Di sebuah ruangan Ceo dari salah satu perusahaan yang bergerak di bidang multinasional, tampak seorang laki-laki sedang rebahan di atas sofa.
“King, sebentar lagi kamu yang akan menggantikan posisiku. Tapi kenapa kamu malas-malasan seperti ini?” keluh Queen, kakak dari laki-laki yang dipanggil King itu.
“Aku lelah, Kak. Kamu tahu sendiri kan kalau aku baru saja datang tadi pagi, dan disuruh Papa langsung ke kantor. apalagi tadi taksi yang aku tumpangi mogok di tengah jalan, jadinya aku cari taksi yang lain lagi, sampai harus adu mulut sama tante-tante. Sampai sini juga nggak ngapa-ngapain. Hanya nungguin kamu kerja.”
“Salah kamu sendiri. Dibilangin sama Mama nggak percaya. Bukannya kamu disuruh ambil penerbangan malam? kenapa malah ambil yang pagi-lagi sekali. Jadinya kamu terlambat kan? Dan kamu bilang nggak ngapa-ngapain? Kamu saja yang disuruh nggak mau. Awas saja, sebentar lagu Papa datang aku aduin kamu.”
Queen masih kesal dengan sikap adiknya yang menurutnya masih kekanak-kanakan. Namun dia harus banyak bersabar sambil mengusap perut buncitnya agar si jabang bayi nanti kalau lahir tidak seperti Omnya.
“Kenapa kamu pakai usap-usap perut? Aku sumpahin nanti keponakanku kelakuannya sama kayak aku plus ketampanannya.” Ucap Pasha yang melihat sang kakak tengah bergumam kecil sambil mengusap perutnya.
King Pasha Lutfan adalah anak kedua dari pasangan Nabil dan Shanum. Laki-laki berusia dua puluh empat tahun itu baru saja pulang dari luar kota di mana ia selama ini bekerja. Tepatnya bekerja di kantor cabang perusahaan Papanya.
King adalah nama panggilan dari kedua orang tuanya, karena anak pertama mereka bernama Queen, jadi saat anak kedua lahir berjenis kelamin laki-laki diberi nama King. Jadilah semua anggota keluarga memanggilnya King.
Namun, King tidak suka dengan nama panggilan itu. King hanya panggilan khusus buat keluarganya. Dia lebih suka dipanggil dengan nama Pasha. Karena ada pengalaman buruk yang dialami Pasha saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Teman-temannya mengolok dengan sebutan King-Kong.
Di kantor cabang sebelumnya Pasha menjabat sebagai direktur keuangan. Karena sang Kakak yang tengah hamil besar dan sebentar lagi melahirkan, akhirnya sang Papa meminta Pasha untuk pulang dan diminta untuk menggantikan posisi Queen menjadi Ceo. Entah setelah melahirkan nanti Queen akan kembali lagi ke kantor atau tidak. Namun yang pasti, dia sudah melepas jabatan Ceo pada sang adik yang lebih pantas. Apalagi pengetahuan dan pengalaman Pasha sudah cukup mumpuni.
Cklek
Seorang pria paruh baya masuk ke ruangan Ceo dengan membawa map berisi dokumen penting dan diserahkan pada Queen. Pria itu melirik ke arah sofa di mana tampak seorang laki-laki sedang rebahan di sana.
“Tuh Pa, gimana mau jadi Ceo kalau kerjaannya rebahan terus begitu?” gerutu Queen sengaja membuat Papanya marah agar Pasha mendapat omelan dari Papanya.
“Kamu cek dulu dokumen itu. nanti kamu langsung koordinasi saja sama kepala HRD mengenai perekrutan karyawan baru.” Ucap Papa Nabil mengabaikan aduan Queen terhadap adiknya.
“Iya, Pa.” jawab Queen singkat.
“King, sekarang kamu ikut ke ruangan Papa!” ujar Papa Nabil dengan tegas.
Queen tampak tersenyum menang. Dia sangat yakin kalau adiknya akan mendapat siraman rohani dari Papanya. Apalagi sebentar lagi posisinya akan digantikan oleh adiknya. Sudah bisa dipastikan kalau telinga Pasha sebentar lagi panas karena nasehat-nasehat Papanya. Seperti yang dia alami dulu saat awal-awal menjabat posisi Ceo.
Queen menjulurkan lidahnya pada Pasha yang berjalan dengan malas mengikuti Papanya. Sedangkan Pasha sendiri tidak peduli dengan ledekan kakaknya.
***
Jam istirahat tiba. Era yang sejak tadi pagi perutnya belum terisi nasi, ia buru-buru keluar dari ruangannya dan bergegas pergi ke kantin. Dia sengaja mempercepat langkahnya agar tidak sampai antri panjang di kantin.
