Teman Laknut

"Ok lah, jangan lama-lama ya Dok aku sudah telat"Ucap Davira pada akhirnya yang dibalas anggukan dokter Frans yang bergegas menuju ruangannya.

Tak lama kemudian dokter Frans sudah kembali. Mereka langsung menuju parkiran.

Doctor Frans adalah pria tampan yang sangat baik hati. Jika saja keadaan Davira tidak seperti ini iya pasti sudah jatuh cinta pada dokter Frans, sayangnya untuk saat ini ia tak mau terlibat dengan masalah hati.

ia hanya ingin fokus pada penyembuhan mamanya.

Sepanjang jalan dokter Frans hanya menjadi pendengar yang baik, ia mendengarkan Davira  yang berceloteh tak henti-hentinya.

Davira merasa nyaman dekat dengan dokter Frans dan berbicara dengan dokter Frans.

"Vir,  apa kau sudah mempertimbangkan tawaranku???" tanya dokter Frans menatap serius ke arah wanita yang sudah mencuri hatinya

"Dokter Frans, sebelumnya aku minta maaf.

Aku bukan tak menghargai bantuan mu.

hanya saja aku tak ingin bergantung pada orang lain"ucap Devira hati-hati karena tak ingin menyakiti hati Dr Frans yang sangat baik padanya

"Kalau begitu kita menikah saja agar aku bukan orang lain" celetuk dokter Frans tiba-tiba membuat membuat davira terkejut dan menatap ke arah manik hitam mempesona milik dokter Frans. Davira merasa pipinya menghangat.

namun sedetik kemudian Davira tertawa lepas

"Ih dokter bisa aja becanda.

Udah ah Vira telat nih.

Terima kasih ya tumpangannya" ucap Vira langsung keluar dari dalam mobil Frans, Vira melambai sebentar lalu ia bergegas masuk ke dalam cafe tempatnya bekerja.

Sementara Frans hanya melihat sambil menghela nafas menatap kepergian wanita yang ia cintai

"Jika saja kau tahu aku bersungguh-sungguh apakah tidak pernah ada cinta untukku di hatimu?????"gumam doctor Frans lirik.

Sementara davira berusaha menenangkan hatinya yang berdetak kencang.

Davira sebenarnya  tahu jika perkataan dokter Frans sungguh-sungguh serius.

Hanya saja Davira tidak siap untuk saat ini.

Bukan karena dia tidak menyukai dokter Frans dia juga merasakan getar yang sama yang mungkin saja dirasakan oleh dokter Frans.

Namun ia membunuh perasaan itu demi tujuan yang lain yaitu kesembuhan mamanya.

"Apa dokter Frans baru saja melamar ku ya????

Maafkan aku Frans, bukan aku tak tahu perasaanmu.

Hanya saja aku saat ini hanya ingin fokus pada mamaku.

Jika kita memang berjodoh maka tunggulah aku" gumam Davira menatap kepergian dokter Frans

"Eheemmmm

Yang berangkat kerja diantar doi cie nggak rela banget kayaknya si doi pergi"suara cempreng seorang wanita mengagetkan Davira.

Siapa lagi jika bukan sahabatnya Nita

k"Apa sih loe syirik aja" cibir Vira pada sahabatnya

"Gue bukan syirik ya, gue senang, ternyata loe normal" ucap Nita membuat semua orang tertawa

"Gigiiiii loe"  ucap Vira yang selalu bisa bercanda lepas dengan sahabatnya yang satu ini. Nita adalah sahabatnya sejak ia sekolah dasar, bisa di katakan hubungan mereka sangat dekat.

"kenapa??? Gigi gue  cakep kan???" Ucap Nita sambil memamerkan giginya yang dipasang behel.

"Bau jigong hahaha"ucap Davira asal membuat Nita cemberut. Sambil mengekor Davira

"By the way loe shift malam juga nih????

tumben, apa jangan-jangan loe kangen sama.gue ya baby????"tanya Davira yang melihat Nita masih fresh dengan dandanannya yang menor

"kepedeaan loe

Ya iyalah, loe liat nih bibir gue masih menor merah merekah seperti habis makan bayi dan wajah gue udah cantik maksimal"ucap Nita sambil memanyunkan bibirnya

"Tau nggak nit???? Kok gue malah mikirnya itu kayak pantat ayam"ucap  Vira langsung berlari menuju ruang khusus karyawan sambil cekikikan.

