Bab 3# Saling Memperingati

"Saya terima nikah dan kawinnya Srimadona Putri binti Bapak Amar Yusuf dengan mahar tersebut dibayar tunai."

"Saaaahhh..."

Tolong siapapun, sadarkan Dona. Bilang padanya kalau penyakit halunya lagi tidak kumat. Seriously, Dona tidak menyangka akan disebut sakral namanya oleh Hiro di depan Papanya dan pak penghulu serta saksi saksi di ruangan kantor KUA langsung.

Senaaaangnya itu sebesar gunung dan seluas samudera. Lebay memang, tapi kenyataannya perasaan Dona itu kini melambung jauh.

Menuai doa baik dari satu persatu dua keluarga saat ini juga membuat Dona terharu. Apalagi nasehat Papanya ke Hiro yang berbunyi, "Dona sekarang adalah tanggung jawabmu, Hiro. Papa memohon agar segala kekurangannya kamu terima. Cintai dan sayangi anak Papa, Nak. Jangan sakiti anak kami yang telah Papa percayakan seutuhnya padamu. Berbahagialah selalu!"

Hiro yang serba salah, hanya bisa mengangguk dan tersenyum paksa mananggapi harapan dan kepercayaan Pak Amar padanya. Rasanya, Hiro ingin terbang ke bulan saja untuk menyepi dari situasi yang menjebaknya ini.

Inilah namanya nasi sudah menjadi bubur. Ia tidak bisa mengulang waktu untuk sekadar menghindari pernikahan dini yang sudah terjadi.

Selesai acara, mereka semua meninggalkan kantor KUA tersebut. Dona yang biasanya cerewet, tumben tumbenan jadi pendiam di sepanjang perjalanan. Jujur, jantungnya itu bekerja dua kali. Deg degannya mungkin terdengar oleh Hiro yang duduk di sampingnya.

"Ingat ya, kalian harus menyembunyikan ini dari teman-teman sekolah kalian. Untuk Olla, Papa sudah berbicara padanya," tutur Pak Fauzi lembut di balik kemudi. Ada Mama Hiro juga di sampingnya.

"Iya, Pa," jawab Dona dan Hiro tidak sengaja begitu kompak. Ibu Tania terkekeh lucu melihat anak mantunya.

Sampai rumah, Dona langsung digiring masuk ke dalam kamar Hiro oleh Ibu Tania.

OMG, serius nih, ia akan satu kamar dengan Hiro?

"Sekarang, kamar ini juga milik mu. Baju ganti sudah Mama siapin di dalam lemari. Selamat istirahat..." Ibu Tania mencubit gemas pipi Dona. Dari dulu, ibunya Hiro itu sudah sayang pada Dona yang notabenenya adalah anak sahabatnya. Menjadi menantunya, jelas ada rasa bahagia. Istimewa, ia tidak punya anak perempuan. Pasti asyik diajak masak masak atau belanja bersama.

Di kamar Dafa, Hiro enggan sekali meninggalkan teritoria adiknya itu. Ia tahu, Dona sudah berada di biliknya.

"Abang tidur di sini ya, Daf."

"Kagak boleh!" tolak Dafa tegas. Bocah itu langsung loncat ke kasurnya. "Lihat kan, kasur Dafa cuma cukup satu orang, sempit!"

"Pelit...!"

"Bodo amat!"

"Hirooo....!"

Suara Tania terdengar memanggil.

"Ada di sini, Maaa..."

Kunyuk nih bocah, niat hati ingin bersembunyi, Dafa malah balas berteriak.

Ceklek...

"Ngapain di sini?" kata Tania memicing curiga. Jangan bilang akan kabur di malam pertama.

"Itu, Ma. Dafa minta ngerjain PR nya ke Hiro."

Dafa mendapat delikan galak seketika. "Mau jadi apa anak bangsa, jika masih kecil saja udah belajar nipu. Kerjain sendiri pakai otak bukan pakai dikerjain."

Siapa suruh pelit, ma'am tuh omelan.

"Hir, ini handuk baru untuk Dona. Mama lupa ngasihnya. Buruan beri sana."

Adakah lubang semut? Hiro ingin sembunyi.

"Iya, Ma."

"Iya, iya-nya saja tapi nggak gerak gerak."

Dafa tersenyum senyum manakala melihat ketidakberdayan Hiro.

"Sabar, Ma. Ini juga mau jalan kok."

