Sugar Baby Kakak Sahabat - Part 3.
Ara begitu gelisah setelah Sita mengupload fotonya yang begitu berbeda dengan karakter kesehariannya.
Benar-benar mendefinisikan wanita dewasa yang membutuhkan belaian dan kasih sayang, awalnya Ara protes dan ingin mengubah fotonya tersebut namun menurut Sita itu adalah foto terbaik yang Ara miliki.
“ Ya kali gw foto lo dengan penampilan lo yang B aja, yang ada bukannya laku malah disangka pedofile karena mempekerjakan anak dibawah umur.”
Memang benar, Ara begitu terlihat baby face jika berpenampilan kesehariannya bahkan tak jarang jika Ara dibilang anak SMA, ditambah dengan outfit yang simple layaknya remaja sudah pantas jika Ara disuruh masuk SMA lagi.
Sayang jiwa introvertnya membuat Ara tidak banyak memiliki teman.
Ara masih saja mondar-mandir sambil menggigit jari melihat notifikasi ponselnya yang sejak semalam rupanya Alen sahabatnya mencari keberadaannya setelah beberapa saat dirinya menelepon Alen namun berakhir tidak terjawab.
Bahkan Alen menerornya dengan serentetan pesan.
“ Aku tadi lagi sama Shandy, ada apa?”
“ Kamu butuh sesuatu?”
“ Kok ponsel kamu nggak aktif? Kamu dirumah?”
“ Oke aku kerumah kamu sekarang.”
“ Kamu diusir sama tante Dian? Jadi itu alasan kamu nelpon aku tadi.”
“ Ra, jawab pesan gw, kenapa ponsel lo mati sih.”
“ Kasih tau gw dimana lo? Pasti lo lagi butuh bantuan.”
“ Ra, ini sudah pagi dan ponsel lo masih nggak aktif.”
“ Ra, lo dimana? Gw khawatir.”
“ Gw udah putus sama Shandy.”
“ Kalo hp lo dah aktif, tolong secepatnya KABARI GW.”
Ara bingung harus berbuat apa sekarang? Jika dia memberitahu Alen semuanya pasti Alen akan membantunya dan akan merepotkan sahabatnya itu dan rasa cintanya akan semakin besar sedangkan yang Ara tahu, ALen hanya menganggapnya sebagai sahabat tidak lebih dan akan sangat tidak tahu diri jika Ara merepotkan Alen, sejujurnya Ara sudah sering merepotkan Alen jadi Ara memutuskan untuk tak melibatkan Alen biarlah Ara akan berdiri dikakinya sendiri.
“ Kenapa sih muka lo nggak enak gitu?” Sita merasa jengah dengan yang dilakukan oleh Ara temannya gelisah melihat ponselnya setelah semalaman tidak aktif dan sekarang sibuk menggigit jarinya karena bingung dan gelisah.
“ Alen?” Tanya Sita lagi pada Ara yang memang temannya itu tak pernah jauh dari Alen dan Alen.
Ara hanya menganggukan kepalanya saja membuat Sita akhirnya mendengus dengan kasar, “ Gw kira apa.”
“ Dia ngebom pesan ke aku nih.”
“ Soal semalam? Emang lo ada kasih tahu dia soal kejadian semalam?” tanya Sita yang penasaran apa yang menyebabkan Ara hingga gelisah begitu dan Ara hanya menggelengkan kepalanya disusul dengan jawaban yang cukup membuat Sita takjub, “ Aku memang nggak kasih tahu dia, tapi Alen cari tahu semalam dengan datang kerumah mungkin kak Regina atau mama Dian sudah kasih tahu soal aku yang diusir dari rumah.”
“ Gila the power of sahabat, trus yang buat lo gelisah apa coba?” Sita masih mencoba bersabar dengan yang dilakukan oleh Ara.
“ Aku bingung mau jawab apa, kalau aku jawab jujur pasti dia datangi aku kesini dan paksa aku untuk keluar dari sini sedang tujuan aku kan memang supaya dia tidak menolongku Ta.”
“ Yaudah lo balas aja kalau lo baik-baik saja dan sudah ada tempat buat tinggal.”
Ara mencoba menjawab pertanyaan Alen dengan pesan namun Alen keburu menelponnya, Ara terkejut bukan main dengan menenangkan diri Ara menggeser ikon hijau untuk menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
Sedangkan Sita dibuat terkejut ada notifikasi yang mengajak Ara untuk open BO, Sita yang memang memegang akun Ara pun menjawab pertanyaan seorang pria dengan nama Mr.DS yang mengajaknya bertemu untuk kesepakatan.
Mr.DS : Apa kita bisa bertemu malam ini?
Ara : Bisa, mau bicara soal apa?
Mr.DS : Open BO?
Ara : Harga oke sepakat.
Mr.DS : Hotel Luxury kamar nomor 501.A
Jam 8 malam.
Ara : Oke, see u.
Sedangkan Ara yang masih susah payah menjawab pertanyaan Alen pun menggigit jarinya sambil memutar otak mengimbangi pertanyaan yang diberikan Alen.
“ Lo dimana sih? Apa susahnya tinggal kasih tau gw sekarang Lo dimana supaya bisa gw susulin lo dan jemput lo!"
