Bab 03 Sangat Acuh

"DASAR PRIA MES UM!" umpat Chana dengan lantang membuat Asdam pun tidak terima.

Asdam mendelik dan memutar tubuhnya menatap Chana yang sedang melototi sambil kedua tangannya masih menutupi dadanya.

Asdam pun tersenyum kepada Chana.

"Mes um katamu? Hem, bukankah aku ini sekarang suamimu? bukankah aku ini sekarang sudah bisa menyentuh mu? sudah bisa meraba tubuhmu? sudah bisa merasakan kenikmatan surga bersamamu?" seringai Asdam membuat Chana bergetar dan dadanya berdegup dengan kencang.

Melihat reaksi Chana, Asdam pun semakin yakin dengan apa yang dia lakukan. Asdam pun semakin mendekati Chana dan mulai melemparkan tatapan nakal kepadanya.

"A-as-asdam, apa yang mau lakukan? aku peringatkan kamu agar tidak macam-macam dengan ku ya!" ujar Chana melangkah mundur menghindari Asdam yang terus maju kearahnya.

Namun Asdam pun semakin berani dan tidak menghiraukan Chana yang terlihat seperti maling yang siap di terkam oleh serigala.

Chana terlihat panik ketika Asdam sampai tepat di hadapannya. Ketika tubuh Asdam semakin mendekatinya, Chana pun memejamkan matanya dan memalingkan wajahnya.

Jantung Chana serasa ingin copot kala itu. Dia berjanji akan langsung menerjang Asdam andai kata Asdam melakukan perbuatan tidak senonoh kepadanya.

Namun setelah menunggu, Chana merasakan jika Asdam sepertinya tidak berniat menyentuhnya. Chana pun perlahan membuka matanya dan perlahan bayang-bayang Asdam mulai nampak di matanya.

Jarak antara mereka hanya sebatas satu hembusan nafas, membuat Chana dapat merasakan hembusan nafas Asdam yang beraroma khas cake stroberi.

"Jangan pernah berharap aku akan menyentuh tubuhmu yang menjijikan ini!" bisik Asdam membuat Chana pun merasa kesal seketika.

Ketika akan mengatakan sesuatu untuk pembelaan, tiba-tiba saja Asdam mundur dan menjauh darinya. Ternyata Asdam hanya ingin mengambil kunci mobil yang berada di atas meja di belakang Chana.

Chana pun terkejut mengetahui jika Asdam sengaja mengerjai dirinya. Chana pun hanya bisa mengelus dadanya dengan sabar.

"Pria itu benar-benar sangat keterlaluan!" umpat Chana usai Asdam keluar dari kamar.

Chana pun diam-diam memeriksa pintu kamar untuk memastikan apakah di kunci atau tidak. Karena ia ingin mengambil kopernya yang masih berada di dalam mobilnya.

Ketika di pastikan situasi sudah aman, Chana pun memberikan diri keluar dari kamar. Sebelum itu Chana pun mencari handuk untuk menutupi bajunya yang sobek akibat di tarik oleh Asdam. "Pria itu benar-benar tidak bisa di ajak bicara baik-baik!" omel Chana sembari membenahi dirinya sebelum keluar kamar.

Jam menunjukan pukul 2 dini hari. Terlihat beberapa tukang dekor sedang membereskan bekas-bekas acara pernikahan. Tuan rumah menginginkan rumah itu bersih sedia kala secepat mungkin.

"Nona, apakah ada yang dapat saya bantu?" tanya salah satu pelayan wanita.

"Em, saya ingin mengambil koper saya di masih di dalam mobil," jawab Chana ramah.

"Biar saya bantu, Non. Mobil anda warna apa dan merk apa? biar saya saja yang ambilkan," ujar pelayan itu.

"Oh tidak usah, kamu bisa mengerjakan pekerjaan mu. Biar saya aja yang ambil," tolak Chana.

"Ya sudah jika begitu saya permisi ya, Non?"

