"Teh Cucu dan Mbak Yuli, aku harus telpon siapa? kan no nya hilang bersama hp nya," Mira menatap keduanya dengan perasaan sedih.
Sejenak mereka saling menatap bertukar pandangan satu sama lain.
"Oya. Minta no nya sama Madam aja, kan dia pasti tahu?" kata Cucu memecah keheningan.
"Betul-betul-betul tuh" tambah Yuli menirukan upin ipin.
Mira menggelengkan kepalanya. "Madam gak tahu no orang rumah, dan Mira yakin itu." Lirih Mira menoleh kedua temannya.
"Ya ampun ... payah kalau gitu." Cucu menepuk jidatnya sendiri.
"Kita tanya sama yang lain aja gimana?" tanya Yuli menatap Mira.
"Gak usah Mbak. Jangan, biar aja di tanyain juga malu hp jelek kok, " jawab Mira berdiri menuju kamar mandi.
"Tapi ... Mir bener juga kata Yuli." tambah Cucu menoleh Mira.
Namun Mira tetap melangkah, tanpa menoleh Cucu Mira seraya berkata. "Jangan, aku malu. Biar saja."
Kedua temannya hanya diam pikirnya melayang. Siapa yang tega mengambil milik orang? mau bagus, mau jelek. Namun tetap aja milik orang.
Kedua temannya hanya diam, pikirannya melayang. Siapa yang tega mengambil milik orang? mau bagus. Mau jelek, itu tetap aja milik orang.
Sekembalinya dari kamar mandi, Mira berjalan mendekati tempat tidur, ia mengambil mukena dan di pakai nya. Lalu melaksanakan salat dzuhur. Selesai salat, ia mengemas kembali mukenanya.
"Gimana cara aku mengabari orang tua ku? hp ku hilang, pada siapa juga harus minta nomor keluarga ku?" gumam Mira dengan raut wajah yang sedih.
"Kamu kok sedih sih Mir?" tanya seorang teman yang baru datang.
Mira tertunduk dalam, "Gimana Mira gak sedih, di saat aku mau memberi kabar baik. Namun handphone aku hilang," jawab nya. Duduk di tempat tidur dengan kaki menjuntai.
"Hilang kemana, kok bisa?" wanita itu mengerenyitkan dahi nya.
"Gak tau," sahut Mira. Sambil turun dari tempat tidurnya, berjalan keluar ruangan itu.
Hari sudah malam, angin dingin berdesir menyusup ke dalam tulang. Mira yang duduk di balkon sendiri, menatap lampu yang bersinar di gedung-gedung tinggi. menghiasi remang-remang nya malam.
"Umi, Bapak, Mira akan berangkat besok. Maafkan Mira gak bisa menemui kalian lebih dulu," gumam Mira sembari mengusap pipinya yang basah.
Di dalam terdengar riuh, ramai dengan candaan teman-teman di PT. Kemudian Mira pun masuk. Menghampiri mereka semua.
"Dari mana Mir? bukannya kumpul di sini, ngobrol. Ini, kan malam terakhir kamu." Kata Yuli menoleh ke arah Mira yang baru masuk.
"Ada di luar kok." Mira duduk di antara mereka. Ia pun ikut tersenyum mendengar candaan-candaan yang lain.
"Mir, gimana sudah belum kabari orang tua mu?" tanya Cucu menatap Mira yang tengah ikut tertawa.
Mira pun balik menatap Cucu. "Gimana caranya teh? kan nomor nya aja gak ada!" Mira menarik napas panjang.
"Ooh, iya." Cucu mengalihkan pandangan nya dan ngobrol sama yang lain.
"Oya teh, teh Cucu sudah ngasih kabar ke keluarga nya teh Cucu? tentang keberangkatan teteh?" tanya Mira pada Cucu dan menyentuh tangannya.
"Sudah tadi Mir, aku pasti akan merindukan keluarga ku. Apalagi dengan Shila, biasanya satu atau tiga bulan sekali aku menjenguk nya, tapi kali nih minimal dua tahun baru ketemu. Itupun kalau ada umur semua," tutur Cucu sedih, pandangannya menerawang kebelakang.
