Pagi ini, bisa dikatakan aku bangun kesiangan. Kak Anta sudah siap dengan seragam polisinya. dia sibuk memasang kancing, sementara aku hanya bisa menatapnya kaku.
Sampai sekarang ...
Hanya bisa membayangkan sosok pria yang membuatku menyadari jati diri karisma dan maskulinnya membuat jantung ku seakan jungkir balik. aku tak tahu sudah berapa kali aku terpesona dengan fisik kak Anta yang bisa dikatakan sempurna. tetapi lagi-lagi, dengan reaksi yang sama kak Anta meninggalkan ku sendiri dan pergi ke arah kitchen bar yang ada di dekat meja makan.
"Aku buatkan susu untuk wanita hamil. tidak tahu cocok atau tidak denganmu, kalau ada merasa aneh jangan sungkan untuk mengatakannya padaku, ya?!"
Setelah ku amati dia dalam-dalam bersama dengan wajah sangarnya yang datar. Ku ambil gelas susu itu dari tangannya, seandainya pernikahan ini terjadi karena cinta, seandainya pria yang di depanku ini adalah pria yang ku cintai, dan seandainya aku ini adalah perempuan yang dicintainya. mungkin tidak akan se-kaku ini, aku ingin mengobrol banyak dengan pria bertubuh kekar dalam balutan seragam serba hitam dan rompi tebal yang di rancang khusus untuk kesatuannya di kepolisian.
Kak Anta itu memiliki rambut dan sorot mata yang indah, coklat yang mengilap saat tertimpa cahaya hangat matahari. aku menyukai potongan rambutnya terkesan mempertegas garis rahang. secara fisik, aku suka semua yang ada pada dirinya, dari mata cokelatnya yang cemerlang, bibir lebar, sampai kumis dan janggut tipis yang terlihat macho dan rapi.
Bahkan dengan Petra pun aku tidak merasakan daya tarik fisik yang begitu kuat dan instan terhadap pria, apalagi pada pria yang mungkin sepuluh hingga dua belas tahun lebih tua daripada aku.
"Terima kasih kak," kataku kemudian meneguk susu yang dibuatkan langsung olehnya, susu ibu hamil. aku sendiri tidak tahu kapan dia membeli dan menyiapkannya. rasanya enak dan malu-malu.
"Kak, maaf aku bangun kesiangan. tidak buatkan sarapan untuk kakak dan bantu siap-siap."
"Tidak masalah, aku sudah biasa mandiri. kalau sudah selesai taruh gelas dan piring kotornya di wastafel sana, nanti pulang kerja aku akan mencucinya. kamu istirahat saja."
Pada masa ini, aku akan mempercayai bahwa Kak Anta mungkin benar pelita dalam suramnya hidupku. aku terharu, meski dia kaku dan terbilang belum mencintaiku, dia mampu menyingkirkan perasaan itu dan memberikan perhatian seakan anak yang ku kandung ini adalah anaknya sendiri. dan pada saat ini pula, aku telah bersumpah akan belajar untuk mencintainya selamanya.
Tidak lama kemudian, pintu depan jadi berisik karena ada seseorang yang mengetuknya berkali-kali. dengan sigap Kak Anta segera berjalan menuju pintu depan. aku menyusul dari belakang.
Seorang wanita berambut panjang berdiri di depan pintu, rambutnya yang legam berkilauan tergerai lurus sampai ke punggung. kulitnya putih bening dengan bibir berbentuk hati. cantik sekali, sampai aku pun tak mampu memalingkan perhatian selain padanya. rupanya tak hanya aku, reaksi tak terduga pun juga di perlihatkan Kak Anta. matanya membulat lebar meski jauh di dalam situ kesedihan terpancar saat bayang wanita ini masuk ke dalam sorot mata cokelatnya.
Wanita itu hampir terisak, bahkan setelah dia melirik ke arahku.
"Mas, Reza ..." raut wajahnya tampak penuh kesedihan.
Mereka saling mengenal secara pribadi? Apakah wanita ini memerlukan bantuan Kak Anta? itu terdengar tidak terlalu buruk, mengingat kak Anta adalah aparat yang tugasnya membantu dan mengayomi masyarakat.
"Katakan saja semuanya di depanku. jangan tiba-tiba menghilang." matanya berbinar sambil berusaha menahan isak. "Sejak kapan menjalani hubungan dengan gadis lain? benar yang ku dengar ini kalau kamu sudah menikah? Apakah aku berbuat salah padamu, mas? gadis manapun tidak mau di perlakukan seperti ini, tapi kamu satu-satunya orang yang ku percaya menaruh hati. aku selalu menganggap mu pasangan yang ideal. tapi kenapa mengkhianati ku sampai begini?"
Kak Anta diam beberapa saat, kemudian menjawab dengan ekspresi masygul ; "Jangan berharap banyak padaku, aku hanya manusia biasa. maaf, mungkin kita belum berjodoh Isma."
Jawaban Kak Anta yang mengejutkan itu membuat gadis ini tanpa sadar makin terisak sambil mengusap usap pelupuk matanya yang terus membendung bulir bening kecil itu. "Kalau yang Mas Reza maksud itu benar, tolong temui abah dan emak di rumah, sama seperti saat Mas menemui untuk meyakinkan mereka dulu tentang hubungan kita."
"Aku mengerti, pulang kerja nanti aku akan mampir dan minta maaf juga pada orang tuamu." jawab kak Anta seraya membuka jalan saat wanita itu tanpa aba-aba mendekat ke arahku.
dia meraih tanganku dan menggenggamnya erat-erat. binar matanya yang indah dengan bulu mata lentik menatapku penuh keharuan lengkap dengan hiruk pikuk nelangsa yang dialaminya. "Aku tak tahu, aku marah padamu karena hadir di tengah-tengah hubungan kami. tetapi, aku bukanlah perempuan jahat, aku hanya minta jagalah Mas Reza baik-baik. aku dan dia sudah dekat dari kecil dan menjalin hubungan serius selama lima tahun, kami tumbuh bersama dan aku selalu menemaninya baik di masa sulit ataupun bahagianya. tetapi, seperti yang kamu dengar, mungkin aku dan Mas Reza belum berjodoh, karena nyatanya kamu lah wanita yang dia pilih."
Dekat sejak kecil, dan sudah menjalin hubungan selama lima tahun sebenarnya tidak bisa dibilang jalinan ikatan yang singkat. apalagi, semua peristiwa dan perjalanan hidup Kak Anta hampir perempuan inilah saksi hidupnya. tidak terbayang seperti apa cinta yang tumbuh dan merekah di hati mereka masing-masing. tetapi, baik Kak Anta atau pun perempuan ini, mereka mampu membatasi diri untuk tidak berbuat seperti yang aku lakukan dengan Petra. bahkan sekarang, mereka telah mampu menekan perasaan, perasaan kecewa, marah, sedih yang berkecamuk, ribut minta di keluarkan. masing-masing berjiwa besar untuk melawan kenyataan.
Rupanya selama ini, Kak Anta telah menjalin hubungan asmara dengan wanita, dan terpaksa kandas karena Kak Anta memilih untuk menikahi aku, gadis kotor yang tak punya masa depan. yang tak memiliki hubungan apa pun dengannya, kenal saja baru. apalagi mau bahas soal cinta?
Kak Anta itu, pria yang seperti apa? embun dingin yang menetap di daun saat pagi, dia juga Kerang yang menyakiti diri untuk menghasilkan mutiara, kebahagiaan dan kemurnian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
jika sudah ada isma mengapa menikahi karunia?
2023-12-20
0
Ayunda Fadillah
romantis bangetttt
2023-05-23
2
we
kak anta bisa ya... memberi PHP in anak orang ... apa Isma ada salah yg membuat mu perpaling 🤔
2023-05-17
2