Chana pun hanya tersenyum dan mengangguk. Chana melihat beberapa orang dengan lesu mengerjakan pekerjaan mereka. sangat jelas jika mereka kelelahan dan pasti ngantuk karena hari sudah sangat larut malam.

Namun Chana sendiri tidak dapat membantu

apa-apa.

Chana pun melanjutkan perjalanan menuju mobilnya di parkir. Usai mengambil kopernya, Chana pun kembali ke kamarnya dan mengganti baju Asdam yang pinjam.

Sedangkan di sisi lain, Asdam malam ini menghabiskan malamnya di jalanan yang terlihat sepi. Asdam menyelusuri aspal menggunakan mobil sport mewah nya.

Tidak jelas kemana tujuan Asdam saat ini, yang pasti Asdam sendiri sedang ingin jauh dari musibah yang baru saja ia alami.

Di tinggal kekasih ketika acara pernikahan, dan di gantikan oleh adiknya tanpa sepengetahuannya, dan bahkan keluarga tidak perduli bagaimana dengan perasaannya.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Asdam berulang kali memukul stir mobil dengan kuat untuk melampiaskan kekesalannya.

"Shiiiiiiiit! apa sebenarnya yang terjadi hari ini? mengapa bisa seperti ini!? Misha, dimana kau sebenarnya?" Asdam pun meracau dengan pilu.

...****************...

...****************...

Pagi ini Chana dengan rapih menggunakan gaun putih selutut dan lengan tangan sesikut. Rambut ia kuncir satu ke atas dengan rapi dan sepatu hils cream sangat menyatu pada kulitnya yang putih.

Di ruang meja makan sudah ada Kakek, Tuan Paulo, Nyonya Beckham dan juga Alden Marquez (adik laki-laki Asdam).

Alden Marquez masih duduk di bangku SMP kelas 3. Dia sangat pendiam, bahkan bisa di hitung dalam sebulan ia mengucapkan kalimat apa.

"Selamat pagi semuanya?" sapa Chana menyapa semua orang yang sudah menunggunya. Tatapan Chana terlihat gusar sepertinya yang ia cari tidak ikut hadir dalam acara sarapan pagi bersama saat ini.

"Pagi sayang," sahut Nyonya Beckham menyambut Chana. Bahkan Nyonya Beckham berdiri dan menghampiri Chana dan memeluknya.

"Apakah malam ini kau tidur dengan nyenyak?" tanya Nyonya Beckham.

"Iya mah, aku menikmati malam ini seorang diri," jawab Chana sembari menjelaskan jika Asdam tidak tidur bersamanya malam ini.

"Hahahaha....!" Nyonya Beckham pun tertawa kecil di ikuti semua orang tersenyum padanya. Hanya Alden yang diam tidak merespon sama sekali.

"Tidak apa-apa sayang, anak itu memang sudah biasa tidak tidur di rumah. Bahkan setelah ini kamu tidak hanya melihat Asdam tidak di rumah, semua orang di rumah ini selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Hanya Alden yang selalu standby di rumah. Kami harap kamu juga ada kegiatan lainnya untuk mengisi waktu luang mu," jelas Nyonya Beckham sambil mempersilahkan Chana duduk di sebelahnya.

"Iya mah, Chana sendiri memiliki butik yang harus Chana jaga," jawab Chana..

"Oh iya, ibu kamu sempat bilang kalo kamu sudah membuka butik baru ya, sudah berapa lama?" tanya Nyonya Beckham mencoba untuk mengenal menantunya lebih jauh.

"Baru berjalan 5 bulan, mah."

"Papah dengar, kamu sekolah desainer di Prancis?" tanya Tuan Paulo membuka suara.

"Iya, pah. Setelah lulus kuliah S2, aku memutuskan untuk belajar desain di Prancis, karena setelah aku pikir, aku lebih cocok di sini," jawab Chana..