Ogah ogahan sebenarnya kakinya itu beranjak, tapi Mamanya masih mengawasi sampai bayangannya masuk ke kamarnya.

"Alhamdulillah, Dona nggak ada. Mungkin uda pulang ke rumahnya kali ya." Hiro elus dada lega.

Cepat cepat dia mengunci kamar, manakala sudah memastikan kamar mandinya itu kosong.

"Aman..." Hiro bisa bernafas bebas barang sesaat. Membuka satu persatu kancing kemeja formalnya, lalu berbaring ke kasur empuknya yang sedikit berantakan. Biarkan ia menikmati dahulu kamar tenang nya sebelum Dona kembali.

"Haii, suamikuuu...!"

Eh, buset. Hiro terjungkal kaget ke lantai dari kasur saat kepala Dona yang tadinya di balik selimut, muncul begitu saja. Ternyata, Dona dari tadi di atas kasur.

"Dasar sapi bocor! Lo mau jadi janda di hari pertama karena bikin gue jantungan, hah?" sembur Hiro galak pakai banget.

"Kalau pun lo mati, gue akan jadi janda kembang yang setia." Deklamasi Dona terdengar lebay. Hiro berdiri dari lantai, menarik guling lalu memukulkannya ke wajah Dona.

Alamaaak. Dona baru sadar, kalau Hiro telah bertelanja** dada tepat di depan matanya. Pahatan perut kotak kotak itu, berhasil membuat cairan hidung Dona menjulur angka sebelas. Bukan mimisan ya, karena itu terlalu lebay. Dona cuma ingusan tiba-tiba.

"Lo pasti PIKTOR ya...!" Hiro membalut bagian atas dengan handuk yang diberikan Mamanya tadi.

"Yeeh, nggak lah. Gue memang istri lo dan jujur, gue terkesima dengan tubuh keras lo yang seksi bingitz itu. Tapi, sebagai wanita yang punya harga diri, ogah juga gue di sentuh tanpa cinta."

"Baguslah lo masih punya harga diri dan berpikir demikian karena gue nggak bakalan nyentuh cewek tanpa cinta yang lo omongin tadi."

Sedih sih mendengarnya, tapi... Dona kan tahu, Hiro memang tidak ada rasa untuknya. Ralat... Maksudnya, untuk sesaat ini, Hiro boleh menolaknya. Manatau dengan kepercayaan dirinya yang tinggi, bisa saja Hiro luluh padanya.

"Gue nggak mau loh, ya, pernikahan kita bocor pada siapapun diluar sana. Apalagi teman-teman sekolah kita. Kalau terbongkar, gue jadiin lo sapi guling."

"Jangan galak-galak sama istri, ah. Nanti kalau uda bucin, gue nya yang jual mahal loh." Dona membalas semburan galak Hiro dengan santai sembari berkedip menggoda wajah asem Hiro.

"Daaaan... Lo harus mutusin Liana!" Memangnya Hiro doang yang bisa memperingatinya tegas. Dona juga bisa dong.

"Lo nggak ada hak ngatur hidup gue. Begitupun sebaliknya, gue juga nggak akan mempersulit lo." Menghindari perdebatan dengan Dona, Hiro langsung beranjak masuk kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

UNTUNG GK SALTO TU HIRO...🤣🤣🤣🤣🤣

2023-07-21

1

meE😊😊

meE😊😊

siap2 ya don ngrsain skit hati trus2n.. tp tr lma2 bucin jg tuh s hiro n tepatin ucapn mu itu glirn udh bucin jgn lpa jual mahal🤣🤣

2023-06-03

0

Rhiedha Nasrowi

Rhiedha Nasrowi

ahh ilah mas Hiro jangan kek gitu dong nanti kalo udah terserang virus bucin gak bisa sembuh lohh🤣🤣🙏

2023-06-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1# Awal Kesalahpahaman
2 Bab 2# Akan Bertanggung Jawab
3 Bab 3# Saling Memperingati
4 Bab 4# Apa Itu Sutra?
5 Bab 5# Dihukum
6 Bab 6# Balasan Salah Sasaran
7 Bab 7# Pakar Cinta Ala-Ala
8 Bab 8# Gara - Gara Cincin
9 Bab 9# Rasa Penasaran Terjawab (Riko)
10 Bab 10# Ultimatum Untuk Liana
11 Bab 11# Disuruh Mandiri
12 Bab 12# Tawa Pertama
13 Bab 13# Perihal Kotak Makan
14 Bab 14# Sakit Hati Dianggap Babu
15 Bab 15# Potek Hati Dona
16 Bab 16# Musuhan?
17 Bab 17# Saling Menjahili
18 Bab 18# Chat Ancaman
19 Bab 19# Dibully Tanpa Bisa Mengelak
20 Bab 20# Penemuan Berharga Tak Terduga
21 Bab 21# Kuda Nil Mandi Hujan
22 Bab 22# Kartu As lawan Joker
23 Bab 23# Mengambil Sobekan Kertas Yang Berharga
24 Bab 24# Latihan Penuh Excited
25 Bab 25# Emosi Tak Terkontrol
26 Bab 26# Merelakan Meski Terpaksa dan Sakit
27 Bab 27# Melawan Glossophobia dan Perasaan Hiro Di Tempat Lain
28 Bab 28# Ingin Mengembalikan Harga Diri
29 Bab 29# Curhat
30 Bab 30# Membiarkan Melambung Tinggi
31 Bab 31# Modus Sedikit
32 Bab 32# Kesempatan Mereka Habis
33 Bab 33# Ditolak Pak Jamal
34 Bab 34# Hari Graduation
35 Bab 35# Kesan Dan Pesan
36 Bab 36# Karya Saya!
37 Bab 37# Acara Yang Kacau
38 Bab 38# Tidak Punya Muka Lagi
39 Bab 39# Mengubur Cita-cita Demi Memperjuangkan Keinginan Hati
40 Bab 40# Tikus Nakal
41 Bab 41# Rasa Bersalah
42 Bab 42# Saling Mencemburui
43 Bab 43# Klarifikasi Hubungan yang Terpaksa
44 Bab 44# Meminta Bantuan Ibu Suci
45 Bab 45# Super Hiro yang Gagal
46 Bab 46# Amukan Hiro
47 Bab 47# Keraguan yang Hilang
48 T A M A T
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1# Awal Kesalahpahaman
2
Bab 2# Akan Bertanggung Jawab
3
Bab 3# Saling Memperingati
4
Bab 4# Apa Itu Sutra?
5
Bab 5# Dihukum
6
Bab 6# Balasan Salah Sasaran
7
Bab 7# Pakar Cinta Ala-Ala
8
Bab 8# Gara - Gara Cincin
9
Bab 9# Rasa Penasaran Terjawab (Riko)
10
Bab 10# Ultimatum Untuk Liana
11
Bab 11# Disuruh Mandiri
12
Bab 12# Tawa Pertama
13
Bab 13# Perihal Kotak Makan
14
Bab 14# Sakit Hati Dianggap Babu
15
Bab 15# Potek Hati Dona
16
Bab 16# Musuhan?
17
Bab 17# Saling Menjahili
18
Bab 18# Chat Ancaman
19
Bab 19# Dibully Tanpa Bisa Mengelak
20
Bab 20# Penemuan Berharga Tak Terduga
21
Bab 21# Kuda Nil Mandi Hujan
22
Bab 22# Kartu As lawan Joker
23
Bab 23# Mengambil Sobekan Kertas Yang Berharga
24
Bab 24# Latihan Penuh Excited
25
Bab 25# Emosi Tak Terkontrol
26
Bab 26# Merelakan Meski Terpaksa dan Sakit
27
Bab 27# Melawan Glossophobia dan Perasaan Hiro Di Tempat Lain
28
Bab 28# Ingin Mengembalikan Harga Diri
29
Bab 29# Curhat
30
Bab 30# Membiarkan Melambung Tinggi
31
Bab 31# Modus Sedikit
32
Bab 32# Kesempatan Mereka Habis
33
Bab 33# Ditolak Pak Jamal
34
Bab 34# Hari Graduation
35
Bab 35# Kesan Dan Pesan
36
Bab 36# Karya Saya!
37
Bab 37# Acara Yang Kacau
38
Bab 38# Tidak Punya Muka Lagi
39
Bab 39# Mengubur Cita-cita Demi Memperjuangkan Keinginan Hati
40
Bab 40# Tikus Nakal
41
Bab 41# Rasa Bersalah
42
Bab 42# Saling Mencemburui
43
Bab 43# Klarifikasi Hubungan yang Terpaksa
44
Bab 44# Meminta Bantuan Ibu Suci
45
Bab 45# Super Hiro yang Gagal
46
Bab 46# Amukan Hiro
47
Bab 47# Keraguan yang Hilang
48
T A M A T

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!