Hampir satu Minggu Aisyah tidak masuk kuliah, sehingga menimbulkan tanda tanya pada Nabila dan juga Alex. Bahkan hampir satu minggu juga dosen Azam tak mengajar.
"Bil, Ais dan juga pak Azam kemana ya? Hampir satu Minggu mereka berdua tidak terlihat batang hidungnya. Apakah mereka berdua sedang liburan?" tanya Alex pada Nabila, sahabatnya Aisyah.
"Aku juga enggak tahu, Lex. Nomer Ais juga enggak bisa dihubungi. Gimana kalau pulang kuliah kita singgah ke rumahnya Ais untuk memastikan keadaan Ais," saran Nabila.
"Boleh juga tuh. Aku juga penasaran mengapa mereka berdua tak menampakkan diri."
Sebenarnya Nabila sudah ingin menjenguk Aisyah, tetapi karena akhir-akhir ini banyak tugas yang harus dikerjakan membuatnya tak punya waktu untuk singgah ke rumah Aisyah. Dalam hati Nabila hanya membatin mungkinkah saat ini Aisyah sedang benar-benar hamil, karena beberapa waktu lalu Aisyah sering mengeluh mual dan sakit kepala. Nabila pun sudah tidak sabar untuk mendapatkan kabar bahagia dari sahabatnya itu.
Waktu berjalan begitu cepat. Nabila dan juga Alex saat ini sudah berada didepan rumah Aisyah dengan beberapa kantong ditangannya. Nabila yang memprediksi jika Aisyah sedang hamil pun membawa buah-buahan seger, termasuk buah mangga muda yang dimintanya dari tetangga sebelah rumah.
"Lex, pencet belnya!" perintah Nabila, karena kedua tangannya telah menenteng kantong plastik.
"Tempat belnya tinggi, Bil. Tangan aku enggak sampai. Kamu ga liat tanganku bawa apa?" protes Alex sambil menunjuk kegiatan yang menentang kantong plastik.
"Sama! Aku juga!"
Keduanya pun saling tak ada yang mau mengalah, hingga akhirnya pintu pun terbuka dengan meskipun keduanya tidak memencet bel. Dan saat dilihat siapa yang membukakan pintu Alex dan juga Nabila saling melempar pandangan.
"Maaf, cari siapa ya?" tanya seorang wanita yang baru saja membuka pintu.
Nabila dan juga Alex berusaha untuk mengecek kembali rumah yang saat ini mereka kunjungi, karena takutnya mereka salah alamat. Namun, semua tidak ada yang salah. Alamat yang mereka singgahi memang benar rumah milik dosen Azam dan juga Aisyah. Tetapi mengapa yang keluar adalah wanita asing?
"Maaf, kalian berdua sedang mencari siapa?" tanya Iza lagi.
Karena sedang tidak salah alamat, Nabila langsung memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan wanita yang ada didepannya.
"Kami cari Ais, karena sudah hampir satu minggu tidak masuk kuliah. Ais-nya ada di dalam?" Nabila pun langsung melontarkan pertanyaan secara langsung.
Mendadak tubuh Iza menegang. Iza sudah bisa membuka jika yang di tempat ini adalah teman Aisyah. Lalu apa yang akan Iza katakan jika saat ini Aisyah sudah tidak berada di rumah itu lagi, karena saat ini Iza adalah penghuni rumah ini.
"Em ... Ais pulang ke rumah orang tuanya," ucap Iza dengan bibir yang telah bergemetar.
"Ais pulang ke rumah orang tuanya? Kok tiba-tiba. Apakah sesuatu telah terjadi kepada orang tua Ais?" Nabila bener-bener.
"Yah ... udah capek-capek bawa barang sebanyak ini tapi Ais-nya enggak ada," gerutu Alex dengan kecewa.
"Pantas aja nomer hapenya enggak aktif. Tapi ngapain Aisyah pulang ke rumah orang tuanya? Apakah dia sedang berantam dengan pak Azam?" tebak Nabila.
Sungguh Azizah tidak tahu apa yang akan dia katakan jika Aisyah pulang karena tidak ingin di madu.
Karena merasa tidak enak, Azizah memutuskan untuk menyuruh dua orang teman Aisyah untuk masuk kedalam terlebih dahulu. Namun, baru saja ingin menyuruhnya masuk, tiba-tiba Azam datang dengan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum. Ada apa ini?" tanya Azam yang merasa heran dengan dua orang mahasiswanya.
"Eh, pak Azam." sapa Alex.
"Waalaikumsallam," jawab Azizah yang kemudian menyalami tangan Azam sama seperti Aisyah menyalaminya.
Ya, saat ini Azizah sudah menjadi pasangan suami-istri, meskipun Azam dan Aisyah belum resmi bercerai. Azam dan Azizah menikah siri, karena saat ini Azam dan Aisyah belum melakukan perceraian, terlebih Azam yang tidak mau menceraikannya. Semua itu Azam lakukan karena tuntutan dari sang mama agar bisa mendapatkan momongan.
Lagi-lagi Nabila dan Alex hanya saling melemparkan pandangan dengan penuh tanda tanya.
"Kalian ngapain kesini?" tanya Azam yang telah menatap dua orang mahasiswanya.
"Kami ke sini cari Ais, Pak. Ais mana ya? Udah hampir satu minggu Ais tidak masuk kuliah. Apakah dia baik-baik saja?" Alex menjawab sekaligus bertanya lagi.
"Ais pulang ke rumah orang tuanya dan tidak tinggal di sini lagi," jawan Azam dengan datar.
"Maksud, Bapak?" sela Nabila.
"Kalau Ais enggak tinggal disini lagi, dia siapa, Pak? Pak Azam kan anak tunggal." Alex menimpali dengan segudang pertanyaan di kepala.
"Dia istri saya."
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Hamidah Hamidah
dih azam gak punya sikap, ðengan mudahnya berpaling
2025-02-24
0
Riana
istri wajib nurut suami
suami wajib nurut ibu kandungnya
🥺🥺🥺🥺
pilih berbakti apa pilih durhaka
2023-07-04
1
ipit
ehhh dasar belut.... sawah, gak gak tapi kamu nukahin juga nyet.... 😂
smoga aja kamu nyesel telah nikahin Azizah, dan Aisyah dapat melupakanmu dengan cepat.....
2023-05-05
0