"Kamu pasti sibuk selama ini, pantas saja mamah tidak pernah melihat kamu. Terakhir mamah lihat kamu waktu acara pertunangan Misha dan Asdam. Hem, jika mengingat wanita pembohong itu, rasanya mamah sangat kesal!" umpat Nyonya Beckham yang langsung memasang wajah musam.

Chana pun hanya terdiam, sebab dia sendiri belum tahu pasti sejak kapan Misha berbohong kepada mereka semuanya tentang penyakitnya.

"Sudah -sudah, kita lanjutkan sarapan pagi kita. Chana, Kakek harap kamu segera memberikan cicit untuk kakek. Jangan berlama-lama karena usia kakek tidak lama lagi," ujar kakek.

Chana pun hanya bisa mengangguk dengan perlahan. Chana sendiri tidak tahu bagaimana memberikan keluarga ini keturunan, karena Asdam sendiri seperti singa yang sulit di jinakkan.

(Jangan lupa like dan komen ya;)

Terpopuler

Comments

🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩

🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩

Chana jika Asdam Acuh, lebih baik Acuhkan lagi...nanti juga Asdam Bucin...🤭🤭

2023-05-19

2

🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩

🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩

Lanjut mamaperi....🥰

2023-05-19

1

🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩

🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩

Hayo Chana kamu harus Mandiri, jangan takut jika Asdam tidak tidur dengan mu.. Jangan lemah....