Mira menepuk-nepuk bahu Cucu. "Yang sabar teh, kan nih semua juga buat mereka ya teh? semoga kita semua panjang umur, dan dapat bertemu berkumpul lagi sama keluarga masing-masing," ucap Mira menempelkan dagunya di bahu Cucu. Menurut Mira Cucu sosok seorang kakak baginya.
Walaupun dalam waktu singkat hanya selama di PT. mereka dekat. Namun terasa dari lama mereka saling kenal.
"Oya, Mir, aku akan merindukan mu!" Cucu memeluk Mira, dan Mira pun menyambut nya. Mereka berdua berpelukan sangat erat.
"Tapi ... gimana aku bisa menghubungi mu nanti, handphone aja kamu gak ada." tambah Cucu, pelukannya semakin erat.
"Hem ... aku gak di ajak." Kata Yuli manja sembari mendekati dan memeluk Cucu juga Mira.
"Si dipsy, lala, poo. Saatnya Teletubbies berpelukan!" cibir seseorang. Cucu melepaskan pelukannya, dan menoleh ke arah sumber suara.
"Biar saja wew ach." Dia mencebikkan bibirnya ke depan.
"Ya udah Mir, aku mau paking barang-barang dulu." Cucu berdiri melangkah ke tempat barang-barang nya yang di simpan.
"Iya Mira juga teh." Mira pun berdiri mau paking barang yang mau di bawa.
"Aku mau bantuin kalian beres-beres ah," kata Yuli mengekor Mira dan Cucu, yang lain hanya memandangi sembari berbisik. Entah apa yang mereka perbincangkan.
Mira menatap ke arah Cucu yang sedang paking barangnya. "Teh, kalau seandainya ada barang yang gak kita bawa. Gimana teh?" Mira kebingungan.
"Biasanya kalau ada barang, gak perlu kita bawa ya di bereskan juga. Simpan dulu di sini nanti Bu haji ambil, dan mengantarkan ke kelurga kita," ucap Cucu lumayan membuat Mira mengerti, ia pun mengangguk.
"Jadi di titipkan saja ke Bu haji ya teh?" Mira melanjutkan paking nya.
"Ya betul!" timpal Yuli yang membantu beres-beres.
"Nanti setelah di sana ....kalian kabari aku ya? jangan lupa lho?" pinta Yuli melirik kedua temannya.
"Iya nanti aku kabari, tenang saja Yul, dan kamu Mira bawa catatan nomor aku juga Yuli ya. Nanti aku tulis, jadi kalau kamu di sana sudah punya handphone. Atau pake telepon rumah, bisa langsung hubungi kami." Pinta Cucu pada Mira yang menatap ke arah dirinya.
"Aku kira catatan hutang atau apa gitu? hi ... hi ... hi ..." seru Mira tersenyum garing..
Selesai paking, merekapun tidur. Sejenak mengosongkan isi pikiran yang biasanya penuh berjubel, dengan tidur. Rileks semua,
...---------...
Pagi-pagi, semua sudah dengan aktivitasnya masing-masing. Begitupun dengan Mira, dan Cucu yang hari nih mau pemberangkatan.
Di lorong gedung PT. ada Bu haji berjalan tergesa-gesa, di jalan berpapasan dengan seseorang. Ia memberi seutas senyuman.
"Siang Bu?" kata wanita itu. Bu haji pun mengangguk, tak lama Berjalan. Kini Bu haji sudah sampai di penginapan Mira dan Cucu.
"Assalamu'alaikum ..." bu haji masuk menghampiri mereka yang sedang duduk, di sampingnya barang yang mau di bawa.
"Wa'alaikum salam! Madam." Jawab Mira dan Cucu. Bu haji lantas duduk di dekat mereka berdua.
"Kalian sudah siap belum? biar tidak terlambat," tanya bu haji sambil menyimpan tas nya di samping.
"Sudah Madam," sahut Cucu menoleh Bu haji.
"Bagus, kalau sudah siap! bentar lagi kita berangkat, biar nunggu di bandara aja," ujar bu haji memainkan handphone nya ....
...🌼---🌼...
Harap memberi dukungan di karya yang baru ini. Sebelumnya makasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Semoga aja perjalanannya lancar tanpa kendala dan berharap nomor teh Cucu pun tidak ikut hilang.
Semoga Mira mendapat majikan yang baik hati ya...
2023-11-26
1
lovely
terlalu banyak narasinya ngos2san capek bacanya😜
2023-11-08
0