Bab 5

"Teh Cucu dan Mbak Yuli, aku harus telpon siapa? kan no nya hilang bersama hp nya," Mira menatap keduanya dengan perasaan sedih.

Sejenak mereka saling menatap bertukar pandangan satu sama lain.

"Oya. Minta no nya sama Madam aja, kan dia pasti tahu?" kata Cucu memecah keheningan.

"Betul-betul-betul tuh" tambah Yuli menirukan upin ipin.

Mira menggelengkan kepalanya. "Madam gak tahu no orang rumah, dan Mira yakin itu." Lirih Mira menoleh kedua temannya.

"Ya ampun ... payah kalau gitu." Cucu menepuk jidatnya sendiri.

"Kita tanya sama yang lain aja gimana?" tanya Yuli menatap Mira.

"Gak usah Mbak. Jangan, biar aja di tanyain juga malu hp jelek kok, " jawab Mira berdiri menuju kamar mandi.

"Tapi ... Mir bener juga kata Yuli." tambah Cucu menoleh Mira.

Namun Mira tetap melangkah, tanpa menoleh Cucu Mira seraya berkata. "Jangan, aku malu. Biar saja."

Kedua temannya hanya diam pikirnya melayang. Siapa yang tega mengambil milik orang? mau bagus, mau jelek. Namun tetap aja milik orang.

Kedua temannya hanya diam, pikirannya melayang. Siapa yang tega mengambil milik orang? mau bagus. Mau jelek, itu tetap aja milik orang.

Sekembalinya dari kamar mandi, Mira berjalan mendekati tempat tidur, ia mengambil mukena dan di pakai nya. Lalu melaksanakan salat dzuhur. Selesai salat, ia mengemas kembali mukenanya.

"Gimana cara aku mengabari orang tua ku? hp ku hilang, pada siapa juga harus minta nomor keluarga ku?" gumam Mira dengan raut wajah yang sedih.

"Kamu kok sedih sih Mir?" tanya seorang teman yang baru datang.

Mira tertunduk dalam, "Gimana Mira gak sedih, di saat aku mau memberi kabar baik. Namun handphone aku hilang," jawab nya. Duduk di tempat tidur dengan  kaki menjuntai.

"Hilang kemana, kok bisa?" wanita itu mengerenyitkan dahi nya.

"Gak tau," sahut Mira. Sambil turun dari tempat tidurnya, berjalan keluar ruangan itu.

Hari sudah malam, angin dingin berdesir menyusup ke dalam tulang. Mira yang duduk di balkon sendiri, menatap lampu yang bersinar di gedung-gedung tinggi. menghiasi remang-remang nya malam.

"Umi, Bapak, Mira akan berangkat besok. Maafkan Mira gak bisa menemui kalian lebih dulu," gumam Mira sembari mengusap pipinya yang basah.

Di dalam terdengar riuh, ramai dengan candaan teman-teman di PT. Kemudian Mira pun masuk. Menghampiri mereka semua.

"Dari mana Mir? bukannya kumpul di sini, ngobrol. Ini, kan malam terakhir kamu." Kata Yuli menoleh ke arah Mira yang baru masuk.

"Ada di luar kok." Mira duduk di antara mereka. Ia pun ikut tersenyum mendengar candaan-candaan yang lain.

"Mir, gimana sudah belum kabari orang tua mu?" tanya Cucu menatap Mira yang tengah ikut tertawa.

Mira pun balik menatap Cucu. "Gimana caranya teh? kan nomor nya aja gak ada!" Mira menarik napas panjang.

"Ooh, iya." Cucu mengalihkan pandangan nya dan ngobrol sama yang lain.

"Oya teh, teh Cucu sudah ngasih kabar ke keluarga nya teh Cucu? tentang keberangkatan teteh?" tanya Mira pada Cucu dan menyentuh tangannya.

"Sudah tadi Mir, aku pasti akan merindukan keluarga ku. Apalagi dengan Shila, biasanya satu atau tiga bulan sekali aku menjenguk nya, tapi kali nih minimal dua tahun baru ketemu. Itupun kalau ada umur semua," tutur Cucu sedih, pandangannya menerawang kebelakang.

Mira menepuk-nepuk bahu Cucu. "Yang sabar teh, kan nih semua juga buat mereka ya teh? semoga kita semua panjang umur, dan dapat bertemu berkumpul lagi sama keluarga masing-masing," ucap Mira menempelkan dagunya di bahu Cucu. Menurut Mira Cucu sosok seorang kakak baginya.

Walaupun dalam waktu singkat hanya selama di PT. mereka dekat. Namun terasa dari lama mereka saling kenal.

"Oya, Mir, aku akan merindukan mu!" Cucu memeluk Mira, dan Mira pun menyambut nya. Mereka berdua berpelukan sangat erat.

"Tapi ... gimana aku bisa menghubungi mu nanti, handphone aja kamu gak ada." tambah Cucu, pelukannya semakin erat.

"Hem ... aku gak di ajak." Kata Yuli manja sembari mendekati dan memeluk Cucu juga Mira.

"Si dipsy, lala, poo. Saatnya Teletubbies berpelukan!" cibir seseorang. Cucu melepaskan pelukannya, dan menoleh ke arah sumber suara.

"Biar saja wew ach." Dia mencebikkan bibirnya ke depan.

"Ya udah Mir, aku mau paking barang-barang dulu." Cucu berdiri melangkah ke tempat barang-barang nya yang di simpan.

"Iya Mira juga teh." Mira pun berdiri mau paking barang yang mau di bawa.

