Elisa gelisah, otaknya terus memutar memori. Bagaimana dirinya bisa melewatkan beberapa informasi penting hingga perusahaan keluarga miliknya bisa berpindah tangan.
"Aku terlalu sibuk dengan Vino, mungkin mereka ambil celah disini." Elisa mondar mandir di kamarnya. "Bisa jadi mereka berkomplot."
"Nico dimana dia, apa terjadi sesuatu dengannya?"
"Kalau perusahaan sudah diambil alih dan juga beberapa aset apa aku aman disini?"
[Nona,]
"Amy, jelaskan padaku apa yang terjadi? Apa kau tahu dimana Nico?"
[Maaf nona, aku hanya sistem pemandu yang memberikan kesempatan dengan misi berhadiah. Aku hanya memiliki informasi yang berhubungan dengan diri anda tapi tidak dengan keluarga anda.]
"Yah, kau benar. Kau hanya memilih dan menghidupkan ku lagi untuk sebuah tujuan. Terimakasih untuk hal itu."
Elisa kembali berpikir, matanya membulat saat terlintas ide untuk mencari apa yang ia lewatkan selama ini. Elisa membuka lemari buku di ruang kerja kecil miliknya.
"Aargh sial! Semua nya ada di rumah, aku nggak mungkin kan balik ke rumah!"
[Anda bisa menggunakan perangkat keras lainnya nona.]
"Aku tahu Amy tapi semua data perusahan belum sempat aku salin." Elisa kembali berpikir, "Amy, apa akun perbankan ku aman? Aku membutuhkan banyak uang untuk memulai hal ini. Aku harus mengatur serangan balik!"
[Ya nona, setelah anda dihidupkan kembali kami mengintegrasikan semua akun atas nama anda dalam sistem. Kami juga melakukan penguncian dengan akses tingkat tinggi agar tidak ada satupun yang bisa mengubah data tanpa sepengetahuan sistem.]
Elisa terperangah, senyum lebar mengembang di bibirnya. "I love you, Amy! Aku juga butuh kartu baru untuk akses perbankan Amy. Besok adalah hari pertama pembalasanku dimulai!"
[Aku akan segera mengaturnya untukmu nona. Saldo akun perbankan milikmu akan terpisah dengan saldo akun Super Chef System, jadi anda tidak perlu khawatir.]
"Thanks, Amy! Waktunya tidur. Aku harus memiliki tenaga ekstra untuk besok. Semoga Raka menepati janjinya untuk membantuku."
[Dia pasti datang nona, jangan khawatir.]
*
*
Keesokan harinya, suara bel terus saja berbunyi. Elisa dengan malas membuka pintu setelah memastikan yang datang adalah Raka.
"Pagi, putri tidur! Apa kita jadi berjalan jalan hari ini?" wajah Raka terlihat sangat bersemangat.
Elisa yang masih mengantuk dan bermuka bantal menyambut dengan satu anggukan singkat.
"Aku kira kamu bakal lupa perjanjian kita mas?"
"Raka, panggil Raka aja nggak usah pake mas. Kita seumuran, dan aku berharap kau bisa menjelaskan sesuatu padaku tentang hal ini!"
Raka melenggang masuk begitu saja dan menyalakan berita di televisi. "Siapa kau sebenarnya?"
Elisa memperhatikan berita di televisi, fotonya terlihat jelas di sana dan diberitakan sebagai mayat yang hilang dari rumah sakit. Keluarga Elisa yang tentu saja diwakili oleh sang paman, Alex memberikan klarifikasi bahwa berita itu tidak benar. Ia bahkan memberikan foto-foto dirinya dan prosesi pemakaman yang baru saja dilakukan keluarga.
"Om Alex, drama apalagi yang kamu buat!" ujarnya menahan geram.
Alex Nataprawira, putra kedua dari Wira Natakusuma itu adalah dalang dibalik semua kemalangan Elisa. Skenario yang begitu rapi dirancang apik oleh Alex dan kelompoknya untuk mengambil alih semua hak sang kakak, Wisnu Nataprawira, ayah Elisa.
"Jadi jelaskan padaku atau aku nggak akan bantu kamu! Wanita di kamar mayat itu kamu kan? Apa ini lelucon?" Raka kembali bertanya pada Elisa yang masih menatap berita di layar datar itu.
"Aku akan menjelaskannya setelah aku memastikan sendiri bahwa kamu bisa aku percaya!" Elisa menatap tajam pemuda manis berkulit bersih itu.
"Aku? Kau meragukan aku, nona?"
"Sebutkan alasan kenapa aku tidak meragukan mu! Kita juga baru saling mengenal bukan?"
'Amy, bisakah kau memindai pria ini? Aku harus tahu apakah dia berbohong padaku atau tidak!'
[Tentu nona, dari awal sistem telah melakukan pengawasan atas subjek pria bernama Raka. Persentase kebohongan antara 15 sampai 20 persen. Perlu pembuktian lebih lanjut untuk memastikannya.]
"Oke, apa yang ingin kau ketahui nona? Aku akan menjawabnya!" Raka menantang.
Elisa terdiam sejenak, "Kau tunggu disini! Kita berangkat tiga puluh menit lagi. Anggap saja rumah sendiri, dan jangan coba menghubungi siapapun! Aku akan mengawasi mu dari dalam sana!"
Raka mengedikkan bahu, sedikit kesal karena merasa Elisa terlalu misterius dan yang paling menyebalkan dia tipe bossy, Raka benci wanita seperti itu, mengingatkannya pada sosok ibunya.
