa setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu sekitar tujuh jam, rombongan bus sudah tiba di daerah perkebunan yang biasa dilakukan tempat Perkemahan. Terlihat ketiga Gadis itu turun dari dalam bus dengan perasaan riang gembira.
Saat sampai di sana, semua mahasiswa mahasiswi bekerja sama untuk membangun tenda.
Karena sudah sore hari, para mahasiswa dan mahasiswi diajak berkeliling tempat itu, untuk memperkenalkan lokasi perkemahan mereka.
"Dora, kamu kok nggak pakai jaket? di sini udaranya dingin loh." ucap Amor saat mereka sudah di perjalanan mengikuti rombongan.
"Aku lupa Amor, mau balik lagi, tapi ini sudah jauh banget dari tenda kita. Nanti kita malah ketinggalan rombongan." sahut Dora tangannya sambil bersedekap dada yang menandakan Dia sedang kedinginan.
"Aduh, mana aku sama Amor nggak bawa jaket Dor, Coba saja aku bawa, pasti aku kasih pinjam ke kamu. Itu bibir kamu sudah mulai kelihatan pucat Dora." Moresette mengkhawatirkan sahabatnya.
Mendengar itu, Amor lalu menoleh ke arah Dora. "Eh iya, Dora. Apa tidak sebaiknya kita balik ke tenda saja, ya? Daripada kamu nanti malah sakit."saran Amor.
"Nggak usah Amor, aku masih kuat kok." tolak Dora. Dia tidak ingin, karena dirinya lalu sahabatnya tidak bisa ikut kegiatan seperti yang lain.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Dy
lanjut thor, semangat
2023-06-16
1