“ Aku baik-baik saja Alen, aku sudah ada tempat dan aku nyaman disini.”
“ Yaudah kasih tahu saja pasti lo belom makan kan? Gw kesana buat kirimin lo makanan sekalian mau interogasi lo atas apa yang sebenarnya terjadi sama lo.”
Ara menghela nafas dengan kasar, menyesal telah mengaktifkan ponselnya sekarang, harus dengan apa dia jawab agar Alen berhenti mencari keberadaannya.
“ Alen, aku baik oke, aku saat ini sedang mencari pekerjaan kita ketemu nanti di kampus saja.”
“ Lo nggak perlu kerja, lo butuh uang berapa? Bilang sama gw, gw bakal kasih dan bawain buat lo asal lo nggak kerja.”
Dan ini yang Ara benci, Alen selalu memberikan apapun yang Ara butuhkan masalahnya Ara kali ini tidak mau merepotkan Alen lagi.
“ Alen, ini hidup aku, aku sudah keluar dari rumah itu dan itu artinya aku harus bertanggung jawab dengan diri aku sendiri, mungkin sekarang aku dibantu kamu tapi kedepannya? Aku nggak mungkin terus-terusan kan bergantung sama bantuan kamu.”
“ Nggak masalah.”
“ Nggak masalah buat kamu tapi masalah buat aku, memang aku hanya menjadi beban kamu saja ya.”
Alen sadar Ara bukan tipe yang ketika dipaksa maka dia akan nurut, dan untuk itu, Alen mencoba menurunkan egonya agar Ara memberitahu keberadaannya saat ini.
“ Sorry, I miss you.”
Kata itu, ah sudahlah Alen memang selalu berhasil membuat Ara terpana, “ Aku baik-baik saja dan aku sudah makan, aku masih ada uang simpanan jadi kamu nggak usah khawatir.”
“ Maaf.”
“ Hmm.”
“ Maaf semalam nggak ada buat lo, disaat lo susah harusnya gw nggak usah silent ponsel gw pas ketemuan sama Shandy.”
“ Iya, harusnya aku yang tahu diri kalau malam minggu pria yang punya kekasih pasti jalan sama pacarnya dan nggak bisa diganggu.”
“ Gw udah putus sama Shandy.”
“ Kenapa lagi kali ini.” Seolah Ara sudah biasa mendengar yang dikatakan oleh Alen soal putus dengan kekasihnya itu.
“ Karena lo.”
-
Ara tak percaya jika belum ada 24 jam dirinya mendaftar di aplikasi tersebut justru dirinya sudah ada yang mengajaknya open BO dan yang lebih menakjubkan lagi Sita langsung mengiyakan permintaan calon sugar daddynya itu.
“ Kenapa nggak bilang aku dulu sih?”
“ Ya gw rasa lo kan butuh uang secepatnya makanya gw iyain aja lagian kayaknya dia seorang pengusaha deh.”
Meskipun profilnya hanya menunjukan separuh badan yang mengenakan pakaian jas tanpa memperlihatkan bentuk wajahnya, namun jika dilihat dari sudut pandang tertentu jika pria tersebut seorang pengusaha dan semoga saja benar adanya.
“ Ingat awalnya lo masuk ke aplikasi ini tuh buat duit jadi kalau bisa cepat kenapa nggak!”
Dan akhirnya pukul setengah delapan malam, Ara keluar dengan meminjam baju Sita yang menunjang penampilannya dan jangan lupa jika wajah Ara di make over oleh Sita agar menunjang penampilannya, ditutup oleh jaket besar miliknya, Ara melangkahkan kakinya mencari taksi untuk sampai tempat yang disepakati.
“ Ingat jangan grogi, jangan kaku dan dibawa sesantai mungkin, bilang aja kalau lo masih perawan dan butuh uang besar buat suatu hal.”
“ Lalu aku harus minta uang berapa?”
“ Tanya dia bisa bayar keperawanan lo berapa? Kalo diatas 50 sikat aja.”
“ lima puluh?” tanya Ara tak mengerti.
“ Iya 50 Juta.”
Mengingat perkataan Sita, tak terasa dirinya sudah sampai di hotel sesuai yang dikatakan oleh Sita tadi sudah disepakati oleh calon customernya itu, Ara menuju resepsionis dan sepertinya hotel tersebut sudah biasa melihat orang seperti Ara yang datang menemui seseorang.
Ara masuk menuju lantai lima dimana nomor 501.A berada, sesampainya disana Ara menghela nafas dalam mencoba meredam kegugupan dan juga menetralkan detak jantung yang berdetak tak karuan, setelah sedikit tenang, Ara melepas jaket yang dikenakan lalu menekan bel pintu.
Tak lama terdengar suara pintu terdengar, tak ada yang menyambut namun seseorang dari dalam mengatakan untuk masuk kedalam dan tentunya Ara hanya mematuhi perintah tersebut.
Saat Ara sudah sampai dalam, pintu terdengar tertutup dan Ara masih menatap arah sekitar, mencoba melangkah secara perlahan dan disana sosok pria tegap berdiri membelakanginya.
“ Sudah datang kamu.”
“ emm,, hai om saya Ara.”
Pria tersebut membalikkan badannya dan saat itu juga Ara merasa syok begitu hebat mengetahui siapa yang membokingnya.
To be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments