"Apa kau sudah menghapal semua peraturan yang ada di mansionku!!"
Suara Samuel terdengar begitu nyaring, hingga membuat para maid yang sedang melakukan perkerjaan rumah menoleh ke sumber suara. Tak ada yang berani bergerak sama sekali sekarang, waktu seakan terhenti seketika, kala melihat sang empunya rumah mengeluarkan taringnya. Mereka sudah tahu betul perangai Samuel. Dingin, arogan,otoriter, dan suka bertindak sesuka hati, tak pelak jika para maid melakukan kesalahan, maka mereka akan di hukum pancung.
Suasana begitu mencekam sekarang.
Saat ini, Samuel sedang melayangkan tatapan tajam pada Shera. Tubuh wanita itu nampak bergetar kuat, dia langsung menundukkan kepalanya tak berani menatap mata Samuel yang menembus jantungnya saat ini. Akibat perlakuan Samuel semalam, tanpa Shera ketahui, ia mengalami trauma psikis.
Untuk sekejap keheningan tercipta di sekitar, Shera tak langsung menjawab. Dia tengah mengingat-ingat peraturan yang dikatakan Dimitri kepadanya saat di perjalanan ke mansion tadi.
"Apa kau tuli ha!" Dengan napas memburu Samuel berkata. Wanita di hadapannya ini selalu saja membuatnya naik pitam. Padahal beberapa jam yang lalu, Samuel bahagia karena dalam minggu ini akan berencana pergi berliburan bersama Anne ke suatu tempat.
Shera memberanikan diri mengangkat wajah lalu menatap mata Samuel. "Iya, ak-u ingat, Sam," ucap Shera sedikit gelagapan.
Dengkusan berat terdengar dari hidung mancung Samuel. Seringai tipis terukir di bibirnya tiba-tiba lalu ia berkata tanpa menatap lawan bicara,"Dimitri, kau urus wanita ini jangan sampai melakukan kesalahan sedikitpun, jangan ganggu aku, aku mau istirahat di kamarku, mengerti!"
Shera menundukkan kepala lagi. Wanita itu meremas gaun pengantinnya yang terlihat lusuh dan kumal sekarang. Shera ingin sekali berbicara empat mata dengan Samuel saat ini. Namun, ia urungkan niatnya tatkala mendengar Samuel tak mau diganggu.
Dimitri membungkuk sedikit. "Baik Mister, serahkan semuanya pada Saya."
"Hmmm!" Samuel melangkah cepat ke depan, melewati Shera.
Selepas kepergian Samuel, Shera menarik napas lega. Berada di dekat suaminya itu membuat Shera tak mampu bernapas.
"Nyonya Shera, mari ikuti saya, saya akan menunjukan kamar Nyonya dan ruangan yang tidak boleh anda datangi," sahut Dimitri, datar.
Shera memutar kepala ke samping. "Iya, Dimitri."
Selang beberapa menit, Shera masih berjalan di belakang Dimitri. Sedari tadi pria itu berkicau-kicau, menjelaskan ruangan-ruangan yang tak boleh ia datangi. Walaupun mansion ini terlihat megah, tapi bagi Shera bangunan ini tak lebih seperti penjara.
Shera baru menyadari jika ia nantinya tak boleh berpapasan dengan Samuel sekalipun di mansion, dan semua orang tak boleh tahu dirinya adalah istri Samuel. Dia benar-benar menjadi istri bayangan.
"Saya hanya ingin memperingatkan, jangan sampai melanggar peraturan di mansion ini dan jangan melibatkan oranglain, lalu jika ingin melakukan sesuatu, izinlah pada saya, apa anda sudah mengerti?" tanya Dimitri, menatap lekat-lekat mata Shera yang nampak sembab karena menangis sepanjang malam.
Mata Shera berkedip pelan. "Iya, aku mengerti, Dimitri, apa aku boleh minum? Aku haus," sahutnya, pelan. Sejak semalam perut Shera tak terisi sama sekali.
