Bab 5

"Mandi bersama? Sering? Kepalaku yang cedera atau kau?" Batin Qing Xia.

Deg! Deg Deg!

"Hei jantung, tolong hentikan suara detakanmu. Akan sangat memalukan jika Thien Chi mendengarnya." Batin Qing Xia.

Thien Chi melebarkan daun pintu san berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Qing Xia melangkah mundur, menghindar dari laki-laki itu.

"Ka... Kau serius?" Tanya Qing Xia dengan wajah memerah.

"Kita kan suami istri, memangnya tidak boleh?"

"Tetap saja, aku jadi panik jika hubungan kita melompat hingga ke tahap ini." Batin Qing Xia.

"Aku tidak terbiasa mandi bersama orang lain. Aku akan mandi sendiri saja." Ucap Qing Xia dengan jantung yang berdetak semakin kencang.

Thien Chi melepas jam tangan dan ikat pinggangnya. Dia meletakkan kedua barang itu di atas meja wastafel. Pria itu melangkah maju, mendekati Qing Xia yang masih bersikap canggung dan kaku.

"Jangan menolak!" Ucap Thien Chi dengan senyuman licik.

"Thien Chi... Aku tidak mengingat apapun tentangmu, jadi kau bagiku hanya orang asing. Bisakah kau membiarkan aku mandi sendiri saja?"

Thien Chi berhenti melangkah, dia berbalik dan berjalan keluar dari kamar mandi.

"Hari ini aku akan membiarkanmu mandi sendiri, tapi kau harus segera membiasakan diri denganku. Karena kita adalah suami istri yang sah, sudah seharusnya kita saling bersentuhan dan melakukan banyak hal bersama-sama."

Blam!

Thien Chi menutup pintu kamar mandi.

"Hufff...!" Qing Xia menghela napas lega. Wajahnya memerah dan memanas ketika memikirkan apa yang diucapkan oleh Thien Chi tadi.

"Bersentuhan? Melakukan banyak hal bersama-sama?" Gumam Qing Xia dengan wajah yang semakin memerah.

Qing Xia memikirkan dan membayangkan dirinya berada dalam pelukan Thien Chi dan saling berciuman.

Blush!

Wajahnya memanas, dengan kulit yang semerah kepiting rebus.

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat Qing Xia melompat kaget.

"Jangan mengunci pintu!" Ucap Thien Chi dari depan pintu.

"Ke... Kenapa?" Tanya Qing Xia dengan jantung yang berdebar-debar.

"Supaya aku bisa langsung masuk kalau terjadi sesuatu dengan dirimu." Jawab Thien Chi dengan senyuman yang samar-samar.

Thien Chi berjalan ke sofa panjang yang terletak di dalam kamar. Dia duduk sembari menunggu Qing Xia yang masih berada di dalam kamar mandi.

Sementara Qing Xia saat ini sedang berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar semakin kencang dan keras.

Deg! Deg! Deg!

"Dia benar-benar berubah, aku tidak mengenal Thien Chi yang terasa asing ini. Tetapi... Aku menyukai perubahannya." Batin Qing Xia.

Qing Xia masuk ke dalam bath tub yang sudah berisi air hangat. Dia berendam di dalam sambil memikirkan hal hal aneh yang terjadi kepada dirinya.

"Apa benar aku mati dan hidup kembali? Atau semua ini hanya mimpi? Jika ini mimpi, kuharap aku tidak akan pernah bangun dari mimpi ini." Batin Qing Xia.

Qing Xia memasukkan wajahnya ke dalam air, dia menatap langit-langit kamar mandi sambil berpikir apa yang harus ia lakukan selanjutnya dengan sandiwara yang sudah ia mulai tanpa direncanakan.

Blup... Blup... Blup...

"Huaaaa!" Qing Xia keluar dari dalam air, buru-buru ia mengambil napas sebanyak-banyaknya dan kembali memasukkan wajahnya ke dalam air.

Blup... Blup... Blup...

"Ohookkk! Ohookkk!" Qing Xia tersedak air karena terlalu lama menahan napas.

"Qing Xia, sadarkan dirimu! Kau ini hampir mati lagi!" Gumamnya sambil memukul pelan kepalanya.

"Qing Xia, kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?" Tanya Thien Chi dari depan pintu.

