"DASAR PRIA MES UM!" umpat Chana dengan lantang membuat Asdam pun tidak terima.
Asdam mendelik dan memutar tubuhnya menatap Chana yang sedang melototi sambil kedua tangannya masih menutupi dadanya.
Asdam pun tersenyum kepada Chana.
"Mes um katamu? Hem, bukankah aku ini sekarang suamimu? bukankah aku ini sekarang sudah bisa menyentuh mu? sudah bisa meraba tubuhmu? sudah bisa merasakan kenikmatan surga bersamamu?" seringai Asdam membuat Chana bergetar dan dadanya berdegup dengan kencang.
Melihat reaksi Chana, Asdam pun semakin yakin dengan apa yang dia lakukan. Asdam pun semakin mendekati Chana dan mulai melemparkan tatapan nakal kepadanya.
"A-as-asdam, apa yang mau lakukan? aku peringatkan kamu agar tidak macam-macam dengan ku ya!" ujar Chana melangkah mundur menghindari Asdam yang terus maju kearahnya.
Namun Asdam pun semakin berani dan tidak menghiraukan Chana yang terlihat seperti maling yang siap di terkam oleh serigala.
Chana terlihat panik ketika Asdam sampai tepat di hadapannya. Ketika tubuh Asdam semakin mendekatinya, Chana pun memejamkan matanya dan memalingkan wajahnya.
Jantung Chana serasa ingin copot kala itu. Dia berjanji akan langsung menerjang Asdam andai kata Asdam melakukan perbuatan tidak senonoh kepadanya.
Namun setelah menunggu, Chana merasakan jika Asdam sepertinya tidak berniat menyentuhnya. Chana pun perlahan membuka matanya dan perlahan bayang-bayang Asdam mulai nampak di matanya.
Jarak antara mereka hanya sebatas satu hembusan nafas, membuat Chana dapat merasakan hembusan nafas Asdam yang beraroma khas cake stroberi.
"Jangan pernah berharap aku akan menyentuh tubuhmu yang menjijikan ini!" bisik Asdam membuat Chana pun merasa kesal seketika.
Ketika akan mengatakan sesuatu untuk pembelaan, tiba-tiba saja Asdam mundur dan menjauh darinya. Ternyata Asdam hanya ingin mengambil kunci mobil yang berada di atas meja di belakang Chana.
Chana pun terkejut mengetahui jika Asdam sengaja mengerjai dirinya. Chana pun hanya bisa mengelus dadanya dengan sabar.
"Pria itu benar-benar sangat keterlaluan!" umpat Chana usai Asdam keluar dari kamar.
Chana pun diam-diam memeriksa pintu kamar untuk memastikan apakah di kunci atau tidak. Karena ia ingin mengambil kopernya yang masih berada di dalam mobilnya.
Ketika di pastikan situasi sudah aman, Chana pun memberikan diri keluar dari kamar. Sebelum itu Chana pun mencari handuk untuk menutupi bajunya yang sobek akibat di tarik oleh Asdam. "Pria itu benar-benar tidak bisa di ajak bicara baik-baik!" omel Chana sembari membenahi dirinya sebelum keluar kamar.
Jam menunjukan pukul 2 dini hari. Terlihat beberapa tukang dekor sedang membereskan bekas-bekas acara pernikahan. Tuan rumah menginginkan rumah itu bersih sedia kala secepat mungkin.
"Nona, apakah ada yang dapat saya bantu?" tanya salah satu pelayan wanita.
"Em, saya ingin mengambil koper saya di masih di dalam mobil," jawab Chana ramah.
"Biar saya bantu, Non. Mobil anda warna apa dan merk apa? biar saya saja yang ambilkan," ujar pelayan itu.
"Oh tidak usah, kamu bisa mengerjakan pekerjaan mu. Biar saya aja yang ambil," tolak Chana.
"Ya sudah jika begitu saya permisi ya, Non?"
Chana pun hanya tersenyum dan mengangguk. Chana melihat beberapa orang dengan lesu mengerjakan pekerjaan mereka. sangat jelas jika mereka kelelahan dan pasti ngantuk karena hari sudah sangat larut malam.
Namun Chana sendiri tidak dapat membantu
apa-apa.
Chana pun melanjutkan perjalanan menuju mobilnya di parkir. Usai mengambil kopernya, Chana pun kembali ke kamarnya dan mengganti baju Asdam yang pinjam.
Sedangkan di sisi lain, Asdam malam ini menghabiskan malamnya di jalanan yang terlihat sepi. Asdam menyelusuri aspal menggunakan mobil sport mewah nya.