"Vira.....

Dasar loe teman laknut.

Bibir seksi begini di bilang pantat ayam.

Si Jordan aja sampai ketagihan sama bibir gue. Sialan loe bikin gue ilfil" teriak Nita tak terima mengikuti Davira menuju loker karyawan.

Ia merasa kesal pada sahabatnya itu, padahal malam ini ia sudah berdandan selama satu jam agar hasilnya maksimal

Di dalam loker Nita menuntaskan kekesalannya.

Ia berapi-api menggelitik sahabatnya hingga Davira menyerah minta ampun dengan sudut mata mengeluarkan air mata

Karena perbuatan mereka keduanya berantakan mirip anak kecil yang bercanda.

Keduanya terkapar dengan nafas mengurus, ngos-ngosan  seperti orang habis marathon.

"Kok tumben loe shift malam Nit???"tanya Davira serius tidak seperti beberapa waktu lalu.

a sudah berganti pakaian dengan seragam kerjanya

"Iya, tadi gue izin soalnya ada keperluan" ucap Nita sambil  merapihkan make up nya yang luntur akibat mereka bercanda

"Yes, bilang aja loe kangen satu shift sama gue" tanya Vira Menaik turunkan alisnya

"Najis....

"Kepedean loe.

Mendingan loe sekarang cepet capcus terus keluar deh, sebentar lagi pak Juna  pasti ngoceh Karena loe telat"ucap Nita sambil melihat jam di pergelangan tangannya

"Pak Juna shift malam????" Tanya Davira shock.

Pasalnya jarang sekali manager nya itu shift malam..

Ia merasa malam ini malam apesnya.

"Iya, doi sifat malam

Kenapa loe kangen doi??" ledek Nita menaik turunkan alisnya

"Najis,

Sialan loe.

Yang ada gue alergi satu shift sama dia" ucap Davira berbisik karena tubuhnya  bergidik ngeri membayangkan pria tambun yang genitnya kadaluarsa, bagaimana tidak???

Pria tambun itu sudah memiliki tiga istri, namun masih saja gatal tak ingat usia dan istri di rumah

"ADA APA PANGGIL-PANGGIL NAMA SAYA???" tanya seorang pria bertubuh gemuk masuk ke dalam ruang khusus karyawan

"Itu pak, Nita nyari bapak dari tadi katanya ada hal penting yang ingin dia bicarakan.

Saya permisi pak" ucap Vira  langsung ngibrit, ia tersenyum penuh kemenangan sambil menjulurkan lidahnya meledek Nita.

Sementara Nita mengepalkan tangannya kesal kena di kerjai sahabatnya itu

"Teman laknut" gumam Nita kesal sambil melotot kearah Davira yang melarikan diri

"Kamu memaki saya???" tanya Juna menatap Nita

"Ah enggak kok pak, tadi Vira katanya abis makan peanut" ucap Nita asal membuat Juna mengangguk-angguk.

"Awas aja loe vir, gue loe sodorin bandot tua ini.

Dasar teman durhaka" gerutu Niar dalam hati yang melihat Davira di kejauhan mesam mesem

"mau bicara apa sama saya????

Kamu naksir saya???"

"Bu...bukan pak"

"Najis bener nih bandot tua kepedean banget. Apa di rumahnya gak ada kaca???" Gerutu Nita lirih

"Apa kamu bilang???" tanya Juna melotot

"anu pa, saya nanya kapan naik gaji" ucap Nita sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal

"oh kamu kerja yang bener, mikir gaji aja"ucap Juna ngomel-ngomel

"kalau kamu mau jadi istri ke empat saya..." ucap Juna menyeringai lebar

"maaf pak saya mau kerja dulu, permisi.." ucap Nita langsung ambil langkah seribu

Semenit lagi ia bisa muntah melihat seringai Juna yang memuakkan

Terpopuler

Comments

Retno Elisabeth

Retno Elisabeth

heboh davira n nita

2023-08-13

0

Liswati Angelina

Liswati Angelina

seru nih devira ama nita

2023-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!