Bab 4

Mauren akhirnya mengangkat panggilan telepon tersebut. "Halo," ucapnya.

"Miska sudah bangun belum?" tanya seseorang di seberang telepon.

Yang telepon adalah Thomas suami Mauren. Ia akui untuk perhatiannya pada Miska tidak perlu di ragukan lagi. Tapi, kalau terhadap Mauren, tidak ada sapa hangat mesra sama sekali. Hanya terlihat harmonis di depan umum namun saat di rumah mereka tidak saling tegur sapa.

"Ini, daddy mau ngomong. Say hello to daddy ya!" pinta Mauren kepada Miska.

Gadis kecil itu pun menurut. Ia mengambil alih ponsel sang mommy dan berbicara pada daddy nya. Seperti biasa Mauren akan meninggalkan anak nya berbincang dengan daddy nya. Bukan tanpa sebab Mauren seperti ini, sebelum nya ia masih ikut ngobrol tapi tak satu kata pun di jawab oleh Thomas. Sejak saat itu ia tidak ingin ikut obrolan antara anak dah suaminya.

"Mbak, nitip Miska ya! Aku mau mandi dulu." Ujar Mauren pada pengasuh buah hatinya.

"Iya, nyonya."

Mauren menanggalkan semua pakaian nya. Ia merendam diri di dalam bathub yang sudah di beri aroma vanilla yang sangat menenangkan. Mata nya terpejam sambil mendengarkan musik klasik agar pikiran nya lebih tenang.

Mauren dan Thomas adalah orang kaya. Semua fasilitas tersedia di rumah mewahnya. Megah dan indah kalau orang memandang. Tapi tidak dengan kehidupan di dalamnya. Semua palsu, cinta tidak ada di antara mereka bahkan saling tegur saja sudah jarang di lakukan keduanya.

Di tempat lain.

Darren sedang menikmati sarapan nya. Hanya segelas kopi dan roti panggang dengan selai kacang favorit nya. Sesekali ia melihat ke arah ponsel pintar untuk menyelesaikan pekerjaan nya.

"Kalau lagi makan jangan asyik main ponsel aja." Tegur Renata mama Darren.

"Maaf ma, ini urusan pekerjaan. Aku harus membalas pesan kolega ku yang ada di Singapura." Jawab Darren.

"Lihat anak mu, pa. Aku yang mengandung dan melahirkan tapi dia mempunyai sifat seperti mu. Bahkan wajahnya saja mirip sekali dengan mu. Ini sungguh tidak adil." Ucap Renata pura-pura merajuk di hadapan suami dan anaknya.

"Itu artinya mama sangat cinta dengan papa. Buktinya Darren mirip papa." Ucap Victor papa Darren.

" Tos pa!" Darren mengarahkan telapak tangan nya kepada sang Papa .

"Kalian sungguh keterlaluan. Coba kalau aku punya anak lagi satu cewek. Pasti sudah cantik dan manis seperti ku. Kalau cuma satu gini kan aku ngga punya teman." Ucap Renata.

Darren tertawa, lalu ia bangkit dari tempat duduknya dan memeluk sang mama. "Mama yang terbaik dan tersayang buat Darren. Tentu saja mama adalah ratunya di sini."

Renata tersenyum senang lalu mengecup pipi Darren. "Iya, makasih."

Berbeda dengan Mauren keluarga Darren sangat lah harmonis. Victor sangat mencintai Renata. Bahkan mereka selalu bulan madu saat merayakan ulang tahun pernikahan. Sering menghabiskan waktu bersama serta melibatkan Renata dalam segala hal. Walaupun sang istri adalah ibu rumah tangga tapi ia tidak pernah memandang sebelah mata istrinya. Victor justru selalu mengajak sang istri pergi bersama saat dia harus ke luar kota ataupun keluar negeri.

"Sayang, mama ngga bisa punya anak lagi." Ucap Renata dengan lirih.

"Sudah ada Darren di hidup kita sudah cukup ma. Lagian anak satu kan juga sudah cukup. Nanti kita punya cucunya yang banyak." Ujar Victor.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!