2023-05-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01- Pengantin Pengganti
2 Bab 02 Masih Belum Percaya
3 Bab 03 Sangat Acuh
4 Bab 04 Rahasia keluarga
5 Bab 05 Tidak terima
6 Bab 06 Menjadi tanggung jawabnya
7 Bab 07 Belum Siap sekamar
8 Bab 08 Ada apa dengannya
9 Bab 09 Cukup Aku saja yang tersakiti
10 Bab 10 Urusan privasi masing-masing
11 Bab 11 Ketidak berdayaan
12 Bab 12 Sedikit perhatian.
13 Bab 13 berusaha ambil simpatinya
14 bab 14 Kecelakaan
15 Bab 15 Ternyata
16 Bab 16 Merasa curiga
17 bab 17 Musyawarah keluarga
18 Bab 18 Persahabatan
19 Bab 19, Membuka kenyataan
20 Bab 20. Cemburukah
21 Bab 21, Apakah dia Ratu yang sebenarnya
22 Bab 22, Bersatu
23 Bab 23, Malam Kehangatan
24 Bab 24 Persiapan kejutan
25 Bab 25, kebahagiaan Chana
26 Bab 26, kasih sayang tercurahkan kepada Chana
27 bab 27, keserakahan Misha dan juga kesederhanaan Chana.
28 Bab 28, Semakin memanas
29 Bab 29, kepercayaan
30 Bab 30, keinginan Alden
31 Bab 31, terlambat pulang
32 Bab 32, malapetaka membawa hikmah
33 Bab 33, pikiran kurang tenang
34 Bab 34, Rein dan Nomnom
35 bab 35, happy happy
36 Bab 36, Tidak seperti perkiraan
37 Bab 37, Pekerja keras ...
38 Bab 38, Panik
39 Bab 39, a-apakah benar positif
40 Bab 40, Akankah ...
41 Bab 41, Akhirnya terungkap
42 Bab 42, puncak amarah
43 Bab 43, Rela mengalah
44 Bab 44, akhirnya ku pergi
45 Bab 45, Tak memperdulikannya
46 bab 46, pertarungan di mulai
47 Bab 47, sadar setelah mengetahui sebenarnya
48 Bab 48, Sadar part2
49 Bab 49, membuka kenyataan
50 Bab 50, kenyataan
51 Bab 51, Kesadaran penuh.
52 Bab 52. Tak layak dimaafkan
53 Bab 53, kembali
54 Bab 54, menghukumnya
55 Bab 55, pilihan terbaik
56 Bab 56, permintaan maaf
57 Bab 57, keutuhan keluarga
58 Bab 58, Senyuman kedamaian
59 Bab 59, sengaja membuat kesal
60 #HILANG
61 Kelakuan Ziga
62 Kegilaan Ziga
63 #Perjuangan
64 Masih menjadi tawanan
65 Kepedihan Asdam
66 Sulit di terima
67 Titik terang
68 Menggila karnamu
69 Masih berusaha
70 Usaha kabur
71 Dilema
72 Akhirnya
73 Pada akhirnya hati memilih
74 Mengapa membelanya
75 Bukannya senang, malah..
76 Masih memanas suami istri
77 Ketegangan dan kehangatan
78 Draf
79 Happy ending #Tamat
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 01- Pengantin Pengganti
2
Bab 02 Masih Belum Percaya
3
Bab 03 Sangat Acuh
4
Bab 04 Rahasia keluarga
5
Bab 05 Tidak terima
6
Bab 06 Menjadi tanggung jawabnya
7
Bab 07 Belum Siap sekamar
8
Bab 08 Ada apa dengannya
9
Bab 09 Cukup Aku saja yang tersakiti
10
Bab 10 Urusan privasi masing-masing
11
Bab 11 Ketidak berdayaan
12
Bab 12 Sedikit perhatian.
13
Bab 13 berusaha ambil simpatinya
14
bab 14 Kecelakaan
15
Bab 15 Ternyata
16
Bab 16 Merasa curiga
17
bab 17 Musyawarah keluarga
18
Bab 18 Persahabatan
19
Bab 19, Membuka kenyataan
20
Bab 20. Cemburukah
21
Bab 21, Apakah dia Ratu yang sebenarnya
22
Bab 22, Bersatu
23
Bab 23, Malam Kehangatan
24
Bab 24 Persiapan kejutan
25
Bab 25, kebahagiaan Chana
26
Bab 26, kasih sayang tercurahkan kepada Chana
27
bab 27, keserakahan Misha dan juga kesederhanaan Chana.
28
Bab 28, Semakin memanas
29
Bab 29, kepercayaan
30
Bab 30, keinginan Alden
31
Bab 31, terlambat pulang
32
Bab 32, malapetaka membawa hikmah
33
Bab 33, pikiran kurang tenang
34
Bab 34, Rein dan Nomnom
35
bab 35, happy happy
36
Bab 36, Tidak seperti perkiraan
37
Bab 37, Pekerja keras ...
38
Bab 38, Panik
39
Bab 39, a-apakah benar positif
40
Bab 40, Akankah ...
41
Bab 41, Akhirnya terungkap
42
Bab 42, puncak amarah
43
Bab 43, Rela mengalah
44
Bab 44, akhirnya ku pergi
45
Bab 45, Tak memperdulikannya
46
bab 46, pertarungan di mulai
47
Bab 47, sadar setelah mengetahui sebenarnya
48
Bab 48, Sadar part2
49
Bab 49, membuka kenyataan
50
Bab 50, kenyataan
51
Bab 51, Kesadaran penuh.
52
Bab 52. Tak layak dimaafkan
53
Bab 53, kembali
54
Bab 54, menghukumnya
55
Bab 55, pilihan terbaik
56
Bab 56, permintaan maaf
57
Bab 57, keutuhan keluarga
58
Bab 58, Senyuman kedamaian
59
Bab 59, sengaja membuat kesal
60
#HILANG
61
Kelakuan Ziga
62
Kegilaan Ziga
63
#Perjuangan
64
Masih menjadi tawanan
65
Kepedihan Asdam
66
Sulit di terima
67
Titik terang
68
Menggila karnamu
69
Masih berusaha
70
Usaha kabur
71
Dilema
72
Akhirnya
73
Pada akhirnya hati memilih
74
Mengapa membelanya
75
Bukannya senang, malah..
76
Masih memanas suami istri
77
Ketegangan dan kehangatan
78
Draf
79
Happy ending #Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!