Dengan berderai air mata, Nabila duduk di samping jenazah kedua orangtuanya. Tak banyak yang melayat karena sebagian dari masyarakat bekerja di tempat yang sama dengan orang tua Nabila,jadi mereka juga sedang berduka.
Dari total 15 korban,9 luka-luka dan 6 meninggal termasuk orang tua Nabila. Dan sedihnya lagi pemilik usaha langsung kabur dan tidak ada yang bisa di mintai tanggung jawab. Entah bagaimana nasib para korban dan keluarganya nanti.
Nabila harus pasrah menerima takdir kehilangan orang tua yang selama ini merawatnya.
"Sudah ,Nak jangan menangis terus. Doakan orang tua mu agar mereka tenang di alam sana," ucap Bu Ani ibunya Siti
"Tapi sekarang aku sendirian Bu,aku gak punya siapa-siapa lagi," ucap Nabila sambil terus menangis. Suaranya yang menyayat hati membuat siapa saja yang melihatnya ikut menangis.
"Jangan bicara seperti itu Nabila, ada aku dan orang tua ku yang akan selalu bersamamu," ucap Siti dengan memeluk Nabila.
"Iya,Nak. Mulai sekarang kami ini keluarga mu. Jadi jangan menganggap kamu sendirian," ucap Bu Ani.
Jenazah terpaksa dimakamkan keesokan harinya, karena saat kejadian hari sudah sore dan langsung dibawa ke puskesmas,baru setelah isya jenazah dibawa ke rumah duka.
Siti dan orangtuanya menginap di rumah Nabila karena mereka kasihan melihat Nabila yang tidak memiliki siapapun.
Keesokan harinya barulah orang tua Nabila dimakamkan. Tak henti-hentinya Nabila menangis di pelukan Bu Aninsaat orangtuanya mulai di kuburkan. Setelah selesai para pelayat pergi meninggalkan pemakaman.
Sedangkan Nabila belum mau beranjak dari depan makam kedua orangtuanya. Bu Ani memutuskan untuk pulang dulu ke rumah Nabila karena dia harus menyiapkan acara tahlilan nanti malam.
"Siti, kamu temani Nabila dulu ya, ibu mau pulang dulu untuk mengurus acara nanti malam."
"Iya Mak," lalu Bu Ani beralih ke arah Nabila.
"Nabila,kamu yang sabar ya, ikhlaskan kedua orang tuamu. Perbanyak doa untuk mereka karena hanya itu yang mereka butuhkan," ucap Bu Ani sebelum pergi meninggalkan pemakaman.
"Nabila, pulang yuk,panas nih. Besok-besok kita kesini lagi ya," bujuk Siti untuk kesekian kalinya.
Melihat temannya memelas akhirnya Nabila beranjak tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Saat mereka sampai di rumah,Nabila kembali merasa sedih. Dia menangis sejadi-jadinya hingga akhirnya dia pingsan karena semalaman tidak tidur,dan terakhir makan siang kemarin saat di sawah bersama Siti dan orangtuanya.
"Nabila,makan dulu ya. Dari kemarin kamu belum makan loh," bujuk Siti setelah Nabila siuman.
"Aku nggak lapar," jawab Nabila.
"Kamu nggak boleh gitu, nanti orang tua kamu sedih melihat keadaan kamu seperti ini."
"Aku nggak mau hidup lagi,aku mau ikut ayah dan ibu, kenapa mereka tega ninggalin aku sendiri?" ucap Nabila kembali menangis.
Mendengar Nabila kembali histeris, Bu Ani dan Bu Sumi segera melihat ke dalam kamar.
"Ya Allah istighfar ,Nak. Kamu nggak boleh ngomong seperti itu. Ini takdir, Nak kamu harus ikhlas," ucap Bu Ani menenangkan Nabila.
"Tapi aku sudah gak punya siapa-siapa lagi Bu," ucap Nabila menangis di pelukan Bu Ani hingga membuat mereka ikut menangis.
Bahkan beberapa tetangga yang mendengar dari luar pun ikut menangis.
"Kan ada kami, Nak,semua tetangga akan selalu ada buat kamu. Sekarang kamu makan dulu setelah itu mandi, karena sudah sore. Nanti ba'da magrib kita kirim doa untuk Orang tua kamu ya!" ucap Bu Sumi ikut membujuk.
Akhirnya Nabila mau makan walau hanya beberapa suap saja.