Tidak jelas kemana tujuan Asdam saat ini, yang pasti Asdam sendiri sedang ingin jauh dari musibah yang baru saja ia alami.
Di tinggal kekasih ketika acara pernikahan, dan di gantikan oleh adiknya tanpa sepengetahuannya, dan bahkan keluarga tidak perduli bagaimana dengan perasaannya.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
Asdam berulang kali memukul stir mobil dengan kuat untuk melampiaskan kekesalannya.
"Shiiiiiiiit! apa sebenarnya yang terjadi hari ini? mengapa bisa seperti ini!? Misha, dimana kau sebenarnya?" Asdam pun meracau dengan pilu.
...****************...
...****************...
Pagi ini Chana dengan rapih menggunakan gaun putih selutut dan lengan tangan sesikut. Rambut ia kuncir satu ke atas dengan rapi dan sepatu hils cream sangat menyatu pada kulitnya yang putih.
Di ruang meja makan sudah ada Kakek, Tuan Paulo, Nyonya Beckham dan juga Alden Marquez (adik laki-laki Asdam).
Alden Marquez masih duduk di bangku SMP kelas 3. Dia sangat pendiam, bahkan bisa di hitung dalam sebulan ia mengucapkan kalimat apa.
"Selamat pagi semuanya?" sapa Chana menyapa semua orang yang sudah menunggunya. Tatapan Chana terlihat gusar sepertinya yang ia cari tidak ikut hadir dalam acara sarapan pagi bersama saat ini.
"Pagi sayang," sahut Nyonya Beckham menyambut Chana. Bahkan Nyonya Beckham berdiri dan menghampiri Chana dan memeluknya.
"Apakah malam ini kau tidur dengan nyenyak?" tanya Nyonya Beckham.
"Iya mah, aku menikmati malam ini seorang diri," jawab Chana sembari menjelaskan jika Asdam tidak tidur bersamanya malam ini.
"Hahahaha....!" Nyonya Beckham pun tertawa kecil di ikuti semua orang tersenyum padanya. Hanya Alden yang diam tidak merespon sama sekali.
"Tidak apa-apa sayang, anak itu memang sudah biasa tidak tidur di rumah. Bahkan setelah ini kamu tidak hanya melihat Asdam tidak di rumah, semua orang di rumah ini selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Hanya Alden yang selalu standby di rumah. Kami harap kamu juga ada kegiatan lainnya untuk mengisi waktu luang mu," jelas Nyonya Beckham sambil mempersilahkan Chana duduk di sebelahnya.
"Iya mah, Chana sendiri memiliki butik yang harus Chana jaga," jawab Chana..
"Oh iya, ibu kamu sempat bilang kalo kamu sudah membuka butik baru ya, sudah berapa lama?" tanya Nyonya Beckham mencoba untuk mengenal menantunya lebih jauh.
"Baru berjalan 5 bulan, mah."
"Papah dengar, kamu sekolah desainer di Prancis?" tanya Tuan Paulo membuka suara.
"Iya, pah. Setelah lulus kuliah S2, aku memutuskan untuk belajar desain di Prancis, karena setelah aku pikir, aku lebih cocok di sini," jawab Chana..
"Kamu pasti sibuk selama ini, pantas saja mamah tidak pernah melihat kamu. Terakhir mamah lihat kamu waktu acara pertunangan Misha dan Asdam. Hem, jika mengingat wanita pembohong itu, rasanya mamah sangat kesal!" umpat Nyonya Beckham yang langsung memasang wajah musam.
Chana pun hanya terdiam, sebab dia sendiri belum tahu pasti sejak kapan Misha berbohong kepada mereka semuanya tentang penyakitnya.
"Sudah -sudah, kita lanjutkan sarapan pagi kita. Chana, Kakek harap kamu segera memberikan cicit untuk kakek. Jangan berlama-lama karena usia kakek tidak lama lagi," ujar kakek.
Chana pun hanya bisa mengangguk dengan perlahan. Chana sendiri tidak tahu bagaimana memberikan keluarga ini keturunan, karena Asdam sendiri seperti singa yang sulit di jinakkan.
(Jangan lupa like dan komen ya;)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Chana jika Asdam Acuh, lebih baik Acuhkan lagi...nanti juga Asdam Bucin...🤭🤭
2023-05-19
2
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Lanjut mamaperi....🥰
2023-05-19
1
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Hayo Chana kamu harus Mandiri, jangan takut jika Asdam tidak tidur dengan mu.. Jangan lemah....
2023-05-19
1