Elisa menutup pintu dengan kesal, berita di televisi membuatnya muak pada kelakuan sang paman. Ia bertekad akan mengambil alih perusahaan keluarganya kembali tentu saja dengan bantuan sistem super chef-nya.
Perusahaannya bergerak di bidang food and beverage, yang melingkupi pelayanan service food and beverage termasuk memiliki beberapa restoran keluarga ternama yang tersebar di beberapa kota. Sebagian dari perusahaan itu memang warisan dari sang kakek Wira Natakusuma tapi sebagian lagi adalah hasil pengembangan ide kreatif Nico dan dirinya.
"Amy, tampilkan statusku dan rekomendasikan apa yang harus aku pelajari!"
[Baik, nona!]
Super Chef System<
[Nama : Elisa Nataprawira]
[Umur : 26 tahun]
[Pesona : 52]
[Kecantikan : 62]
[Soft skill chef : 3]
[Hard skill chef : 2]
[Kemampuan recreated : 0]
[Kemampuan pastry and bakery: 0]
[Kemampuan memasak : 1]
[Total dana : 500 ribu]
[Hadiah tambahan : kemampuan deteksi bahan makanan]
[Hadiah kejutan : -]
[Misi 1 : berhasil]
[Hadiah : uang sejumlah 500 ribu dan penambahan poin]
[Sistem pemandu : Amy]
Elisa menarik nafas, lalu terkekeh geli. "Lima ratus ribu, heh? Bagaimana aku bisa membalas dendam jika begini Amy?!"
[Hadiah akan bervariasi dan meningkat sesuai dengan misi nona.]
"Ya,ya baiklah. Lagipula aku belum bisa memasak. Membuat telur dadar dan dibayar lima ratus ribu? Itu sangat fantastis! Baiklah aku akan bersiap, dan apa rekomendasi mu Amy?"
[Tentu saja, belajar memasak nona!]
"Yeah, apa pilihanku selain itu heh?"
Elisa menghabiskan waktu tak lebih dari lima belas menit untuk mandi. Ia memilih pakaian kasual dengan kaos longgar dan jeans dilengkapi dengan topi dan kacamata untuk menutupi wajahnya.
"Kita pergi sekarang!"
Raka menatap takjub pada Elisa, pakaian yang dipilih dan make up tipis yang natural membuatnya kecantikan Elisa sempurna belum lagi bibir basah yang menciptakan kesan segar. Rasanya Raka ingin sekali memakan bibir merah muda itu, uups!
Lagi-lagi jiwa lelakinya meronta saat bertatapan dengan Elisa. Pesona Elisa sedikit berbeda dibandingkan kemarin dan itu membuat Raka membayangkan sesuatu yang sedikit nakal.
"Halo, mas Raka?!"
"Ehm, aku suka panggilan mas di depan namaku terdengar lebih seksi saat kau mengucapkannya." sahut Raka dengan tatapan mesum.
Elisa mengernyit, "Tadi kamu bilang jangan mas dan sekarang berubah lagi? Dasar aneh!"
Elisa menghadiahi Raka dengan satu pukulan keras di lengan. "Jangan pernah berpikir apapun tentangku! Jangan ngelunjak, kita hanya sebatas saling membutuhkan! Aku butuh jasamu dan kau butuh uangku!"
Raka mengulas senyum, "Hmm, entahlah apa aku benar-benar butuh uangmu tapi … aku suka perjanjian kita! Baiklah nona, kita pergi kemana? Aku milikmu hari ini!"
Raka merentangkan kedua tangannya seolah pasrah dengan apa saja yang akan dilakukan Elisa.
"Cck, menjijikkan! Hentikan pikiran mesum mu itu, atau aku akan …,"
Elisa berjalan mendekati Raka mengikis jarak antara keduanya. Wajah bertemu wajah, mata Elisa menelusuri bibir Raka lalu turun ke bawah menatap sesuatu yang tersembunyi di pusat tubuh Raka.
"Kau akan …," Raka memanas dan rasanya ingin melahap bibir Elisa yang beraroma buah segar.
"Aku, akan melakukan … ini!"
Satu pukulan lagi mendarat di perut Raka, lelaki itu tersentak keluar dari pikiran mesumnya. Pukulan Elisa cukup keras dan itu membuatnya terbatuk.
"Hei, kau gila!" Protesnya tak ditanggapi Elisa, wanita cantik itu pergi berlalu dengan senyuman yang tak kalah menawan.
"Shiit, nyaris saja! Untung dia cantik, awas aja tunggu pembalasanku!" Raka menahan rasa pegal dan sedikit nyeri di perutnya.
"Hei kita mau kemana?!" tanya Raka lagi saat berusaha menyusul Elisa.
"Ke rumahmu!"
"Untuk apa?!"
Elisa berhenti sejenak, menunggu Raka lalu menarik kerahnya untuk berbisik di telinga. "Sensus!"
Elisa mengerling sebelum memakai kacamatanya, "Ayo cepatlah sayang, waktuku tidak banyak!"
Raka mengulum senyum, "Oh my, aku suka gayanya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Hana Nisa Nisa
suka
2023-07-30
1
ዪጎልክጎ
haduh Elsa pun sama pikiran nya klo nggk lagi dlm kendali Amy🙈🙈🙈
2023-05-29
0
anna maryanah
sayang???? ingat elisa u are in mision not posible yet msh butuh waktu pnjaang bljarlah memasak dulu, klo bgtu kan raka jadi baper
2023-05-21
6