Malam harinya mereka mengadakan doa bersama yang rencananya akan digelar selama 7 hari. Mereka gotong royong untuk membuat makanan seadanya yang penting ada makanan saat tahlilan. Karena mayoritas penduduk di sana dari kalangan bawah.
Setelah beberapa hari Nabila mulai bisa menerima takdir. Dan akhirnya pengumuman kelulusan juga sudah keluar.
Yang membuat Nabila sedih dia tidak di dampingi orangtuanya saat acara perpisahan.
Tapi beruntungnya ada Bu Sumi yang bersedia menggantikan peran orangtua untuk mendampingi Nabila saat itu.
Saat acara perpisahan Nabila dinyatakan sebagai lulusan terbaik. Nabila menangis sesenggukan di pelukan Bu Sumi. Teman-taman Nabila yang tau apa yang di alami Nabila ikut berduka.
Acara perpisahan yang semula akan diadakan secara meriah jadi dibatalkan untuk menghargai Nabila yang masih berduka.
"Ibu...ayah...lihat Nabila dapat piala lagi sesuai keinginan ibu dan ayah. Tapi kenapa kalian pergi secepat ini? Aku rindu pada kalian," Nabila mengungkapkan semua keluh kesah nya di samping makam orangtuanya. hingga saat Bu Sumi datang dan mengajaknya pulang.
Bu Sumi sudah seperti ibunya sendiri karena rumahnya yang berada tepat di samping rumah Nabila. Bu Sumi adalah seorang janda yang tinggal sendiri, sedangkan anak-anaknya merantau ke kota.
Saat malam hari Siti selalu menginap di rumah Nabila untuk menemani sahabatnya itu. Begitupun dengan Bu Sumi, daripada di rumah sendirian katanya.
"Siti...aku mau cari pekerjaan ke kota, kamu mau ikut gak?" tanya Nabila.
"Jangan sembarangan deh, nyari kerjaan itu susah, apalagi kita hanya tamatan SMA, salah-salah nanti kena tipu," ucap Siti.
"Iya nak, lagian ke kota kalau gak ada tujuan nanti malah Luntang Lantung di jalanan," ucap Bu Sumi.
"Tapi aku nggak enak ngrepotin kalian setiap hari," ucap Nabila sendu,karena setiap hari Bu Sumi dan Bu Ani yang bergantian memberinya makan.
"Gini aja, kamu coba telpon mbak Sari siapa tau ada pekerjaan buat kamu," ucap Bu Sumi.
"Ya udah aku telpon sekarang ya Bu," ucap Nabila semangat.
"Iya, nanti biar ibu yang bantu ngomong. Ibu juga sudah kangen dengan Sari."
Lalu Nabila segera telpon Sari yang merupakan anak bu Sumi yang sedang bekerja di kota. Setelah telpon tersambung Nabila menyerahkan telpon pada Bu Sumi.
Llu Bu Sumi menjelaskan tentang keadaan Nabila,dan juga minta di carikan pekerjaan.
"Jadi gimana Bu, mbak Sari ngomong apa?" tanya Nabila tak sabar.
"Begini, kalau untuk sekarang belum ada, tapi nanti katanya akan di carikan dulu. Kalau ada pasti mbak Sari langsung telpon kamu"
"huff, semoga ada ya Bu," ucap Nabila.
"Aku juga ikut loh ya, masak kamu mau ninggalin aku?" ucap Siti.
"Iya, nanti aku ngomong sama mbak Sari untuk dicarikan pekerjaan untuk kita," ucap Nabila.
Karena hari sudah malam akhirnya mereka tidur.
Pagi harinya Nabila memutuskan untuk ikut Bu Sumi jualan kue di pasar.
Nabila mengatur waktu untuk membantu Bu Sumi dan Bu Ani yang selalu membantu memenuhi kebutuhannya.
Selang beberapa hari Nabila mendapatkan telpon dari Sari bahwa saat ini dia sudah mendapatkan pekerjaan untuk dua orang. Rencananya dua hari lagi Sari akan pulang untuk menjemput mereka, sekalian menjenguk ibunya, yaitu Bu Sumi.
Dengan memantapkan hati Nabila akan berangkat ke kota dan merubah nasib.
Bagaimana kelanjutan kisahnya????
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nona Bucin 18294
masih nyimak kak, semangat terus nulisnya
2023-06-08
1
Lady Di
Semoga bisa sukses di perantauan,ya,Nabila.Buat Bapak Ibumu bangga di Surga
2023-06-01
1