"Rencana berjalan lancar, Nyonya," pesan singkat sang pengawal.
Angela membaca pesan singkat itu dengan senyum setan-nya. "Bagus," hanya satu kata balasan pesan singkat itu.
Saatnya memulai akting terakhirku dalam keluarga ini, dan semuanya akan berakhir dalam genggamanku, batin Angela dengan senangnya.
Di tengah kemacetan yang panjang akibat kecelakaan beruntun di depan sana, Edward dan sang asisten Erwin berada dalam salah satu mobil yang ikut terjebak kemacetan.
"Aku akan turun di sini saja dan mencari taksi di seberang sana untuk pulang. Kamu tidak perlu mengantarku," titah Edward tanpa ingin ada bantahan sedikitpun.
"Tapi tuan..."
"Tidak ada tapi-tapian. Kamu cari jalan untuk keluar dari kemacetan ini dan pulanglah untuk beristirahat," lanjut Edward menegaskan.
Dengan cepat, Edward keluar dari dalam mobilnya dan berlalu begitu saja sampai di seberang jalan. Di sana, ia memperhatikan dengan curiga sebuah mobil hitam yang malah berjalan masuk ke dalam hutan. Dengan sedikit kekuatannya, ia melihat apa yang terjadi di dalam mobil itu. Tanpa pikir panjang, ia berlari secepat kilat untuk mengejar mobil hitam tersebut.
Sampai akhirnya ia melihat seorang pria berjas lengkap dengan kacamata hitamnya keluar dari dalam mobil dan merekam mobil yang terjun jatuh ke dalam jurang.
"Dasar brengsek, beraninya hanya dengan perempuan saja," decak Edward sinis melihat pria berjas hitam tadi.
Dengan sekelebat bayangan seperti hembusan angin, Edward melewati pria itu dan ikut terjun dengan cepat ke dalam jurang untuk menyelamatkan gadis yang ada di dalam mobil hitam tersebut.
"Seperti ada orang yang telah melewati ku. Tapi siapa? Tidak ada siapapun di sini." Pria berjas hitam itu mengamati sekitar tempatnya berada dan memang betul tak ada satupun orang yang berada di sana.
"Mungkin hanya perasaanku saja," batin pria berjas hitam tersebut. "Sebaiknya aku harus segera menelpon si Baron untuk segera menjemputku di sini." Dengan segera, ia menghubungi orang yang bernama Baron tersebut.
Tepat sebelum mobil hitam itu sampai ke dasar jurang, Edward berhasil membawa keluar seorang gadis yang berada di dalam mobil tersebut dan segera membawanya pergi jauh ke dalam hutan. Dia membawanya ke sebuah mansion mewah yang berada di ke dalam hutan. Tak akan ada yang menyangka jika di dalam hutan tersebut ada sebuah mansion megah yang berdiri kokoh di atas bukit.
Dengan sangat hati-hati, Edward meletakkan gadis tersebut di salah satu kamar yang ada di lantai satu mansion tersebut.
"Gadis yang malang, sepertinya dia masih sangat belia jika dilihat dari postur tubuhnya yang kecil," batin Edward. Dia memeriksa keadaan tubuh gadis kecil itu dengan seksama dan dia menemukan beberapa luka memar di tubuhnya, mungkin berasal dari goncangan saat mobil terjun ke jurang tadi. Dilihatnya luka-luka itu lumayan cukup parah dan tanpa basa-basi, dia memposisikan diri dengan nyaman untuk segera mengobati luka-luka tersebut dengan tangan ajaibnya tanpa menyentuh sedikit pun.
Dan ajaibnya, luka-luka pada tubuh gadis kecil itu pun hilang tak berbekas seperti tak pernah terdapat luka sebelumnya. Gadis kecil itu pun sudah aman dan terbebas dari maut. Tinggal menunggu sedikit waktu lagi untuk pemulihan badannya dan tersadar dari tidur nyenyakya.
Edward berjalan keluar menuju kamarnya di lantai atas mansion tersebut untuk membersihkan diri dan menyegarkan badan serta tenaganya setelah kejadian yang cukup menguras dayanya. Sementara itu, di kamar lantai satu dimana gadis kecil itu berada, gadis kecil itu mulai membuka matanya dengan perlahan tapi pasti.
"Euugghhh.. Kenapa badanku terasa lemas sekali? dan ini aku berada di mana? Kenapa ruangan ini begitu asing? Apa yang terjadi padaku?" tanyanya sambil terus berusaha memulihkan seluruh kesadarannya. Dia berusaha duduk dan bersandar pada sandaran tempat tidur sambil memegang kepalanya yang terasa berdenyut.
Setelah menyelesaikan ritualnya, Edward kembali masuk ke dalam kamar dimana gadis kecil itu berada. Saat pintu kamar terbuka kedua mata mereka bertemu. Ada desiran aneh di hati keduanya. Dengan secepat kilat Edward memutus kontak mata tersebut dan berjalan menghampiri gadis kecil tersebut.
"Kamu sudah sadar? Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah sudah jauh lebih baik?" tanya Edward dengan sabar.
"K...kamu siapa? Aku berada di mana? Dimana paman pengawal tadi?" tanyanya dengan takut-takut.
"Tidak perlu takut padaku, gadis kecil. Aku bukan orang jahat. Kamu saat ini berada di mansion-ku setelah aku menyelamatkanmu dari kecelakaan mobilmu di jurang sana. Dan untuk paman pengawalmu, aku tidak tahu karena di dalam mobil hanya ada kamu yang kutemukan tak sadarkan diri." jelasnya panjang lebar dengan sabar.
"Perkenalkan, namaku adalah Edward." Edward mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
Bersambung...
Bantu like dan komentarnya agar author tetap semangat untuk terus berkarya dan update bab selanjutnya. Terima kasih.
Salam semangat untuk semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Nila Candrsari
/Good/
2024-09-28
0