"Aku baik-baik saja. Maaf mengagetkanmu!"

"Hufff...!" Qing Xia kembali menghela napas panjang. Dia bingung bagaimana harus bersikap di depan suami yang sifatnya berubah 180° itu.

Beberapa menit kemudian, Qing Xia keluar dari kamar mandi. Dia berjalan ke sofa dan duduk di samping Thien Chi.

"Kau tidak mandi?" Tanya Qing Xia sambil melirik Thien Chi yang sedang sibuk memainkan ponselnya.

"Sebentar lagi. Jika kau lelah, tidurlah terlebih dulu." Jawab pria itu dengan nada dingin tanpa melihat wajah istrinya.

"Hahhh... Sikap dingin manusia es ini sudah kembali lagi. Apa sih yang kuharapkan?" Ckk! Menyedihkan..." Batin Qing Xia.

Qing Xia berjalan ke tempat tidur, kekesalannya terhadap sikap Thien Chi yang kembali dingin seperti dulu membuat Qing Xia melupakan rasa canggungnya. Dia merebahkan diri di atas tempat tidur dan terlelap hanya dalam hitungan beberapa detik saja.

Thien Chi menatap layar ponsel, dia sedang melihat katalog kalung melalui ponselnya. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Thien Chi berjalan ke balkon kamar. Dia menelepon seseorang dengan nama Lu Han di daftar kontaknya.

"Maaf menghubungimu di luar jam kerja, bisakah kau membantuku membeli kalung di A&A Store?"

Setelah selesai menelepon, Thien Chi masuk ke dalam kamar. Dia melihat istrinya yang sudah berbaring dan tertidur lelap di atas ranjang. Pria itu tersenyum tipis namun hanya dalam sekejap senyumnya menghilang begitu saja.

Thien Chi berjalan masuk ke kamar mandi. Setelah beberapa menit, dia keluar dengan memakai handuk putih untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.

Thien Chi berjalan ke samping tempat tidur, dia duduk di tepi ranjang dan menatap wajah Qing Xia yang tertidur dengan pulas tanpa menyadari kehadirannya.

"Aku bersyukur kau masih hidup. Seandainya terjadi apa-apa denganmu, aku pasti tidak akan memaafkan diriku sendiri. Tanganku masih bergetar saat mengingat dokter menyatakan jam kematianmu." Batin Thien Chi.

Pria itu membelai wajah Qing Xia, perlahan dia menyentuh bibir lembut istrinya.

"Kau tidak tahu seberapa takutnya aku saat itu. Dalam hidupku, aku belum pernah ketakutan hingga tangan dan kakiku gemetaran. Tapi saat itu... Ketika kau dinyatakan meninggal... Aku sangat ketakutan. Qing Xia, kau adalah satu-satunya kelemahan di dalam hidupku."

Sentuhan dari Thien Chi membuat Qing Xia mengerjap, ia membuka matanya dan langsung terperanjat begitu melihat wajah Thien Chi di depannya.

"Thie... Thien Chi! Apa yang kau lakukan? Kau mengagetkan aku!"

"Ayo makan malam bersama, Xiao Xi sudah menyiapkan makanan untuk kita."

"I...Iya!"

Thien Chi berdiri, ia mengulurkan lengannya ke arah Qing Xia.

Qing Xia menatap sejenak sebelum menyambut tangan Thien Chi. Dia menggenggam tangan besar pria itu dengan jantung yang kembali berdebar keras.

"Liu Qing Xia, kau benar-benar tidak berguna!" Ucapnya memaki diri sendiri dalam hati.

Keduanya berjalan bersama, bergandengan hingga ke ruang makan.

Xiao Xi tersenyum senang melihat mereka berdua yang akhirnya terlihat seperti pasangan suami istri. Dia menyajikan makanan di atas meja lalu mengundurkan diri agar tidak mengganggu pasangan tersebut.

Meja makan yang sepanjang 2 meter membuat suami istri itu harus duduk terpisah jauh. Thien Chi memindahkan piring makannya ke dekat Qing Xia, dia duduk di kursi yang berada di sebelah istrinya.

"Biasanya dia selalu duduk jauh di sana, kenapa dia pindah kemari?" Tanya Qing Xia dalam hati.

^^^BERSAMBUNG...^^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!