Secara bersamaan dering ponsel dari saku celana Dimitri berdengung seketika.
"Iya boleh, Nyonya, sudah tahu kan letak dapur, jangan lama, saya akan menunggu di sini dan akan mengantarkan Nyonya ke kamar nanti," katanya sambil mengambil ponsel.
"Iya, aku ingat, terima kasih Dimitri." Shera mengulas senyum tipis kemudian berjalan cepat menuju dapur.
Dimitri menatap datar punggung Shera lalu menekan layar ponsel dan menempelkan benda pipih tersebut ke telinga.
***
Di sepanjang langkah, Shera terheran-heran melihat para maid melengoskan muka saat ia melemparkan senyuman. Bahkan ternyata para perkerja pun sama seperti empunya rumah. Mansion terlihat sangat sepi dan tak ada suara tawa bersenandung di telinga Shera saat ini. Para maid benar bungkam seperti patung. Shera hanya mampu menghela napas kasar, membayangkan kehidupan dia ke depannya. Yang terasa hampa dan tak berwarna.
Lima menit kemudian, Shera sudah sampai di dapur, dia langsung mencari air putih di dalam kulkas. "Ah akhirnya," gumamnya sambil menyambar sebotol air dingin dan menenguknya hingga tandas.
Air dingin yang membasahi kerongkongannya begitu menyegarkan. Setelah minum air tersebut, Shera membalikan badan kemudian hendak melangkah ke depan. Akan tetapi, pergerakannya terhenti saat mendengar suara Samuel tengah berbicara pada maid di ujung sana. Shera teringat seketika, selama tinggal di mansion, Samuel tak boleh bertemu atau berpapasan dengannya. Wanita itu terlihat panik, tanpa pikir panjang bersembunyi di bawah kolong meja dan menelungkupkan badannya.
Oh Tuhan, selamatkan lah aku, apa yang dilakukan Samuel di dapur? Bukankah dia mau istirahat tadi?
Shera berkeringat dingin sekarang tatkala bunyi derap langkah kaki semakin mendekat.
"Kau ingat kan apa yang aku katakan tadi, pergi kau sekarang!" sahut Samuel.
"Ingat Mister, baik, saya permisi dulu, Mister." Seorang maid membungkukan badan kemudian berlalu pergi.
Dari bawah meja, Shera begitu panik dan cemas. Entah mengapa setiap hentakan-hentakan yang ditimbulkan bunyi sepatu Samuel, membuat tubuh Shera bergetar tanpa sebab. Dia dapat melihat Samuel berjalan menuju kulkas. Sepertinya pria itu hendak mengambil sesuatu di kulkas. Terdengar suara tutup botol di buka di luar sana.
Semoga saja dia tidak lama di sini.
Shera berbicara di dalam hatinya sejenak. Dalam sekian detik, Samuel berjalan kembali menuju lorong penghubung antar dapur dan ruangan lain.
Akhirnya.
Shera tersenyum tipis. Akan tetapi senyuman itu pudar saat tiba-tiba kedua tungkai kaki Samuel malah berjalan, mendekati meja. Kini pria itu berhenti tepat di dekat Shera.
Shera meneguk ludahnya berkali-kali, menahan diri untuk bersuara dan melakukan pergerakan.
Hening.
Di luar tak ada suara dan tak ada tanda-tanda Samuel akan bergerak.
Shera semakin panik. Sampai-sampai membekap mulutnya sendiri.
"Ahk!!!" teriak Shera kala kakinya di tarik tiba-tiba oleh seseorang.
Shera ketakutan setengah mati. Saat matanya kini bertemu dengan mata Samuel. Sorot mata yang mampu menghentikan detak jantungnya saat ini.
~ Sembari menunggu up, baca novel teman author juga yuk, di jamin seru
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Ruk Mini
d buat kuat thorrr shera..jgn mau d tindas DONK
2024-03-25
0