Setibanya di kantin, Era tampak bernafas lega. Antrian karyawan yang akan makan siang belum terlalu panjang. Ia pun segera mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan beberapa lauk. Karena kantin di perusahaan pakai cara prasmanan. Jadi semua karyawan bebas memilih menu makanan sesuai takarannya sendiri.
Era membawa piring beserta gelas minumnya ke salah satu meja yang kosong. Akhirnya ia bisa menyantap makanan yang begitu menggoda seleranya.
Baru saja satu supa nasi masuk ke dalam mulutnya dan belum sempat ia kunyah, tiba-tiba saja Gala sudah duduk manis di hadapannya dengan piring berisi makanan yang sama dengan Era.
“Selamat makan, Juleha!” ucap Gala tersenyum manis pada Era.
Era kembali melanjutkan makannya. Dia tidak peduli dengan keberadaan Gala. Yang terpenting saat ini adalah mengisi perutnya. Gala sendiri juga menikmati makan siangnya sambil sesekali menatap Era yang tidak ada jaim-jaimnya saat makan. Biasanya seorang perempuan sangat menjaga sekali pola makannya agar badannya tidak melar. Tapi tidak untuk Era. Mau makan sebanyak apapun, badannya tetap ramping.
“Tadi aku lihat Nyonya Queen masuk ke ruanganmu. Tapi kamu nggak ada. Ternyata sudah sampai sini lebih dulu.” ujar Gala.
“Benarkah?” tanya Era setelah menyelesaikan makan siangnya.
“Iya. coba saja nanti kamu cari tahu. Barangkali ada hal penting yang ingin disampaikan ke kamu.”
Era hanya mengangguk. Setelah selesai makan siang, Era langsung kembali ke ruangannya. Sedangkan Gala yang masih ingin menikmati sisa waktu istirahatnya bersama Era, terpaksa gigit jari karena Era terlihat sangat sibuk.
“Sulit sekali sih menakhlukan kamu, Juleha.” Gumamnya sedikit frustasi.
**
Benar saja, sesampainya Era di ruang kerjanya, ia mendapat panggilan dari atasannya. Setelah jam makan siang selesai, Era diminta untuk datang ke ruangan Ceo. Dan sekarang juga Era pergi ke sana.
Queen yang tak lain adalah Ceo dari perusahaan tempat Era bekerja merupakan adik tingkat Era semasa kuliah dulu. Queen yang usianya dua tahun lebih muda dari Era, dulu sangat mengagumi sosok Era yang sangat tegas. Bahkan dulu Era pernah menjadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Banyak sekali yang mengagumi sosok Era, termasuk Queen.
Meskipun saat ini dunia seperti terbalik, Queen yang menjadi atasan Era, namun Queen tetap menghormati Era dan tidak berbuat semena-mena. Sedangkan Era sendiri juga bersikap hormat pada mantan adik tingkatnya itu yang kini menjadi atasannya.
Era kini sudah masuk ke ruangan Ceo setelah mengetuk pintunya. Dia tersenyum ramah pada bumil itu.
“Selamat siang Kak Juleha!” sapa Queen.
Kalau mereka sedang berdua, Queen selalu memanggil Era dengan sebutan Kakak.
“Selamat siang Nyonya Queen. Ada yang perlu saya bantu?”
Queen pun memberikan sebuah dokumen pada Era. Dia juga menjelaskan mengenai perekrutan karywan baru bisa dimulai minggu depan. Sekalian nanti interviewnya dilakukan secara langsung oleh Ceo baru yang akan menggantikannya.
“Jadi, kamu beneran mau resign Queen?” tanya Era yang sudah mengubah gaya bicaranya lebih santai.
“Iya, Kak. Tahu sendiri kan nih perut sudah mau brojol. Lusa mungkin ada meeting sekaligus mengenalkan Ceo baru penggantiku.”
“Ya sudah, semoga proses persalinan kamu nanti lancar. Sehat Mama dan debay’nya. Ya sudah, aku kembali lagi ke ruang kerjaku kalau gitu.” Pamit Era.
Era keluar dari ruangan Ceo. Dia berjalan sambil membaca dokumen yang baru saja diberikan oleh Queen.
“Eh, Tante? Kita bertemu lagi di sini ternyata.” Seru seseorang yang sudah berdiri di depan Era.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Cahyani Sutopo
model2nya di king ini nurunin bapaknya yg palyboy kayaknya,,,🤔🤔
2023-05-14
4
Neneng cinta
ehhhh,,,adik ketemu tante lg ya😂😂😂,,jodoh tuh ketemu trs.....
2023-05-02
2
Neneng cinta
brojolnya kembar jg ga Queen?😁.....keren keluarga kembar turun temurun......♥️♥️♥️
2023-05-02
1