"Aku mau bantuin kalian beres-beres ah,"  kata Yuli mengekor Mira dan Cucu, yang lain hanya memandangi sembari berbisik. Entah apa yang mereka perbincangkan.

Mira menatap ke arah Cucu yang sedang paking barangnya. "Teh, kalau seandainya ada barang yang gak kita bawa. Gimana teh?" Mira kebingungan.

"Biasanya kalau ada barang, gak perlu kita bawa ya di bereskan juga. Simpan dulu di sini nanti Bu haji ambil, dan mengantarkan ke kelurga kita," ucap Cucu lumayan membuat Mira mengerti, ia pun mengangguk.

"Jadi di titipkan saja ke Bu haji ya teh?" Mira melanjutkan paking nya.

"Ya betul!" timpal Yuli yang membantu beres-beres.

"Nanti setelah di sana ....kalian kabari aku ya? jangan lupa lho?" pinta Yuli melirik kedua temannya.

"Iya nanti aku kabari, tenang saja Yul, dan kamu Mira bawa catatan nomor aku juga Yuli ya. Nanti aku tulis, jadi kalau kamu di sana sudah punya handphone. Atau pake telepon rumah, bisa langsung hubungi kami." Pinta Cucu pada Mira yang menatap ke arah dirinya.

"Aku kira catatan hutang atau apa gitu? hi ... hi ... hi ..." seru Mira tersenyum garing..

Selesai paking, merekapun tidur. Sejenak mengosongkan isi pikiran yang biasanya penuh berjubel, dengan tidur. Rileks semua,

...---------...

Pagi-pagi, semua sudah dengan aktivitasnya masing-masing. Begitupun dengan Mira, dan Cucu yang hari nih mau pemberangkatan.

Di lorong gedung PT. ada Bu haji berjalan tergesa-gesa, di jalan berpapasan dengan seseorang. Ia memberi seutas senyuman.

"Siang Bu?" kata wanita itu. Bu haji pun mengangguk, tak lama Berjalan. Kini Bu haji sudah sampai di penginapan Mira dan Cucu.

"Assalamu'alaikum ..." bu haji masuk menghampiri mereka yang sedang duduk, di sampingnya barang yang mau di bawa.

"Wa'alaikum salam! Madam." Jawab Mira dan Cucu. Bu haji lantas duduk di dekat mereka berdua.

"Kalian sudah siap belum? biar tidak terlambat," tanya bu haji sambil menyimpan tas nya di samping.

"Sudah Madam," sahut Cucu menoleh Bu haji.

"Bagus, kalau sudah siap! bentar lagi kita berangkat, biar nunggu di bandara aja," ujar bu haji memainkan handphone nya ....

...🌼---🌼...

Harap memberi dukungan di karya yang baru ini. Sebelumnya makasih.

Terpopuler

Comments

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Semoga aja perjalanannya lancar tanpa kendala dan berharap nomor teh Cucu pun tidak ikut hilang.
Semoga Mira mendapat majikan yang baik hati ya...

2023-11-26

1

lovely

lovely

terlalu banyak narasinya ngos2san capek bacanya😜

2023-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Ban 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 bab 49
50 Kehilangan
51 Bidadari
52 Tante galak
53 Milik orang
54 Menikmati
55 Hilang
56 Menyalahkan
57 Kebohongan
58 Sikap dingin
59 Menyalahkan
60 POV Hana
61 Dendam
62 Kecurigaan
63 Siapa my love
64 Bukti baru.
65 Meluluhkan hati
66 Jangan-jangan
67 Bagai monster
68 Tidak bersyukur
69 Hati nurani
70 Khilaf
71 Caper
72 Keberatan
73 Rebutan
74 Kembali
75 Tidak ada bukti.
76 Semangat
77 Bercanda
78 Keras kepala
79 Terbang
80 Tiba
81 Berkumpul
82 Tangkap belut
83 Mengganggu
84 Sama-sama
85 Makasih
86 Pindah
87 Gosip
88 Syarat
89 Obsesi
90 Dimana ini
91 Ada
92 Tidak ada
93 Pertemuan
94 Berkumpul
95 Honeymoon
96 Nama perempuan lain
97 Yang hancur
98 Secinta-cintanya
99 Malah happy
100 Sudah besar
101 Belum siap pacaran
102 Malas
103 Penggoda
104 Berkenalan
105 Perjodohan
106 Kepergian
107 Memaafkan
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Ban 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
bab 49
50
Kehilangan
51
Bidadari
52
Tante galak
53
Milik orang
54
Menikmati
55
Hilang
56
Menyalahkan
57
Kebohongan
58
Sikap dingin
59
Menyalahkan
60
POV Hana
61
Dendam
62
Kecurigaan
63
Siapa my love
64
Bukti baru.
65
Meluluhkan hati
66
Jangan-jangan
67
Bagai monster
68
Tidak bersyukur
69
Hati nurani
70
Khilaf
71
Caper
72
Keberatan
73
Rebutan
74
Kembali
75
Tidak ada bukti.
76
Semangat
77
Bercanda
78
Keras kepala
79
Terbang
80
Tiba
81
Berkumpul
82
Tangkap belut
83
Mengganggu
84
Sama-sama
85
Makasih
86
Pindah
87
Gosip
88
Syarat
89
Obsesi
90
Dimana ini
91
Ada
92
Tidak ada
93
Pertemuan
94
Berkumpul
95
Honeymoon
96
Nama perempuan lain
97
Yang hancur
98
Secinta-cintanya
99
Malah happy
100
Sudah besar
101
Belum siap pacaran
102
Malas
103
Penggoda
104
Berkenalan
105
Perjodohan
106
Kepergian
107
Memaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!